Anda di halaman 1dari 18

PERUMUSAN DAN

PENGUJIAN HIPOTESIS

Oleh : Sulistya Umie Ruhmana Sari, M.Si


Hipotesis :
 Merupakan suatu asumsi atau anggapan
yang bisa benar atau bisa salah mengenai
sesuatu hal, dan dibuat untuk menjelaskan
sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan
pengecekan lebih lanjut.
 Asumsi atau anggapan itu seringkali dipakai
sebagai dasar dalam memutuskan atau
menetapkan sesuatu dalam rangka
menyusun perencanaan atau kepentingan
lainnya baik dalam bidang ekonomi, bisnis,
pendidikan, dll.
 Bila hipotesis ini dikaitkan dengan
parameter populasi, maka hipotesis ini
disebut hipotesis statistik.

 Hipotesis statistik adalah suatu asumsi


atau anggapan atau pernyataan yang
mungkin benar atau mungkin salah
mengenai parameter satu populasi atau
lebih.
Pengujian statistik :

 adalah suatu prosedur yang


didasarkan kepada bukti sampel
dan teori probabilita yang dipakai
untuk menentukan apakah
hipotesis yang bersangkutan
merupakan pernyataan yang wajar
dan oleh karenanya tidak ditolak,
atau hipotesis tersebut tidak wajar
dan oleh karena itu harus ditolak.
Prosedur lima langkah untuk
menguji suatu hipotesis :
Langkah 1 Rumuskan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif

Langkah 2 Pilih suatu taraf nyata

Langkah 3 Tentukan Uji Statistik

Langkah 4 Buat aturan pengambilan keputusan

Langkah 5 Ambillah sampel, ambil keputusan

Tidak menolak H0 atau Menolak H0


Langkah 1 : Rumuskan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif.

 Langkah pertama adalah merumuskan


hipotesis yang akan diuji. Hipotesis ini
disebut Hipotesis nol disebut H0 (dibaca
H nol).

 Hipotesis alternatif menggambarkan apa


yang akan anda simpulkan jika menolak
hipotesis nol. Hipotesis alternatif ditulis
H1 (dibaca H satu).
Langkah 2 : Taraf nyata
 Taraf nyata diberi tanda  (alpha), disebut juga tingkat
resiko karena menggambarkan resiko yang harus dipikul
bila menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol
sebetulnya benar.
 Tidak ada satu taraf nyata yang diterapkan untuk semua
penelitian yang menyangkut penarikan sampel. Kita harus
mengambil suatu keputusan untuk memakai taraf 0,05
(disebut taraf 5 persen), taraf 0,01, atau taraf yang lain
antara 0 dan 1.
 Pada umumnya pada proyek penelitian menggunakan
taraf 0,05, sedangkan untuk pengendalian mutu dipilih
0,01, dan untuk pengumpulan jajak pendapat ilmu-ilmu
sosial dipakai 0,10
Langkah 3 : Uji statistik

 Merupakan suatu nilai yang ditentukan


berdasar informasi dari sampel, dan
akan digunakan untuk menentukan
apakah akan menerima atau menolak
hipotesis.
 Ada bermacam-macam uji statistik, di
sini kita akan menggunakan uji
statistik seperti z, student-t, F, dan 2
(Kai-kuadrat).
Langkah 4 : Aturan pengambilan
keputusan
 Aturan pengambilan keputusan merupakan
pernyataan mengenai kondisi di mana hipotesis nol
ditolak dan kondisi di mana hipotesis nol tidak
ditolak.
 Gambar berikut menggambarkan daerah penolakan
untuk suatu uji taraf nyata :

Distribusi Sampling bagi Statistik z

Daerah Penolakan

Tidak menolak H0

1,645

Probabilitas 0,95 Probabilitas 0,05

Nilai Kritis
Perhatikan dalam gambar di atas bahwa :
 Daerah di mana hipotesis nol tidak ditolak
mencakup daerah di sebelah kiri 1,645.
 Daerah penolakan adalah di sebelah kanan dari
1,645.
 Diterapkan suatu uji satu arah.
 Taraf nyata 0,05 dipilih.
 Nilai 1,645 memisahkan daerah-daerah dimana
hipotesis nol ditolak dan di mana hipotesis nol
tidak ditolak.
 Nilai 1,645 dinamakan nilai kritis.
Langkah 5 : Mengambil keputusan

 Langkah terakhir dalam uji statistik


adalah mengambil keputusan untuk
menolak atau tidak menolak
hipotesis nol.
 Keputusan menolak hipotesis nol
karena nilai uji statistik terletak di
daerah penolakan.
 Perlu juga diperhatikan bahwa keputusan
untuk menolak atau tidak adalah
keputusan yang diambil oleh peneliti
yang sedang melakukan penelitian.
 Hasil ini merupakan rekomendasi
berdasarkan bukti-bukti sampel yang
dapat diberikan peneliti kepada manajer
puncak sebagai pembuat keputusan,
tetapi keputusan akhir biasanya tetap
diambil oleh manajer puncak tersebut.
Uji Satu Arah dan Uji Dua Arah

Uji satu arah :


 Bila hipotesis nol H0 :  = 0 dilawan
dengan hipotesis alternatif H1 :  > 0
atau H1 :  < 0
 Uji satu arah ditandai dengan adanya
satu daerah penolakan hipotesis nol yang
bergantung pada nilai kritis tertentu.
 Nilai kritis diperoleh dari tabel untuk nilai
 yang telah dipilih sebelumnya.
Uji dua arah
 Bila hipotesis nol H0 :  = 0 dilawan dengan
hipotesis alternatif H1 :   0 .
 Uji dua arah ditandai dengan adanya dua
daerah penolakan hipotesis nol yang juga
bergantung pada nilai kritis tertentu.
 Nilai kritis ini diperoleh dari tabel untuk nilai
/2 yang telah dipilih sebelumnya.
Uji menyangkut rata-rata:
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

 = 0  < 0 Z < - z
X  0  > 0
Z Z > z
   0 dan
n Z < - z/2 Z > z/2

,  diketahui
 = 0 ,v=n–1  < 0 T < - t,v
X  0
T  tidak  > 0
S T > t,v
n diketahui   0 dan T > t/2,v
T < - t/2,v

 1 - 2 = d 0 1 - 2 < d0 Z < - z
( X1  X 2 )  d0
Z 1 - 2 > d0 Z > z
 12  2
 2  1 -  2  d0 dan
Z < - z/2 Z > z/2
n1 n2
1 dan 2 diketahui

1 - 2 = d0 1 - 2 < d0 T < - t,v


(X1  X 2 )  d0
T 1 - 2 > d0 T > t,v
Sp 1  1
n1 n2  1 -  2  d0 T < - t/2,v
dan T > t/2,v

2 2
2 (n  1) S1  (n 2  1) S 2
Sp  1
n1  n 2  2
v = n1 + n2 – 2
1 = 2 dan tidak diketahui
Uji menyangkut rata-rata:
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

 1 -  2 = d0 ( X1  X 2 )  d0 1 - 2 < d0 T’ < - t,v


T'
S1
2
S2
2 1 - 2 > d0 T’ > t,v
 1 - 2  d0 dan T’ > t/2,v
n1 n2 T’ < - t/2,v

2
 S1 2 2

  S2 
 n1 n 2
v 2 2
 S1 2   S22 
   
 n1   n2 

n1  1 n2  1

1  2 dan tidak diketahui

D = d0 D < d0 T < - t,v


d  d0
T D > d0
Sd T > t,v

n  D  d0 T < - t/2,v
dan T > t/2,v

v=n–1
Pengamatan yang
dipasangkan
Uji Menyangkut Proporsi
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

P = p0 Semua nilai x shg. P(XxH0 P < p0 P(XxH0 benar) < 


benar) P > p0 P(XxH0 benar) > 
Semua nilai x shg. P(XxH0 benar) P  p0 P(XxH0 benar) < /2 bila x
Semua nilai x shg. P(XxH0 benar) < npo
dan P(XxH0 benar) P(XxH0 benar) > /2 bila x
   > npo
Untuk sampel kecil  

P = p0   x  np0 P < p0 Z < - z


Z
np0 q0 P > p0 Z > z
P  p0 Z < - z/2
dan Z > z/2
Untuk sampel besar
P 1 = P2 P1 < P2 Z < - z
p1  p2 P1 > P2
Z P1  P2 Z > z
1 1 dan Z > z/2
pq   Z < - z/2
 n1 n2 
dimana :

q  1 p

x2 x1 x1  x2
p2  p1  p
n2 n1 n1  n2
Uji Menyangkut Variansi

H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis

12 = 22 12 < 22 F < f1- ; (v1,v2)


2
F
S1 12 > 22 F > f ; (v1,v2)
2
S2 12  22 dan
F < f1-/2;(v1,v2)

v1 = n1 – 1 dan v2 = n2 - 1 F > f/2 ; (v1,v2)

Anda mungkin juga menyukai