Anda di halaman 1dari 5

METODE PEMAHAMAN AL QURAN DALAM MENDIDIK ANAK YANG

BERAKHLAK QURANI

1. Metode Rumah Qurani

Anak adalah amanah dari Allah SWT. Amanah ini harus


dipelihara secara baik dan terus menerus dengan memberinya
pendidikan yang baik dan benar. Salah satu pekerjaan pendidik
yang harus mendapatkan perhatian serius adalah mencari
metode yang tepat untuk mengajarkan Al Qur’an kepada anak-
anak usia dini. Anak perlu ditumbuhkan rasa cinta terhadap
AlQur’an melalui suatu metode yaitu metode Rumah Qurani.

Metode ini dimana para orang tua mampu mendesain


rumah/atau ruang belajar yang bernuansa quran, seperti :

a. Kedua orang tua selalu membaca quran pada waktu pagi dan
malam
b. Hiburan Qurani : telivisi quran, audio quran, hp quran, film
quran, dan hiasan dinding quran
c. Berbicara dengan bahasa al quran

Prinsip utama dalam pengajaran Al Qur’an dengan


menggunakan Metode Rumah Qur’ani meliputi dua aspek :
1. Aspek Motivasi, artinya tidak adanya pemaksaan terhadap
anak.
2. Menyajikan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, seperti
memperkenalkan ayat-ayat yang mudah dipahami, pemutaran
video-vidio dokumenter para hafidz-hafid dan qari-qariah
cilik serta keteladanan dari orangtua dan guru
Metode Rumah Qurani disajikan dalam 2 (dua) domain
pembelajaran yaitu : 1. permainan : seperti menyambung ayat
berantai atau tebak ayat dan surah. 2. Isyarat tangan : seperti
menunjukkan 6 dan 2 dengan tangan untk menunjukkan pada
anak agar membaca ayat ke 5 Surah Al Baqarah

Mamfa’at dan fungsi Metode rumah Qur’ani ditujukan untuk


memberikan kenangan indah kepada anak-anak terhadap Al
Qur’an. Sehingga anak-anak mengenal dan memahami Al
Qur’an sejak dini dan akan membentuk pribadi yang berakhlak
Qur’ani serta memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga,
agama dan negara di masa yang akan datang.

Cara yang tepat dalam mengenalkan metode rumah Qur’ani


adalah dengan metode classroom action research (penelitian
tindakan kelas) melalui tiga siklus dengan tahapan :

 Planning (perencanaan) : seperti, jadwal, media dan materi


 Actiaon (tindakan) : pembukaan (cek kehadiran, do’a
belajar dan pembelajaran
 Observation dan reflection : pengamatan, evaluasi, umpan
balik, motivasi dan do’a penutup

Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode Rumah


Qur’ani sangat efektif dalam pengenalan dan pemahaman Al-
Qur’an bagi siswa TPA.

2. Metode Cerita dan Kisah Qurani

Metode Bercerita Kisah Qur’ani berbasis Audiovisual.


Cerita/Mendongeng merupakan cara yang tepat bagi orangtua
untuk mengkomunikasikan pesan-pesan cerita yang
mengandung unsur karakter, etika, maupun nilai-nilai islami.
Selain dapat bermanfaat untuk pengembangan karakteranak,
mendongeng dapat juga bermanfaat untuk memperkaya dan
meningkatkan kemampuan kognitif, memori, kecerdasan,
imajinasi dan kreativitas bahasa.

Pendidikan Metode Cerita/Kisah memiliki beberapa keunggulan


:
1. Kisah selalu memikat karena mampu mengundang pembaca
atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya.
2. Cerita verbal lebih efektif dibandingkan dengan tulisan
3. Kisah Qur'ani dan Nabawi mampu menyentuh hati manusia.
4. Kisah Qur'ani dapat mendidik perasaan keimanan.
Metode cerita atau kisah diisyaratkan dalam Al-Qur’an
Artinya : Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al
Quran itubukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman. (Yusuf 12:111)

Kisah merupakan sarana yang mudah untuk mendidik anak usia


dini. Model ini sangat banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau
lebih sering kita sebut dengan istilah kisah Qur’ani. Bahkan
kisah-kisah dalam Al-Qur’an telah menjadi kisah-kisah masyhur
dalam dunia pendidikan berbasis Islam. Kisah yang
dicantumkan dalam Al-Qur’an ini mengiringi berbagai aspek
pendidikan yang dibutuhkan manusiadalam semua aspek
kehidupan.

Kisah-kisah tersebut dapat kita rangkum secara global sebagai


berikut :
1. Kisah para nabi dan rasul
2. Kisah orang-orang saleh
3. Kisah raja-raja adil dan dhalim (zulkarnain dan fir’uan)
4. Kisah pemuda-pemuda yang tangguh (ashabul kahfi)
5. Kisah wanita-wanita yang baik (maryam dan masyithah)
6. Kisah-kisah kaum durhaka (‘aad,tsamud dan gomorah)
7. Kisah-kisah anak durhaka (kan’an)
8. Kisah-kisah anak penurut dan patuh (isma’il, yahya dan
yusuf)
9. Kisah-kisah orang bijak (lukman, kizdir)

3. Kesimpulan :
1. Generasi yang qurani akan terbentuk oleh lingkuangan dan
suasana yang qurani pula seperti, rumah dan tempat belajar yang
qurani, orang tua yang cinta quran, permainan quran dan teman
bermain qurani.

2. Lingkungan Qurani harus diciptakan oleh orang-orang terdekat


sianak sejak dini, bahkan mulai dari anak dalam kandungan
sampai ia tumbuh menjadi remaja.

Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai