Anda di halaman 1dari 9

Buletin Psikologi ISSN 0854-7106 (Print)

2017, Vol. 25, No. 2, 67 – 75 ISSN 2528-5858 (Online)


DOI: 10.22146/buletinpsikologi.27751 https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi

Social Data Analytics sebagai Metode Alternatif dalam


Riset Psikologi
Cleoputri Yusainy1 Anif Fatma Chawa2, & Siti Kholifah2
1 Jurusan Psikologi 2Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya

Abstract
The usage of technological based utilities has been increasing rapidly in our daily life. This
phenomenon breeds two fundamental changes: Data explosion and social structures. It takes
a different approach to gain insights and benefits from the phenomenon. In psychological
science, the acquintance of alternative methods to keep up with the problems should be a
necessity. This article introduces two social media data analytical techniques, namely (i)
sentiment analysis as the process of computationally identifying, extracting, and quantifying
the affective condition towards a particular target, and (ii) social network analysis (SNA) as
the process of investigating social structures through the use of Graph Theory dan Network
Science. Overviews are presented in general terms with expectation to bring quality of
research in Psychology to the next level.
Keywords: big data; digital social media; sentiment analysis; social network analysis (SNA);
psychological science

Pengantar Berkelindannya berbagai isu dalam


kehidupan bermasyarakat di era teknologi
Kemajuan1 teknologi informasi terutama informasi perlu kewaspadaan yang lebih,
perkembangan media sosial telah mencip- mengingat relasi sosial menjadi terkoneksi
takan lanskap baru interaksi sosial. Interaksi secara rapat dan padat (highly
sosial yang dahulu bersifat privat, saat ini interconnected). Kata “post-truth”, suatu ide
telah menjadi publik. Hal ini terjadi karena yang menempatkan opini lebih tinggi
ketersediaan media sosial yang memung- daripada fakta, terpilih menjadi 2016 word of
kinkan masyarakat mengungkapkan seka- the year versi Oxford Dictionary. Dibanding-
ligus mengkomunikasikan secara terbuka kan konstruksi sosial tradisional, lanskap
dan spontan tentang segala hal yang sosial yang terhubung ketat punya daya
mereka alami. Di Indonesia, pengguna rusak yang lebih ampuh. Membabibutanya
media sosial tercatat sebanyak 40,46% dari emosi di ruang publik dengan demikian
total populasi, dengan sebaran pengguna memerlukan jalan keluar.
aktif YouTube 49%, Facebook 48%,
Studi terdahulu di bidang psikologi
Instagram 39%, dan Twitter 38% (We Are
dalam konteks media sosial telah banyak
Social, Januari 2017).
dilakukan, misalnya untuk menggali relasi
trait kepribadian dengan preferensi kategori
jejaring sosial (Hughes, Rowe, Batey, & Lee,
1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan 2012), serta dengan konten status yang
melalui: cleo.yusainy@ub.ac.id; diperbarui oleh pengguna (Winter,
anif_chawa@ub.ac.id; ifah_sosio@ub.ac.id

Buletin Psikologi 67
YUSAINY, DKK.

Neubaum, Eimler, Gordon, Theil, dalam banyak kasus banyak mengandung


Herrmann, Meinert, & Krämer, 2014). kesalahan.
Tulisan ini membahas dua pilihan platform Belum ada kesepakatan berapa jumlah
lain yang dapat diterapkan dalam payung data agar memenuhi kriteria mahadata.
penelitian psikologi (sosial), yaitu analisis Namun demikian, konvensi di antara para
sentimen dan Social Network Analysis (SNA). praktisi data science adalah terpenuhinya
Pemahaman algoritma matematika dan tiga “v”, yaitu volume, velocity, dan variety
platform media sosial merupakan tantangan (Laney, 2001). Volume merujuk kepada
tersendiri, namun diperlukan sebagai miliaran lajur dan jutaan kolom, velocity
prasyarat validitas internal riset yang mengindikasikan kecepatan data dibuat dan
dilakukan (Ruths & Pfeffer, 2014). pertumbuhannya yang sangat cepat
mendekati realtime, serta variety yang
Pembahasan melibatkan kompleksitas tipe dan struktur
data meliputi beragam sumber data, format
Riset Psikologi dan Mahadata (Big Data) data, termasuk di dalamnya adalah jejak
digital yang tertinggal.
Seturut dengan pendapat Grimm, Jacobucci,
dan McArdle (2017), peneliti dalam bidang Ditinjau dari strukturnya, mahadata
psikologi pada umumnya bekerja untuk dapat dibagi ke dalam empat kategori (i)
menguji hipotesis berdasarkan teori (theory- unstructured, data yang tidak punya
driven hypothesis) menggunakan model struktur koheren dan dapat berupa teks,
statistika, namun pada saat bersamaan juga audio, maupun video, (ii) quasi structured,
melakukan telaah berbasis data melalui data dengan format yang beragam namun
metode eksplorasi. Berbagai persoalan masih dalam ekosistem yang terdefinisi, (iii)
dalam praktik penelitian psikologi telah semi-structured, data dengan pola yang jelas
diidentifikasi, mulai dari pembacaan secara namun isinya bervariasi, dan (iv) structured
gegabah atas p-value, research misconducts, data, yaitu data dengan format yang
questionable research practices, meningkatnya terdefinisi secara jelas. Dari berbagai tipe
jumlah publikasi riset yang ditarik dari struktur data, 80-90% pertumbuhan data di
peredaran, sampai krisis replicability- masa depan didominasi oleh unstructured
reproducibility (diskusi lebih jauh, lihat data (EMC Education Services, 2015).
Yusainy, 2015). Bagi psikologi sebagai Ragam mahadata bersifat tidak
sebuah kajian ilmiah, merupakan kenis- terbatas. Data yang berasal dari media
cayaan untuk selalu dapat menemukan sosial dibedakan berdasarkan kategori user-
penjelasan atas suatu fenomena yang terjadi generated content (i) berbasis profil pengguna
melalui pisau analisis yang tepat. seperti Facebook dan MySpace, (ii)
Berbeda dengan beberapa dekade silam microblogging, yang berbasis pada pesan
ketika data harus diambil oleh peneliti, data yang dibagikan seperti Twitter, dan (iii)
saat ini datang dengan sendirinya dan berbasis konten, seperti Youtube, Flickr, dan
tersedia dalam jumlah yang sangat besar. Instagram (Pozzi, Fersini, Messina, & Liu,
Ketersediaan mahadata (big data), pengo- 2016). Selain media sosial, mahadata dapat
lahan data dengan kaidah ilmiah, serta diperoleh dari sensor perangkat digital,
interpretasi data yang tepat adalah pilar CCTV, video, rekam medis, repositori hasil
utama agar keputusan yang nantinya penelitian terdahulu, atau Internet of Things
diambil tidak mengandung bias serta (IoT). Tergantung dari aplikasi yang
meminimalkan partisipasi intuisi yang menjadi sasaran, ada berbagai pilihan

