Anda di halaman 1dari 54

Seminar Daring IMPPI Jatim

Etika & Implementasi Unit Manajer Pelayanan Pasien di RS


27 Maret 2021

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro,


MM, MHKes, FISQua
1
Fakultas Kedokteran Univ Kristen Indonesia,
1970
Konsultan Nefrologi Perhimpunan Nefrologi
Indonesia, 1982
Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta, 1994
Magister Hukum Kesehatan
Lahir : Univ Katolik Soegijapranata Semarang, 2013
Magelang
5 Nov 1943 FISQua,
Fellowship of The International Society for
Quality in Health Care, 2020
2
▪ Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS sejak th 2014
▪ Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
▪ Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
▪ Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem Kes th 2012-2015,
2016-2018, 2018-2020 Wakil Ketua KNKP
▪ Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) – PERSI sejak 2005
▪ KKPRS diubah namanya menjadi IKPRS. Ketua IKPRS-Institut
Keselamatan Pasien RS sejak th 2012
▪ Advisory Council Asia Pacific, Joint Commission International,
sejak 2009
▪ Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal Hipertensi RS
Mediros, Jakarta, sejak 1996

3
▪ Surveyor KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
▪ PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan Akreditasi RS, DitJen
Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
▪ Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
▪ Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
▪ Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
▪ Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993, 1993–1996
▪ Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
▪ Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 – 1995
▪ Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
▪ Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
▪ Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
❑ Penghargaan :
➢ *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah Tinggi PPM.
➢ *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di Indonesia*, 2018, Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.
4
Pelayanan – Asuhan Pasien & MPP
Kode Etik Badan Akreditasi Nasional – Internasional
Kode Etik Profesi
Kode Etik Organisasi MPP/Case Manager
26/3/21: 13
4,982

26/3/21:
124,497

Akses 26 Maret 2021 : https://www.worldometers.info/


coronavirus/country/indonesia/
Komite Direktur Komite
Med Wat
• Kredensial
• Mutu Ka Bidang Yan Ka Bidang Wat
•Nurse
• Etik-Disiplin
•Apoteker
Kelompok •Dietisien
Form : DPJP PPA Lain
Staf Medis Clinical Team
Leader
1. Triage ARK 1.1.
2. Asesmen Awal : AP 1, 1.1,1.2, 1.3
3. Asesmen Ulang → CPPT : AP 2, 2.1 Asuhan Medis Asuhan PPA Lain
4. PRMRJ : ARK 4.3
5. Asesmen Pra Sedasi/Anestesi/PraInduksi PAB 3.2,
4, 4.1 Asuhan Terintegrasi
6. IC : PAB 3.3, 5.1, 7.1
7. Konsul : AP 1.6. Pasien
8. Asuhan Gizi terintegrasi : PAP 5
9. Operasi : Laporan, Plan postop : PAB 7.2, 7.3
& Kel
10. MPP: Form A & B : ARK 3.1.
11. Ringkasan Pasien Pulang : ARK 4.2, MIRM 15
(“One Patient, One Clinical Team,
12. Rujukan : ARK 5.2
Several Units”) 7
13. Farmasi: Meso, PTO : PKPO 7
Berbasis Pelayanan Berfokus Pasien / PCC dan
1
Asuhan Pasien Terintegrasi

Dilaksanakan oleh PPA sebagai Tim, yang


2 berkolaborasi interprofessional dengan
kompetensi untuk berkolaborasi

Dilaksanakan dengan DNA of Care :


3
Safety, Quality, Culture

` Asuhan pasiennya didokumentasikan terintegrasi


Asuhan Pasien 4.0 : adalah asuhan
4 melalui IT dalam SIRSAK dan SISMADAK
pasien, yang modern, terkini di
Rumah Sakit dan distandarkan
dalam SNARS Edisi 1.1.
*Asuhan Pasien Terintegrasi
*The Indonesian model of PCC
❑ Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi Inter Unit : Vertikal
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)

1.Patient Engagement & Empowerment. (HPK, ARK, PAP, MKE)


2. DPJP sbg Clinical Leader. (PAP, AP) Asuhan Gizi
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional. (AP,PAP, MKE) Terintegrasi,
PAP 5
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. (AP,PAP)
5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (ARK, PAP)
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien. (MKE)
8. Integrated Clinical Pathway. (PMKP, TKRS)
9. Integrated Discharge Planning. (ARK)
10.Budaya Keselamatan. (TKRS, PMKP)
(KARS, 2020, SNARS Edisi 1.1.)
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PPA `

*Sasaran
PPA* Kebutuhan
MPP Pasien
PAP 2.1. Pasien
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr Pasien*
Sistem
Pendukung
*Sasaran Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
MPP* AP 1, ARK 1,
HPK 2.2.
ARK 3.1.

Manajemen Unit
(a.l. Kepala Ruangan)

(Nico Lumenta, 2019)


PPA : Kompetensi Kolaborasi Interprofesional
Interprofessional Collaborative Practice Competency
Domains

Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Kompetensi pada Kolaborasi Interprofesional (38)

Ranah Kompetensi 1: Values/Ethics for Interprofessional Practice (10)

Bekerja bersama PPA lain untuk memelihara iklim saling respek (menghormati) dan
berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)

Menggunakan pengetahuan dari peran masing2 guna memperoleh dan mengatasi


kebutuhan layanan kesehatan dari pasien dan populasi yang dilayani.
Ranah Kompetensi 3: Interprofessional Communication (8)
Berkomunikasi dengan pasien, keluarga, komunitas, dan PPA lain dengan cara yang
responsif dan bertanggung jawab yang mendukung suatu pendekatan tim dalam
pemeliharaan kesehatan serta pengobatan penyakit.
Ranah Kompetensi 4: Teams and Teamwork (11)

Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim untuk kinerja efektif
dalam tim dgn peran yang berbeda untuk merencanakan dan memberikan asuhan
berfokus pasien-/populasi yang aman, tepat waktu, efisien, dan wajar.

Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Rangkuman Berbagai Core Concept
*DNA of Care
🌏 Safety
🌏 Quality Kepemimpinan
🌏 Culture

PCC Pelaporan IKP-


Patient Centred Care Pembelajaran
‘BPIS’

Keterlibatan Pasien
Kolaborasi
Interprofesional
Just Culture-Budaya Adil
Respek/Trust Keseimbangan Sistem & Manusia

Komunikasi

*(Hardy, P. 2017. Patient


voice and DNA of Care, (Nico Lumenta, 2020)
ISQua Conference, London)
Kepemimpinan

Pelaporan IKP-
Patient Centred Care Pembelajaran

Kolaborasi
Interprofesional Keterlibatan Pasien

Respek/Trust Just Culture-Budaya Adil

Komunikasi

(Nico Lumenta, 2020)


Badan Akreditasi 11

Nasional/Internasional

Perhimpunan
RS

Asosiasi
Profesi PPA

Asosiasi
MPP PCC-APT
ARK 3
Nasional/Internasional
MPP
“Manajemen Pelayanan
Pasien akan menjadi bagian
tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Tidak
ada model pelayanan
kesehatan yang akan
berhasil tanpa komponen
manajemen pelayanan
pasien” !!!

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER

DPJP
PPJA MPP
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Keluarga Unit
• Koordinasi
• AP 4 – Integrasi
• Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes (MPP bukan Transfer
• MIRM 13.1. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
✓ MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • PAP 1 – Asuhan
✓ Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
✓ Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
CMSA Case Management Society of CMSA Case Management Society of America
America
Philosophy of Case Management Filosofi Manajemen Pelayanan Pasien

The underlying premise of case management is based in the fact that • Premis yang mendasari MnPP didasarkan pd kenyataan bhw ketika
when an individual reaches the optimum level of wellness and functional
capability, everyone benefits: the individuals being served, their support
seorg individu mencapai tingkat kes dan kemampuan fungsional yg
systems, the health care delivery systems and the various reimbursement optimal, setiap orang mendapat manfaat: individu yg dilayani, sistem
sources. pendukung mereka, sistem pemberian pelayanan kes dan berbagai
Case management serves as a means for achieving client wellness and sumber penggantian.
autonomy through advocacy, communication, education, identification of
service resources and service facilitation. The case manager helps identify • MnPP berfungsi sbg sarana utk mencapai kesejahteraan dan
appropriate providers and facilities throughout the continuum of services, otonomi pasien melalui advokasi, komunikasi, pendidikan, identifikasi
while ensuring that available resources are being used in a timely and sumber daya layanan dan fasilitasi layanan.
cost-effective manner in order to obtain optimum value for both the client
and the reimbursement source. Case management services are best
• MPP membantu mengidentifikasi pemberi layanan dan faskes yg
offered in a climate that allows direct communication between the case sesuai di seluruh rangkaian layanan, sambil memastikan bhw sumber
manager, the client, and appropriate service personnel, in order to daya yg tersedia digunakan secara tepat waktu dan hemat biaya utk
optimize the outcome for all concerned. mendapatkan nilai optimal bagi klien dan sumber penggantian.
Certification determines that the case manager possesses the education,
skills and experience required to render appropriate services based on • Layanan MnPP paling baik ditawarkan dlm iklim yg memungkinkan
sound principles of practice. komunikasi langsung antara MPP, pasien, dan personel layanan yg
sesuai, utk mengoptimalkan hasil bagi semua yang berkepentingan.
• Sertifikasi menentukan bhw MPP memiliki pendidikan, keterampilan
dan pengalaman yg diperlukan untuk memberikan layanan yg sesuai
berdasarkan prinsip2 praktik yg baik.
(Akses 26-03-2021 : https://cmsa.org/who-we-are/what-is-a-case-manager/)
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil

Perenca Implemen Tindak Proses Evalua


Skrining Asesmen
naan tasi lanjut Transisi si hasil
(Koordinasi
Asuhan)

Stratifik Kedalaman fase ini bervariasi berdasarkan pada Komunikasi


pengaturan praktik MnPP. Misalnya. Risiko stratifikasi
asi adalah penting dalam asuransi kes, asuhan kronis dll. Pasca
Risiko Dalam perawatan akut / jangka panjang Risiko Transisi
stratifikasi dapat dikombinasikan dengan fase
Asesmen

(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)


Tataklaksana Sasaran MPP
MPP Proses SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time based
1. Identifikasi, seleksi / ❑ Pada Asesmen MPP gunakan
skrining pasien utk konsep IAR 1. Pemahaman Pasien ttg
manajemen pelayanan
❑ I : Kumpulkan informasi, asuhan (penyakit,tindakan)
pasien
termasuk Sasaran PPA,
2. Asesmen untuk
Harapan/Sasaran Pasien,
2. Kepuasan pasien
manajemen pelayanan
pasien masalah psiko-sosio-kultural 3. Kemampuan mengambil
3. Identifikasi masalah dan
❑ A : Jabarkan keputusan terkait asuhan
kesempatan
4. Perencanaan manajemen • Masalah yang mendukung 4. Keterlibatan & pemberdayaan
pelayanan pasien pencapaian sasaran. 5. Kepatuhan thd PPA
5. Monitoring
6. Fasilitasi, Koordinasi, • Masalah yang dapat 6. Kemandirian pasien
Komunikasi dan menghambat pencapaian 7. Dukungan keluarga/yg lain
Kolaborasi sasaran
7. Advokasi pasien
❑ R : Susun rencana, jabarkan
8. Hasil Pelayanan
Sasaran MPP dan langkah2nya 8. Pemulangan aman
9. Kompetensi Budaya –
Cultural Competence MPP ❑ Implementasi, Monitor, Evaluasi 9. Kesesuaian asuhan dgn
10.Manajemen Sumber Daya
❑ “Loop” balik untuk menambah kebutuhannya
11.Terminasi manajemen
pelayanan pasien a.l. Asesmen & Rencana 10.Kesinambungan pelayanan
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”

*Sasaran *Harapan AP 1, ARK 1,


PAP 2.1.
PPA* / Sasaran HPK 2.2.
(+BPIS)
Pasien*

Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
*Sasaran
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.

9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya


10.Kesinambungan pelayanan (Nico Lumenta, 2019)
Kompetensi Manajer Pelayanan Pasien.
1 Konsep Manajemen Yan Pasien

Manajemen Yan Pasien


Ranah Pengetahuan 2 Prinsip2 Praktek MnPP Pasien

3 Manajemen Pelayanan Kes


Nilai
Manajemen
4 Reimbursmen Pelayanan Kes Pelayanan
Pasien
5 Aspek Psikososial Asuhan

6 Rehabilitasi

7 Pengembangan Profesi
Proses Manajemen Yan Pasien

(Sumber : The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
1 2 3 4 5 6 7

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Manajemen Pengembanga
Konsep Reimbursme Aspek
Prinsip2 Praktik Yan Kes & Rehabilitasi n Profesional
Domain MnPP n Psikososial
MPP Pelaksanaan dan
Yan Kes Kemajuannya
nya
Sub- Kepemimpinan dan Mutu MnPP dan Proses Sistem Pendanaan Faktor Psikososial Proses Yan Nilai MnPP
Administrasi MnPP Asuhan dan Sumber Yan Pasien Rehabilitasi
domain Pembayar
Proses MnPP Akreditasi Sistem Yan Manajemen dan Faktor Sosial Sumber Daya dan Advokasi
Kesehatan Review Utilisasi ekonomi Yan Yan Rehabilitasi
Pasien
Sumber Daya MnPP Manajemen Risiko Program dan ROI Sistem Yan Advokasi yg Hasil Yan Kebijakan Bidang
Model MnPP Kesehatan Relevan dgn aspek Rehabilitasi Kesehatan dan
Psikososial Yan Publik
Pasien
Hasil MnPP Isu hukum Sumber Daya Menyeimbangkan Klinis dan Keterampilan Beasiswa
Terkait MnPP MnPP Mutu dan Biayanya Perilaku bidang
Kesehatan Rehabilitasi MPP
Regulasi Terkait Standar Etik Sumber Daya Edukasi Pasien / Edukasi Pasien, Komunikasi dalam
MPP terkait MPP Umum MnPP Sistem Dukungan, dan Rehabilitasi
Pendukungnya Konseling
Keterampilan dan Isu Legal dan Etik Regulasi
Teknik dari MPP terkait aspek berkaitan dgn
Psikososial Yan Rehabilitasi
Keterampilan
Komunikasi MPP

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
1. Case Management Concepts 2. Principles of Practice
Konsep manajemen yan pasien juga berfokus pada pengetahuan Prinsip-prinsip praktik manajemen PP terdiri dari
yang terkait dengan manajemen administrasi, dengan rancangan pengetahuan yang terkait dengan mutu dan
dan struktur program, dengan peran dan tanggung jawab MPP di akreditasi, manajemen risiko, persyaratan
berbagai situasi, dan dengan keterampilan MPP (misalnya,
peraturan dan hukum, praktik dan prinsip etika,
komunikasi, pemecahan masalah, resolusi konflik , ketahanan, dan
privasi dan kerahasiaan, dan standar keseluruhan
lain-lain). Selain itu, domain ini mendemonstrasikan nilai
manajemen PP, perhitungan beban kasus MPP, alat bantu seperti praktik manajemen pelayanan pasien.
rencana MPP, dan peraturan yang terkait dengan manajemen PP.

• Case Management Administration and Leadership • Quality


• Case Management Processes • Accreditation
• Case Management Resources • Risk Management
• Case Management Outcomes • Legal Issues Related to Case
• Regulations Related to Case Management
Management
• Skills and Techniques of the Case Manager
• Communication Skills of the Case Manager • Ethical Standards Related to Case
Management

(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Menjadi badan akreditasi yang memiliki kredibilitas tinggi
VISI
ditingkat nasional dan internasional

MISI
• Membimbing dan membantu RS untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien serta kepuasan pasien
melalui akreditasi.
• Memperoleh dan mempertahankan pengakuan internasional
sebagai badan akreditasi berkelas internasional oleh ISQua
(International Society Quality in Healthcare) dan memperoleh
pengakuan masyarakat baik ditingkat nasional maupun
internasional.

➢ Integritas
NILAI ➢ Profesionalisme
➢ Komitmen IPKKT
➢ Kerjasama tim
➢ Tanggungjawab sosial
11

1. Bersikap ramah, santun dan terbuka.


2. Bersikap jujur dan tidak memihak
3. Sadar akan kedudukannya, hak dan kewajibannya
sebagai wakil KARS.
4. Menampilkan diri sebagai penasehat dan
pembimbing.
5. Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan
tugasnya.
6. Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan
kebiasaan tidak sehat.
7. Patuh terhadap ketentuan setempat di rumah
sakit .. 1/5
13

8. Menjaga penampilan di rumah sakit dalam hal berpakaian


9. Menguasai dan mengikuti perkembangan IPTEK, dalam
bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan mutu, praktek klinis, manajemen
RS dan instrumen akreditasi.
10. Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan
oleh KARS.
11. Tidak menggunakan KARS untuk kepentingan pribadi atau
golongan tertentu atau melakukan promosi diri dengan
tujuan memperoleh imbalan.
12. Tidak membahas masalah politik praktis dan SARA dalam
kegiatan survei.
13. Menghindari adanya konflik kepentingan terkait survei.
2/5
1. Tidak boleh menerima uang dan hadiah / souvenir /
20 oleh oleh dari rumah sakit yang disurvei.
2. Berwajah sangar, supaya kelihatan berwibawa
3. Menyatakan kelulusan atau ketidak lulusan selama
DO NOT DO LIST survei
4. Menakut-nakuti seolah olah RS tak lulus saat exit
SURVEIOR conference
5. Membentak bentak staf RS karena berbagai sebab
(misal staf RS lambat dalam menyiapkan dokumen dll)
6. Meminta fasilitas diluar bidang akreditasi
7. Meminta Fasilitas RS untuk mengajak keluarga
8. Meminta fasilitas hotel, restoran dan transportasi
yang berlebihan diluar kemampuan RS
9. Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi
10. Merokok ( semua surveior harus memberikan contoh
larangan merokok ) selama kegiatan survei ..
3/5
20
11. Minum minuman keras
12. Memakai baju sexy/seronok /tidak sopan (Bagi
wanita)
DO NOT DO LIST 13. Memakai baju casual, Jean pada saat penilaian
(Bagi Pria )
SURVEIOR 14. Menawarkan diri sebagai pembimbing diluar
ketentuan KARS
15. Meminta oleh-oleh
16. Memangkas jumlah hari survei
17. Meninggalkan RS disaat jam kerja
18. Menjanjikan kelulusan
19. Meminta Fasilitas yang tidak dimungkinkan oleh RS
20. Memberikan komentar negatif terhadap surveior
ATAU pembimbing lain. 4/5
8 1. Berwajah gembira, agar tak ada “ketakutan” dari staf
RS
2. Bersikap komunikatif
3. Memberi motivasi kepada RS agar tetap
SURVEIOR bersemangat dalam upaya meningkatkan mutu
4. Bersikap sabar walau staf RS terasa lambat dalam
DO LIST

menyiapkan dokumen
5. Memberi solusi atas kekurangan dan kekeliruan
dokumen
6. Berpakaian Rapi (pada saat survei: berdasi bagi laki
laki) wanita )
7. Melaksanakan akreditasi sesuai jadwal yang telah
ditetapkan
8. Kelulusan RS akan ditetapkan oleh KARS 5/5
Keputusan KARS, 21 Maret 2018
1
5

6
2

4
(The Joint Commission, Code of Conduct, 2021)
(Joint Commission : “KARS” nya di negara Amerika Serikat)

