Anda di halaman 1dari 12

STUDI KOMPARATIF PROFIL GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DALAM PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN SYED


MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS

Tety Marzukhoh dan Mahasri Shobahiya


Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
e-mail: Mahasri.Shobahiya@ums.ac.id

ABSTRAK
Guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk melakukan aktivitas
membimbing, melatih, dan membiasakan siswa untuk bersikap
dan berperilaku yang baik. Oleh karena itu, peran dan tanggung
jawab guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sangatlah mulia. Hasan
Langgulung dalam salah satu bagian dari bukunya secara khusus
menuliskan tentang guru. Di sisi lain, Syed Muhammad Naquib Al-
Attas menawarkan konsep yang lain tentang peran guru PAI, yang
tidak sekedar mentransfer ilmu semata atau sebagai mu’allim
melainkan juga menanamkan nilai-nilai, yaitu sebagai muaddib.
Pemikiran para filosof muslim abad modern tersebut merupakan solusi
yang dapat menjawab permasalahan yang ada dalam kependidikan
Islam, khususnya bagi guru PAI. Oleh karena itu, penelitian ini akan
mengkaji pemikiran mereka tentang profil guru, yang dikaitkan dengan
guru PAI, dengan rumusan masalah “Bagaimana profil guru PAI
dalam perspektif Hasan Langgulung dan Syed Muhammad Naquib Al-
Attas?”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil guru
PAI dalam perspektif Hasan Langgulung dan Syed Muhammad Al-
Attas.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan
kualitatif. Sumber data primer yang digunakan adalah karya Hasan
Langgulung; sedangkan sumber data skunder adalah referensi yang
mendukung data kedua tokoh tersebut. Adapun metode pengumpulan
data menggunakan metode dokumentasi; serta metode analisis
datanya adalah dengan metode content analysis.
Temuan penelitian adalah bahwa antara Hasan Langgulung dan
Al-Attas keduanya memiliki pemikiran yang berbeda tentang profil
guru PAI. Perbedaan tersebut antara lain: (1) pengertian guru PAI

38 SUHUF, Vol. 29, No. 1, Mei 2017 : 38-49


dalam pandangan Hasan Langgulung adalah ulama, yaitu orang-
orang yang memiliki pengetahuan di atas orang lain (para murid),
sedangkan Al-Attas mendefinisikan guru PAI sebagai muaddib,
yaitu orang yang menanamkan nilai atau adab kepada peserta didik;
(2) Kedudukan guru PAI dalam pandangan Hasan Langgulung
adalah sejajar dengan ulama atau satu tingkat di bawah para rasul,
sedangkan Al-Attas berpandangan bahwa kedudukan guru PAI
adalah sama dengan kedudukan seorang ayah; (3) Tugas guru PAI
dalam pandangan Hasan Langgulung adalah mengembangkan dan
mengaktualisasikan potensi peserta didik dengan menjalankan peran
sebagai transmitter, fasilitator, motivator, dan dinamisator, sedangkan
Al-Attas berpandangan bahwa tugas guru PAI adalah mengajar dan
mendidik siswa dengan menggantikan peran ayah di sekolah sebagai
pemimpin, pembimbing, dan korektor bagi peserta didik; dan (4)
Karakteristik guru PAI dalam pandangan Hasan Langgulung adalah
bermoral tinggi, memiliki ilmu yang luas, dan mampu menampilkan
diri sebagai model, sedangkan menurut Al-Attas adalah beradab,
memiliki pengetahuan di berbagai bidang ilmu, sabar, dan perhatian.

Kata kunci: Profil, Guru PAI, Hasan Langgulung, Al-Attas

Pendahuluan nilai kepada para peserta didik, akan


Simbol “guru” selalu muncul tetapi pada tataran riil beberapa guru
menjadi topik diskusi, seminar masih menganggap profesi guru itu
dan pertemuan lainnya yang selalu sederhana, sehingga kurang serius
menarik untuk dibahas.1 Hal ini karena dalam menjalankan profesinya
guru berada di garis terdepan dalam sebagai seorang guru. Dalam
menciptakan kualitas sumber daya beberapa kasus misalnya, guru hanya
manusia, baik secara akademis, skill mampu menjalankan peran transfer
(keahlian), kematangan emosional, ilmu atau alih pengetahuan dan masih
dan moral.2 belum mampu mentrasfer nilai kepada
Oleh karena itu, peran dan siswa. Hal itu merupakan masalah
tanggung jawab guru dalam proses serius dalam pendidikan. Terlebih lagi
pendidikan sangatlah berat. Mereka apabila dalam konteks pendidikan
adalah tenaga profesional yang Islam. Dalam kependidikan Islam,
mengemban misi transfer ilmu dan semua aspek kependidikan selalu
1
Imam Tholkhah, Membuka Jendela Pendidikan: Mengurai Akar Tradisi dan Integrasi Keilmuan
Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 30.
2
Kunandar, Guru Profesional (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009 ), hlm. 30.

