Anda di halaman 1dari 7

AL-MURSHALAH, Vol. 2, No.

2, Juli - Desember 2016 • p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

KONSEP PEMBAHARUAN DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN


MUHAMMAD ABDUH

Syamsul Bahri dan Oktariadi1

Email: syamsul_bahri@yahoo.co.id & oktariadi@yahoo.co.id

Info Artikel Abstrak


__________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tulisan ini dilatarbelakangi oleh realita sejarah menunjukkan, bahwa
Dipublikasi Juli 2016
dunia Islam, pada abad ke 18 jatuh di bawah nominasi Barat yang dikenal
sebagai penjajah. Kedatangan mereka ke dunia Islam bukan hanya sekedar
menjajah dalam arti fisik, akan tetapi mereka juga menawarkan berbagai
kebudayaan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan mereka
jauh lebih maju bila dibandingkan dengan kebudayaan umat Islam,
sehingga dengan mudah dapat menguasai dunia Islam. Dengan ketinggalan
umat Islam tersebut, maka bangkitlah kesadaran dari beberapa tokoh
ulama Islam yang sadar dengan ketinggalan ini dengan mengemukakan
pandangan dan ide-idenya, baik dalam bentuk tulisan maupun karya nyata
sebagai jawaban terhadap tantangan yang mereka hadapi, di antaranya
pemikiran Muhammad Abduh. Hasil kajian menunjukkan bahwa ide
pemikiran beliau dalam bidang pendidikan, misalnya, tentang keterpaduan
antara pendidikan agama dan umum dalam sistem pendidikan. Ide beliau
ini terlihat jelas ketika ia memasukan kurikulum pendidikan umum ke
Universitas al-Azhar yang notabene saat sangat anti pada filsafat, di
samping itu, pembaharuan juga dilakukan dalam bidang fiqh, tauhid, sosial,
tata negara, dan sebagainya. Ide-ide pembaharuannya mempunyai dampak
yang sangat luas terhadap perjalanan mutakhir sejarah Islam, termasuk
dalam pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia.

Kata Kunci : Pembaharuan, Pemikiran dan Muhammad Abduh

• p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

Alamat Korespondensi:
Kampus STAI Tapaktuan, Jalan T. Ben Mahmud, Lhok Keutapang, Aceh Selatan,
Email: jurnal.staitapaktuan@gmail.com

_______________
1Syamsul Bahri, MA, merupakan Dosen Tetap Program Studi Ahwal Al-Syaksyiyyah (ASY) pada
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tapaktuan, Aceh Selatan. Oktariadi S, MA merupakan Dosen Tetap
Program Studi Ahwal Al-Syaksyiyyah (ASY) STAI Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
32
AL-MURSHALAH, Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2016 • p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

PENDAHULUAN BIOGRAFI MUHAMMAD ABDUH


Realita sejarah menunjukkan, bahwa Muhammad Abduh dari keluarga
dunia Islam, pada abad ke 18 jatuh di bawah petani yang sederhana, taat dan cinta ilmu.3
nominasi Barat yang dikenal sebagai Dilihat dari garis keturunannya ibunya
penjajah. Kedatangan mereka ke dunia Islam berasal dari bangsa Arab yang mempunyai
bukan hanya sekedar menjajah dalam arti hubungan dengan keluarga dengan Bani Adi
fisik, akan tetapi mereka juga menawarkan yang silsilahnya sampai kepada Umar bin
berbagai kebudayaan. Memang tidak dapat Khattab.4 Sedangkan ayahnya bernama
dipungkiri bahwa kebudayaan mereka jauh Abduh ibn Hasan Khair berasal dari bangsa
lebih maju bila dibandingkan dengan suku Turki.5
kebudayaan umat Islam, sehingga dengan Pendidikan yang beliau tempuh
mudah dapat menguasai dunia Islam.2 Hal ini dimulai dengan pelajaran dasar yakni
secara tidak langsung membuka mata dunia menulis dan membaca Al-Quran yang diajar
Islam dan membangkitkan kesadarannya sendiri oleh orang tuanya. Karena
bahwa Barat sudah maju dan umat Islam kecerdasannya, sehingga Muhammad Abduh
masih tertinggal, dan sekaligus dapat dapat menghafal Al-Quran selama dua tahun.6
membawa pengaruh terhadap perkembangan Prestasi yang diraihnya ini semakin
pendidikan, politik, ekonomi, keagamaan, dan meningkat tekad orang tuanya melanjutkan
sosial budaya. pendidikan Muhammad Abduh. Pada tahun
Dengan ketinggalan umat Islam 1862, ia dikirim ke Tanta untuk belajar
dengan dunia Barat tersebut, maka agama di masjid al-Ahmady. Selama dua
bangkitlah kesadaran dari beberapa tokoh tahun ia belajar nahwu, sharaf, fiqh dan lain-
ulama Islam yang sadar dengan ketinggalan lain. Ia merasa tidak mengerti apa yang ia
ini dengan mengemukakan pandangan dan pelajari, sehingga ia merasa kecewa atau
ide-idenya. Mereka menuangkan putus asa karena tidak mendapat ilmu
pemikirannya, baik dalam bentuk tulisan pengetahuan sebagaimana yang diharapkan.
maupun karya nyata sebagai jawaban Hal ini disebabkan oleh metode pengajaran
terhadap tantangan yang mereka hadapi. yang digunakannya hanya mementingkan
Dalam tulisan singkat ini, kami menfokuskan hafalan tanpa pengertian.
pada kajian tentang ide pembaharuan dalam Setelah selesai di Tanta, Muhammad
perspektif pemikiran Muhammad Abduh, Abduh meneruskan pelajarannya ke al-Azhar
yang notabene telah membangkitkan pada tahun 1866. Di sinilah ia lebih banyak
semangat umat Islam dari ketinggalan Barat menimba ilmu dan mengikuti pelajaran
dan juga mengajak umat Islam dengan serius. Sewaktu masih belajar di al-
mengintrospeksi diri, menghayati kembali Azhar Muhammad Abduh bertemu dengan
sumber dasar Islam yaitu Al-Quran dan as- Jamaluddin al-Afghani ketika dia datang ke
Sunnah serta memberikan semangat untuk Mesir dalam perjalanannya dari Istambul.
berijtihad. Muhammad Abduh bersama dengan teman-
Permasalahan ini terasa sangat temannya mengujungi Jamaluddin al-Afghani
penting untuk dibahas, agar kita dapat di penginapannya. Dalam pertemuannya
mengetahui bagaimana yang sebenarnya dengan Jamaluddin al-Afghani mengajukan
pemikiran dan ide-ide pembaharuan yang _______________
dikemukakan oleh Muhammad Abduh, 3Lihat, Harun Nasution, Pembaharuan
karena yang ide pembaharuan yang Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),
dilakukan oleh Muhammad Abduh hal. 58.
mempunyai dampak yang sangat luas 4Mustafa al-Razi, Muhammad Abduh,

terhadap perjalanan mutakhir sejarah Islam, (Mesir: al-Baby al-Halaby, 1945), hal. 13.
5Mengenai tempat dan tanggal kelahiran
termasuk dalam pembaharuan pemikiran
Islam di Indonesia. Muuhammad Abduh tidak diketahui secara pasti.
Namun demikian, sebagaimana pakar
mengatakan bahwa ia lahir di sebuah Desa hilir
_______________ Mesir dan sebagian lain mengatakan bahwa ia
2Nurkholis Madjid, Islam, Kemodernan dilahirkan di desa Hisah Syabsyir terletak di
dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1998), sebelah barat Mesir. Lihat, Ibid., hal. 14
hal. 310. 6Ibid, hal. 59.

Syamsul Bahri, MA & Oktariadi S, MA |33


AL-MURSHALAH, Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2016 • p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

beberapa pertanyaan kepada mereka tentang IDE-IDE PEMIKIRAN MUHAMMAD ABDUH


arti beberapa ayat Al-Quran. Kemudian ia Sebagaimana terlihat dalam
memberi tafsirannya sendiri secara luas dan biografinya, Muhammad Abduh dikenal
terperinci.7 dalam dunia Islam sebagai mujadid. Ia
Pada tahun 1877, Jamaluddin Al- berusaha untuk mengadakan pembaharuan
Afghani datang untuk yang dua kalinya. Dia dengan mengajak kembali kepada ajaran
menginginkan untuk tinggal di Mesir, Islam, mengkajinya dengan jernih dan
sehingga Muhammad Abduh menjadi salah menafsirkan kembali (reinterpretasi)
seorang muridnya yang setia. Ia
mendapatkan ilmu pengetahuan dari pemahaman agama itu secara kritis, sehingga
gurunya, baik itu berupa filsafat, ilmu kalam, ajaran Islam benar-benar mampu
ilmu pasti dan sebagainya.8 Pada tahun 1877 diaktualisasikan dalam perkembangan zaman
ia berhasil menyelesaikan studinya dengan yang selalu berubah, sehingga ia dianggap
memperoleh gelar ‘alim dan berhak mengajar sebagai bapak peletak aliran modern dalam
di Universitas al-Azhar. Kemudian Islam.13
Muhammad Abduh mengajar al-Azhar Dar al- Muhammad Abduh, sebagaimana
‘Ulum dan di rumahnya sendiri. Di antara gurunya Jamaluddin al-Afghani melihat
buku yang diajarkannya adalah Tahzid al- bahwa salah satu sebab mendasar bagi
Akhlak karangan Ibnu Maskawiah dan
banyak yang lainnya. 9 keterbelakangan umat Islam adalah
Di samping itu, Muhammad Abduh mundurnya tradisi intelektual. Karenanya, ia
aktif mengajar di berbagai sekolah dan ia juga menginginkan agar kebebasan berpikir umat
aktif menulis artikel di surat kabar harian. harus membangkitkan kembali. Namun,
Tulisannya semakin hari, semakin berbau Muhammad Abduh berbeda dengan gurunya
politik sehingga kritikan datang kepadanya Jamaluddin al-Afghani yang lebih
dengan tuduhan menentang pemerintahan mengutamakan bidang politik dari pada yang
Kadevi Taufiq, sehingga ia diasingkan keluar lain, maka Muhammad Abduh kelihatannya
Cairo.10 Sedangkan pada tahun 1880 dia melihat bahwa bidang pendidikan dan ilmu
diangkat menjadi direktur surat kabar resmi pengetahuan lebih menentukan daripada
pemerintahan Mesir, yaitu al-Waqai’al bidang politik.14 Oleh karena itu, ia
Mishriyyah. Surat kabar ini, di samping mencurahkan perhatian yang besar dalam
dipergunakan untuk menyiarkan berita usaha mereformasi pendidikan Islam dan
resmi, akan tetapi juga dipergunakan sebagai mengintensifkan kembali tradisi intelektual
media untuk menyebarkan artikel-artikel yang telah memudar. Hal ini bukan berarti
tentang kepentingan nasional Mesir, di mana bidang-bidang lain diabaikannya. Untuk lebih
saat itu, perasaan nasionalisme Mesir sudah jelasnya akan diketengahkan di bawah ini
mulai timbul.11 beberapa ide-ide pemikirannya, antara lain:
Di samping itu, Muhammad Abduh 1. Bidang pendidikan
berjiwa besar dan tidak pernah patah Muhammad Abduh menganggap,
semangat dalam memperjuangkan idenya, pembaharuan dalam bidang pendidikan,
jabatan hakim ditekuninya, namanya semakin merupakan suatu hal yang sangat esensial
harum sehingga pada tahun 1894 M, ia bagi kemajuan umat Islam. Hal ini didasarkan
diangkat menjadi anggota Majlis A’la di al- pada pakta sejarah, bahwa kondisi lembaga
Azhar dan pada tahun 1899 diangkat menjadi pendidikan waktu itu, belum mampu
Mufti Mesir. Kedudukan tinggi ini mengantarkan umat Islam kepada kemajuan
dipegangnya sampai ia meninggal dunia pada yang diinginkan. Nampaknya, apabila diamati
tahun 1905 M.12 terdapat dualisme dalam pendidikan.
Sekolah-sekolah umum yang berkiblat ke
_______________ Barat, lebih memfokuskan pendidikannya ke
7Nasution, Pembaharuan … hal. 60-61. arah pengembangan intelektual, sedangkan
8Lihat, Arbiya Lubis, Pemikiran
Muhammadiyah dan Muhammad Abduh, (Jakarta: _______________
Bulan Bintang, 1989), hal. 114. 13John J. Donohue, Islam dan
9Ibid, hal. 61 Pembaharuan, Terj. (Jakarta: Rajawali, 1984),
10Ibid. hal 62. hal. 30.
11Ibid. Hal. 63. 14Lihat, Madjid, Islam, Kemodernan …
12Ibid, hal. 62. hal. 310.
34 | Konsep Pembaharuan dalam Perspektif Pemikiran Muhammad Abduh
AL-MURSHALAH, Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2016 • p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

madrasah-madrasah yang berkiblat ke Timur mahasiswa, beasiswa pendidikan,


memfokuskan pendidikannya ke arah membangun rektorat dan mengangkat
pendidikan spiritual dan kurang pegawai-pegawainya dan mengintensifkan
memperhatikan aspek intelektual. kembali peranan perpustakaan.17
Menurutnya, pendirian sekolah itu harus Apa yang telah disebutkan di atas,
mengarah kepada dua tujuan. Pertama, mengenai pembaharuan kurikulum, metode
Mendidik akal dan jiwa anak didik. Kedua, dan administrasi pendidikan semua itu
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. merupakan pendidikan formal. Sedangkan
Dari statemen yang dikemukakan di dalam pendidikan non-formal, Muhammad
atas, terlihat bahwa Muhammad Abduh Abduh menyebutkan sebagai islah (usaha
menginginkan adanya konsep pendidikan perbaikan). Dalam usaha penyelenggaraan
terpadu, yaitu pendidikan bukan hanya pendidikan ini, Muhammad Abduh melihat,
mementingkan intelektual semata dan bukan penyaingnya campur tangan pemerintah,
pula yang hanya menjurus ke arah spiritual, terutama dalam mempersiapkan
namun kedua-duanya berjalan seiring, pendakwah.18
sehingga pendidikan dapat menjawab Dilihat dari pembaharuan pendidikan
tantangan zaman, dan menghantarkan yang dicanangkan Muhammad Abduh,
manusia ke arah kebahagiaan dunia dan kelihatannya ide-idenya sangat relevan
akhirat. dengan perkembangan pendidikan modern
Untuk mengaplikasikan sekarang ini, terutama yang berhubungan
pemikirannya, Muhammad Abduh dengan pemikiran beliau tentang
mengusahakan untuk mengubah sistem keterpaduan antara pendidikan agama dan
pendidikan al-Azhar. Dipilihnya al-Azhar umum dalam sistem pendidikan. Ide beliau
sebagai sasaran pertama barang kali karena ini terlihat jelas ketika ia memasukan
al-Azhar merupakan jantung masyarakat kurikulum pendidikan umum ke Universitas
Islam. Dalam hal kurikulum Muhammad al-Azhar yang notabene saat sangat anti pada
Abduh menghendaki agar dimasukkan mata falsafah.
kuliah filsafat untuk mahasiswa al-Azhar. 2. Bidang Ijtihad
Menurut Abduh, filsafat dapat menghidupkan Pembaharuan Muhammad Abduh
kembali intelektualisme Islam yang sudah dilatarbelakangi oleh kondisi sosial umat
padam.15 Islam. Umat Islam saat itu berada dalam
Selain filsafat Abduh juga kemunduran di segala bidang sebab
menginginkan, agar ilmu pengetahuan kemunduran tersebut, menurut Muhammad
modern harus dimasukkan ke dalam Abduh, karena adanya paham jumud yang
kurikulum al-Azhar, agar ulama-ulama Islam ada di kalangan mereka. Karena dipengaruhi
mengerti kebudayaan modern dan dapat paham jumud, umat Islam tidak menghendaki
mencari penyelesaian yang baik bagi perubahan dan tidak mau menerima
persoalan-persoalan yang timbul dalam perubahan.
zaman modern. Di samping ide-ide Barangkali, kondisi inilah yang tidak
Muhammad Abduh untuk memasukkan ilmu disenangi Muhammad Abduh dan
modern ke al-Azhar, ia juga berpendapat mengakibatkan umat Islam lupa terhadap
untuk memasukan pendidikan agama yang ajaran yang sebenarnya. Oleh karena itu, dia
mantap, sejarah Islam dan sejarah berusaha mengajak kembali kepada ajaran
kebudayaan Islam ke dalam sekolah-sekolah Al-Quran dan al-Sunnah, sebagaimana
yang didirikan pemerintah untuk mendidik Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Ibn
tenaga ahli dalam bidang administrasi, Abdullah al-Wahab. Namun, Muhammad
meliter, kesehatan, perindustrian dan lain Abduh tidak sebatas kembali kepada Al-
sebagainya.16 Sementara dalam bidang Quran dan al-Sunnah, akan tetapi harus
administrasi pendidikan, Muhammad Abduh
_______________
berpendapat untuk memberikan honorium 17Lihat,Harun Nasution. Muhammad
untuk ulama al-Azhar, mendirikan asrama Abduh dan Teologi Rasional Muktazilah, (Jakarta:
_______________ UI Press, 1986), hal. 20.
15Ibid., hal. 311. 18Lubis. Pemikiran Muhammadiyah dan
16Nasution, Pembaharuan … hal. 61. Muhammad Abduh, hal. 157-158.
Syamsul Bahri, MA & Oktariadi S, MA |35
AL-MURSHALAH, Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2016 • p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