THE JOINT COMMISSION, CODE OF CONDUCT THE JOINT COMMISSION, KODE ETIK
VISION STATEMENT VISI
All people always experience the safest, highest quality, Semua orang selalu merasakan pelayanan kesehatan
best-value health care across all settings.
yang paling aman, berkualitas tertinggi, dan bernilai
terbaik di semua pengaturan.
MISSION STATEMENTS MISI
The Joint Commission’s mission is to continuously Misi JC adalah untuk terus meningkatkan pelayanan
improve health care for the public, in collaboration with
other stakeholders, by evaluating health care kesehatan bagi masyarakat, bekerja sama dgn
organizations and inspiring them to excel in providing pemangku kepentingan lainnya, dgn mengevaluasi
safe and effective care of the highest quality and value. fasyankes dan menginspirasi mereka untuk unggul
dalam memberikan pelayanan yang aman dan efektif
dgn kualitas dan nilai tertinggi.
ENTERPRISE CORPORATE VALUES NILAI
Quality, Teamwork, Respect, Courtesy, Integrity, Kualitas, Kerja tim, Hormat, Kesopanan, Integritas,
Empowerment, Responsiveness, Recognition,
Improvement Pemberdayaan, Responsif, Pengakuan, Peningkatan

(The Joint Commission, Code of Conduct, 2021)


THE JOINT COMMISSION, CODE OF CONDUCT THE JOINT COMMISSION, KODE PERILAKU
Principle 1. Legal Compliance Prinsip 1. Kepatuhan Hukum
The Joint Commission shall strive to ensure that all JC akan berusaha untuk memastikan bahwa semua aktivitas oleh
activities by or on behalf of the organization are in atau atas nama organisasi sesuai dengan hukum dan peraturan
compliance with applicable laws and regulations.
yang berlaku
Principle 2. Business Ethics Prinsip 2. Etika Bisnis
In furtherance of The Joint Commission’s commitment to Sebagai kelanjutan dari komitmen JC terhadap standar tertinggi
the highest standards of business ethics and integrity, all etika bisnis dan integritas, semua Personel JC harus secara
Joint Commission Personnel shall accurately and
akurat dan jujur mewakili JC dan tidak boleh terlibat dalam
honestly represent The Joint Commission and shall not
aktivitas atau skema apa pun yang dimaksudkan untuk menipu
engage in any activity or scheme intended to defraud
anyone of money, property or honest services. uang, properti, atau layanan jujur siapa pun.
Principle 3. Confidentiality Prinsip 3. Kerahasiaan
In accordance with applicable legal and ethical standards, Sesuai dengan standar hukum dan etika yang berlaku, Personil
Joint Commission Personnel shall maintain the JC harus menjaga kerahasiaan informasi kekayaan intelektual,
confidentiality of The Joint Commission’s intellectual
karyawan dan keuangan JC, dan informasi rahasia milik atau
property, employee and financial information, and any
sensitif apa pun yang diterima dari atau tentang RS, termasuk
confidential proprietary or otherwise sensitive information
received from or about health care organizations, informasi kesehatan yang dilindungi.
including protected health information.
(The Joint Commission, Code of Conduct, 2021)
Principle 4. Conflicts and Dualities of Interest Prinsip 4. Konflik dan Loyalitas Ganda
Joint Commission Employees and Board members owe a Karyawan JC dan anggota Pengurus memiliki kewajiban loyalitas
duty of undivided and unqualified loyalty to the organization. yang tidak terbagi dan tidak memenuhi syarat kepada organisasi.
Persons holding such positions may not use their positions
Orang yang memegang posisi seperti itu tidak boleh menggunakan
to profit personally or to assist others in profiting in any way
posisi mereka untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk
at the expense of the organization. Additional provisions
regarding conflicts that apply to Joint Commission membantu orang lain dalam mengambil keuntungan dengan cara
Employees and Personnel are set forth in the applicable apa pun dengan mengorbankan organisasi. Ketentuan tambahan
conflicts policies. mengenai konflik yang berlaku untuk JC Pegawai dan Personil
diatur dalam kebijakan konflik yang berlaku.
Principle 5. Core Activity and Relationships Prinsip 5. Aktivitas Inti dan Hubungan
Joint Commission transactions with organizations seeking to Transaksi JC dengan organisasi yang ingin mendapatkan atau
obtain or retain Joint Commission business vendors, mempertahankan vendor bisnis JC, kontraktor, dan pihak ketiga lainnya
contractors, and other third parties shall be conducted free from harus dilakukan dengan bebas dari penawaran atau permintaan hadiah dan
offers or solicitation of gifts and favors or other improper bantuan atau bujukan tidak pantas lainnya sebagai imbalan atas pengaruh
inducements in exchange for influence or assistance in a atau bantuan dalam transaksi.
transaction.
Principle 6. Protection of Assets Prinsip 6. Perlindungan Aset
All Joint Commission Personnel shall strive to preserve and Semua Personel JC akan berusaha untuk menjaga dan melindungi aset JC
protect The Joint Commission’s assets by making prudent and dengan melakukan kehati-hatian dan efektif penggunaan sumber daya JC
effective use of Joint Commission resources and properly and dan melaporkan kondisi keuangannya dengan benar dan akurat.
accurately reporting its financial condition.
BAB I
Kewajiban Umum Rumah Sakit
Pasal 1
Rumah Sakit harus mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)
Pasal 2
Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggung jawab terhadap semua kejadian di rumah sakit.

BAB II
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat.
Terbuka, peka saran-kritik, memenuhi kebutuhan masyarakat, jaga lingkungan
BAB III
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien.
Hak asasi pasien, beri penjelasan kpd pasien, informed consent, melindungi pasien
BAB IV
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan.
Staf penuhi etik profesi, seleksi sdm nilai-norma-standar ketenagaan, koordinasi, pendidikan, penuhi standar profesi, kesejahteraan
BAB V
Hubungan Rumah Sakit Dengan Lembaga Terkait.
Hub ke pemilik, antar RS, badan kes lain.
BAB VI
Lain2
Promosi pemasaran.
KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1 : Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2 : Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional
dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan
dan kemandirian profesi.
Pasal 4 : Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5 : Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/
keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6 : Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum
diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7 : Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8 : Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9 : Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 10 : Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan
pasien.
Pasal 11 : Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12 : Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13 : Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14 : Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika
ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang
mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15 : Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk
dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16 : Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia.
Pasal 17 : Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia
dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT


Pasal 18 : Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19 : Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang
etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI


Pasal 20 : Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 21 : Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.
Terdiri dari 5 pokok etik, yaitu:
A. Perawat dan Klien
B. Perawat dan Praktik
C. Perawat dan Masyarakat
D. Perawat dan Teman Sejawat
E. Perawat dan Profesi
Code of Professional Conduct
for Case Managers,
CCMC/Commission for Case
Manager Certification
2015
Code of Professional Conduct for Case Managers
CCMC/Commission for Case Manager Certification, 2015

STANDARDS FOR PROFESSIONAL CONDUCT STANDAR UNTUK PERILAKU PROFESIONAL


Section 1 – Client Advocate 1 – Advokasi
Section 2 – Professional Responsibility 2 - Tanggung Jawab Profesional
S1 – Representation of Practice S 1 - Representasi Praktek
S2 – Competence
S3 – Representation of Qualifications S 2 - Kompetensi
S4 - Legal and Benefit System Requirements S 3 - Kualifikasi
S5 – Use of CCM Designation S 4 - Persyaratan Sistem Hukum dan Manfaat
S6 - Conflict of interest S 5 - Penggunaan Penunjukan CCM
S7 – Reporting Misconduct
S8 – Compliance with Proceedings
S 6 - Konflik Kepentingan
S 7 - Melaporkan Pelanggaran
S 8 - Kepatuhan pada Proses
Section 3 – Case Manager-Client Relationships 3 - Hubungan MPP- Pasien
S 9 – Description of Services S 9 - Deskripsi Layanan
S 10 - Relationships with Client
S 11 – Termination of Service S 10 - Hubungan dengan Pasien
S 11 - Penghentian Layanan
(Code of Professional Conduct for Case Managers, CCMC/Commission for Case Manager Certification, 2015)
Section 4 – Confidentiality, Privacy and Record 4 - Kerahasiaan, Privasi, dan Penyimpanan
keeping Catatan
S 12 – Legal Compliance S 12 - Kepatuhan Hukum
S 13 – Disclosure S 13 – Pengungkapan
S 14 – Client Protected Health Information S 14 - Informasi Kesehatan Pasien yang Dilindungi
S 15 – Records S 15 – Catatan/Rekaman
S 16 – Electronic Media
S 16 – Media Elektronik
S 17 – Records: Maintenance/ Storage and
Disposal
S 17 - Catatan: Pemeliharaan / Penyimpanan dan
Pembuangan
Section 5 – Professional Relationships 5 - Hubungan Profesional
S 18 – Testimony S 18 - Kesaksian
S 19 – Dual Relationships S 19 - Hubungan Ganda
S 20 – Unprofessional Behavior S 20 - Perilaku Tidak Profesional
S 21 – Fees S 21 – Biaya
S 22 – Advertising
S 22 - Iklan
S 23 – Solicitation
S 24 – Research: Legal Compliance
S 23 – Permohonan
S 25 – Research: Subject Privacy S 24 - Penelitian: Kepatuhan Hukum
S 25 - Riset: Privasi Subjek
(Code of Professional Conduct for Case Managers, CCMC/Commission for Case Manager Certification, 2009)
▪ BABICM - British Association of Brain
Injury and Complex Case Management.
▪ CMSUK - Case Management Society
United Kingdom.
▪ VRA – Vocational Rehabilitation
Association.
Code of Ethics and Conduct in Case Management Practice
BABICM/British Association of Brain Injury and Complex Case Management, CMSUK/ Case Management Society UK,
VRA/ Vocational Rehabilitation Association, 2018

Principles of Ethical Case Management Prinsip Etik MPP


1.Duty of care. 1.Tugas pelayanan.
To act with due regard to the protection an
d safety of the client and not to act in any Untuk bertindak dengan memperhatikan
way that causes harm perlindungan dan keselamatan pasien dan
tidak bertindak dengan cara apa pun yang
menyebabkan kerugian
2.Best interests of the client. 2.Kepentingan terbaik pasien.
The case manager will place the best intere
sts of the client at the centre of their input, MPP akan menempatkan kepentingan terbaik
decision‐making and intervention. pasien di pusat input, pengambilan
keputusan, dan intervensi mereka.
Principles of Ethical Case Management Prinsip Etik Case Management
3.Integrity and transparency. 3. Integritas dan transparansi.
The case manager will act with integrity and
transparency to ensure best practice at all t MPP akan bertindak dengan integritas dan
imes. transparansi untuk memastikan praktik
terbaik setiap saat.
4.Professional competence. 4. Kompetensi professional.
The case manager will be aware of and acce
pt responsibility to work within their scope MPP akan menyadari dan menerima
of practice and in line with the Standards o tanggung jawab untuk bekerja dalam lingkup
f Practice for case managers. praktik mereka dan sejalan dengan Standar
Praktik untuk MPP.
5.Business ethics. 5. Etika bisnis.
The case manager will be aware of and acce
pt responsibility to work within ethical busi MPP akan menyadari dan menerima
ness practice. tanggung jawab untuk bekerja dalam praktik
bisnis yang etis.
Kesimpulan
Kode Etik Manajer Pelayanan Pasien
perlu mempertimbangkan Kode Etik dari tatanan organisasi /
pelayanan diatasnya dan disekelilingnya : a.l.
❖ Badan Akreditasi termasuk Surveior,
❖ Perhimpunan Rumah Sakit,
❖ Organisasi Profesi (PPA),
❖ Organisasi Manajemen Pelayanan Pasien/Case Management.
dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua

Anda mungkin juga menyukai