M. Fatih Firmansyah 1911010059 (KMB1)
M. Fatih Firmansyah 1911010059 (KMB1)
“Dibuat guna Memenuhi Tugas dari mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 yang di
Ampu oleh Ns. Agus Santosa, M.Kep”
Dibuat Oleh :
M. FATIH FIRMANSYAH
1911010059
Dalam suatu kasus penyakit Tropis yang sering menyerang masyarakat ini sering di
jumpai di sekitar kita khusus nya negara dengan garis geografis seperti negara indonesia dan
dangan 2 Musim yang selalu berubah ubah sepanjang tahun seperti Musim Penghujan &
Kemarau tapi ada lagi musim Seperti Pancaroba, dengan begitu penyakit tropis sering
menyerang/menginfeksi masyarakat dengan gejala, pusing, mual, panas/demam, batuk, pilek
dan lain lain penyakit seperti itu seperti sudah mendarah daging di kehidupan masyarakat
indonesia walaupun di lingkungan bersih maupun tidak.
Pada kasus tersebut dapat di jumpai banyak diagnosa yang berkaitan dalam penyakit
tropis ini dengan diketahuinya diagnosis yang diderita oleh pasien dapat segera di
tindaklanjuti agar dapat sembuh seperti semula karena penyakit tropis ini ada banyak jenis
dan gejala yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat berakibat fatal
jika tidak ada penanganan atau di biarkan saja dapat mengakibatkan kematian.
Banyak kali faktor baik dari lingkungan rumah sakit maupun tidak yang dapat
mempengaruhi pada saat menetapkan prioritas masalah, organisasi dari keperawatannya, dan
gangguan dari tenaga kesehatannya yang dapat menghambat dalam menetapkan prioritas
masalah. Dan ketersediaan sumbe daya seperti perawat spesialis, teknisi laboratorium, ahli
gizi, kebijakan dan prosedur, seta akses suplai juga akan memengaruhi prioritas. Selain itu
kondisi pasien juga harus berubah sehingga penetapan merupakan proses yang dinamis.
Faktor-faktor yang diatas merupakan hal yang dapat memengaruhi kemampuan seorang
perawat dalam menetapkan prioritas masalah dan perawat juga tidak dapat menerapkan
dengan cepat. Oleh karena itu perawat dan tenaga kesehatan lainnya harus bisa bekerja sama
dengan baik agar dapat menetapkan prioritas masalah dengan benar. Perawat juga dapat
menggunakan referensi dari buku NANDA agar hasilnya lebih akurat sehingga intevensi
yang menghasilkan implementasi keperawatan berjalan dengan baik. Prioritas dalam praktik
tidak harus menangani semua diagnosis prioritas tinggi sebelum menangani yang lain.
Perawat dapat menangani prioritas tinggi dan kemudian menangani prioritas diagnosis
dengan prioritas yang lebih rendah. Selanjutnya, karena pasien biasanya mengalami beberapa
masalah, perawat sering kali menangani lebih dari satu diagnosis pada waktu. Prioritas ini
bisa juga berubah seiring dengan perubahan respon pasien, masalah, dan terapi.
2
Ada tiga tahap dalam tindakan keperawatan yaitu : persiapan, perencanaan, dan
dokumentasi.
1. Persiapan Persiapan perlu dilakukan untuk menyiapkan semua hal yang diperlukan dalam
tindakan. Kegiatan tersebut meliputi :
f. Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dan potensial tindakan.
Pelaksanaan tindakan keperawaan harus memperhatikan : hak dan kewajiban klien, hak
dan kewajiban perawat dan dokter, kode etik keperawatan dan hukum keperawatan
- Merujuk kepada tenaga yang lain jika ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga
keperawatan.
4) Tindakan merujuk
6
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang
objektif.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan
kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal
ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan:
7
C. Tahap EvaluasI
Pengkajian keperawatan
a. Data subyektif Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga
pada pasien DHF, data obyektif yang sering ditemukan yaitu :
1.)Lemah.
3.)Sakit kepala.
8.)Konstipasi (sembelit).
a.Data obyektif : Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas kondisi
pasien. Data obyektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain :
3)Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
hematoma, hematemesis, melena.
7)Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah,
sianosis perifer, nafas dangkal.
1) Ig G dengue positif.
2) Trombositopenia.
4) Asidosis metabolik.
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.
Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan
Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru
masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan
asas keadilan.
Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk
rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada
dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan
tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika
perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.