mengadakan reinterpretasi secara kritis nilai perbuatan. Dengan demikian kata


ajaran Al-Quran dan Sunnah terhadap Muhammad Abduh, akan menimbulkan
masalah-masalah agama dalam kehidupan dinamika umat Islam kembali.23 Adapun
umat Islam.19 anggapan bahwa pengakuan terhadap adanya
Untuk mengetahui sejauh mana usaha seorang hamba dapat membawa
ijtihad yang dilakukan Muhammad Abduh, di kepada paham syirik, menurut Muhammad
bawah ini dipaparkan contoh ijtihad Abduh pengertian syirik yang dimaksudkan
Muhammad Abduh: (1) Ketika dia menjadi dalam Al-Quran dan Sunnah adalah meyakini
mufti dia berfatwa tidak musti harus bahwa selain Allah mempunyai pengaruh
mengikuti pendapat mazhab Hanafi, akan yang mengungguli sebab-sebab dzahir yang
tetapi ia berusaha mentarjih pendapat ulama telah ditetapkan serta meyakini bahwa
atau dengan berijtihad dalam menafsirkan sesuatu selain Allah mempunyai kekuasaan
ayat Al-Quran; contoh Muhammad Abduh terhadap kemampuan semua makhluk
membolehkan untuk memakan sesembelihan dengan meminta pertolongan kepadanya
ahli kitab.20 (2) Ijtihad Muhammad Abduh pada masalah-masalah yang tidak sanggup
telah terlihat dalam penafsiran ayat Al-Quran. diatasi oleh manusia, seperti meminta agar
Dalam hal ini ia berpendapat bahwa menang dalam peperangan tanpa adanya
kebolehan bertayamum meskipun air ada kekuatan bala tentara atau meminta agar
tidak banyak lagi mereka sakit, tetapi bagi sembuh dari penyakit tanpa berobat dan lain
musafir.21 sebagainya.
Dalam permasalahan ini, nampaknya 4. Bidang Sosial
beliau meninggalkan pendapat mazhab. Dalam bidang sosial Muhammad
Dengan kata lain, ia tidak terikat pada ulama Abduh menekankan arti pentingnya
mazhab dalam mengembangkan persatuan. Persatuan adalah merupakan
pemikirannya, tetapi ia lebih cenderung faktor penting bagi keteguhan masyarakat.
menginteprestasi kembali pendapat para Ide persatuan ini erat kaitannya dengan
ulama kembali dan menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai yaitu menentang
konteks sekarang ini dengan menggunakan atau mendobrak imprialisme barat. Umat
ijtihadnya. Islam kata Muhammad Abduh akan selalu
3. Bidang Teologi terhina bila mana tidak ada rasa persatuan.
Muhammad Abduh melihat umat Muhammad Abduh mengibaratkan persatuan
Islam pada umumnya menganut paham bagaikan buah dari sebuah pohon yang
fatalis (Jabariah). paham ini tentunya turut bercabang, berdaun, berdahan dan berakar.
mempengaruhi kemunduran umat, karena Pohon itu adalah akhlak yang mulia dengan
orang yang berpaham fatalis tidak mengakui segala tingkatannya, umat Islam harus
adanya eksistensi perbuatan manusia. mendidik dirinya dengan pendidikan Islam
Manusia hanya menerima apa yang telah yang sebenarnya untuk mendapatkan buah
ditentukan Tuhan, tanpa mau berusaha. tersebut. Sebab tanpa pendidikan, cita-cita
Dengan demikian paham fatalis, kelihatannya akan sia-sia dan menjadi mimpi belaka, setiap
telah menyelewengkan paham qada dan kebutuhan tidak akan terpenuhi.24
qadar, yang dianut oleh umat Islam zaman Namun demikian, bukan berarti
Klasik. Pada zaman klasik qada dan qadar Muhammad Abduh berpaham sosialis ala-
mengandung unsur dinamis, dan erat komunis, dia masih tetap mengakui hak milik
kaitannya dengan sunnatullah.22 perorangan, dan dia selalu menghimbau para
Paham fatalis menurut Muhammad hartawan agar mau bekerja sama dan
Abduh perlu diubah dengan paham mengorbankan hartanya untuk memajukan
kebebasan manusia dalam kemauan dan pendidikan masyarakat. Usaha yang nampak
dalam bidang sosial ini juga Muhammad
_______________ Abduh mendirikan organisasi sosial yang
19Donohue, Islam … hal. 30.
20 Ibid, hal. 146. _______________
21Ibid, hal. 147. 23Lihat, Nasution, Pembaharuan … hal. 66.
22Muhammad Abduh, Risalah al-Tauhid, 24Muḥammad al-Bahī, Pemikiran Islam
terj. Firdaus, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hal. Modern. Terj. (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1989),
46-47. hal. 67.
36 | Konsep Pembaharuan dalam Perspektif Pemikiran Muhammad Abduh
AL-MURSHALAH, Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2016 • p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

bernama al-Jami’iyyat al-Khairiyyat al- Islam sudah memasukan materi ilmu


Islamiyat. Tujuan organisasi ini adalah pengetahuan modern di dalam
menyantuni fakir miskin anak yang tidak kurikulumnya.
mampu orang tuanya membiayai. Wakaf juga
tidak luput dari perhatiannya karena wakaf SARAN-SARAN
merupakan sumber dana yang sangat efektif. Berdasarkan hasil penelitian, ada
Untuk itu, ia membentuk majelis administrasi beberapa saran yang dapat diajukan sebagai
wakaf. Salah satu sasarannya ia ingin tindak lanjut penelitian ini yaitu.
memperbaiki masjid, manajemen dan 1. Agar pengalaman Muhammad Abduh
administrasinya.25 dalam mencetuskan ide-ide
5. Bidang Ketatanegaraan pembaharuan tersebut dapat
Dalam bidang ketatanegaraan, menginspirasi kita semua, terutama bagi
kelihatannya Muhammad Abduh para pimpinan Perguruan Tinggi Islam.
berpendapat bahwa kekuasaan negara harus Dalam proses mencapai sebuah
dibatasi. Mesir, pada zamannya, telah perubahan besar itu sangat tidak mudah,
mempunyai konstitusi dan usahanya di akan tetapi kita membutuhkan dukungan
waktu itu tertuju kepada kebangkitan pihak lain;
kesadaran rakyat akan hak-hak mereka 2. Konsep pembaharuan yang digagas oleh
menurut pendapatnya, di mana pemerintah Muhammad Abduh itu sangat menarik,
wajib bersikap adil terhadap rakyat. sehingga ide-ide demikian sangat patut
Konsekuensinya, rakyat harus patuh dan ditiru dan dikembangkan oleh praktisi
mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap pendidikan di zaman teknologi
pemerintah. Kepala negara adalah manusia modern ini.
biasa, dia bisa berbuat salah dan dipengaruhi 3. Bagi para peneliti berikutnya,
oleh hawa nafsunya dan kesadaran rakyatlah diharapkan dapat melakukan penelitian
yang bisa membawa kepala negara yang lanjutan dengan mengungkapkan fakta-
demikian sifatnya kembali kepada jalan yang fakta terbaru terkait tentang ide
benar. Kesadaran rakyat dapat dibangun pembaharuan Muhammad Abduh,
melalui pembangunan sarana-sarana sehingga dapat diimplementasikan pada
pendidikan, surat kabar dan sebagainya.26 masa yang akan datang.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Muhammad Abduh adalah seorang
mujaddid yang pemikiran dan ide-ide
pembaharuannya mempunyai dampak
yang sangat luas dan menentukan
terhadap perjalanan mutakhir sejarah
Islam, termasuk di Indonesia sendiri;
2. Ide pembaharuan yang dilakukan oleh
Muhammad Abduh dalam
perkembangan Islam luas sekali,
termasuk dalam bidang pendidikan,
ijtihad, ketatanegaraan dan teologi.
Pemikiran yang di kemukakannya,
khususnya dalam bidang pendidikan
dapat mempengaruhi pendidikan yang
berkembang di dunia Islam saat ini,
sehingga terlihat lembaga pendidikan
_______________
25Lihat,Lubis, Pemikiran Muhammadiyah
dan Muhammad Abduh, hal 118.
26Lihat, Nasution, Pembaharuan … hal. 68.

Syamsul Bahri, MA & Oktariadi S, MA |37


AL-MURSHALAH, Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2016 • p-ISSN: 2442-7268 • e-2621-8240

DAFTAR BACAAN

Abduh, Muhammad. (1996). Risalah al-Tauhid, terj. Firdaus, Jakarta: Bulan Bintang.
Al-Bahī, Muḥammad. (1989). Pemikiran Islam Modern. Terj. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Al-Razi, Mustafa. (1945). Muhammad Abduh, Mesir: al-Baby al-Halaby.
Donohue, John. (1984). Islam dan Pembaharuan, Terj. Jakarta: Rajawali.
Lubis, Arbiyah. (1989). Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh, Jakarta: Bulan Bintang.
Madjid, Nurkholis. (1998). Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan.
Nasution, Harun. (1986). Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Muktazilah, Jakarta: UI Press.
Nasution, Harun. (1995). Pembaharuan Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang.

38 | Konsep Pembaharuan dalam Perspektif Pemikiran Muhammad Abduh

Anda mungkin juga menyukai