Oleh :
Adi Maulana Yusup
A1D019074
Agroteknologi
Nakhla et al. (2005) dalam Barboza et al., (2017) melakukan survei untuk
mengidentifikasi begomovirus yang terdapat pada toma-toes di Amerika Tengah.
Mereka menggambarkan terjadinya setidaknya delapan spesies bipartit, di
antaranyaTomatosevere leaf curl virus (ToSLCV), Tomato mosaic Havana virus
(ToMHaV) dan apa yang mereka sebut Tomato mild mottle virus (ToMiMoV) di
Honduras; ToSLCV, Tomato golden mottlevirus (ToGMoV), yang diduga
ToMiMoV, ToMHaV, virus mosaik Pepper golden (PepGMV), ToLCSiV dan
Pepper huasteco yellow vein virus (PHYVV) di Guatemala; and Tomato yel-low
mottle virus (ToYMoV) danTomato leaf curl Sinaloa virus (ToLCSiV) di Kosta
Rika. Sejak tahun 1970-an, insiden begomovirus yang tinggi di seluruh dunia
telah mengakibatkan kerugian hasil yang dramatis dan kerusakan ekonomi.
Misalnya, di Amerika Selatan, sejak tahun 1970-an, virusha mosaik emas kacang
telah menyebabkan kerugian serius pada kacang. Selanjutnya, dari pertengahan
1990-an , peningkatan insiden begomovirus diamati pada tanaman tomat di daerah
tumbuh utama di Amerika Latin, menyebabkan kehilangan hasil hingga 100%.
II. PEMBAHASAN
A. Penyebab Penyakit
Genus Begomovirus saat ini adalah yang terbesar dalam famili dan jumlah
spesies yang diterima meningkat pesat, dari 117 pada tahun 2005 menjadi 181
pada tahun 2008. Begomovirus ditularkan oleh lalat putih (Bemisia tabaciGenn.)
mereka tersebar luas di seluruh dunia dan menyebabkan penyakit yang penting
secara ekonomi di banyak tanaman. Di Meksiko, penyakit yang disebabkan oleh
begomovirus bipartit seperti PepGMV dan PHYVV telah muncul sebagai masalah
penting pada cabai dan tanaman lain yang secara ekonomi penting dan terkait
seperti tomat, tomatillo dan tembakau (Holguín-Peña et al., 2007 dalam Trejo-
Saavedra et al., 2013).
B. Tanaman Inang
C. Gejala Penyakit
Distribusi yang luas di alam, baik secara geografis maupun dalam hal
kisaran inang, menghadirkan campuran PHYVV-PepGMV sebagai model alami
yang menarik untuk interaksi virus-virus. Studi awal pada beberapa inang (cabai,
tembakau dan Nicotiana benthamiana) telah menunjukkan bahwa interaksi dapat
terjadi pada tingkat yang berbeda (keparahan gejala, ekspresi gen virus, replikasi
dan pergerakan) dan banyak faktor tambahan seperti jenis dan umur inang, urutan
kedatangan virus dapat juga mempengaruhi hasil interaksi (Rentería-Canett et al.,
2011). Untuk PepGMV, sebagian besar tanaman yang terinfeksi terdeteksi dalam
produksi cabai di Cartagoregion, terutama dalam kondisi lapangan terbuka
(Barboza et al., 2017).
E. Pengelolaan Penyakit
A. Kesimpulan
B. Saran
Penyakit pepper golden mosaic virus merupakan penyakit yang belum ada di
Indonesia namun melihat penyebabnya dikarenakan kutu kebul maka petani di
Indonesia harus waspada. Sebab, kutu kebul sudah ada di Indonesia dan
menyebabkan penyakit seperti penyakit daun keriting kuning cabai. Maka dari itu
petani dalam menanam cabai harus menggunakan bibit yang tersertifikasi bebas
penyakit dan tahan terhadap penyakit dan vektornya. Mengatur pola tanam juga
bisa dijadikan sebagai antisipasi terhadap serangan penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA