Anda di halaman 1dari 3

Fertilisasi (pembuahan), proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi

di daerah ampula tuba uterina. Daerah ini merupakan tempat terluas tuba dan
dekat dengan ovarium. . Perjalanan dari serviks ke tuba uterina dapat terjadi
paling cepat 30 menit atau paling lambat 6 hari. Setelah mencapai istmus,
sperma menjadi kurang motil dan berhenti bermigrasi. Saat ovulasi, sperma
kembali menjadi motil, kemungkinan disebabkan oleh kemoatraktan yang
dihasilkan oleh sel-sel kumulus yang mengelilingi sel telur, dan berenang
menuju ampula, tempat fertilisasi biasanya terjadi.
Spermatozoa tidak dapat memfertilisasi oosit segera sesudah
kedatangannya di dalam saluran genitalia wanita namun menjalani (1)
Kapasitasi : periode pengondisian di dalam saluran reproduksi wanita yang
berlangsung sekitar 7 jam pada manusia, dan (2) Reaksi akrosom : yang terjadi
sesudah pengikatan pada zona pelusida, dipicu oleh protein zona. Reaksi ini
memuncak pada pelepasan enzim-enzim yang dibutuhkan untuk menembus
zona pelusida, meliputi substansi mirip-akrosin dan mirip-tripsin. Fase
fertilisasi meliputi :
i. Fase 1, penetrasi korona radiata
Dari 200 hingga 300 juta spermatozoa yang normalnya diletakkan
di dalam saluran genitalia wanita, hanya 300 hingga 500 yang
mencapai tempat fertilisasi. Hanya satu dari spermatozoa ini yang
membuahi sel telur. Diduga bahwa spermatozoa lainnya membantu
sperma yang membuahi dalam penetrasi sawar yang melindungi gamet
wanita. Sperma yang terkapasitasi bebas menembus sel-sel korona.
ii. Fase 2, penetrasi zona pelusida
Zona ini merupakan selubung glikoprotein yang mengelilingi sel
telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan
memicu reaksi akrosom. Baik pengikatan maupun reaksi akrosom ini
diperantarai oleh ligan ZP3, suatu protein zona. Pelepasan enzim
akrosom (akrosin) memungkinkan sperma menembus zona sehingga
berkontak dengan membran plasma oosit (Gambar 3.5). Permeabilitas
zona pelusida berubah ketika kepala sperma berkontak dengan
permukaan oosit. Kontak ini menyebabkan pelepasan enzim lisosom
dari granula korteks yang melapisi membran plasma oosit. Pada
gilirannya, enzim-enzim ini mengubah sifat zona pelusida (reaksi zona)
untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempattempat
reseptor spesifik-spesies untuk spermatozoa di permukaan zona.
Spermatozoa lainnya telah ditemukan terbenam di dalam zona pelusida,
namun hanya satu yang tampaknya dapat menembus oosit.
iii. Fase 3, penyatuan membran sel oosit dan sperma
Segera setelah spermatozoa masuk ke oosit, sel telur merespons
dalam tiga cara :
- Reaksi korteks dan zona. Akibat pelepasan granula oosit korteks,
yang mengandung enzim lisosom, (1) membran oosit menjadi
tidak dapat ditembus oleh spermatozoa lainnya, dan (2) zona
pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah
pengikatan dan penetrasi sperma. Reaksi ini mencegah polispermi
(penetrasi lebih dari satu spermatozoa ke dalam oosit).
- Melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menuntaskan
pembelahan meiosis keduanya segera se-sudah masuknya
spermatozoa. Salah satu sel anak, yang hampir tidak mendapat
sitoplasma, dikenal sebagai badan polar kedua; sel anak lainnya
adalah oosit definitif. Kromosomnya (22 plus X) menyusun dirinya
sendiri di dalam nukleus vesikular yang dikenal sebagai
pronukleus wanita
- Pengaktifan metabolik sel telur. Spermatozoa bergerak maju dekat
pronucleus wanita  nucleus spermatozoa membengkak dan
membentuk pronucleus pria  ekor lepas mengalami degenerasi
pronucleus wanita dan pria berkontak erat  selubung nucleus
hilang  pronucleus mereplikasi kan DNA  mitosis. Hasil
utama fertilisasi:
 Pengembalian jumlah diploid kromosom, separuh dari ayah
dan separuh dari ibu. Oleh sebab itu, zigot mengandung
kombinasi baru kromosom yang berbeda dari kedua orang
tuanya.
 Penentuan jenis kelamin individu baru. Sperma pembawa
kromosom X menghasilkan mudigah wanita (XX), dan sperma
pembawa kromosom Y meng-hasilkan mudigah pria (XY).
Oleh sebab itu, jenis kelamin kromosom mudigah ditentukan
saat fertilisasi.
 Inisiasi pembelahan. Tanpa fertilisasi, oosit biasanya
mengalami degenerasi 24 jam sesudah ovulasi.

Anda mungkin juga menyukai