Studi Komparatif Profil Guru Pendidikan Agama...(Tety Marzukhoh dan Mahasri Shobahiya) 39
terkait dengan nilai-nilai (value bond), Pemikiran para filosof muslim
sehingga guru bukan saja bertanggung abad modern tersebut merupakan
jawab pada penguasaan material- solusi yang dapat menjawab
pengetahuan tetapi juga pada investasi permasalahan yang ada dalam
nilai-nilai spiritual dan moral yang kependidikan Islam khususnya bagi
diembannya untuk ditransformasikan guru PAI. Oleh karena itu, peneliti
ke arah pembentukan kepribadian tertarik mengkaji beberapa pemikiran
siswa sebagai komponen pokok mereka dalam bahasan profil guru,
dalam pendidikan. Guru dituntut terutama guru PAI dengan judul “Studi
untuk membimbing, melatih, dan Komparatif Profil Guru Pendidikan
membiasakan siswa bersikap dan Agama Islam dalam Perspektif Hasan
berperilaku yang baik. Oleh karena Langgulung dan Syed Muhammad
itu, peran dan tanggung jawab guru Naquib Al-Attas”. Dalam penelitian
PAI sangatlah mulia.3 ini, penulis mengangkat satu masalah,
Beberapa filosof muslim yang yaitu “Bagaimana profil guru PAI
berkiprah dalam pendidikan, baik dalam perspektif Hasan Langgulung
modern maupun klasik memberikan dan Syed Muhammad Naquib Al-
perhatian yang besar terhadap Attas?”. Penelitian ini bertujuan untuk
para guru PAI melalui karya-karya mendeskripsikan profil guru PAI
tulisan mereka. Hasan Langgulung dalam perspektif Hasan Langgulung
misalnya, dalam bukunya yang dan Syed Muhammad Naquib Al-
berjudul Peralihan Paradigma dalam Attas.
Pendidikan Islam dan Sains Sosial Berdasarkan judul maupun
secara khusus menuliskan tentang topik penelitian di atas, maka penulis
guru yang terangkum dalam beberapa menemukan beberapa hasil penelitian
lembar dan menjadi satu bab utuh. yang sejenis atau berdekatan dengan
Selanjutnya, Syed Muhammad penelitian ini yang dilakukan oleh
Naquib Al-Attas dalam teori peneliti terdahulu, antara lain:
kependidikan Islam, ia menawarkan Trisno,4 menemukan tentang letak
konsep ta’dīb di mana peran guru persamaan dan perbedaan antara
PAI dalam pendidikan bukan Hasan Langgulung dan Undang-
sekedar mentransfer ilmu semata Undang nomer 14 tahun 2005 yang
atau sebagai mu’allim, melainkan berkaitan tentang konsep guru agama.
juga menanamkan nilai-nilai, yaitu Dengan pembahasan khusus pada
sebagai muaddib. pengertian, peran dan kedudukan,
3
Ibid., hlm. 219.
4
Trisno, Guru Agama Perspektif Hasan Langgulung dan Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005,
Skripsi, 2010 , dalam http://repository.uinjkt.ac.id, diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
5
Bintang Firstania Sukatno, Konsep Pendidik menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Skripsi,
2014, dalam http://respitory.uinsuka.ac.id, diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.

40 SUHUF, Vol. 29, No. 1, Mei 2017 : 38-49


serta tugas dan tanggung jawab guru dijadikan landasan, yaitu antara lain:
agama, Bintang Firstania Sukatno,5 a. Pengertian guru PAI
menemukan konsep pendidik menurut Guru PAI adalah “pendidik
Syed Muhammad Naquib Al Attas profesional dengan tugas
yang berangkat dari istilah konsep utama mendidik, mengajar,
ta’dīb, di mana peran guru PAI dalam membimbing, mengarahkan,
pendidikan bukanlah mentransfer melatih, memberi teladan,
ilmu semata (mu’allim) melainkan menilai dan mengevaluasi peserta
juga mentransfer kepribadian didik”.7
(muaddib). b. Kedudukan guru PAI
Berpijak pada beberapa Dalam Islam kedudukan seorang
penelitian di atas, dapat disimpulkan guru adalah setingkat di bawah
bahwa memang sudah ada penelitian kedudukan nabi dan rasul. Hal ini
yang serupa dengan penelitian yang karena guru selalu terkait dengan
dilakukan penulis. Namun demikian, ilmu, sedangkan Islam sangat
ada perbedaan, antara lain dari mengahargai ilmu pengetahuan.8
segi fokus penelitian. Penelitian ini Bahkan dalam kondisi mendesak
menfokuskan pada studi komparatif sekalipun, ketika negara sedang
profil guru PAI dalam perspektif Hasan diserang musuh, umat muslim
Langgulung dan Syed Muhammad tidak sepatutnya pergi ke medan
Naquib Al-Attas. Dengan demikian, perang semuanya, melainkan
penelitian ini memenuhi kriteria harus ada beberapa orang yang
kebaruan. bertugas menyampaikan ilmu.
Fokus penelitian ini adalah c. Tugas dan peran guru PAI
berkaitan tentang profil guru PAI dalam Tugas guru yang utama, baik
perspektif Hasan Langgulung dan secara umum maupun secara
Syed Muhammad Naquib Al-Attas. khusus, termasuk guru PAI,
Istilah profil memiliki arti gambaran adalah memberikan pengetahuan
yang jelas tentang penampilan nilai- (cognitive), sikap dan nilai
nilai yang dimiliki oleh individu dari (affective), dan keterampilan
berbagai pengalaman dirinya.6 Dalam (psychomotor) kepada anak
pembahasan tentang profil guru PAI didik.9 Sedangkan peran guru
terdapat beberapa aspek yang perlu PAI menurut Jamaludin dan Acep

6
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 93.
7
Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama
dan Sekolah.
8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Rosdakarya, 2004), hlm.
76.
9
Zahara Idris, Dasar-Dasar Pendidikan (Bandung: Angkasa, 2003), hlm. 76.Moh. Uzer usman,
Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Rosdakarya, 2005) , cet. Ke-VII, hlm. 7-12.

Studi Komparatif Profil Guru Pendidikan Agama...(Tety Marzukhoh dan Mahasri Shobahiya) 41
Komarudin, antara lain:10 (a) PAI, maka penulis menggunakan
Evaluator, (b) Organisator, (c) data sekunder yang mengkaji
Model, (d) Pemimpin, dan (e) tentang pemikiran Al-Attas. Metode
Fasilitator. pengumpulan data yang digunakan
d. Karakteristik guru PAI dalam penelitian ini adalah metode
Menurut Ahmad Tafsir, dokumentasi, sedangkan metode
karakteristik guru dibedakan analisis data yang digunakan dalam
menjadi dua, yaitu syarat dan sifat. penelitian ini adalah analisis isi
Adapun syarat diartikan sebagai (content analysis).
sifat pokok guru yang empiris.
Sedangkan sifat yang dimaksud Hasil Penelitian dan Pembahasan
adalah sebagai pelengkap dari 1. Hasan Langgulung
syarat tersebut. Adapun syarat a. Biografi
guru. menurutnya adalah sebagai Hasan Langgulung adalah
berikut: (a) Beriman kepada Allah seorang ilmuwan putera Indonesia
Swt.; (b) Berilmu tentang apa yang menekuni dunia pendidikan
yang diajarkannya; (c) Berakhlak dan psikologi. Beliau lahir pada
mulia; (d) Sehat jasmani dan tanggal 16 Oktober 1934 di Rappang,
rohani; (e) Komitmen yang tinggi sebuah bandar kecil di Sulawesi
terhadap tugas; dan (f) menjadi Selatan. Hasan Langgulung memiliki
teladan. Sedangkan sifat guru pengetahuan yang luas di bidang
PAI adalah (a) Zuhud; (b) Bersih pendidikan dan psikologi. Oleh karena
dari sifat dan akhlak buruk; dan itu, beliau banyak menghasilkan
(c) ikhlas.11 karya dalam bidang tersebut. Dari
karya-karya tersebut terlihat bahwa
Metode Penelitian Langgulung adalah orang yang
Penelitian ini merupakan kompeten dan profesional.12
penelitian kepustakaan (library
research), karena sumber datanya b. Pandangan tentang profil guru
mengacu pada pustaka. Pendekatan PAI
penelitian yang digunakan adalah 1) Pengertian guru PAI
penelitian kualitatif. Sedangkan Guru sebagai pendidik dan
sumber data primer yang digunakan pembimbing peserta didik merupakan
adalah karya Hasan Langgulung; dan unsur penting dalam pendidikan.
oleh karena Al-Attas belum menulis Tak heran para ahli pendidikan,
secara khusus bahasan tentang guru baik umum maupun pendidikan
10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan, hlm. 82.
11
Khobir, Filsafat Pendidikan Islam (Pekalongan: STAIN Press, 2007), hlm. 204.
12
Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains (Jakarta: Gaya Me-
dia Pratama, 2002), hlm. 45.

42 SUHUF, Vol. 29, No. 1, Mei 2017 : 38-49


Islam, memberikan definisi khusus 2) Kedudukan guru PAI
tentang guru. Hal itu karena para ahli Penyebutan ulama bagi seorang
mengharapkan para guru sadar dengan guru oleh Hasan Langgulung
identitasnya sebagai seseorang yang bermaksud ingin memberikan
memiliki tugas mulia dan berat. kedudukan yang sama antara guru
dengan ulama atau bisa dikatakan
Tak ketinggalan, seorang guru satu tingkat di bawah para rasul.14
besar asal Universitas Kebangsaan Pendapat Hasan Langgulung tentang
Malaysia, yaitu Hasan Langgulung, kedudukan seorang guru yang sejajar
seorang pakar dan ilmuwan yang dengan ulama sebenarnya tidak
tidak diragukan lagi kemampuannya terlepas dari ajaran Islam, Islam
dalam bidang pendidikan dan juga memberikan kedudukan guru
psikologi, juga memberikan definisi setingkat di bawah nabi dan rasul. Hal
khusus tentang guru PAI. Hasan ini karena guru selalu terkait dengan
Langgulung menyebut guru PAI ilmu pengetahuan, sedangkan Islam
adalah ulama.13 Hal ini dipengaruhi sangat menghargai pengetahuan.
oleh pemahamannya terhadap sejarah
peradaban Islam, bahwa dalam 3) Tugas dan peran guru PAI
menyebut guru adalah dengan kata Dalam pengertian pendidikan
“ulama”. Kata “ulama” merupakan modern, manusia itu pelupa
kata serapan dari bahasa Arab, dengan karena potensi-potensinya tidak
lafaz asli ‘ulamā’ yang merupakan dikembangkan dan diaktualisasikan.
jamak dari ‘alīm yang menunjukkan Potensi-potensi itu terpendam
seseorang yang memiliki pengetahuan dalam dirinya. Oleh karena itu,
di atas kemampuan yang dimiliki tugas dan tanggung jawab guru
orang lain. Di samping itu, hal dan tenaga pendidikan lainnya
ini juga mengandung arti bahwa adalah mengembangkan dan
guru PAI adalah pewaris para nabi. mengaktualisasikan potensi-potensi
Artinya, guru PAI dalam pandangan tersebut.15
Hasan Langgulung adalah orang Sementara itu, di samping tugas
yang memiliki pengetahuan di atas tersebut, guru juga memiliki beberapa
kemampuan yang dimiliki oleh orang peran dalam praktiknya sebagai
lain yang kedudukannya satu tingkat seorang pengajar. Menurut Hasan
di bawah nabi dan rasul. Langgulung peran utama seorang

13
Ibid.
14
Ibid., hlm. 46.
15
Ibid., hlm. 45-46 .

Studi Komparatif Profil Guru Pendidikan Agama...(Tety Marzukhoh dan Mahasri Shobahiya) 43
guru adalah sebagai transmitter, b) Bermoral tinggi
yakni penyambung antara budaya Hasan Langgulung beranggapan
awal dengan budaya selanjutnya. bahwa mencetak guru-guru
Agar budaya tidak terputus, maka yang bermoral merupakan
peran utama seorang guru adalah sesuatu yang sulit. Guru yang
sebagai penyelamat masyarakat dan bermoral tercipta melalui
peradaban dari penghancuran atau proses yang cukup panjang.
kematian, dan akhirnya hanya dapat Anggapan Hasan Langgulung
dijumpai di museum, seperti Mesir tersebut dilatarbelakangi oleh
Kuno, Yunani Kuno, dan lain-lain.16 pemahamannya terhadap sejarah.
Dalam sejarah, sebelum menjadi
4) Karakteristik guru PAI seorang guru, calon guru harus
Beberapa ahli pendidikan Islam, duduk bertahun-tahun bersama
mengungkap karakteristik yang gurunya memperhatikan
khas bagi para guru PAI. Hasan bagaimana cara guru itu
Langgulung sebagai seorang tokoh mengajar, kadang-kadang
pemikir pendidikan Islam, juga menggantikan gurunya sesekali,
memberikan sumbangan pemikiran yaitu saat gurunya berhalangan
tentang beberapa karakteristik yang hadir. Setelah guru yang dilatih
harus melekat pada guru PAI. tadi betul-betul tahu bahwa
Karakteristik guru PAI menurut muridnya sudah memiliki moral
Hasan Langgulung, yaitu:17 yang tinggi barulah ia diberi
a) Berpengetahuan luas ijazah, yang mana ijazah itu
Hasan Langgulung menyebut merupakan persyaratan untuk
guru PAI adalah ulama. Kata mengajar.
ulama merupakan kata serapan c) Model (tauladan)
dari bahasa Arab, dengan lafaz Karakteristik selanjutnya yang
asli ‘ulamā’ yang merupakan mesti dimiliki oleh seorang guru
jamak dari ‘alim yang berarti PAI adalah mampu menampilkan
seseorang yang memiliki diri sebagai model yang dapat
pengetahuan di atas kemampuan ditiru oleh siswa. Hal ini sama
yang dimiliki orang lain. Oleh persis dengan apa yang diajarkan
karena itu, berpengetahuan luas oleh Rasulullah saw. ketika beliau
adalah hal yang mutlak, yang berperan sebagai pendidik. Nabi
harus dimiliki oleh guru PAI. Muhammad mengajar umatnya

16
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam (Bandung: PT Al Ma’arif,
2002), hlm. 46-163.
17
Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam: Analisis Pemikiran Prof. Muhammad Naquib
Al-Attas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. III, hlm. 9.

44 SUHUF, Vol. 29, No. 1, Mei 2017 : 38-49


untuk sembahyang dengan ism fā’il dari kata addaba yang
menyuruh mereka meniru cara berarti orang yang memberi adab,
bersembahyang beliau. Beliau mendidik.20 Di dalam Islam terdapat
bersedekah lalu disuruhnya tiga istilah untuk menyebut “guru,”
pengikut-pengikutnya mengikuti yaitu mu’allim, murabby dan
beliau. Para pengikutnya juga muaddib. Ketiga istilah tersebut
disuruh berhemat dengan mempunyai makna yang berbeda-
menunjukkan cara beliau hidup: beda. Guru sebagai pengajar
“kami tidak makan kecuali kalau disebut mu’allim, yaitu orang
sudah lapar; dan kalau kami yang mengajarkan berbagai ilmu
makan, tidak sampai kenyang”. pengetahuan kepada peserta didik;
sedangkan kata murabby bermakna
2. Syed Muhammad Naquib Al- orang yang bertugas membimbing
Attas peserta didik untuk mengembangkan
a Biografi seluruh potensinya.
Syed Muhammad Naquib Al-
Attas, yang selanjutnya disebut 2) Kedudukan guru PAI
Al-Attas, lahir 5 September 1931 Islam memosisikan guru pada
di Bogor, Jawa Barat. Ayahnya kedudukan yang sangat mulia,
bernama Syed Ali bin Abdullah bin yang kedudukannya sangat dihargai
Muhsin Al-Attas yang berasal dari dan dihormati. Sama halnya
Saudi Arabia (keturunan Hadrami- pandangan Hasan Langgulung yang
Arab Hadramaut, Yaman).18 Al-Attas memosisikan kedudukan seorang
tergolong sebagai intelektual muslim guru sama dengan ulama. Al-Attas
yang sangat produktif menghasilkan pun juga memberikan pandangan
karya-karya dalam bentuk tulisan khusus terhadap kedudukan seorang
di berbagai bidang keilmuan, yakni guru, yaitu kedudukan seorang guru
jumlahnya mencapai sekitar 22 buku sama halnya dengan seorang ayah.21
dengan 30 makalah.19 Pendapat Al-Attas tersebut merupakan
sesuatu yang sudah tidak asing lagi
b. Pandangan tentang profil guru dalam dunia pendidikan, karena dalam
PAI upacara ataupun saat menyambut
1) Pengertian guru PAI para siswa baru, kepala sekolah atau
Definisi guru menurut Al-Attas guru yang menjadi inspektur upacara
adalah muaddib, yang merupakan biasanya mengatakan bahwa “kami,
18
Ibid., hlm. 15.
19
Albar Adetary Hasibuan, Filsafat Pendidikan Islam: Tinjauan Pemikiran Al-Attas dan Relevan-
sinya dengan Pendidikan di Indonesia ( Malang: UIN-MALIKI Press, 2015), hlm. 56.
20
Albar Adetary, Filsafat Pendidikan, hlm. 61.
21
Ibid., hlm. 57.

Studi Komparatif Profil Guru Pendidikan Agama...(Tety Marzukhoh dan Mahasri Shobahiya) 45
guru-guru adalah orang tua kalian di kepribadian yang luhur dalam setiap
sekolah ini”. Dalam hal ini kedudukan sendi kehidupannya.
tersebut berimplikasi pada persamaan Adapun karakteristik guru PAI
tanggung jawab. menurut Al-Attas adalah sebagai
berikut:
3) Tugas dan peran guru PAI
Menurut Al-Attas tugas utama a) Beradab
seorang guru (muaddib) tidak Menurut Al-Attas hal pertama
hanya sekedar mengajar, akan tetapi yang harus dilaksanakan oleh
juga mendidik jasmani dan ruhani seorang guru dan peserta didik
peserta didiknya.22 Kombinasi antara adalah mengamalkan adab
pendidikan jasmani dan ruhani ini terlebih dahulu, hal ini karena
menurut Al-Attas agar tidak terjadi ilmu tidak akan masuk ke peserta
tindakan yang tidak beradab.23 Dalam didik kecuali kalau memiliki
hal ini, tugas guru PAI berbeda dengan adab.25
tugas guru bidang studi lainnya, yaitu b) Memiliki pengetahuan di
di samping memberi pengetahuan berbagai bidang
keagamaan, ia juga melaksanakan Penguasaan di berbagai
tugas pendidikan dan pembinaan bagi ilmu membuat guru bisa
peserta didik, membantu pembentukan mentransformasikan ilmu
kepribadian, pembinaan akhlak serta kepada peserta didik. Dan yang
26

menumbuhkembangkan keimanan terpenting lagi, agar guru mampu


dan ketakwaan peserta didik. mengaitkan antara suatu materi
dengan suatu materi lainnya.
4) Karakteristik guru PAI Hal ini karena dalam PAI terdiri
Penghormatan kepada seorang dari berbagai disiplin ilmu yang
guru PAI hanya bisa jadi kenyataan beberapa di antaranya saling
jika para guru PAI tidak hanya terkait.
memiliki otoritas secara akademik, c) Sabar
tetapi juga menjadi contoh moral Menurut Al-Attas guru harus
secara konsisten.24 Untuk itu, seorang mempunyai sifat sabar dalam
guru dalam konteks muaddib harus mendidik muridnya, karena
mencerminkan karakteristik dan masing-masing peserta didik

22
Ibid., hlm. 95.
23
Wan Mohd Nur Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam: Syed Muhammad Naquib
Al-Attas (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 263.
24
Albar Adetary, Filsafat Pendidikan, hlm. 63.
25
Ibid., hlm. 61.
26
Ibid..

46 SUHUF, Vol. 29, No. 1, Mei 2017 : 38-49


memiliki kualitas pemahaman mendefinisikan guru PAI adalah
yang berbeda-beda. Oleh karena muaddib, yaitu orang yang
itu, sifat sabar guru sangat menanamkan nilai atau adab
dibutuhkan dalam pengembangan kepada peserta didik.
potensi anak didiknya. Selain b. Kedudukan guru PAI dalam
itu, dalam proses pendidikan pandangan Hasan Langgulung
guru harus memahami bahwa adalah sejajar dengan ulama
pendidikan memiliki proses atau satu tingkat di bawah
ganda, yaitu bagian pertama para rasul; sedangkan Al-Attas
adalah masuknya unit-unit berpandangan bahwa kedudukan
makna suatu objek pengetahuan guru PAI adalah sama dengan
ke dalam jiwa seseorang; dan kedudukan seorang ayah.
yang kedua adalah sampainya c. Tugas guru PAI dalam pandangan
jiwa pada unit-unit tersebut.27 Hasan Langgulung adalah
d) Perhatian mengembangkan dan mengak-
Sikap perhatian yang dimiliki tualisasikan potensi peserta didik
oleh guru PAI menurut Al-Attas, dengan menjalankan peran sebagai
layaknya perhatian seorang transmitter, fasilitator, motivator,
ayah, yaitu dapat ditunjukkan dan dinamisator; sedangkan
dengan rasa tidak senang guru Al-Attas berpandangan bahwa
atau bahkan marah ketika tugas guru PAI adalah mengajar
melihat peserta didik melakukan dan mendidik siswa dengan
kesalahan yang patut direspon, menggantikan peran seorang ayah
namun demikian jiwa guru harus di sekolah sebagai pemimpin,
tetap dalam pengendalian. pembimbing, dan korektor bagi
peserta didik.
Penutup d. Karakteristik guru PAI dalam
Berdasarkan paparan tentang pandangan Hasan Langgulung
profil guru PAI antara pandangan adalah bermoral tinggi, memiliki
Hasan Langgulung dan Al-Attas di ilmu yang luas, dan mampu
atas, maka dapat disimpulkan: menampilkan diri sebagai model;
a. Pengertian guru PAI dalam sedangkan karakteristik guru
pandangan Hasan Langgulung PAI menurut Al-Attas adalah
adalah ulama, yaitu orang-orang beradab, memiliki pengetahuan
yang memiliki pengetahuan di berbagai bidang ilmu, sabar,
di atas orang lain (para dan perhatian.
murid); sedangkan Al-Attas

27Ibid.

Studi Komparatif Profil Guru Pendidikan Agama...(Tety Marzukhoh dan Mahasri Shobahiya) 47
Berpijak pada hasil penelitian pendidikan dalam upaya untuk lebih
di atas, penulis menyampaikan meningkatkan kualitas karakteristik
saran kepada segenap guru PAI, yang dimiliki sebagai ciri khas
bahwa seyogyanya mengkaji ulang sebagai guru PAI, yaitu yang sarat
tentang profil guru PAI yang telah akan nilai-nilai Islam.
dirumuskan oleh beberapa pakar

Daftar Pustaka

Badaruddin, Kemas. 2007. Filsafat Pendidikan Islam: Analisis Pemikiran


Prof. Muhammad Naquib Al-Attas . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daud, Wan Mohd Nur Wan. 2003. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed
Muhammad Naquib Al-Attas. diterjemahkan oleh Hamid Fahmy, dkk,
Bandung: Mizan.
Firstania, Bintang Sukatno. 2014. Konsep Pendidik menurut Syed Muhammad
Naquib Al-Attas. Skripsi, dalam http://respitory.uinsuka.ac.id, diakses
pada tanggal 20 Oktober 2016.
Hasibuan, Albar Adetary. 2015. Filsafat Pendidikan Islam: Tinjauan Pemikiran
Al-Attas dan Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia. Malang:
UIN-MALIKI Press.
Idris, Zahara. 2003. Dasar-Dasar Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Khobir. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Press.
Kunandar. 2009. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Langgulung, Hasan. 2002. Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:
PT Al Ma’arif.
---------------------------. 2002. Peralihan Paradigma Pendidikan dalam Islam
dan Sains sosial. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja
Posdakarya.
Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan
Pendidikan Agama dan Sekolah.
Tafsir, Ahmad. 2004. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Rosdakarya.
Tholkhah, Imam. 2004. Membuka Jendela Pendidikan: Mengurai AkarTtradisi

48 SUHUF, Vol. 29, No. 1, Mei 2017 : 38-49


dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Trisno. 2010. Guru Agama Perspektif Hasan Langgulung dan Undang-
Undang Nomer 14 tahun 2005. Skripsi, dalam http://repository.uinjkt.
ac.id, diakses pada tanggal 18 Oktober 2016.
Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Rosdakarya.

Studi Komparatif Profil Guru Pendidikan Agama...(Tety Marzukhoh dan Mahasri Shobahiya) 49

Anda mungkin juga menyukai