Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS

Dianjukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
yang diampu oleh:
Ns.Naziyah, S.Kep., M.kep.

oleh :
Salsya Putri Tell Aviv N (183112420150161)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah asuhan
keperawatan pada pasien dengan gastritis. Adapun maksud dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah II di Universitas
Nasional. Disusunnya makalah ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak
dan sumber..
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Jakarta, 26 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Anatomi Fisiologi Gaster atau Lambung 5
B. Definisi Gastritis 7
C. Etiologi 7
D. Patofisiologi 9
E. Pathway 9
F. Manifestasi Klinis 9
G. Komplikasi 10
H. Pathway 12
I. Penatalaksanaan 12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
GASTRITIS 13
BAB IV PENUTUP 37
A. Kesimpulan 37
B. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 39
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009
gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun,
radiasi dan Chron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter
pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.
Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia
terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah
sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI)
tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia
telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan
infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian
gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian
gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu
aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau
sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik
atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung.
Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan
akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan
tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).
Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008
mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan
komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic
ulcer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?
2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?
4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?
5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?
6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai
tindakan preventif?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis
4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita
gastritis
6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologis Gaster atau Lambung


Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan
yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium
1. Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
a. Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam
lambung
b. Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah
kiri osteum kardiak biasanya terisi gas
c. Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan
pada bagian bawah kurvatura minor.
d. Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak
sampai pilorus
e. Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus
ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior
f. Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung
mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus
2. Fungsi gaster antara lain :
a. Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan
makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
b. Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan
dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
c. Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
d. Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
B. Definis gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta


Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis
merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan
mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan
lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri
(Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris
atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau
makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau
bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam
lambung yang pekat.

C. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat
yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
a. Minuman beralkohol
b. Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
c. Infeksi virus oleh sitomegalovirus
d. Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
e. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
f. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan
berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan
alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa
lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu
infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
a. Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi
hal-hal berikut.
1) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
2) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
3) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
4) infeksi virus (Wehbi, 2008).
b. Gastritis non-infeksi
Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu
kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan
ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
D. Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung .
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,
maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL
maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi
jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi
pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

E. Manifestasi Klinik
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan
saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia. rasa
pedih, kadang B timbul rasa berdenyut-denyut di perut atas yang ada hubungan
dengan makanan.
a. Dapat terjadi ulserasi superfisal dan mengarah pada hemoragic.
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala kelesuan, mual,
anoreksia mungkinterjadi mual dan muntah serta cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimtomatike.
d. Dapat terjadi lokil dan diare apabila tidak dimuntahkan tetapi malah
mencapai ususf.
e. Pasien biasanya mulai pulih kembali sekitar sehari meskipun nafsu makan
mungkin akanhilang selama "2-3 hari".

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian


kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan
pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan. Keluhan yang sering diajukan oleh
penderita pada umumnya bersifat ringan dan dirasakansudah berbulan-bulan
bahkan sudah bertahun-tahun. Pada umumnya mengeluh rasa tidak enak diperut
atas,lekas kenyang, mual, rasa pedihsebelum atau sesudah makan dan kadang
mulut terasa masam

F. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
b. Ulkus, jika prosesnya hebat
c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin


B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

3. Potensial komplikasi
a. terjadinya pendarahan
b. syok
c. perforasi
d. peradangan selaput perut
e. kanker lambung

4. Pathway
5. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
Gastritis Akut Pemberian obat-obatan H2 blocking (antagonis reseptor
H+2). Inhibitor pompa proton,ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus
lambung yang lain). Fungsi obat tersebutuntuk mengatur sekresi asam lambung.
Gastritis Kronik Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa
antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton
2. Non-Farmakologis
Terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan diantaranya mengurangi
ataumenghilangkan stress psikologis, menghentikan kebiasaan merokok, tidak
menggunakanobat-obat golongan nonsteroidal anti-inflamatory drug (NSAID).
Selain itu penderita gastritisharus menghindari makanan-makanan yang dapat
menyebabkan terjadinya ulcer (tukak) seperti makanan dan minuman yang
mengandung kafein, pedas dan alkohol. (Dipiro, J.T.,et al., 2005).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN GASTRITIS

No. Register               101.8680


Ruang                         : Mawar
Tanggal/Jam MRS      : 7 April 2020 pukul 21.00 WIB
Tanggal Pengkajian    : 8 April 2020 pukul 08.00 WIB
Diagnosa Medis          : Gastritis

I. IDENTITAS
a.      Biodata Pasien
Nama                            :    Ny. Siti Syarifah
Jenis Kelamin               :    Perempuan
Umur                            :    41 tahun
Agama                          :    Islam
Suku/bangsa                 :    Indonesia
Pendidikan                     :     SMA
Pekerjaan                      :    Ibu rumah tangga
Alamat                          :    Jl. PLN Duren Tiga Rt 010/ Rw 010 Kel. Duren
Tiga
b.      Penanggung Jawab
Nama                            :    Tn. Ricard Salmon
Umur                            :    45 tahun
Jenis Kelamin               :    Laki-laki
Agama                          :    Islam
Pekerjaan                      :    Wiraswasta
Hubungan dengan px   :    Suami
Alamat                          :    Jl. PLN Duren Tiga Rt 010/ Rw 010 Kel. Duren
Tiga
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


1) Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien
sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya.
2) Rasa nyerinya itu seperti diremas-remas serta terasa panas.
3) Pasien mengatakan keadaan penyakitnya tetap sama dengan sebelumnya
4) Rasa nyerinya berada di skala 7 dari skala nyeri 0-10.
5) Pasien dibawa ke IGD RSUD pada tanggal 7 April 2020 pukul 21.00 WIB.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat di RSI Sultan Agung dengan penyakit
yang sama (gastritis) pada tanggal 10 Febuari 2020, dan diberi obat Ranitidine.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit turunan seperti Diabetes melitus, TBC, Asma dan penyakit
keturunan lainnya. Pasien juga mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki
penyakit yang sama.
GENOGRAM
III. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Klien mengatakan kehidupan sosialnya tidak berkecukupan
b. Klien terlihat tidak percaya diri
c. Klien mengatakan kebersihan di lingkungan pasien kurang bersih sehingga
kemungkinan banyak bakteri dan kuman bersarang, jauh berbanding terbalik
dengan keadaan di RS yang jauh lebih bersih dan steril daripada lingkungan
rumah.
d. klien mengatakan biaya RS tidak cukup dengan uang sedikit maka klien ingin
cepat sembuh dan tidak mau berlama-lama di RS.
e. Klien mengatakan ia kurang paham akan penyakit karena keterbatasan
pengetahuan.

IV. RIWAYAT SPIRITUAL


a. Sebelum sakit klien mengatakan ia sangat taat menjalankan ibadahnya
b. Keluarga klien beribadah dan memberikan doa untuk mensupport klien agar
lekas sembuh.
c. Shalat 5 waktu dan mengaji bersama

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum klien
1) Penampilan umumnya lemah dan pucat
2) Klien terlihat rapih, bersih dan wangi
3) Ekspresi wajah klien seperti meringis kesakitan, bicaranya pun tidak jelas
4) Klien berpakaian rapih dan bersih
5) Tinggi badan klien 153cm dan BB 55kg, gaya berjalan klien agak
membungkuk sambil memegang perut bagian kiri atas
b. Tanda – tanda vital
1) Suhu : 37’C
2) Nadi : 60x/menit
3) Pernafasan : 21x/menit
4) Tekanan darah : 90/60 MmHg
1. SISTEM PERNAPASAN
 Hidung : Bentuk hidung simetris, lubang hidung bersih, mukosa
hidung lembab, tidak terdapat sekret/polip dan tidak terdapat nyeri
tekan
 Leher : Bentuk leher simetris, tidak terdapat kaku kuduk (klien bisa
menengok ke kanan dan kekiri, atas dan ke bawah)
 Dada :
 Bentuk dada normal, kulit dada bersih, suara jantung
normal
 suara nafas normal, tidak ada suara tambahan seperti
weezing dan rochi, tidak terdapat luka dan nyeri tekan
pada bagian dada

2. SISTEM KARDIOVASKULER
 Conjungtiva pucat, klien anemia , bibir klien pucat
 suara jantung klien normal, terdengar suara S1 dan S2
 tes cavillary retilling time normal >2 detik.

3. SISTEM PENCERNAAN
 Sklera normal
 Mukosa bibir tampak kering, pucat dan pecah-pecah
 Mulut lembab, jumlah gigi normal, kemampuan menelan baik
 Lidah tampak putik dan pucat
 Auskultasi gester normal
 Abdomen simetris

4. SISTEM INDERA
1. Mata
 Bentuk mata simetris , terdapat bulu mata, kelopak mata
 Visus baik
 Fungsi penglihatan normal
2. Hidung
 Penciuman normal, tidak ada perih hidung, trauma maupun
mimisan
 Tidak terdapat sekret yang menghalangi penciuman

3. Telinga
 Daun telinga simetris, tidak ada operasi telinga
 Membran tympani normal
 Fungsi pendengaran normal

5. SISTEM SARAF
Tidak terdapat tremor,reflex cahaya, pupil bagus gerak bola mata bebas
ke segala arah, GCS 15, kesadaran composmatis, kaku kuduk negatif.

6. SISTEM MUSKULOSTELETAL
1. Kepala : bentuk kepala normal
2. Vertebrae : bentuk normal,gerakaan dan ROM sesuai intruksi
3. Pelpis(Thomas test,trendelenbrg test,ROM) : npormal dan sesuai intruksi
4. Lutut : normal
5. Kaki : baik sesuai intruksi
6. Bahu : normal
7. Tangan : normal

7. SISTEM INTEGUMEN
1. Rambur : Rambut panjang berwarna hitam dan tidak kusam, kulit
kepala bersih tidak ada luka
2. Kulit : warna kulit pucat tetapi bersih dan teraba hangat, warna kulit
sawo matang, tidak ada luka, edema, memar maupun benjolan
3. Kuku : kuku pendek dan bersih tidak mudah patah

8. SISTEM ENDOKRIN
 kelenjar tyroid : normal
 percepatan pertumbuhan : normal
 gejala kretinisme dan gigantisme : tidak ada
 ekresi urine berlebihan ,polidipsi,poliphagi,poliura : tidak ada
 suhu tubuh yang tidak seimbang,keringat berlebihan,leher kaku :
tidak ada
 riwayat bekas air seni dikelilingi semut : tidak ada

9. SISTEM PERKEMIHAN
 Edema palpebra : tidak ada
 Moon face : tidak ada
 Edema anasarka : tidak ada
 Keadaan kantung kemih : normal,baik
 Nocturia,disuria,kencing batu : tidak ada
 Penyakit hubungan seksual : tidak ada

10. SISTEM REPRODUKSI


1. Wanita :
 Payudara : puting,areola mammae,besar,perbandingan kiri dan kanan :
normal
 Labia mayora dan minora : normal
 Keadaan hymen : baik
 Haid pertama : umur 12 (1991)
 Siklus haid : tidak tetap

11. SISTEM IMMUN


 Alergi (cuaca debu,bulu binatang,zat kimia ) : tidak ada
 Imunisasi : campak,polio,dan difteri
 Penyakit yang berhubungan dengan cuaca : tidak ada
 Riwayat transfusi dan reaksinya : tidak ada
VI. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
a. Nutrisi
1) makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis dalam 1 porsi
2) Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan
3) pasien mengatakan pagi hanya makan bubur habis 1/4 porsi karena pasien
merasa mual setiap kali mau makan dan sehabis makan pasien sering
muntah.

b. Cairan
1) Pasien munum air putih
2) Pasien minum 6-7 gelas ( ±1500-1700cc) setiap hari.
3) Kebutuhan cairan dalam 24 jam : air mineral dan susu

c. Eliminasi
1) Pasien melakukan BAB dan BAK di kamar mandi
2) Pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dan BAK
3) Konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna hitam, bau khas
4) Pasien mengeluh sulit untuk BAB                                                               

d. Istirahat dan Tidur


1) Pasien mengatakan tidur selama 9jam mulai pukul 21.00 WIB
2) Pasien tidur tidak rutin
3) Bila tidak dapat tidur pasien main handphone

e. Aktifitas Fisik
1) Pasien sehari-hari bekerja
2) Pengatur jadwal harian pasien normal
3) Pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan,
4) Pasien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut
terasa sakit saat bergerak.
f. Personal Hygien
1) pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
2) keramas 2 kali dalam seminggu
3) ganti baju 1 kali sehari, dan tidak ada gangguan apapun.
4) Di Rumah Sakit: pasien diseka oleh keluarga 2 kali sehari yaitu pagi dan
sore dengan tidak memakai sabun.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103m/l (4,00 – 10,00)
b. RBC (eritrosit) : 5,39 . 106m/l (3,50 – 5,50)
c. HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0)
d. HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0)
e. MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 – 50,0)
f. MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0)
g. MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0)
h. RDW : 12,9% (1,5 – 36,0)
i. PLT : 207 . 103m/l (150 – 450)
j. MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0)
k. PDW : 16,1 (15,0 – 17,0)

VIII. TERAPI DAN PENATALAKSANAAN


a. Infus: RL 20 tpm (tetes per menit)
b. Injeksi:
-   Cefotaxime (1gr)
- Ranitidine    (2x1 mg)
c. Oral:    Antasida       (3x500 mg)
ANALISA DATA

Nama          :    Ny. “S”                                      No.Reg      :    101.8680


Umur          :    41 tahun                                     Ruang        :    Mawar

NO. PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH


8 April DS: Peradangan pada Gangguan rasa
2020 1.    Ny. “S” mengatakan kalau daerah dinding mukosa nyaman (Nyeri)
ulu hatinya terasa panas dan lambung (gaster)
terbakar
2.    Ny.“S” mengatakan kalau
nyerinya hilang timbul jika
epigastrium di tekan
3.    Ny.“S” mengeluh sering merasa
mual dan muntah
DO:
1.    Diagnosa medis dari Ny.“S”
adalah gastritis
2.    Skala nyeri klien 7 dari skala (0-
10)
3.    Nyeri tekan pada daerah ulu hati
(epigastrium) Ny.“S”

DS : Pemenuhan nutrisi Gangguan pola


1.    Ny.“S” sering merasa mual dan tidak adekuat makan: kurang dari
muntah kebutuhan tubuh
2.    Ny.“S” mengatakan kalau dia
hilang selera makan
3.    Ny.“S” sering merasa kenyang
DO :
1.    Diagnosa Medis dari Ny.“S”
adalah Gastritis
2.    Ny.“S” tampak lemah dan
tidak  berenergi
3.    Kesadaran Ny.“S” Composmentis

DS: Kurang aktivitas Konstipasi


1.    Ny.“S” mengatakan di rumah
sakit BAB dengan konsistensi feses
keras
2.    Ny. “S”  mengatakan lebih
banyak berbaring di tempat
DO:
1.    Palpasi abdomen : teraba keras di
perut sebelah kiri bawah
2.    Auskultasi pada
abdomen: peristaltik ± 4x/mnt
3.    tidur karena perut terasa sakit
saat bergerak
DS: Kurang informasi Kurang
1.Ny.“S” mengatakan hal yang pengetahuan
dipikirkan terhadap penyakitnya
adalah penyakit jantung karena di
ulu hati terasa perih, panas dan
kemeng-kemeng.
DO:
1.Ny.“S” tampak bingung
terhadap penyakitnya
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama          :    Ny. “S”                                     No.Reg      :    101.8680


Umur          :    41 tahun                                    Ruang        :    Mawar

NO TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN


.
1. 9 April Gangguan rasa nyaman (Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10))
2020 berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
DS:
1.Ny. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar
2.Ny.“S” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di  
   tekan
3.Ny.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
DO:
1.Diagnosa medis dari Ny.“S” adalah gastritis
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Ny.“S”

2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan


pemenuhan nutrisi tidak adekuat
DS :
1. Ny.“S” mengatakan sering merasa mual dan muntah
2. Ny.“S” mengatakan kalau dia hilang selera makan
3. Ny.“S” mengatakan sering merasa kenyang
DO :
1.      Diagnosa Medis dari Ny.“S” adalah Gastritis
1. Ny.“S” tampak lemah dan tidak  berenergi
2. Kesadaran Ny.“S” Composmentis

3. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas


DS:
1.      Ny.“S” mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses keras
2.      Ny. “S”  mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut
terasa sakit saat bergerak
DO:
1.   1. Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


4. DO:
1.      Ny.“S” mengatakan bingung terhadap penyakitnya
DS:
1.      Ny.“S” mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah
penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama          :    Ny. “S”                                     No.Reg      :    101.8680


Umur          :    41 tahun                                    Ruang        :    Mawar

NO. TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN


INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWAT RASIONAL
(NIC)
(NANDA) AN (NOC)
1. 9 April Gangguan rasa Tujuan dan 1.Catat keluhan 1.nyeri tidak selalu
2020 nyaman (Nyeri) Kriteria Hasil: nyeri, ada tetapi bila ada
berhubungan Rasa Nyeri klien termasuk lokasi, harus dibandingkan
dengan peradangan berkurang dengan lamanya, dengan gejala nyeri
pada dinding tidak intensitas (skala pasien
mukosa lambung ada peradangan 0-10) sebelumnya,dimana
(gaster) atau iritasi pada 2.Kaji ulang dapat membantu
mukosa lambung faktor yang mendiagnosa etiologi
Ny.S dalam meningkatkan perdarahan dan
waktu 2 x 24 jam atau menurunkan terjadinya komplikasi.
dengan kriteria: nyeri 2.membantu dalam
1.Skala Nyeri 3.Berikan membuat diagnosa dan
Ny.S berkurang makanan sedikit kebutuhan terapi.
2.Ny.S tidak tapi sering sesuai 3.makanan
merasa indikasi mempunyai
nyeri pada untuk  pasien efek  penetralisir
epigastrium 4.Bantu latihan asam, juga
(uluhati) rentang menghancurkan
3.Ny.S tidak gerak aktif /pasif kandungan
meringis (tidak 5.Berikan gaster.Makan sedikit
nyeri tekan perawatan oral mencegah distensi dan
abdomen) sering dan haluaran gastrin
tindakan 4. menurunkan
kenyamanan kekakuan sendi,
(pijatan meminimalkan nyeri
punggung, ketidaknyamanan.
perubahan posisi) 5.Napas bau karena
Kolaborasi: tertahanya sekret
1.Berikan obat mulut menimbulkan
sesuai indikasi, tak nafsu makan dan
misal : Antasida dapat meningkatkan
2.Antikolinergik mual. Gingivitis dan
(misal : belladonn masalah gigi dapat
a, atropin) meningkat
1.menurunkan
keasaman
gaster dengan absorbsi
atau dengan
menetralisir kimia
2.diberikan pada
waktu tidur
untuk menurunkan
motilitas
gaster,menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan gaster,
dan menghilangkan
nyeri nokturnal.

2. Gangguan pola Pola Makan dari 1.Timbang berat 1.Mengevaluasi


makan: kurang dari Ny.S teratur badan sesuai keefektifan atau
kebutuhan tubuh dengan cukup indikasi kebutuhan mengubah
berhubungan memenuhi 2.Aukultasi bising pemberian nutrisi
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi usus 2.Membantu dalam
nutrisi dalam waktu 2 x 3.Berikan menentukan respon
tidak adekuat 24 jam dengan makanan untuk makan
kriteria: dalam jumlah atau berkembangnya
1.Klien tidak kecil dan dalam komplikasi
mual waktu yang sering 3.Meningkatkan
2.Klien tidak dan teratur proses pencernaan dan
merasa nyeri 4.Tentukan toleransi pasien
akibat gastritis makanan yang terhadap nutrisi yang
atau iritasi dari Tidak membentuk diberikan dan dapat
mukosa lambung gas. meningkatkan
5.Berikan kerjasama pasien saat
perawatan oral makan
teratur, sering dan 4.Dapat
teratur mempengaruhi nafsu
termasuk minyak makan/pencernaan dan
untuk bibir  membatasi masukan
nutrisi
5.Mencegah
ketidaknyamanan
karena mulut kering
dan bibir  pecah yang
disebabkan
oleh pembatasan
cairan
3. Konstipasi BAB dari Ny.S 1.Ajarkan alih 1.Banyak aktivitas
berhubungan lancar dengan baring setiap 2 bisa merangsang
dengan kurang bisa melakukan jam sekali gerakan peristaltik
aktivitas aktivitas (banyak 2.Anjurkan pada 2.Banyak minum
gerak) ditempat klien untuk mencairkan
tidur dalam untuk minum feses
waktu 2 x 24 jam banyak (10-12 3.Serat sangat
dengan kriteria: gelas) berfungsi
1.Feses lunak 3.Anjurkan pada untuk melancarkan
(normal) klien untuk makan proses defekasi karena
2.Mudah proses tinggi serat serat bisa melunakan
defekasi (pepaya) konsistensi feses
4.Kolaborasi 4.Untuk melancarkan
pemberian obat proses defekasi
laksatif.
4. Kurang Ny.S mengetahui 1.Kaji tingkat 1.Untuk mengetahui
pengetahuan berhub masalah yang dia pengetahuan sampai
ungan dengan alami dengan tentang mana pengetahuan
kurang informasi memberikan penyakitnya klien sehingga
informasi 2.Berikan memudahkan untuk
terhadap masalah pendidikan memberikan penyuluh
dari Ny.S dalam kesehatan tentang an
waktu 1 x 24 jam penyakitnya 2.Untuk menambah
dengan kriteria: 3.Motivasi klien informasi
1.Ny.S tahu untuk melakukan 3.Untuk menambah
tentang penyakit anjuran semangat dan
dan tidak salah dalam pendidikan harapanya klien mau
persepsi kesehatan melakukan hal positif
2.Ny.S tidak 4.Beri kesempatan untuk kesehatan
bingungterhadap untuk 4.Untuk menambah
masalahkesehatan klien bertanya pengetahuan klien
yang diaalami tentang
penyakitnya
TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama          :    Ny. “S”                                     No.Reg      :    101.8680


Umur          :    41 tahun                                   Ruang        :    Mawar

Tanggal/jam Dx Implementasi Respon TTD


9 April I  Menjelaskan pendekatan pada px Px kooperatif
2020 / 10.00 dan keluarga dengan BHSP
WIB  Menjelaskan pada px dan keluarga Px kooperatif
tentang penyebab nyeri px dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
 Melibatkan keluarga px dalam Px dan keluarga
pelaksanaaan asuhan keperawatan kooperatif dan bersedia

 Mengkaji skala nyeri dan lokasi Px kooperatif


nyeri Px merasa diperhatikan

 Memberikan makanan sedikit tapi


sering sesuai indikasi untuk  pasien Px bersedia dan

 Menganjurkan pasien untuk melaksanakannya


mengubah posisi Px merasa senang
Px kooperatif
 Memberikan perawatan oral
 Melakukan kolaborasi dengan tim
Px merasa diperhatikan
dokter dalam pemberian obat
 Melakukan pemeriksaan TTV
     T : 120/80 mmHg
     RR : 20x/menit
     N : 80x/menit
        S : 37  C
9 April
2020/  19.00 Px kooperatif
WIB
 Memberikan makan sedikit tapi
Px merasa senang
sering
 Memberikan lingkungan yang
Px kooperatif
tenang dan nyaman Px merasa diperhatikan
 Mengkaji skala nyeri dan lokasi Px kooperatif
nyeri
 Memberikan perawatan oral Px kooperatif
 menganjurkan tekhnik relaksasi
dengan nafas dalam Px merasa diperhatikan

 menganjurkan px untuk mengubah


posisi
 melakukan observasi TTV
10 April      T : 110/70 mmHg
2020/ 10.00      RR : 20x/menit
WIB      N : 84x/menit Px kooperatif

        S : 37,5  C
Px merasa senang

 Memberikan makan sedikit tapi


Px kooperatif
sering
Px merasa diperhatikan
 Memberikan lingkungan yang
Px kooperatif
tenang dan nyaman
 Mengkaji skala nyeri dan lokasi
Px kooperatif
nyeri
 Memberikan perawatan oral
Px merasa diperhatikan
 menganjurkan tekhnik relaksasi
dengan nafas dalam
 menganjurkan px untuk mengubah
posisi
 melakukan observasi TTV
     T : 120/80 mmHg
     RR : 20x/menit
     N : 80x/menit
        S : 37,3  C

CATATAN KEPERAWATAN
Nama          :    Ny. “S”                                    No.Reg      :    101.8680
Umur          :    41 tahun                                Ruang        :    Mawar

Tanggal/jam Catatan perawat TTD


9 April 2020/  Bina Hubungan Saling Percaya dengan px dan
10.00 WIB keluarga
 Memberikan makanan sedikit tapi sering
 Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
 Melakukan TTV
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi         :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida     (3x500 mg)

29 September
 Memberikan makanan sedikit tapi sering
2012/ 19.00
 Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
WIB
 Mengajarkan teknik relaksasi pada px
 Melakukan observasi TTV
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi         :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida     (3x500 mg)
101 April 2020/
10.00 WIB
 Memberikan makanan sedikit tapi sering
 Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
 Mengajarkan teknik relaksasi pada px
 Melakukan observasi TTV
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi         :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida     (3x500 mg)
FLOW SHEET (LEMBAR OBSERVASI)

Nama          :    Ny. “S”                                     No.Reg      :    101.8680


Umur          :    41 tahun                            Ruang        :    Mawar

Tanggal/ jam 9 April 2020/ 9 April 2020/ 10 April 2020/


10.00 WIB 19.00 WIB 10.00 WIB
TTV T : 120/80 mmHg T : 110/70 mmHg T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit N : 84x/menit N : 80x/menit
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit
S : 37  C S : 37,5  C S : 37,3  C
KDM :  
1.Makan / minum 1/4 porsi/4-5 gelas 1/4 porsi /5-6 gelas ½ porsi/6-7 gelas
2.Eliminasi BAB 1x / BAK 5-6x BAB 1x/4-6x BAB 1x / 3-5x
3.Istirahat 9jam 9jam 8jam
4.Aktivitas - + +
5.Personal Hygiene + + +
Data focus Perut terasa nyeri, Nyeri perut Keadaan px
panas, mual dan berkurang, mual dan membaik, nyeri perut
muntah muntah berkurang berkurang, tidak
mual dan muntah,
nafsu makan
bertambah
Program    Infus RL 20 tpm    Infus RL 20    Infus RL 20 tpm
Theraphy (tetes per menit) tpm (tetes per (tetes per menit)
   Injeks : menit)    Injeksi         :
Cefo(1gr)    Injeksi         :   Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg) Cefo (1gr)   Ranitidine (2x1 mg)
    Oral : Ranitidine (2x1 mg)     Oral :
Antasida     (3x500     Oral : Antasida        (3x500
mg) Antasida        (3x500 mg)
mg)

EVALUASI
Nama          :    Ny. “S”                                     No.Reg      :    101.8680
Umur          :    41 tahun                                    Ruang        :    Mawar

No Tanggal/ja Diagnosa Evaluasi


. m
1 9 April Dx I DS:
2020 /10.00 1.Ny. “S” mengatakan kalau daerah ulu
WIB hatinya terasa nyeri, panas dan terbakar
2.Ny.“S” mengatakan nafsu makannya
berkurang
     3.Ny.“S” mengeluh sering mual dan muntah
O : keadaan lemah
      Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas
      T : 120/80 mmHg
      N : 80x/menit
      RR: 20x/menit
      S : 37  C
A : nyeri   , masalah belum teratasi
P  : R dilanjutkan
    Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
   Injeksi  : Cefo (1gr)
                 Ranitidine (2x1 mg)
    Oral : Antasida         (3x500 mg)
   
2 29 DS:
September 1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya
2012/19.00 masih terasa nyeri.
2.Tn.“S” mengatakan masih belum nafsu
makan
    3.Tn.“S” mengeluh sering merasa mual dan
muntah
O : keadaan cukup
      Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas
      T : 110/70 mmHg
      N : 84x/menit
      RR: 20x/menit
     S : 37,5  C
A : masalah teratasi sebagian
P  : R dilanjutkan
    Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
   Injeksi  :
                  Cefo (1gr)
                  Ranitidine (2x1 mg)
    Oral :
    Antasida         (3x500 mg)
   
3. 10 April S:  1.Ny. “S” mengatakan kalau nyerinya
2020/10.00 masih terasa di daerah ulu hati
2.Ny.“S” mengatakan nafsu makannya
sudah bertambah
     3.Nyy.“S” mengatakan sudah tidak merasa
mual dan muntah
O : keadaan cukup
     Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas
      T : 120/80 mmHg
      N : 80x/menit
      RR: 20x/menit
      S : 37,3  C
A : masalah teratasi sebagian
P  : R dilanjutkan
    Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
   Injeksi  :
  Cefo (1gr)
   Ranitidine (2x1 mg)
    Oral :
    Antasida         (3x500 mg)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan
bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Gastritis yang terjadi
tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas,
sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai
gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan
apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram
negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi
tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa
ada penampakan gejala (asimptomatik).

B. Saran
 Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan
minuman yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter
pylori. Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik,
bila stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan
pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh
karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.
 Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-
hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada
lapisan lambung.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G., Butcher, H., & Dochterman, J. (2013). Nursing Interventions


Clarification (NIC). St. Louis Missouri: Elsevier Mosby.
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta
Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swandean, E. (2013). Nursing
Outcomes Classification (NOC). St. Louis Missouri: Elsevier Mosby.
Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Askep berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction

Anda mungkin juga menyukai