68 Buletin Psikologi
SOCIAL DATA ANALYTICS, RISET PSIKOLOGI

metode untuk mengolah mahadata menjadi dimensi hedonis yang bergerak dari
suatu luaran yang bermanfaat. perasaan menyenangkan (positif) sampai
tidak menyenangkan (negatif), dengan
Analisis Sentimen kutub netral yang berada pada titik sentral
struktur pengalaman afektif. Sebagai contoh
Manusia adalah makhluk ultra sosial yang
sederhana, “Makanan di restoran X sangat
meniscayakan kehadiran orang lain. Secara
enak”, adalah ekspresi sentimen positif,
fundamental, manusia tidak bisa hidup
“Saya jijik memakai produk Y” mereflek-
dalam isolasi. Interaksi dengan manusia lain
sikan sentimen negatif, sementara, “Saya
sangat diperlukan dan berkontribusi
belum tahu apakah saya senang dengan
terhadap proses mental dan perilaku
kandidat Z,” bersifat netral.
seseorang. Pandangan kita terhadap dunia,
serta keputusan yang kita ambil sering kali Manfaat dan Keterbatasan Analisis
dipengaruhi oleh “sentimen” orang lain. Sentimen. Pada periode sebelumnya,
Sentimen adalah beragam ekspresi subjektif, sentimen masyarakat terhadap suatu target
opini, perilaku, orientasi dan emosi, atau lebih banyak digali melalui metode tradi-
bahkan nada dalam teks (Liu, 2015). sional seperti survei, jajak pendapat, atau
Kumpulan sentimen yang sifatnya focus group discussion yang dilakukan secara
unstructured sekaligus berserakan (scattered) sengaja oleh pihak-pihak yang berkepen-
jika diolah dengan tepat akan menghasilkan tingan. Seiring meningkatnya popularitas
informasi yang tidak hanya signifikan tetapi user-generated content dari media sosial,
juga bermakna (meaningful). konten yang diekspresikan oleh pengguna
melalui tinjauan, forum diskusi, blog, vlog,
Terminologi analisis sentimen pertama
dan sebagainya dijadikan basis data untuk
kali diperkenalkan oleh Nasukawa dan Yu
melakukan analisis sentimen.
(2003) untuk merujuk pada bagaimana
suatu sentimen diekspresikan di dalam teks Sifat dari media sosial yang memung-
(bahasa), serta kategorisasi terhadap kinkan terjadinya spontanitas dalam
sentimen tersebut. Metode analisis sentimen berekspresi menjadi nilai tambah metode
berakar dari kajian Natural Language analisis sentimen. Sebagai sumber data,
Processing (NLP) pada bidang ilmu kompu- pola yang diperoleh dari media sosial
ter, artificial intelligence, dan linguistik yang mempunyai nilai guna yang tinggi terutama
mendalami interaksi antara komputer dan untuk menyokong pengambilan keputusan.
bahasa yang digunakan oleh manusia. Di Kebijakan yang didasari oleh data (data-
negara maju, analisis sentimen ditujukan driven) mampu menekan kesalahan karena
pada otomatisasi yang dapat mengidentifi- target yang dijadikan tujuan terukur.
kasi NLP sebagai basis ekspresi sentimen. Kelemahan yang terjadi pada pengisian
Informasi dan pola yang dihasilkan oleh kuesioner berbasis self-reported, seperti
analisis sentimen telah dimanfaatkan oleh ketidakstabilan individu dalam melakukan
perusahaan global seperti Microsoft, intropeksi diri maupun pemberian respons
Google, Hewlett-Packard, dan Adobe. yang mengandung social desirability bias
dapat dihindari. Melalui analisis sentimen
Sentimen terhadap suatu target secara
secara terkomputasi, kondisi afektif
umum dapat memiliki orientasi positif,
pengguna media sosial terhadap produk,
negatif, atau netral. Dikaitkan dengan
jasa, isu, atau topik yang menjadi target
model klasik pengalaman afektif dari
sentimen dapat lebih leluasa diinter-
Feldman-Barrett dan Russell (1998),
pretasikan.
orientasi sentimen memiliki asosiasi dengan

Buletin Psikologi 69
YUSAINY, DKK.

