KIMIA FISIK II
TEGANGAN PERMUKAAN
Tanggal Percobaan : -
Nama : Ibnu Difa Ramadhan
NIM : 11180960000037
Kelas : Kimia A1 2018
Kelompok :3
Anggota Kelompok : Nadifa Chaeroni 1118096000005
Ahmad Shofie 11180960000011
Safitri Azahra 11180960000021
Dosen Pengampu :
Nurmaya Arofah M.Eng
LABORATORIUM KIMIA
PUSAT LABORATORIUM TERPADU
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
A. Prinsip Percobaan
Prinsip pada percobaan ini adalah besarnya gaya yang di perlukan untuk melepaskan
cincin dalam suatu cairan sebanding dengan besarnya tegangan antar muka yang terjadi
dalam cairan .
B. Tujuan Percobaan
Menentukan pengaruh surfaktan terhadap perubahan tegangan permukaan sampel zat
cair dengan metode rambat kapiler
C. Tinjauan Pustaka
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar
pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini tegangan permukaan
mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi
bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh
seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali. (Martin, 1990)
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya
gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya
kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku
sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku
pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh
permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya
tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara
molekul zat yang berbeda (adesi).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas
tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan
yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada
di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik
oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total
yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis
yang tipis.
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas
tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan
yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada
di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik
oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total
yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis
yang tipis.
ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :
- Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui
suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk
mengukur tegangan antar muka.
- Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan
ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
(Atkins. 1994)
Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan di sekelilingi oleh
molekul-molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan
molekul pada permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan karena gaya
tarik-menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-menarik oleh
molekul uap yang di atas permukaan cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung
mengerut untuk mencapai luas yang sekecil mungkin. ( Halliday,1991)
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non polar. Bila
suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka molekul-
molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan
monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan
turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-molekul
surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi
pada saat misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK
ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan permukaan.
(Kosman, 2006)
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah
dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD
dengan panjang l yang dapat digerakkan sepanjang kawat U.
Bahan pembasah adalaha bahan yang dapat menurunkan tegangan antarmuka partikel-partikel
yang tidak larut. Bahan pembasah yang umum digunakan adalah surfaktan yang
memindahkan udara substansi lain yang terabsobsi pada permukaan partikel padatan.
Sehingga memudahkan terbasahinya partikel padatan oleh cairan pembawa. (Gennaro, 1990)
D. Alat Dan Bahan
Alat :
Bahan :
Aquades
Asam Klorida ( HCl 4N )
Alkohon/Etanol
Aseton
Detergen 1 % (w/v)
Detergen 3 % (w/v)
Detergen 5 % ( w/v)
E. Prosedur Kerja
Diagram alir
Tabel pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Di bersihkan piknomemter dengan HCl,,
lalu di bilas 3 kali dengan aquades, sekali
dengan alkohol dan kemudian di keringkan
dalam oven selama 5 menit
2. Setelah, kering di masukan dalam 23,56
desikator selama 10 menit, kemudian di
timbang piknometer kosong hingga di
peroleh massa tetap (w1)
3. Di isi piknometer kosong dengan aquades, 48,50
bagian di lap sa,mpai kering dan di timbang
hingga di peroleh massa tetap (w2)
4. Di buang aquades tersebut lalu dibilas Detergent 1% 47,13
piknometer dengan alkohol dan di keringkan Detergent 3% 48,42
dalam oven kemudian di masukan dalam Detergent 5% 49,34
desikator selama 10 menit setelah kering di
isi detergent 1% bagian luar di lap hingga
kering dan kemudian di timbang sampai di
peroleh massa tetap (w3)
5. Di hitung massa jenis larutan detergent 1 0,945
%
6. Di lakukan percobaan yang sama ( langkah Detergent 3% 0,997 dan detergnet 5% 1,0333
1 - 5 ) ubtuk larutan detergent 3% dan 5%
Perlakuan Pengamatan
1. Di bilas pipa kapiler dengan aquadest,
alkohol dan terakhir dengan aseton.
Kemudian di keringkan
2. Setelah kering , di bilas pipa kapiler
tersebut dengan sanpel yang akan di periksa
3. Di susun alat yang terdiri dari pipa
kapiler , sedotan , dan gelas kimia . di isi
gelas kimia dengan larutan sampel hingga
pipa kapiler tercelup dalam cairan kurang
lebih 1cm
4. Di biarkan cairan merambat naik dan Detergent 1% h1 yaitu 1 cm
setelah benar-benar berhenti bacalah tinggi h2 yaitu 1,5 cm
permukaan (h1 dan h2 ) pada kedua pipa Detergent 3% h1 yaitu 1,16 cm
kapiler. Tinggi permukaan cairan di hitung h2 yaitu 1,76 cm
relatif terhadap permukaan cairan dalam Detergent 5% h1 yaitu 1,73 cm
tabung c. kemudia dinaikan permukaan h2 yaitu 2,03 cm
cairan dengan meniupkan sedotang sejauh 1
cm, lalu di biarkan permukaan cairan turun
kembali. Setelah benar-benar berhenti di baca
kembali tinggi permukaan. Di lakukan
pengukuran nilai h sebanyak 3 kali untuk
masing masing sampel.
5. Di hitung nilai tegangan permukaan setiap Detergent 1% yaitu 11,576 dyne/cm3
sampel Detergent 3% yaitu 14,656 dyne/cm3
Detergent 5% yaitu 7,592 dyne/cm3
F. Hasil Percobaan
G. Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan
cairan berkontraksi dengan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya
tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada
kenaikan cairan biasa dalam pipa kapilerdan bentuk suatu tetesan kecil cairan. tegangan
permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada
dalam keadaan diam (statis).
Prinsip pada percobaan ini adalah besarnya gaya yang di perlukan untuk melepaskan cincin
dalam suatu cairan sebanding dengan besarnya tegangan antar muka yang terjadi dalam cairan
.
Ada beberapa metoda penentuan tegangan muka, dalam praktikum ini digunakan metoda pipa
kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya dengan
memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa dicelupkan kedalam permukaan zat cair
maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu.
Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu,
dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki
molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu faktor yang
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/ densitas (D), semakin besar
densitas berarti semakin rapat muatan – muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut.
Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk
memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai gaya
tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil akan
mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.
Dalam praktikum percobaan kali ini yaitu “ tegangan permukaan “ percobaan di awali dengan
menentukan massa jenis sampel , sampel yang di gunakan pada percobaan kali ini yaitu
menggunakan detergent dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 1%,3% dan 5% . .
praktikum di mulai dengan praktikan membilas piknometer dengan HCl , aquades sekali dan
setelah itu di keringkan kemudian di masukan dalam desikator sealama 10 menit. Kemudian
di peroleh massa tetap piknometer kosong (w1) sebesar 23,36 . kemudian setelah di peroleh
data w1 , aquades di masukan ke dalam piknometer setelah itu bagian luar piknometer di lap
hingga kering . kemudian piknometer yang berisi aquadest di timbang sehingga di peroleh
massa tetap w2 sebesar 48,50 . setelah di peroleh data w1 yang berupa piknometer kosong
dan w2 yang berupa piknometer yang diisi dengan aquadest , selanjutnya menentukan w3
yang berupa piknometer dengan sampel dengan melakukan percobaan dengan langkah yang
sama di peroleh w3 sampel detergent 1% yaitu 47,13 detergent 3% yaitu 48,42 dan detergent
5% yaitu 49,34 . setelah di peroleh ketiga data tersebut maka masing-masing sampel dapat di
tentukan massa jenisnya di peroleh massa jenis detergent 1% sebesar 0,945 , detergent 3%
sebesar 0,997 dan detergent 5% sebesar 1,033 . dalam tahap ini piknometer di bilas terlebih
dahulu agar memastikan bahwa piknometer telah steril dan benar-benar bersih dari bahan
apapun sehungga hasil timbangan yang peroleh dapat maksimal. Sedangkan di lakukan
pengeringan dan di masukan dalam desikator hak ini bertujuan agar tidak ada air yang
terdapat di luar piknometer sehingga tidak mempengaruhi massa tetap yang akan di peroleh
nanti. Dalam penentuan massa jenis pwecobaan kali ini dapat di simpulkan bahwa semakin
besar konsentrasi maka massa jenisnya akan semakin besar
Tegangan permukaan dapat di tentukan ketika sudah di ketehaui data h1 dan h2 yang
merupakan ketinggian kapilernya serta massa jenis sampelnya yang ingin di ketahui tegangan
permukaannya .
H. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat di simpulkan pengaruh surfaktan terhadap tegangan permukaan ,
semakin besar konsentrasi surfaktan maka teganan permukaan yang di peroleh akan semakin
kecil.
I. Daftar Pustaka
Pertanyaan :
1. apa yang di maksud dengan tegangan permukaan ?
Jawab :
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan
cairan berkontraksi dengan benda dalam keadaan tegang.
2. Bagaimana hubungan antara kenaikan konsentrasi dengan larutan detergent terhadap nilai
tegangan permukaan ?
Jawab :
surfaktan tegangan permukaannya semakin kecil apabila konsentrasi surfaktannya besar,
dikarenakan keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas, sehingga tegangan
permukaan akan bertambah besar. Tapi apabila zat yang ada dipermukaan cairan membentuk
lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan zat tersebut yang
disebut dengan surfaktan.
3. Jelaskan apa yang di maksud dengan istilah adhesi dan kohesi ?
Jawab :
Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak
menolak. Gaya kohesi zat padat lebih besar dibandingkan dengan zat cair dan gas (Susunan
partikel pada zat padat, cair, dan gas). Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila dicampurkan
tidak akan saling melekat.
Contohnya air dan minyak
Adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan
saling melekat bila dicampurkan.
Contohnya kopi dan air .
Lampiran