Rev-Dr Nico Etik MPP 27-03-2021
Rev-Dr Nico Etik MPP 27-03-2021
3
▪ Surveyor KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
▪ PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan Akreditasi RS, DitJen
Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
▪ Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
▪ Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
▪ Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
▪ Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993, 1993–1996
▪ Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
▪ Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 – 1995
▪ Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
▪ Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
▪ Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
❑ Penghargaan :
➢ *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah Tinggi PPM.
➢ *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di Indonesia*, 2018, Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.
4
Pelayanan – Asuhan Pasien & MPP
Kode Etik Badan Akreditasi Nasional – Internasional
Kode Etik Profesi
Kode Etik Organisasi MPP/Case Manager
26/3/21: 13
4,982
26/3/21:
124,497
*Sasaran
PPA* Kebutuhan
MPP Pasien
PAP 2.1. Pasien
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr Pasien*
Sistem
Pendukung
*Sasaran Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
MPP* AP 1, ARK 1,
HPK 2.2.
ARK 3.1.
Manajemen Unit
(a.l. Kepala Ruangan)
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Kompetensi pada Kolaborasi Interprofesional (38)
Bekerja bersama PPA lain untuk memelihara iklim saling respek (menghormati) dan
berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)
Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim untuk kinerja efektif
dalam tim dgn peran yang berbeda untuk merencanakan dan memberikan asuhan
berfokus pasien-/populasi yang aman, tepat waktu, efisien, dan wajar.
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Rangkuman Berbagai Core Concept
*DNA of Care
🌏 Safety
🌏 Quality Kepemimpinan
🌏 Culture
Keterlibatan Pasien
Kolaborasi
Interprofesional
Just Culture-Budaya Adil
Respek/Trust Keseimbangan Sistem & Manusia
Komunikasi
Pelaporan IKP-
Patient Centred Care Pembelajaran
Kolaborasi
Interprofesional Keterlibatan Pasien
Komunikasi
Nasional/Internasional
Perhimpunan
RS
Asosiasi
Profesi PPA
Asosiasi
MPP PCC-APT
ARK 3
Nasional/Internasional
MPP
“Manajemen Pelayanan
Pasien akan menjadi bagian
tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Tidak
ada model pelayanan
kesehatan yang akan
berhasil tanpa komponen
manajemen pelayanan
pasien” !!!
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER
DPJP
PPJA MPP
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Keluarga Unit
• Koordinasi
• AP 4 – Integrasi
• Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes (MPP bukan Transfer
• MIRM 13.1. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
✓ MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • PAP 1 – Asuhan
✓ Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
✓ Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
CMSA Case Management Society of CMSA Case Management Society of America
America
Philosophy of Case Management Filosofi Manajemen Pelayanan Pasien
The underlying premise of case management is based in the fact that • Premis yang mendasari MnPP didasarkan pd kenyataan bhw ketika
when an individual reaches the optimum level of wellness and functional
capability, everyone benefits: the individuals being served, their support
seorg individu mencapai tingkat kes dan kemampuan fungsional yg
systems, the health care delivery systems and the various reimbursement optimal, setiap orang mendapat manfaat: individu yg dilayani, sistem
sources. pendukung mereka, sistem pemberian pelayanan kes dan berbagai
Case management serves as a means for achieving client wellness and sumber penggantian.
autonomy through advocacy, communication, education, identification of
service resources and service facilitation. The case manager helps identify • MnPP berfungsi sbg sarana utk mencapai kesejahteraan dan
appropriate providers and facilities throughout the continuum of services, otonomi pasien melalui advokasi, komunikasi, pendidikan, identifikasi
while ensuring that available resources are being used in a timely and sumber daya layanan dan fasilitasi layanan.
cost-effective manner in order to obtain optimum value for both the client
and the reimbursement source. Case management services are best
• MPP membantu mengidentifikasi pemberi layanan dan faskes yg
offered in a climate that allows direct communication between the case sesuai di seluruh rangkaian layanan, sambil memastikan bhw sumber
manager, the client, and appropriate service personnel, in order to daya yg tersedia digunakan secara tepat waktu dan hemat biaya utk
optimize the outcome for all concerned. mendapatkan nilai optimal bagi klien dan sumber penggantian.
Certification determines that the case manager possesses the education,
skills and experience required to render appropriate services based on • Layanan MnPP paling baik ditawarkan dlm iklim yg memungkinkan
sound principles of practice. komunikasi langsung antara MPP, pasien, dan personel layanan yg
sesuai, utk mengoptimalkan hasil bagi semua yang berkepentingan.
• Sertifikasi menentukan bhw MPP memiliki pendidikan, keterampilan
dan pengalaman yg diperlukan untuk memberikan layanan yg sesuai
berdasarkan prinsip2 praktik yg baik.
(Akses 26-03-2021 : https://cmsa.org/who-we-are/what-is-a-case-manager/)
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil
Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
*Sasaran
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.
6 Rehabilitasi
7 Pengembangan Profesi
Proses Manajemen Yan Pasien
(Sumber : The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
1 2 3 4 5 6 7
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Manajemen Pengembanga
Konsep Reimbursme Aspek
Prinsip2 Praktik Yan Kes & Rehabilitasi n Profesional
Domain MnPP n Psikososial
MPP Pelaksanaan dan
Yan Kes Kemajuannya
nya
Sub- Kepemimpinan dan Mutu MnPP dan Proses Sistem Pendanaan Faktor Psikososial Proses Yan Nilai MnPP
Administrasi MnPP Asuhan dan Sumber Yan Pasien Rehabilitasi
domain Pembayar
Proses MnPP Akreditasi Sistem Yan Manajemen dan Faktor Sosial Sumber Daya dan Advokasi
Kesehatan Review Utilisasi ekonomi Yan Yan Rehabilitasi
Pasien
Sumber Daya MnPP Manajemen Risiko Program dan ROI Sistem Yan Advokasi yg Hasil Yan Kebijakan Bidang
Model MnPP Kesehatan Relevan dgn aspek Rehabilitasi Kesehatan dan
Psikososial Yan Publik
Pasien
Hasil MnPP Isu hukum Sumber Daya Menyeimbangkan Klinis dan Keterampilan Beasiswa
Terkait MnPP MnPP Mutu dan Biayanya Perilaku bidang
Kesehatan Rehabilitasi MPP
Regulasi Terkait Standar Etik Sumber Daya Edukasi Pasien / Edukasi Pasien, Komunikasi dalam
MPP terkait MPP Umum MnPP Sistem Dukungan, dan Rehabilitasi
Pendukungnya Konseling
Keterampilan dan Isu Legal dan Etik Regulasi
Teknik dari MPP terkait aspek berkaitan dgn
Psikososial Yan Rehabilitasi
Keterampilan
Komunikasi MPP
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Essential Domains of Case Management Knowledge
The Seven Essential Knowledge Domains and Sub-Domains
1. Case Management Concepts 2. Principles of Practice
Konsep manajemen yan pasien juga berfokus pada pengetahuan Prinsip-prinsip praktik manajemen PP terdiri dari
yang terkait dengan manajemen administrasi, dengan rancangan pengetahuan yang terkait dengan mutu dan
dan struktur program, dengan peran dan tanggung jawab MPP di akreditasi, manajemen risiko, persyaratan
berbagai situasi, dan dengan keterampilan MPP (misalnya,
peraturan dan hukum, praktik dan prinsip etika,
komunikasi, pemecahan masalah, resolusi konflik , ketahanan, dan
privasi dan kerahasiaan, dan standar keseluruhan
lain-lain). Selain itu, domain ini mendemonstrasikan nilai
manajemen PP, perhitungan beban kasus MPP, alat bantu seperti praktik manajemen pelayanan pasien.
rencana MPP, dan peraturan yang terkait dengan manajemen PP.
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Menjadi badan akreditasi yang memiliki kredibilitas tinggi
VISI
ditingkat nasional dan internasional
MISI
• Membimbing dan membantu RS untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien serta kepuasan pasien
melalui akreditasi.
• Memperoleh dan mempertahankan pengakuan internasional
sebagai badan akreditasi berkelas internasional oleh ISQua
(International Society Quality in Healthcare) dan memperoleh
pengakuan masyarakat baik ditingkat nasional maupun
internasional.
➢ Integritas
NILAI ➢ Profesionalisme
➢ Komitmen IPKKT
➢ Kerjasama tim
➢ Tanggungjawab sosial
11
menyiapkan dokumen
5. Memberi solusi atas kekurangan dan kekeliruan
dokumen
6. Berpakaian Rapi (pada saat survei: berdasi bagi laki
laki) wanita )
7. Melaksanakan akreditasi sesuai jadwal yang telah
ditetapkan
8. Kelulusan RS akan ditetapkan oleh KARS 5/5
Keputusan KARS, 21 Maret 2018
1
5
6
2
4
(The Joint Commission, Code of Conduct, 2021)
(Joint Commission : “KARS” nya di negara Amerika Serikat)
THE JOINT COMMISSION, CODE OF CONDUCT THE JOINT COMMISSION, KODE ETIK
VISION STATEMENT VISI
All people always experience the safest, highest quality, Semua orang selalu merasakan pelayanan kesehatan
best-value health care across all settings.
yang paling aman, berkualitas tertinggi, dan bernilai
terbaik di semua pengaturan.
MISSION STATEMENTS MISI
The Joint Commission’s mission is to continuously Misi JC adalah untuk terus meningkatkan pelayanan
improve health care for the public, in collaboration with
other stakeholders, by evaluating health care kesehatan bagi masyarakat, bekerja sama dgn
organizations and inspiring them to excel in providing pemangku kepentingan lainnya, dgn mengevaluasi
safe and effective care of the highest quality and value. fasyankes dan menginspirasi mereka untuk unggul
dalam memberikan pelayanan yang aman dan efektif
dgn kualitas dan nilai tertinggi.
ENTERPRISE CORPORATE VALUES NILAI
Quality, Teamwork, Respect, Courtesy, Integrity, Kualitas, Kerja tim, Hormat, Kesopanan, Integritas,
Empowerment, Responsiveness, Recognition,
Improvement Pemberdayaan, Responsif, Pengakuan, Peningkatan
BAB II
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat.
Terbuka, peka saran-kritik, memenuhi kebutuhan masyarakat, jaga lingkungan
BAB III
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien.
Hak asasi pasien, beri penjelasan kpd pasien, informed consent, melindungi pasien
BAB IV
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan.
Staf penuhi etik profesi, seleksi sdm nilai-norma-standar ketenagaan, koordinasi, pendidikan, penuhi standar profesi, kesejahteraan
BAB V
Hubungan Rumah Sakit Dengan Lembaga Terkait.
Hub ke pemilik, antar RS, badan kes lain.
BAB VI
Lain2
Promosi pemasaran.
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 : Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2 : Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional
dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan
dan kemandirian profesi.
Pasal 4 : Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5 : Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/
keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6 : Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum
diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7 : Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8 : Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9 : Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 10 : Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan
pasien.
Pasal 11 : Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12 : Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13 : Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14 : Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika
ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang
mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15 : Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk
dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16 : Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia.
Pasal 17 : Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia
dan mampu memberikannya.