Anda di halaman 1dari 46

BAB 3

KONSEP KETIMPANGAN SOSIAL


Menurut Andrinof A. Chaniago
 Ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek
sosial.

Menurut Budi Winarno


Ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
psikis warga masyarakat.

Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker


Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang terjadi dalam proses pembangunan.

Roichatul Aswidah
Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.
Kesimpulan
Ketimpangan sosial diartikan sebagai suatu
ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat
dalam status dan kedudukan.
FAKTOR PENYEBAB KETIMPANGAN SOSIAL

aktor
ktor-f
fa
r uhi oleh
pe n ga
kat di
a ra
lam masy
a l da
ga n sosi
p a n
Ketim
A. Kondisi Demografis

Demografi : ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan dan faktor-


faktor yang mempengaruhinya.

Kondisi demografis antara masyarakat satu dengan yang lain memiliki perbedaan.

Perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain tersebut berkaitan dengan:

a.Jumlah penduduk

b.Komposisi Penduduk

c.Persebaran penduduk
B.Kondisi Pendidikan

 
Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang
 
Pendidikan: merupakan sosial elevator, yaitu saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif.
 
Pendidikan merupakan kunci pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia
 
Ada perbedaan mencolok dalam 2 situasi ini:
 
üAnak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi meskipun fasilitas kurang
 
üAnak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh
lingkungan sosial yang kurang baik sehingga semangat belajar kurang
 
Perbedaan ini menyebabkan ketimpangan sosial
 
Ketidakadilan tersebut dapat dilihat dari fasilitas, kualitas tenaga kerja, mutu pendidikan, dsb.
C.Kondisi Kesehatan

 
Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh fasilitas
kesehatan yang tidak merata di setiap daerah, jangkauan
kesehatan kurang luas, pelayanan kesehatan yang
kurang memadai, dsb.
 
Hal ini menyebabkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan di masyarakat yang satu berbeda dengan
masyarakat yang lain, sehingga bisa mengakibatkan
ketimpangan.
D. Kondisi Ekonomi

 
Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial
 
Ketimpangan ini timbul karena pembangunan ekonomi yang tidak merata
 
Ketidakmerataan pembangunan ini disebabkan karena perbedaan antara wilayah yang satu
dengan yang lainnya.
 
Terlihat dari adanya wilayah yang maju dan wilayah yang tertinggal
 
Munculnya ketimpangan yang dilihat dari faktor ekonomi terjadi karena adanya perbedaan dalam
kepemilikan sumber daya dan faktor produksi.
 
Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi, terutama yang memiliki barang modal
(capital stock) akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah
yang memiliki sedikit sumber daya.
MASALAH KETIMPANGAN SOSIAL DI
MASYARAKAT
Diskriminasi
 
Diskriminasi (discrimination), artinya: sikap atau
tindakan yang membeda-bedakan
 
Diskriminasi cenderung memiliki arti negatif, karena
hanya menguntungkan satu pihak, namun
merugikan pihak lain. Hal ini dikarenakan tindakan
tersebut dinilai tidak adil.
Faktor penyebab munculnya diskriminasi:
 
a)Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai
kehidupan
 
b)Adanya tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh kelompok
dominan terhadap kelompok yang lebih lemah
 
c)Ketidakberdayaan golongan miskin dan intimidasi yang
membuat terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
 
a.Diskriminasi Ras
 
Diskriminasi ras: membedakan berdasarkan asal bangsa yang menganggap bahwa ras yang satu lebih hebat daripada ras yang lain.
 
contoh: Politik Apartheid (di Afrika Selatan): pembedaan berdasarkan warna kulit. Golongan kulit putih menduduki lapisan sosial lebih tinggi daripada kulit
hitam. Saat ini politik apartheid sudah dihapuskan. Salah satu pejuang kesetaraan ras di Afrika Selatan adalah Nelson Mandela
 
b.Diskriminasi Agama
 
Diskriminasi agama berarti mendevaluasi seseorang atau kelompok tertentu karena agama mereka, atau memperlakukan orang berbeda karena apa yang
mereka percaya atau tidak percaya.
 
Seseorang dapat mengalami diskriminasi agama, karena mereka adalah :
 
pengikut agama yang berbeda
pengikut denominasi yang berbeda dalam agama tertentu
keyakinan agama mereka
praktek-praktek keagamaan mereka
aksi-aksi yang terinspirasi dari ajaran agama

c.Diskriminasi Gender
 
Gender:
perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan jenis kelamin tertentu
Hilary M. Lips dalam bukunya yang berjudul Seks And Gender menjelaskan bahwa gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan
perempuan
 
Misalnya: perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan, sedangkan laki-laki dianggap kuat, perkasa, jantan, rasional
 
Diskriminasi Gender: pembedaan sikap dan perlakuan terhadap seseorang berdasarkan jenis kelamin. Dulu kaum perempuan dianggap memiliki kedudukan
lebih rendah dibanding laki-laki.
 
Perempuan tidak mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki, misalnya pendidikan, mengambil keputusan, memiliki peran sosial di masyarakat.
• Alasan sebagian masyarakat lebih mengutamakan
memiliki anak laki-laki dibandingkan anak perem- puan:
•  
• 1.Alasan tenaga kerja à laki-laki dianggap lebih kuat
dibandingkan wanita.
•  
• 2.Meneruskan keturunan (warisan dan nama keluarga)
•  
• 3.Menjaga anak perempuan lebih susah dibandingkan
anak laki-laki
Disharmoni Kehidupan Beragama
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman suku, agama, tradisi, norma dan
budaya. Keberagaman tersebut memicu terjadinya disharmonisasi.
 
Disharmoni dalam kehidupan beragama juga dapat disebabkan oleh 3 faktor: ada faktor internal,faktor eksternal dan faktor relasi
 
Sekjen Departemen Agama, Bahrul Hayat Ph.D menyatakan bahwa, sebagian besar pemicu disharmonisasi kerukunan umat
beragama di Indonesia pasca kemerdekaan disebabkan oleh faktor eksternal agama seperti ketimpangan sosial dan ekonomi.
 
Dari faktor internal, disharmonisasi dipengaruhi oleh sifat fanatisme yang berlebihan, sehingga mengakibatkan memudarnya
sikap toleransi di masyarakat.
 
Seringkali pemahaman agama yang tidak tepat tidak hanya menimbulkan masalah, juga menjadi pemicu disharmonis kerukunan
umat beragama. Apalagi pada setiap agama juga terdapat gerakan liberalisasi dan radikalisasi.
 
Dari faktor relasi, misalnya tentang penyiaran agama. Karena setiap agama memiliki konsep yang berbeda dalam masalah ini,
maka perlu diatur bagaimana lalu lintasnya, agar tercipta hubungan yang harmoni.
 
Kehidupan umat beragama yang harmonis dapat dicapai apabila masing-masing memiliki misi dan tujuan yang sama, antara lain
menjaga keamanan dan ketertiban.
3.Etnosentrisme
 
Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan tolok ukur kebudayaan sendiri.
 
Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup suku bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik.
Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah maka sikapdemikian akan menimbulkan konflik.
 
Konflik tersebut, misalnya kasus SARA, yaitu pertentangan yang didasari oleh suku, agama, ras, dan antargolongan.
 
Etnosentrisme dapat menghambat hubungan antar-kebudayaan, sehingga menghambat proses asimilasi dan integrasi.
 
Apa kaitan etnosentrisme dengan primordialisme?
Apa perbedaan etnosentrisme dan xenosentrisme?
Apakah xenosentrisme menyebabkan ketimpangan sosial?
Salah satu bukti adanya sikap etnosentrisme adalah hampir setiap individu merasa bahwa yang paling baik dan lebih tinggi dibanding dengan kebudayaan lainnya, misalnya:
a. Bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya
b. Bangsa Mesir bangga akan peninggalan kepurbakalaan yang bernilai tinggi
c. Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
d. Bangsa Italia bangga akan musiknya.Dampak negatif dari sikap etnosentrisme antara lain:
 
a.Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuan
 
b.Menghambat pertukaran budaya
 
c.Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
 
d.Memacu timbulnya konflik sosial.
 
• Dampak positif dari etnosentrisme yaitu:
•  
• dapat mempertinggi semangat patriotisme,
• menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan,
serta
• mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.
4. DAMPAK KETIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT
Ketimpangan sosial dapat memiliki dampak positif maupun negatif.
 
Dampak positif:
 
1.Mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing
 
2.Meningkatkan pertumbuhan untuk kesejahteraan rakyat.
 
Dampak negatif ketimpangan sosial:
 
1.Menimbulkan kecemburuan sosial
 
2.Adaanya pembatasan hubungan sosial karena kedudukan seseorang dalam masyarakat
 
3.Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas
 
4.Adanya ketidakadilan dalam masyarakat.
•  
5. UPAYA MENGATASI KETIMPANGAN SOSIAL
DI MASYARAKAT
1.Peningkatan Kualitas Penduduk

a.Memperbaiki kualitas pendidikan

b.Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik tenaga medis medis maupun peningkatan pelayanan kesehatan

c.Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan penyuluha atau pengarahan pada
masyarakat

2.Mobilitas Geografis

Mobilitas geografis adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
Pemerintah mengadakan program tersebut dengan tujuan: mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah.
Adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti dengan pembangunan.
3.Menciptakan peluang kerja

Indonesia merupakan negara berkembang dengan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.
Jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan akan menimbul- kan pengangguran.
Untuk itu pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan peluang kerja bagi mereka.
BAB 4
• A. Defenisi Kearifan Lokal
Kearifan lokal (local wisdom) dalam dekade belakangan ini sangat banyak diperbincangkan. Perbincangan tentang
kearifan lokal sering dikaitkan dengan masyarakat lokal dan dengan pengertian yang bervariasi.
Secara Etimologi Kearifan Lokal terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan
kearifan sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan,
nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.[1]
Menurut rumusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan
pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.[2]
Sistem pemenuhan kebutuhan mereka pasti meliputi seluruh unsur kehidupan, agama, ilmu pengetahuan, ekonomi,
teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian. Pengertian lain namun senada tentang kearifan
lokal juga diungkapkan oleh Zulkarnain dan Febriamansyah berupa prinsip-prinsip dan cara-cara tertentu yang dianut,
dipahami, dan diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam berinteraksi dan berinterelasi dengan lingkungannya dan
ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan norma adat. [3]
Dengan demikian kearifan lokal merupakan pandangan dan pengetahuan tradisional yang menjadi acuan dalam
berperilaku dan telah dipraktikkan secara turun-temurun untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan
suatu masyarakat. Kearifan lokal berfungsi dan bermakna dalam masyarakat baik dalam pelestarian sumber daya alam
dan manusia, pemertahanan adat dan budaya, serta bermanfaat untuk kehidupan.
 
B. DEFENISI GLOBALISASI
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar
definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak
tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Salah satu ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia adalah Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara
yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam WTO (World Trade Organization).
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru
bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam
sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi
sosial.
Sementara itu Erhard Eppler mengatakan bahwa globalisasi menyebabkan kekuasaan pemerintah terbatas. Gerakan modal global adalah
kekuatan yang membatasi kekuasaan pemerintah untuk mengambil tindakan dan memaksanya untuk menganut suatu kebijakan yang tidak
tercantum dalam manifesto setiap partai politik. gerakan modal global memaksa seluruh negara, tidak peduli siapa yang memerintah, untuk
terlibat dalam suatu persaingan menarik penanaman modal ke dalam negari.
C. Macam-Macam Globalisasi
1. Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
a. Globalisasi Produksi
b. Globalisasi pembiayaan
c. Globalisasi tenaga kerja
d. Globalisasi jaringan informasi
e. Globalisasi Perdagangan
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan
internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya
kekuatan pasar dunia. Dibawah ini ada beberapa kebijakan dan keburukan globalisasi ekonomi, diantaranya:
a. kebijakan globalisasi ekonomi
· Produksi global dapat ditingkatkan
· Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
· Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
· Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
· Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
b. keburukan globalisasi ekonomi
· Menghambat pertumbuhan sektor industri
· Memperburuk neraca pembayaran
· Sektor keuangan semakin tidak stabil
· memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
2. Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat,
termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai
nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki
oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun
persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang
terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting
artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi
oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai
salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang
merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah
terlihat semenjak lama.
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal
ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media
menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa.
Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan,
hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses
suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain
lain.
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global
D. Pengaruh Globalisasi terhadap
Kearifan Lokal
Suatu kenyataan yang sudah dinikmati manusia di era globalisasi adalah kemakmuran, kemudahan dan kenyamanan. Namun
demikian era yang serba mudah dan nyaman menimbulkan pengaruh positif dan juga hal negatif yang akan mengancam dan sulit
untuk dihindari. Globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan terpenaruhi, misalnya sistem ekonomi, budaya dan lingkungan
hidup manusia.
Era globalisasi dalam hal ini perkambangan terkhnologi dan informasi memberi andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi
dunia, bahkan tekhnologi juga menjadi indicator kamajuan suatu negara. Perkembangan ekonomi akan menjadi lebih cepat
apabila didukung oleh faktor kamajuan tekhnologi. Tekhnologi merupakan langkah lanjut dari peranan, modal dan jasa untuk
perkembangan ekonomi. Makin cangggih tekhnologi berarti makin tinggi efesiensi pertumbuhan ekonomi suatu negara.[5]
Namun demikian kemajuan tekhnologi tidak hanya memberikan dampak-dampak positif pada sistem ekonomi, dampak negatif
juga muncul secara bersamaan. Hal ini juga dapat menjurus kepada pemborosan sumber daya alam, meningkatkan kriminalitas
dan timbulnya berbagai masalah akibat semakin makmurnya dan sejahteranya ekonomi suatu negara, sementara di daerah atau
negara lain.[6]
Selain dampak terhadap perekonomian globalisasi juga berdampak terhadap sosial budaya masyarakat (kearifan lokal).
Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat.
Perkembangan tekhnologi memiliki andil yang sangat besar dalam menggiring remaja-remaja kita kearah dekandensi moral.
Rusaknya mental dan akhlak remaja kita diakibatkan oleh gaya hidup yang kapitalis,materialistik dan individualistik. Selain itu
menjamurnya situs-situs internet yang menyajikan gambar-gambar vulgar yang bisa diakses secara bebas semakin menambah
deretan kerusakan remaja.[7]
Hal tersebut di atas menyebabkan kearifan-kearifan yang berlaku dalam masyarakat mulai terkikis. Masyarakat memiliki adat
yang dikenal sebagai ada kedaerahan (kerifan lokal) yang merupakan symbol kebangsaan, namun saat ini, hampir tidak lagi
makna yang berarti di era globalisasi. Kita sulit memberikan batasan-batasan yang jelas antara budaya lokal dan budaya barat.
Berikut dampak globalisasi terhadap kaarifan lokal:
1. Persegaran dan pergantian manusia;
2. Kebebasan terkekang;
3. Kepribadian terhimpit;
4. Obyektivitas manusia;
5. Mentalitas tekhnologi;
6. Krisis tekhnologi dan
7. Nilai etika dan moral ditinggalkan (bergeser).
E. Cara Meredam Pengaruh Globalisasi
terhadap Kearifan Lokal
Dari uraian di halaman-halaman sebelumnya, maka jelas betapa besar pengaruh
globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk kearifan lokal. Olehnya
itu, yang perlu kita pikirkan adalah cara-caya yang dapat dilakukan untuk meredam
pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal:
1. Rehumanisasi
Mengembalikan martabat manusia di era globalisasi sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Perkembangan nilai-nilai
agama, etika, hukum, dan kebijakan lebih lambat jika dibandingkan dengan
perkembangan informasi dan tekhnologi. Olehnya itu masalah tersebut harus
segera ditangani. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik
lahir maupun batin, sehingga pembangunan selalu harus mengarah kepada
terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan
batinia. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia
tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karena semuanya pihak
harus mengambil bagian dan kontribusi positif.
2. Kemampuan Memilih
Dengan semakin banyaknya pilihan di era globalisasi,maka akibat yang
timbul adalah kesulitan dalam memilih. Pendidikan pada umumnya
diarahkan pada cara produksi bukan pada cara konsumsi. Ini
menyebabkan nilai-nilai kearifan lokal terkikis dan berefek pada
menurunnya antara yang mungkin dan yang terjadi, bahkan mana yang
benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk sudah
sangat susah untuk dibedakan.[8]
Segala yang teknis mungkin akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan
disaring berdasarkan nilai-nilai kamanusiaan. Artinya yang didukung oleh
aspek moral keagamaan, sosial, dan aspek-aspek yang terkait seharusnya
menentukan apa yang mungkin diteliti dan dikembangkan kemudian tidak
dilakukan jika tidak sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku.
3. Revitalisasi
Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi
biokultural yang berkelanjutan. Pembuangunan
akan menuju ke suatu kebudayaan baru di masa
depan, sehingga dipersiapkan persiapan-
persiapan menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi
akan banyak dipengaruhi baik secara positif
mauoun negatif oleh faktor-faktor dalam
maupun luar negeri.
BAB 5
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
Robinson (1994) menjelaskan bahwa
pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi,
kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.
Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan
mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti
memberi daya, memberi ”power” (kuasa),
kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
1. Pengertian Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan Komunitas: suatu proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. (Hatu, 2010)
Contoh program pemberdayaan komunitas yang ada di masyarakat adalah :
PNPM Mandiri
LSM
PLP-BK

