Anda di halaman 1dari 11

PENGUJIAN HIPOTESIS UNTUK 2 NILAI TENGAH

(MEMBANDINGKAN DUA NILAI RATA RATA SAMPEL)


A. Jika variansi σ2 dari populasi diketahui
H 0 : 1   2  0
H 1 : 1   2  0 atau H 1 : 1   2  0 atau H 1 : 1   2  0

Statistik uji adalah


X1  X 2
Z hit 
  12  22 
  
 n1 n2 
Kriteria penerimaan Ho adalah :

Ho diterima pada taraf  jika ; Z hit  Z 


2

Ho ditolak pada taraf  jika ; Z hit  Z 


2

Contoh :
Dari hasil survei di dua daerah masing masing dengan sampel 30 dan 36 berturut turut
didapat informasi pendapatan perhari sebagai berikut :
nilai tengah daerah 1 : Rp 45.000,-
nilai tengah daerah 2 : Rp 47.500,-
jika diketahui simpangan baku pendapatan dari daerah 1 adalah Rp 6.000, sedangkan
daerah 2 adalah Rp 7.500,-.
Tentukan apakah ada perbedaan pendapatan rata rata di daerah 1 dan 2 , dengan α = 0.05
JAWAB :
H 0 : 1   2  0
H 1 : 1   2  0

X1  X 2 45.000  47.500
Z hit    1.504
  12  22   6.000 2   7.500 2 
       
 n1 n2   30   36 
Z tabel  Z   Z 0.025 1.96
2

Karena Z hit  Z tabel , menerima H0 , dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
pendapatan perhari di daerah 1 dan daerah 2.
Apabila variansi populasi tidak diketahui, permasalahan tidak sesederhana pengujian 1
nilai tengah. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
- Sampel 1 diambil bebas terhadap sampel 2. Artinya kita mengambil sampel acak
1 ukuran n1 dan kita mengambil sampel acak 2 ukuran n2 .
- Pada setiap pengambilan sampel 1 dan 2 dilakukan secara berpasangan, n1  n2 .
UJI t TIDAK BERPASANGAN
A. Sampel 1 dan sampel 2 memiliki variansi populasi yang sama
meski tidak diketahui , yaitu  12   22   2
H 0 : 1   2  0
H 1 : 1   2  0
Statistik uji :
X1  X 2
t hit 
1 1 
S p2   
 n1 n2 

Kriteria penerimaan Ho adalah :


Ho diterima pada taraf  jika ; t hit  t  db : (n1  n2  2)
2

Ho ditolak pada taraf  jika ; t hit  t  db : (n1  n2  2)


2
(n1  1) S12  (n2  1) S 22
S p2 
n1  n2  2

2
 n1 
n1
  X 1i 
 X 12i   
i 1

n1
S12  i 1
n1  1

2
 n2 
n2
  X 2i 
X  
2 i 1
2i
n2
S 22  i 1

n2  1

n1

X 1i
X1  i1
n1

n2

X 2i
X2  i1
n2
CONTOH :
Dua cara mengajar diterapkan pada dua kelas yang berbeda. Masing masing kelas terdiri
dari 12 siswa. Setelah 3 bulan diadakan ujian , hasilnya sebagai berikut :dugaan bahwa
variansi dari populasi metode 1 dan 2 adalah sama.
Metode 1 :
32, 31, 34, 29, 26, 32, 35, 38, 34, 30. 29, 31
Metode 2 :
32, 24, 28, 29, 30, 29, 32, 26,31, 29, 28, 26
Apakah ada perbedaan diantara dua metode mengajar tersebut ?
Ujilah dengan α = 0.05

JAWAB :
H 0 : 1   2  0 atau H0 :   0
H 1 : 1   2  0 H1 :   0
(n1  1) S12  (n2  1) S 22 (11 10.024)  (11  6.059)
S p2    8.132
n1  n2  2 22

2
 n1 
n1
  X 1i 
 X 12i   
  3812
i 1
32  31  ...  31 
2 2 2
n1 12  10.024
S12  i 1 
n1  1 11

2
 n2 
n2
  X 2i 
X  
32  24  ...  26   12
3442
2 i 1
2 2 2
2i
n2
S 22  i 1
  6.059
n2  1 11

n1

X 1i
32  31  ...  31  31.75
X1  i1

n1 12

n2

X 2i
32  24  ...  26  28.67
X2  i1

n2 12

Statistik uji :
X1  X 2 31.75  28.67
t hit    2.65
1 1  1 1
S   
2
8.132  
 12 12 
p
 n1 n 2 
t TABEL  t   t 0.025 (db : 22)  2.074
2

thit > ttabel , menolak H0 , artinya ada perbedaan diantara 2 metode mengajar tersebut
dengan α=0.05
B. Sampel 1 dan sampel 2 memiliki variansi populasi yang berbeda
yaitu  12   22   2
Pengujian awalnya adalah
H 0 : 12   22
H1 : 12   22
Statistik uji :

S12
Fhit  , Jika Fhit  Ftabel (db : n1  1, n2  1) dengan α taraf nyata maka menerima H 0
S22
Jika Fhit  Ftabel (db : n1  1, n2  1) maka menolak H 0

Bila H0 diterima , prosedur sama dengan sampel 1 dan sampel 2 memiliki variansi
populasi yang sama meski tidak diketahui , yaitu 12   22  2 , yakni uji t

1. Bila H0 ditolak 12   22   2

X1  X 2
t hit 
 S 12 S 22 
 
n n 
 1 2 

Kriteria penerimaan Ho adalah :


Ho diterima pada taraf  jika ; t hit  t  db : (v)
2

Ho ditolak pada taraf  jika ; t hit  t  db : (v)


2

2
 S12 S 22 
  
 n1 n2 
v 2
  S 2 2    S 2 2 
 1    2  
  n1     n2  
   
 n1  1   n2  1 
   
   
UJI t BERPASANGAN
Misal variabel X dan Y diamati secara berpasangan artinya setiap pengukuran yang
dilakukan adalah pasangan ( X , Y)
Contoh : X dan Y berturut turut menyatakan IPK mahasiswa Matematika sebelum
menjalani semester pendek dan sesudah menjalani semester pendek.
Karena pengamatan secara berpasangan maka setiap pengamatan X dan Y tidak lagi bebas
sesamanya meski bebas antara pasangan yang satu dengan yang lain. Dengan demikian
untuk menguji apakah ada perbedaan antara dua rata rata X dan Y, kita pertimbangkan
selisih nilai X dan Y yang diamati untuk setiap pasangan.

H 0 : 1   2  0 atau H0 :   0
H 1 : 1   2  0 H1 :   0

Bentuk pengujiannya dan daerah penolakan :


D
t hit 
SD

t hit  t  (db : n  1)  menerima H 0


2

t hit  t  (db : n  1)  menolak H 0


2

n n

 Di  X 1i  X 2i 
D i 1
 i 1
n n

  n

2

   Di  
 n
 i 1  
  Di 
2

 i 1 n 
 
SD   
n 1
CONTOH :
Sebuah perusahaan obat memproduksi hormon yang diduga pengaruhnya berbeda untuk
laki laki dan perempuan . Untuk menguji hipotesa tersebut diambil 12 pasangan laki laki
dan perempuan ( suami istri ) untuk dijadikan sampel penelitian. Setelah mengkonsumsi
obat tersebut, tekanan darahnya diukur untuk masing masing pengguna dan didapat
hasilnya sebagai berikut :

Wanita 60 70 75 80 90 95 85 95 70 75 85 60
Pria 70 75 70 85 90 90 90 95 65 80 90 60
Di -10 -5 5 -5 0 5 -5 0 5 -5 -5 0

n n

 Di  X 1i  X 2i 
 20
D i 1
 i 1
  1.67
n n 12

  n

2


 n


 Di 



  Di 
2 i 1

 i 1 n   (20) 2 
    10  (5)  ...  0 
2 2 2

SD      12   8.33  0.83
n 1 11

 1.67
t hit   2.01 , t 0.05 (db :11 )  2.20
0.83 2

t hit  t 0.05 , menerima H 0


2
Hormon tersebut tidak berbeda pengaruhnya terhadap laki laki maupun perempuan
SOAL :
Suatu pengamatan 10 keluarga yang mempunyai anak kembar ( putra dan putri), apakah
ada perbedaan pertumbuhan tinggi badan anak putri dan anak putra ?
Data yang diperoleh sebagai berikut :
Keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berat pi 1.4 3.3 2.0 0.4 2.1 1.9 1.1 0.1 0.9 3.0
Berat pa 1.1 1.7 1.8 0.3 0.8 1.4 1.0 0.4 0.7 0.9
Ujilah dengan taraf nyata 5%
Keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Wanita 1.4 3.3 2.0 0.4 2.1 1.9 1.1 0.1 0.9 3.0
Pria 1.1 1.7 1.8 0.3 0.8 1.4 1.0 0.4 0.7 0.9
Di 0.3 1.6 0.2 0.1 1.3 0.5 0.1 -0.3 0.2 2.1
Uji hipotesa :
H 0 : 1   2  0 atau H0 :   0
H 1 : 1   2  0 H1 :   0
n n

 Di  X 1i  X 2i 
6.1
D i 1
 i 1
  0.61
n n 10

  n  
2

 n 2 
  D 
 
i

 i
i 1
D  
 i 1 n  6.12
  (0.32  1.62  ...  2.12 ) 
SD     10
n 1 9

Di
thit   2.474
SD
ttabel  t0.025(db : 9)  2.262

Karena thit  ttabel menolak H0 : ada perbedaan yang nyata antara tinggi anak laki laki dan
anak perempuan dalam pasangan anak kembar.
LATIHAN SOAL:
1. Suatu obat baru, dapat membantu masalah gangguan tidur (soporific drug) telah
ditemukan. Untuk mengetahui efektivitas obat tersebut, penelitian yang
melibatkan 10 pasien kemudian dilakukan.Lamanya waktu tidur (dalam jam)
pasien sebelum dan sesudah diberikan obat disajikan pada tabel di bawah ini:

Lama tidur perhari


No Sebelum (X) Sesudah(Y)
1 5.1 7
2 6.2 7
3 4.7 5.8
4 5.7 5.8
5 6.2 6.1
6 4.3 8.7
7 3.7 9.2
8 6.5 8.1
9 3.4 8
10 3.8 7.2

Ujilah apakah obat baru tersebut benar-benar efektif mengatasi masalah gangguan tidur?
Petunjuk :
- Untuk menguji apakah ada perbedaan antara dua rata rata lama tidur
sebelum pemakaian obat (X) dan sesudah pemakaian obat (Y)
,pertimbangkan uji apakah yang cocok untuk masalah di atas !
- Gunakan  = 0.05

2. Diketahui rata-rata IQ mahasiswa Eropa = 125 dengan ragam = 119 sedangkan


rata-rata IQ mahasiswa Asia = 128 dengan ragam 181. diasumsikan kedua
populasi berukuran besar.Jika diambil 100 mahasiswa Eropa dan 100 mahasiswa
Asia sebagai sampel. Ujilah hipotesa apakah ada perbedaan antara IQ mahasiswa
Eropa dan IQ mahasiswa Asia.

Anda mungkin juga menyukai