Pada level aplikasi, media sosial menguantifikasi keadaan afektif suatu


Twitter dan Facebook menjadi basis data target. Teknik yang digunakan untuk
dalam ranah studi yang beragam seperti menjalankan platform ini beragam, berda-
finansial, sosiologi, politik, sampai mitigasi sarkan data dan tujuan analisis. Namun
bencana. Penelitian yang dilakukan oleh demikian, arus kerja (workflow) yang harus
Magdy, Darwish, dan Weber (2015) dilewati dalam pemrosesan data bersifat
menemukan bahwa kemunculan ISIS universal, yaitu fase penambangan data
disebabkan oleh rasa frustrasi atas (data mining), pembersihan data (data
kegagalan Arab Spring dengan cleaning), pengolahan data (data processing),
menggunakan Twitter. Dalam sektor dan penyajian hasil (data presentation).
keuangan, studi Bollen, Mao, dan Zeng Pilihan aplikasi terbagi atas dua
(2011) mengindikasikan bahwa dengan macam: Aplikasi berbayar dan open-source
menggunakan data analisis sentimen (gratis). Menariknya, aplikasi yang menjadi
Twitter mampu memprediksi pergerakan standar emas dan teruji keandalannya
pasar saham dengan akurasi mencapai justru pada kelompok open-source. Umum-
87,6%. nya, platform yang menjadi acuan adalah
Prediksi dari analisis sentimen tidak paket analisis yang dikembangkan dengan
selalu akurat. Penelitian Nurhuda, Siwi, dan bahasa pemrograman Python dan R. Bahasa
Doewes (2013) menjelang Pemilihan Umum pemrograman yang dapat dipelajari dengan
Presiden Indonesia 2014 menyimpulkan cepat karena sifatnya yang sederhana.
bahwa pasangan Prabowo Subianto – Hatta Secara sederhana, sentimen
Rajasa lebih unggul dari pasangan Joko direpresentasikan sebagai (y, o, i), dengan y
Widodo – Jusuf Kalla dalam hal jumlah adalah tipe sentimen, o adalah orientasi
percakapan di Twitter dan sentimen positif, sentimen, dan i adalah intensitas dari
namun kemenangan ternyata diraih oleh sentimen. Tipe sentimen dapat bersifat
pasangan kedua dengan selisih suara 6,3%. rasional vs. emosional, orientasi sentimen
Seperti umumnya teknik analisis data yang mengambil kutub positif vs. negatif vs.
lain, analisis sentimen memiliki beberapa netral, sedangkan intensitas sentimen
keterbatasan. Pertama adalah kemungkinan adalah derajat dari sentimen yang
munculnya white noise, kondisi ketika proses diekspresikan.
pengambilan data secara bersamaan tema
Sebagai gambaran, perhitungan orien-
lain yang sebenarnya tidak terkait langsung
tasi sentimen diawali dengan (1) perhi-
tercampur dengan signal yang ditarget.
tungan sentimen dari Tweet atau dokumen
Revolusi bahasa yang sangat cepat dalam
lainnya, (2) pemberian label sentimen dari
masyarakat kita juga memengaruhi hasil
kata sifat yang terdapat pada kamus yang
analisis sentimen. Namun tantangan
telah dibuat sebelumnya, (3) penghapusan
terbesar bersumber pada sifat dari jejaring
pengguna Tweet kotor dan (4) pembersihan
sosial yang sangat dinamis, heterogen, dan
Tweet dari angka, symbol, url, dan
saling terkoneksi (Pozzi et al.., 2016). Di
sebagainya, (5) pengambilan kata sifat dari
sinilah letak pentingnya pengetahuan
kamus pengakar, (6) perhitungan frekuensi
mengenai Social Network Analysis (SNA).
total kata sifat pada dokumen, dan (7)
Aspek Teknis Analisis Sentimen. penghilangan kata selain kata sifat.
Secara teknis, analisis sentimen mencakup
kegiatan pengolahan data secara sistematis
untuk mengidentifikasi, mengekstraksi, dan

70 Buletin Psikologi
SOCIAL DATA ANALYTICS, RISET PSIKOLOGI

Social Network Analysis membaca dinamika interaksi antar peng-


guna jejaring sosial sebab posisi relatif
Social Network Analysis (SNA) adalah suatu
dengan aktor lain dapat dikenali skala dan
proses yang menelaah struktur sosial
perspektifnya untuk kemudian dianalisis.
melalui penggunaan Network Science.
Sebuah pernyataan berbunyi, “Saya benci
Network Science merupakan bidang kajian
politik namun saya suka dengan tokoh
akademik baru yang mempelajari jaringan
politik A”, akan sulit untuk diinterpretasi
kompleks seperti jaringan telekomunikasi,
sentimen yang terkandung di dalamnya
jaringan komputer, jaringan biologis, dan
tanpa pemahaman mengenai jejaring sosial
jaringan sosial. Kajian ini mendasarkan
individu yang membuat pernyataan
dirinya pada Graph Theory. Secara
tersebut.
geneakologis, SNA punya sejarah panjang.
Setidaknya jejaknya telah diawali oleh para Pada pola jaringan, propagasi
ahli psikologi seperti Jacob Moreno, Kurt informasi tidak lagi berasal dari satu orang
Lewin, Alex Bavelas, dan Leon Festinger. kemudian bergerak ke bawah, tetapi sudah
Tokoh antropologi sosial Alfred Radcliffe- berupa topologi jaringan yang terkait satu
Brown, serta sosiolog papan atas seperti sama lain (interdependen). Sebagai
Harrison White, Ferdinand Tonnies, sampai konsekuensi, ketika terjadi interdependensi,
Emile Durkheim juga berperan besar dalam central limit theorm yang menyatakan bahwa
meletakkan fondasi awal SNA (Prell, 2013). rerata seluruh sampel dari populasi yang
sama akan setara dengan nilai rerata
Melalui terobosan Barabási (2016),
populasi tidak berlaku (Scott, 2013).
bidang kajian ini terus maju dan sampai
hari ini tergolong metode yang rigor, Metode SNA mampu menganalisis
khususnya untuk mengkaji sistem kom- pola berupa jalur, neighbourhood, dan
pleks (complex system), yaitu ketika unsur densitas, sentralitas, periferalitas,
pembentuk suatu sistem tidak lagi mampu sentralisasi, komponen, inti komponen, klik,
menjelaskan dinamika pada level keselu- posisi, set, klaster, dinamika jaringan dan
ruhan. Borgatti, Everett, dan Johnson (2013), perubahannya seiring waktu, serta
Easley dan Kleinberg (2010) serta Kadushin dimensinya (Scott, 2013). Ilustrasi pada
(2012) menambahkan bahwa SNA bertujuan Gambar 1 menggambarkan populasi agen
untuk menginvestigasi struktur entitas yang diwakili dengan notasi node/edge pada
sosial melalui identifikasi pola lokal dan topologi A (kiri) dan B (kanan) sama yaitu
global, serta menelaah entitas yang berpe- 14 orang (node warna putih) dan 3 orang
ngaruh berikut interaksinya. agen (node warna hitam) selaku influencer.
Akan terjadi paparan (exposure) yang
Sejalan dengan bergesernya struktur
berbeda. Pada topologi A, semua anggota
masyarakat dari top-down menjadi jaringan
populasi terpapar yang digambarkan
(network), SNA menjadi alat analisis yang
dengan garis penghubung (vertex),
tepat untuk menghitung data relasional.
sedangkan pada topologi B tidak.
Dengan demikian, ruang lingkup konsep-
tual yang mampu dibedah dengan metode Hal ini menjelaskan secara sederhana
SNA mempunyai spektrum yang luas. bahwa diperlukan perhitungan statistika
Sepanjang data bersifat relasional dan yang cocok dengan problem yang dihadapi.
terjadi interdependensi satu sama lain, Penggunaan statistika konvensional me-
maka prosedur ini dapat diterapkan. ngandung kelemahan untuk menganalisis
suatu dinamika yang bersifat kompleks.
Manfaat dan Keterbatasan SNA.
Risiko dari kegagalan perhitungan mem-
Kehadiran SNA bermanfaat dalam

Buletin Psikologi 71
YUSAINY, DKK.

bawa dampak luas, karena topologi jaringan (cascading effect) yang berakibat fatal.
memungkinkan terjadi efek berantai

Gambar 1. Paradoks ilusi mayoritas. Topologi A (kiri) dan topologi B (kanan) memiliki jejaring yang
identik selain pada tiga node aktif yang berwarna hitam. (Sumber: Lerman, Yan, & Wu, 2016.)

Metode SNA digunakan misalnya mempermudah interpretasi, namun di sisi


untuk menangkap percakapan konsumen lain seringkali luaran visual dalam SNA
yang diekspresikan di Twitter terhadap berupa grafik yang kompleks sehingga
layanan tiga bank besar di Indonesia yaitu memungkinkan potensi salah baca.
Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Aspek Teknis SNA. Sebagai konse-
dan Bank Negara Indonesia (BNI; Alamsyah kuensi interdependensi antar agen dan
& Indraswari, April 2017). Eksplorasi anato- tidak berlakunya central limit theorem, maka
mi wacana disabilitas dengan menggu- pola distribusi yang berlaku adalah Power
nakan Twitter menemukan bahwa pelaku Law, bukan kurva normal Gaussian.
utama yang berpengaruh didominasi oleh Gambar 2 menjelaskan distribusi Power
media seperti Detikcom, Detik Health, Fakta Law, yaitu ditandai dengan ekor yang
Google, dan Tabloid Bintang serta tokoh panjang (long-tailed). Nama lain dari pola ini
masyarakat Hary Tanoesoedibjo, Corbuzier, adalah fat-tailed atau scale-free. Ada beberapa
dan Gracyela Veronica (Yusainy, Chawa, & varian pola distribusi yang tergolong ke
Kholifah, 2017). dalam ranah Power Law, seperti Pareto
Hal yang perlu dipahami adalah Distribution, Cauchy, Levy-Stable distribu-
bahwa SNA adalah titik awal dari suatu tion dengan varian infinit, untuk menyebut
proses kajian, bukan hasil akhir (Marshal & beberapa contoh.
Staeheli, 2015). Sebagaimana pada analisis Struktur matematika paling dasar dari
sentimen, SNA dibatasi kemungkinan suatu grafik adalah G = (V,E). Satu set V
munculnya white noise yang dipengaruhi (vertex/node) yang terhubung melalui garis E
oleh timing dan durasi pengambilan data. (edge). Ada dua macam edge, berarah
Selain itu, SNA adalah seperangkat (directed) dan takberarah (undirected). Pola
perhitungan berbasis matematika dengan hubungan pada jaringan Twitter bersifat
luaran berupa visual. Hal ini melahirkan sisi berarah sebab jika seorang pengguna
keuntungan dan kelemahan. Keuntungan menjadi follower, orang yang diikuti tidak
karena data berupa gambar akan harus mengikuti pengikutnya (follow back).

72 Buletin Psikologi
SOCIAL DATA ANALYTICS, RISET PSIKOLOGI

Sebaliknya, pola relasi dalam pertemanan kedua orang tersebut saling terhubung
Facebook bersifat takberarah karena pada secara simetris.
saat permintaan pertemanan terhubung,

Gambar 2. Distribusi Power Law.

Terdapat beberapa hitungan dasar Perangkat lunak yang dapat digunakan


dalam SNA yang secara sederhana dapat untuk melakukan analisis ini tersedia dalam
dikelompokkan ke dalam tiga bagian. beragam pilihan. Standar yang berlaku
Pertama, Degree Centrality adalah ukuran umum pada praktisi data science adalah
sentralitas suatu node dalam sebuah jaringan Gephi untuk visualisasi jaringan, Tableau
yang diukur dari jumlah garis penghubung untuk penyajian hasil penelitian yang
(edge) yang menyambung beberapa node. estetis, paket pengolahan berbasis bahasa
Koefisien Degree Centrality berada pada pemrograman Python dan R. Selain itu,
rentang 0 dan n-1, n adalah jumlah node aplikasi tersedia aplikasi komersial seperti
dalam suatu jaringan. Hitungan ini RapidMiner.
mengindikasikan kekuatan pengaruh.
Kedua, Closeness Centrality adalah ukuran
Penutup
sentralitas suatu node yang dihitung
berdasarkan rerata jarak terdekat antar node. Perkembangan teknologi yang semakin
Koefisien Closeness Centrality berada pada maju telah mengubah struktur dan proses
rentang 0 dan 1. Hitungan ini mengindi- sosial dalam skala yang masif. Akses
kasikan kecepatan propagasi atau sebaran terhadap gawai (gadget) dan biaya akses
informasi. Ketiga, Betweenness Centrality data yang semakin terjangkau membentuk
adalah ukuran sentralitas suatu node dalam pola baru yang punya kekhasan berbeda
suatu jaringan berdasarkan jumlah jalur dengan pola tradisional. Pola sosial yang
terdekat yang melewatinya. Koefisien baru tidak lagi bersifat top-down, tetapi
Betweenness Centrality berada pada kisaran 0 membentuk jaringan. Konfigurasi berben-
dan (n-1) (n-2)/2, n adalah jumlah node tuk jaringan meniscayakan penggunaan alat
dalam suatu jaringan. Hitungan ini analisis yang berbeda dengan alat analisis
mengindikasikan bagaimana arus informasi tradisional yang umum dipakai. Pisau
terjadi. analisis yang dibahas pada tulisan ini
bersifat eksploratori yang mampu

Buletin Psikologi 73
YUSAINY, DKK.

berkontribusi dalam peningkatan kualitas dari http://www.apa.org/science/about/


penelitian dalam bidang psikologi, terutama psa/2017/01/big-data-methods.aspx
untuk memahami psikologi melalui kajian EMC Education Services. (2015). Data
analisis sentimen berbasis media sosial dan Science and Big Data Analytics:
paradigma complex system (social network Discovering, Analyzing, Visualizing and
analysis: SNA). Pemahaman terhadap Presenting Data. Indianapolis, Indiana:
analisis sentimen dan SNA sama-sama Wiley
diperlukan agar dinamika interaksi antara
Feldman-Barrett, L., & Russell, J. A. (1998).
bahasa dan konteks sosial dapat tertangkap
Independence and bipolarity in the
secara lebih komprehensif (West, Paskov,
structure of affect. Journal of Personality
Leskovec, & Potts, 2014). Pendekatan lain
and Social Psychology, 74(4), 967–984. doi:
juga perlu diterapkan agar gambaran utuh
10.1177/0022022102250247
akan suatu persoalan menghasilkan luaran
yang valid. Hughes, D. J., Rowe, M., Batey, M., & Lee,
A. (2012). A tale of two sites: Twitter vs.
Facebook and the personality predictors
Daftar Pustaka of social media usage. Computers in
Alamsyah, A., & Indraswari, A. A. (2017). Human Behavior, 28(2), 561–569. doi:
Social network and sentiment analysis 10.1016/j.chb.2011.11.001
for social customer relationship mana- Kadushin, C. (2012). Understanding social
gement in Indonesia banking sector. networks. New York: Oxford University
Advanced Science Letters, 23(4), 3808- Press.
3812(5). doi: 10.1166/asl.2017.9279 Laney, D. (2001). 3D data management:
Barabási, A-L. (2016). Network science. Controlling data volume, velocity and
Cambridge: Cambridge University variety. META Group Research Note, 6,
Press. 70-73.
Bollen, J., Mao, H., & Zeng, X. (2011) Twitter Lerman, K., Yan, X., Wu, X-Z (2016). The
mood predicts the stock market. Journal "majority illusion" in social networks.
of Computational Science, 2(1), 1-8. doi: PLoS ONE 11(2): e0147617. doi:
10.1016/j.jocs.2010.12.007 10.1371/journal.pone.0147617
Borgatti, S. P., Everett, M. G., & Johnson, J. Liu, B. (2015). Sentiment analysis: Mining
C. (2013). Analyzing social networks. Los opinions, sentiments, and emotions. New
Angeles: Sage Publications. York: Cambridge University Press.
Easley, D., & Kleinberg, J. (2010). Networks, Magdy, W., Darwish, K., & Weber, I. (2015).
crowds, and markets: Reasoning about a #FailedRevolutions: Using Twitter to
highly connected world. New York: study the antecedents of ISIS support.
Cambridge University Press. Cornell University Library.
Grimm, K., Jacobucci, R., McArdle, J. J. https://arxiv.org/abs/1503.02401
(2017). Big data methods and psycho- Marshal, D. J., & Staeheli, L. (2015).
logical science: Finding meaning in Mapping civil society with social
large (and small) sets of psychological network analysis: Methodological
data. Psychological Science Agenda, possibilities and limitations. Geoforum,
American Psychological Science. Diunduh 61, 56-66. doi: 10.1016/j.geoforum.
2015.02.015

74 Buletin Psikologi
SOCIAL DATA ANALYTICS, RISET PSIKOLOGI

Nasukawa, T., & Yi, J. (2003). Sentiment We Are Social. (2017). Digital in 2017:
analysis: Capturing favorability using Southeast Asia regional overview.
natural language processing. Proceedings Diunduh dari https://wearesocial.com/
of the 2nd International Conference on special-reports/digital-southeast-asia-
Knowledge Capture, 70 - 77. doi: 2017
10.1145/945645.945658 West, R., Paskov, H. S., Leskovec, J., & Potts,
Nurhuda, F., Sihwi, S. W., Doewes, A. C. (2014). Exploiting social network
(2013). Analisis sentimen masyarakat structure for person-to-person
terhadap calon Presiden Indonesia 2014 sentiment analysis. Transactions of the
berdasarkan opini dari Twitter Association for Computational Linguistics,
menggunakan metode Naive Bayes 2, 297–310.
Classifier. ITSmart: Jurnal Teknologi dan Winter, S., Neubaum, G., Eimler, S. C.,
Informasi, 2(2), 35-42. doi: 10.20961/ Gordon, V., Theil, J. Herrmann, J.,
its.v2i2.630 Meinert, J., & Krämer, N. C. (2014).
Pozzi, F. A., Fersini, E., Messina, E., & Liu, Another brick in the Facebook wall –
B. (2016). Sentiment analysis in social How personality traits relate to the
network. Cambridge, MA: Morgan content of status updates. Computers in
Kaufmann. Human Behavior, 34, 194–202. doi:
Prell, C. (2013). Social network analysis: 10.1016/j.chb.2014.01.048
History, theory, and methodology. London: Yusainy, C. (2015). Quo vadis Psikologi
Sage Publications. sebagai sebuah kajian ilmiah? Buletin
Ruths, D., & Pfeffer, J. (2014). Supplemental Psikologi, 23(1), 51-56. doi:
material for social media for large 10.22146/bpsi.10577
studies of behavior. Science, 346(6213), Yusainy, C., Chawa, A. F., & Kholifah, S.
1063-1064. doi: 10.1126/science.346.6213. (2017). Reduksi stigma-publik kepada
1063 penyandang disabilitas fisik dan mental:
Scott, J. (2013). Social Network Analysis, 3rd Social listening dan pemberdayaan
ed. London: Sage. komunitas. Laporan Penelitian Berbasis
Kompetensi. Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

(i) Kajian ini merupakan bagian dari Skema Pendanaan Penelitian Berbasis Kompetensi
yang dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal
Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian No.
063/SP2H/LT/DRPM/IV/2017 dan No. 063/ADD/SP2H/LT/DRPM/VIII/2017

Buletin Psikologi 75

Anda mungkin juga menyukai