Pemberdayaan komunitas sejalan dengan konsep Community Development, yaitu: proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung
pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat.

Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan:


Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.

Kecenderungan kedua (kecenderungan sekunder) menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Arah Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan,
pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Ciri-ciri warga masyarakat berdaya:
Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
Mampu mengarahkan dirinya sendiri
Memiliki kekuatan untuk berunding
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
Bertanggungjawab atas tindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu
mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.
Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara
bertanggung jawab.
2. Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah:
untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak,
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami


oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan,
memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat
demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan
menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Tujuan pemberdayaan komunitas (Emmy):

Peningkatan standar hidup


Meningkatkan percaya diri
Peningkatan kebebasan setiap orang
Untuk melaksanakan pemberdayaan komunitas dilakukan dengan konsep Community Based Development
(CBD).
Ada beberapa karakter utama CBD, yaitu:
CBD berbasis sumber daya masyarakat
CBD berbasis partisipasi masyarakat
CBD berkelanjutan
Pemberdayaan komunitas dapat dilihat dari 2 sudut pandang:
Pendekatan Deficit Based
Pendekatan ini terpusat pada berbagai permasalahan yang ada dan upaya-upaya pemecahan masalah tersebut
Pendekatan Strength Based
Merupakan pendekatan yang terpusat pada potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas, individu,
atau masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Kelebihan Pemberdayaan Komunitas

Memudahkan dalam koordinasi antarindividu


Antarindividu dapat saling memberi semangat dan motivasi.
Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang
panjang dan berkelanjutan.
Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dan
kelompok baik di bidang ekonomi maupun sosial.
Penggunaan sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan
efisien.
Proses pembangunan lebih demokratis dan aspiratif karena
melibatkan banyak orang.
Kekurangan Pemberdayaan Komunitas

Sering terjadi perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain,
sehingga muncul konflik baru.
Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat
pembangunan.
Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda
Keberhasilan pemberdayaan komunitas bergantung individu yang bergabung di
dalamnya.
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas
secara kritis dan logis.
Kegiatan pemberdayaan selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan
permasalahan sosial saja.
Ketergantungan sumber dana dari luar.
Kendala dalam Pemberdayaan Komunitas

Kurangnya komitmen dari masyarakat, karena kurangnya


pemahaman
Kendala perilaku masyarakat, contohnya etos masyarakat
Diversifikasi pola kehidupan masyarakat, meliputi kebudayaan, sosial,
ekonomi, kondisi geografis.
Kurangnya monitoring dan data yang berkualitas
Indikator yang tidak tepat.
Kurangnya koordinasi
Sistem administrasi yang terlalu birokratis: terlalu banyak pengaturan
KONSEP KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai: suatu kekayaan budaya
lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of
life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya
atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya
atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat
nasional.
Contoh: hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal
kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos
kerja, dan seterusnya.
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun,
diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan,
dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.

Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat
tertentu.
Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan
tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang
memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai
budaya nasional.
Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang
kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya).

Contoh: kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam
arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang
lancar tanpa perlu penyejuk udara.
Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal

Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada
jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang
menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.
Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak
terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.

Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda
dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan
juga besar.
Contoh: munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan
kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga diperlukan
upaya untuk mengatasinya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:
Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang
diselenggarakan oleh ILO
Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan.
 
Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain
kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.
 
Rumah panggung Suku Bajo, yang terpisah dari daratan. Mereka tak ingin ada jembatan yang
menghubungkan antara daratan dan laut, antara lain khawatir bedampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai