Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RANGKUMAN KMB 1

“Dibuat guna Memenuhi Tugas dari mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 yang di
Ampu oleh Ns. Agus Santosa, M.Kep”

Dibuat Oleh :

M. FATIH FIRMANSYAH

1911010059

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2020/2021
1

KAJIAN PENYAKIT – PENYAKIT TROPIS

Dalam suatu kasus penyakit Tropis yang sering menyerang masyarakat ini sering di
jumpai di sekitar kita khusus nya negara dengan garis geografis seperti negara indonesia dan
dangan 2 Musim yang selalu berubah ubah sepanjang tahun seperti Musim Penghujan &
Kemarau tapi ada lagi musim Seperti Pancaroba, dengan begitu penyakit tropis sering
menyerang/menginfeksi masyarakat dengan gejala, pusing, mual, panas/demam, batuk, pilek
dan lain lain penyakit seperti itu seperti sudah mendarah daging di kehidupan masyarakat
indonesia walaupun di lingkungan bersih maupun tidak.

Pada kasus tersebut dapat di jumpai banyak diagnosa yang berkaitan dalam penyakit
tropis ini dengan diketahuinya diagnosis yang diderita oleh pasien dapat segera di
tindaklanjuti agar dapat sembuh seperti semula karena penyakit tropis ini ada banyak jenis
dan gejala yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat berakibat fatal
jika tidak ada penanganan atau di biarkan saja dapat mengakibatkan kematian.

Banyak kali faktor baik dari lingkungan rumah sakit maupun tidak yang dapat
mempengaruhi pada saat menetapkan prioritas masalah, organisasi dari keperawatannya, dan
gangguan dari tenaga kesehatannya yang dapat menghambat dalam menetapkan prioritas
masalah. Dan ketersediaan sumbe daya seperti perawat spesialis, teknisi laboratorium, ahli
gizi, kebijakan dan prosedur, seta akses suplai juga akan memengaruhi prioritas. Selain itu
kondisi pasien juga harus berubah sehingga penetapan merupakan proses yang dinamis.
Faktor-faktor yang diatas merupakan hal yang dapat memengaruhi kemampuan seorang
perawat dalam menetapkan prioritas masalah dan perawat juga tidak dapat menerapkan
dengan cepat. Oleh karena itu perawat dan tenaga kesehatan lainnya harus bisa bekerja sama
dengan baik agar dapat menetapkan prioritas masalah dengan benar. Perawat juga dapat
menggunakan referensi dari buku NANDA agar hasilnya lebih akurat sehingga intevensi
yang menghasilkan implementasi keperawatan berjalan dengan baik. Prioritas dalam praktik
tidak harus menangani semua diagnosis prioritas tinggi sebelum menangani yang lain.
Perawat dapat menangani prioritas tinggi dan kemudian menangani prioritas diagnosis
dengan prioritas yang lebih rendah. Selanjutnya, karena pasien biasanya mengalami beberapa
masalah, perawat sering kali menangani lebih dari satu diagnosis pada waktu. Prioritas ini
bisa juga berubah seiring dengan perubahan respon pasien, masalah, dan terapi.
2

PENEGAKAN DIAGNOSA DBD (2 KRITERIA KLINIS + 2 KRITERIA LABORATORIS)

KLINIS 1. DEMAM TINGGI MENDADAK,


TERUS MENERUS SELAMA 2- 7 HARI
2. TERDAPAT MANIFESTASI
PENDARAHAN SEPERTI TORNIQUET
(+), PETECHIAE, ECHIMOSIS,
PURPURA, PERDARAHAN MUKOSA,
EPITAKSIS, PERDARAHAN GUSI, DAN
HEMATEMESIS DAN ATAU MELENA
3. PEMBESARAN HATI
4. SYOK DITANDAI DENGAN NADI
LEMAH DAN CEPAT, TEKANAN NADI
TURUN, TEKANAN DARAH TURUN,
KULIT DINGIN,
LABORATO RIS 1. TROMBOSITOPENIA (100.000µL
ATAU KURANG)
2.HEMOKONSENTRASI,
PENINGKATAN HEMATOKRIT 20%

Intervensi keperawatan tentang kolaborasi dengan terapi dokter disusun perawat


sebanyak 54 kali. Intervensi ini adalah intervensi dependen. Intervensi ini dituliskan perawat
tidak untuk diagnosa keperawatan tertentu, tapi setiap diagnosa apapun dituliskan intervensi
ini. Intervensi tentang kolaborasi dengan dokter sesuai dengan intervensi pada diagnosa
bersihan jalan napas tidak efektif, nyeri akut, dan hipertermi. Intervensi yang sering
dituliskan perawat adalah observasi keadaan umum pasien, kolaborasi dengan terapi dokter,
beri posisi nyaman, berikan terapi, cek tanda-tanda vital berkala, beri oksigen, anjurkan
bedrest, ajarkan batuk efektif, posisikan semi fowler, dan ajarkan nafas dalam. Perawat harus
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam menyusun rencana perawatan, karena
intervensi yang disusun belum optimal untuk mengatasi masalah pasien di RS. Intervensi
untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam manajemen penyakitnya
adalah penting untuk diberikan pada pasien, agar mengurangi angka putus obat.
3

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana


perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Jadi, implemetasi keperawatan adalah
kategori serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan
anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan
perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat
respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

Ada tiga tahap dalam tindakan keperawatan yaitu : persiapan, perencanaan, dan
dokumentasi.

1. Persiapan Persiapan perlu dilakukan untuk menyiapkan semua hal yang diperlukan dalam
tindakan. Kegiatan tersebut meliputi :

a. Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan. Tindakan


keperawatan disusun untuk promosi, mempertahankan dan memulihkan kesehatan
klien. Kriteria yang harus dipenuhi adalah :

- Konsisten sesuai dengan rencana tindakan.

- Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah.

- Ditujukan kepada individu sesuai kondisi klien.

- Digunakan untuk menciptakan lingkungan yagn terapeutik dan aman.

- Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien.

- Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai.

b. Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan. Perawat


harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan tipe ketrampilan yang diperlukan untuk
tindakan keperawatan. Hal ini tenaga kesehatan yang tepat untuk melakukan tindakan
keperawatan.
4

c. Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul. Tindakan


yang dilakukan mungkin beresiko terhasap klien. Perawat harus menyadari
kemungkinan timbulnya komplikasi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan.
Yang perlu dipersiapkan oleh perawat adalh pencegahan dan mengurangi resiko dari
tindakan yang dilakukan.

d. Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Hal yang perlu


dipersiapkan adalah hal yang berhubungan dengan tujuan yang dipertimbangkan, yaitu :
waktu, tenaga, dan alat. Waktu. Waktu tindakan perawatan yang spesifik harus
ditentukan secara selektif Tenaga. Perawat harus memperhatikan kwantitas dan
kwalitas tenaga yang ada dalam melakukan tindakan keperawatan Alat. Perawat harus
mengidentifikasikan peralatan ayng diperlukan pada tindakan. Hal ini akan bisa
mengantisipasi alat-alat apa yang seharusnya diperlukan dalam tindakan.

e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan yang akan


dilaksanakan. Lingkungan yang aman dan nyaman akan berperan terhadap keberhasilan
tindakan perawatan yang dilakukan.

f. Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dan potensial tindakan.
Pelaksanaan tindakan keperawaan harus memperhatikan : hak dan kewajiban klien, hak
dan kewajiban perawat dan dokter, kode etik keperawatan dan hukum keperawatan

2. Perencanaan/intervensi Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan


pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik emosional.
Pendekatan tersebut meliputi tindakan: independen, interdependen, dan dependen.
Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat
secara profesional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan.

a. Independen Tindakan keperawatan independen adlah suatu keiatan yang dilaksanakan


oleh perawat tanpa petunujk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Tipe tindakan didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan. Tindakan keperawatan
merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan
tindakan keperwatan secara pasti bedasarkan pendidikan dan pengalaman. Lingkup
tindakan independen keperawatan adalah :

- Mengkaji terhadap klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan


pemeriksaan fisik utnuk mengetahui status kesehatan klien.
5

- Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan


intervensi keperawatan.

- Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memulihkan


kesehatan. - Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukan,
mendukung dan mengajarkan kepada klien dan keluarga.

- Merujuk kepada tenaga yang lain jika ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga
keperawatan.

- Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis. Partisipasi


dengan consumers atau tenaga kesehtan lain dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan. Tipe tindakan independen keperawatan dikategorikan menjadi 4 :

1) Tindakan Tindakan ini ditujukan pada pengkajian dalam merumuskan suatu


diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut meliputi :

- Diagnostik Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data subyektif,


keluhan klien, persepsi tentang penyakitnya, dan riwayat penyakit.

- Observasi dan pemeriksaan fisik : tindakan untuk mendapatkan data


obyektif, meliputi : observasi kesadaran dan tandatanda vital(suhu, nadi,
tekanan darah dan pernafasan).

- Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan pendekatan sistem atau head to


toe. Tindakan ditujukan untuk mengurangi, mencegah dan mengatasi
masalah klien.

2) Tindakan terapeutik Tindakan ini ditujukan untuk merubah perilakuklien


melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien.

3) Tindakan edukatif/mengajarkan Tindakan ini lebih ditekankan pada


kemampuan perawat dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang
keadaan klien dan kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan tim
kesehatan lain.

4) Tindakan merujuk
6

a. Interdependen Tindakan keperawatan interdependen adalah tindakan yang


lebih memrlukan suatu kerjasama dengan tenag eksehatan lainnya,
misalnya pada ahli gizi, fisioterapi, tenagn sosial dan dokter.

b. Dependen Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana


tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana
tindakan medis dilakukan

3. Dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan harus diikuti


dengan pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan. Sistem pencatatan dan sokumentasi lebih lanjut disampaikan pada bagian
dokumentasi keperawatan.

Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani, 2013)


S:Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.

O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan   pengamatan yang
objektif.

A:  Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.

P:Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan
kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)

B. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal
ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan:
7

1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang


ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan)
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008)

C. Tahap EvaluasI

Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)


1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
a) Tekanan darah normal 120/80
b) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
c) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit demam
berdarah
3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak ukur
keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah 100/60, klien
Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau mampu menyebut satu
cara pencegahan demam berdarah.
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan

Pengkajian keperawatan

a. Data subyektif Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga
pada pasien DHF, data obyektif yang sering ditemukan yaitu :

1.)Lemah.

2.)Panas atau demam.

3.)Sakit kepala.

4.)Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.


8

5.)Nyeri ulu hati.

6.)Nyeri pada otot dan sendi.

7.)Pegal-pegal pada seluruh tubuh.

8.)Konstipasi (sembelit).

a.Data obyektif : Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas kondisi
pasien. Data obyektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain :

1)Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.

2)Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.

3)Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
hematoma, hematemesis, melena.

4)Hiperemia pada tenggorokan.

5)Nyeri tekan pada epigastrik.

6)Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.

7)Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah,
sianosis perifer, nafas dangkal.

Pemeriksaan laboratorium pada DHF akan dijumpai :

1) Ig G dengue positif.

2) Trombositopenia.

3) Hemoglobin meningkat > 20 %.

4) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).

5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia,


hipokloremia. Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, netropenia, aneosinofilia,
peningkatan limfosit, monosit, dan basofil

1) SGOT/SGPT mungkin meningkat.

2) Ureum dan pH darah mungkin meningkat.

3) Waktu perdarahan memanjang.


9

4) Asidosis metabolik.

5) Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.

Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan

Beneficence (Berbuat Baik)


Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.

Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru
masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan
asas keadilan.

Non-maleficence (tidak merugikan)


Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh
ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian
transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien
semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian transfusi darah. akhirnya
transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi ini juga
terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.
10

Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk
rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada
dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan
tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

Fidelity (Menepati janji)


Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.

Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika
perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.

Anda mungkin juga menyukai