BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KKM?
Fungsi KKM?.
Ketentuan penetapan KKM?
Yang berhak dalam membuat dan menyusun KKM?
Langkah-langkah penetapan KKM?
2. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian kelas
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
kemampuan berfikir tingkat tinggi, penalaran dan kecermatan siswa. Semakin tinggi
tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin sulit untuk dicapai, sehingga rata-
rata nilainya. Sangat rendah. Semakin rendah tingkat kompleksitas mata pelajaran
maka semakin mudah untuk dicapai sehingga rata-rata nilainya semakin tinggi.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah/madrasah yang bersangkutan.
Kondisi rata-rata kemampuan peserta didik dijadikan acuan standar keberhasilan
pembelajaran. Semakin tinggi rata-rata kemampuan peserta didik, maka semakin
mudah untuk mencapai hasil belajar sehingga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah
rata-rata kemampuan peserta didik maka semakin sulit untuk dapat mencapai sehingga
nilai rata-ratanya sangat rendah.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masig-
msaing sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik yang berupa sumber
daya manusia maupun yang lainnya, semakin tinggi tingkat keefektifan pembelajaran.
Semakin tinggi tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah
maka semakin mudah mencapai hasil belajar sehngga nilainya sangat tinggi. Semakin
rendah tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka
semakin sulit untuk mencapai hasil belajar yang ditetapkan sehingga rata-rata nilainya
sangat rendah.
E. Mulyasa juga menegaskan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila telah mencapai 75% dari jumlah kompetensi yang disampaikan. Peserta
didik harus terlibat secara aktif baik dalam fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran, serta menunjukkan semangat belajar yang besar dan percaya pada diri
sendiri.
4. Yang Berhak Menyusun KKM
KKM atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan sebaiknya dibuat oleh orang-
orang yang membutuhkannya atau menggunakannya, yaitu calon evaluator, dengan
maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada masalah karena mereka telah
memahami, bahkan tau apa yang melatar belakanginya. Kriteria ketuntasan minimal
ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di
satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang
hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat
pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka
3
4
maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional
diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria
ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
5. Langkah-Langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal atau
sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut
berkaitan erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi di setiap
mata pelajaran. Hal tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan
kemampuan siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM):
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan
masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah,
dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung
maka nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi pula.
4
5
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
KD.
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Berikut contoh tabelnya:
Contoh:
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta
reaksi oksidasi-reduksi.
5
6
6
7
kovalen polar
Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
∑bobot soal
3
a. 80+80+70 =76,6
3
b. 70+80+70 =73,3
3
c. 65+80+65 = 70
3
d. 65+80+65 =70
3
Mencari nilai KKM Mapel:
∑KKM KD
∑KD/indikator
77+73+70+70 = 290 = 72,5
4 4
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan menjadi 73
7
8
Indikator :
· 1. Siswa dapat meyebutkan identitas diri secara lisan di depan teman temannya
· 2. Siswa dapat menceritakan pengalamannya dalam bentuk karangan sederhana.
2. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk untuk memudahkan guru dalam
memnentukan tehnik penilaian.
3. Penetapan tehnik penilaian
Dalam memilih tehnik penilaian, harus memeperhatikan ciri indikator
Contah:
a. Apabila tuntutan indikator melakuan sesuatu, maka tehnik penilaiannya adalah unjuk
kerja.
b. Apabila tuntutan indikatorny berkaitan dengan pemahaman konsep, maka tehnik
penilaiannya adalah tertulis.
c. Apabila tuntutan indikatornya memuat unsur penyelidikan, maka tehnik penilaiannya
adalah proyek
8
9
a) Menyusun lay-out (ruang lingkup, proporsi jumlah item dari tiap-tiap sub materi, jenis
aspek yang akan diuji, dan tipe tes yang dipergunakan misalnya multiple-chioce, essay)
b) Menulis soal, banyaknya item yang akan ditulis hendaknya lebih banyak daripada
item yang diperlukan, sehingga nanntinya dapat dipilih item-item yang baik.
c) Menata soal, pengelompokan soal-soal menurut bentuknya (kelompok soal multiple-
choice, kelompok soal essay dll)
d) Menetapkan skor. Cara menetapkan skor yang biasanya adalah 1 point untuk setiap
jawaban benar
3. Penelitian Data (Verifikasi Data). Data yang berhasil dihimpun harus disaring lebih
dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Verifikasi ini dilakukan untuk memilih data yang
baik dan data yang kurang baik.
4. Pengolahan dan Analisis Data. Analisis ini dilakukan untuk memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Tehnik yang
digunakan dalam analisis data ini bisa berupa tehnik statistik dan non-statistik,
tergantung pada data yang diolah dan dianalisis.
5. Penafsiran Data. Penafsiran data ini merupakan verbalisasi dari makna yang
terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan yang
pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-
kesimpulan ini harus mengacu pada tujuan dilakukannya evaluasi.
6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi. Tindakan evaluasi harus senantiasa diikuti dengan
adanya tindak lanjut yang yang konkret untuk memperbaiki kegiatan dan hasil belajar
yang kurang memuaskan. Hasil pengukuran memiliki fungsi utama untuk
memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat
dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan kebutuhan
peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu proses
pembelajaran.
7. Laporan Hasil Evaluasi. Laporan ini memberikan bukti sejauh mana tujuan pendidikan
yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua dapat tercapai.
Laporan hasil belajar siswa ini disampaikan oleh wali kelas kepada orang tua siswa
yang memuat didalamnya prestasi siswa (pencapaian kompetensi). Selain itu wali
kelas juga menyampaikan laporan hasil evaluasi itu kepada sekolah tentang
pencapaian kompetensi siswa dan hambatan yang dihadapinya selama mengajar.
9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau standar.
Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas
minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu prinsip
penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai yangpaling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
Fungsi KKM adalah untuk mempermudah, mempertanggungjawabkan dan menjadi
arahan bagi evaluator.
Langkah-langkah pelaksanaan evaluasi:
a. Perencanaan
b. Pengumpulan Data
c. Penelitian Data (Verifikasi Data)
d. Pengolahan dan Analisis Data
e. Penafsiran Data
f. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
g. Laporan Hasil Evaluasi
B. Saran
Adapun saran dari penyusun yaitu. makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kritik dan sarannya sangat kami harapkan agar penilisan makalah berikutnya
bisa menjadi lebih baik dari penulisan makalah ini. Makalah ini juga hannya salah satu
bahan pegangan guru, karena mungkin ada yang kurang tepat dengan reperensi yang ada.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2010), cet. III, h, 119
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2010 Evaluasi Pembelajaran Yogyakarta: Multi Pressindo.
Muhaimin. 2009 Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Sauan Pendidikan (KTSP)
pada Sekolah/Madrasah.Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyasa, E. 2006 Implementasi Kurukulum 2004: Panduan Belajar KBK. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
………, Implementasi Kurukulum 2004: Panduan Belajar KBK, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), cet. IV,h,
Muslich, Mansur. 2008 KTSP seri SNP Pembalajaran Berbasis Kompetensi dan
Konstekstua. Jakarta: Bumi Aksara.
Mansur Muslich, KTSP seri SNP Pembalajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. IV,h, 36
Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1986 Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidika.Jakarta: Bumi aksara.
Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Suwandi,Sarwiji. 2011. Model-model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
11
12
Sumber : http://zhenhal.blogspot.com/2015/12/makalah-kriteria-ketuntasan-minimal-
kkm.html#ixzz4qjY5hIT6 (online) Di Akses Tanggal 25 Agustus 2017.
KATA PENGANTAR
12
13
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua, selawat beriring salam kita alamatkan kepada seorang revolusi
umat yaitu Nabi Muhammad Saw yang beliau telah membawa umat manusia dari alam
jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Makalah ini berjudul:”
KRITERIA PENETAPAN KKM”
Makalah ini merupakan bahan acuan untuk bagi guru yang ingin membuat KKM
pada mata pelajaran masing-masing, mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat
dijadikan pedoman dalam menetapkan KKM di sekolah.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari saran semua pihak, dari itu penulis
ucapkan terima kasih. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran
dari semua pihak penulis harapkan. Hanya kepada Allah SWT kita memohon semoga
makalah ini dapat dipergunakan dan menjadi acuan. Amiin!
Erdiwar, S.Ag.,M.Pd.
13
14
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
ERDIWAR, S.Ag.,M.Pd.
NIP. 19701231 200312 1 017
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
TAHUN 2017
Latihan
14
15
15
16
Daya
Intake
Kompetensi Dasar, Indikaor Kompleksitas
dukun
Siwa
g
16