Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stunting adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis


pada masa awal kehidupan anak. Risiko dari masalah stunting terbilang wajib
diwaspadai karena akan mempengaruhi tumbuh kembang anak secara langsung,
sekarang maupun dalam jangka panjang. Anak yang tumbuh mengidap masalah
stunting akan mengalami gangguan perkembangan otak. Pengaruhnya terlihat
pada kemampuan kognitif si kecil. Mereka cenderung sulit mengingat,
menyelesaikan masalah, dan tersendat dalam aktivitas yang melibatkan kegiatan
mental atau otak.
Pertumbuhan kognitif yang lambat di kemudian hari bisa menyebabkan
anak mengalami penurunan fungsi intelektual, kesulitan memproses informasi,
serta susah berkomunikasi. Ini tentu mempengaruhi proses belajar anak di sekolah
dan di rumah, sekaligus membuat mereka kesulitan bergaul serta bermain bersama
rekan sebaya. Perkembangan tubuh anak pun otomatis lebih lambat dari anak-
anak seusianya. Tubuh pendek adalah salah satu ciri umum anak pengidap
masalah stunting. Kekurangan gizi kronis akan menghambat pertumbuhan otot.
Anak stunting terlihat juga lebih mudah lelah dan selincah anak pada umumnya.
Dampaknya, anak memiliki risiko besar obesitas dan sulit mengerjakan kegiatan
dasar sehari-hari.
Apabila buah hati Anda mengidap masalah stunting, sistem kekebalan
tubuh anak terbilang lebih rentan. Anak mudah terserang penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Karena daya tahan tubuh mereka rendah,
proses penyembuhan anak stunting menjadi lebih lama jika dibandingkan dengan
anak pada umumnya.
Kondisi stunting tidak hanya dirasakan ketika kecil, tetapi dampaknya
akan terus terasa hingga dewasa. Hasil riset Paediatrics and International Child
Health menyatakan bahwa anak stunting meningkatkan risiko menjadi diabetesi
saat sudah dewasa. Pasalnya, kekurangan gizi pada masa pertumbuhan akan
mengganggu sistem hormonal insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur
keseimbangan dan metabolisme glukosa. Akibatnya keseimbangan gula darah
akan lebih cepat terganggu dan tubuh lebih mudah pula membentuk jaringan
lemak saat anak mencapai usia dewasa.
Anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif,
seperti kanker, diabetes, dan obesitas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat
gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga
pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.
Orang tua juga dapat memberikan susu pelengkap nutrisi anak, seperti
Nutren Junior dengan 50% protein whey yang tinggi sistein serta asam amino
esensial. Nutren Junior juga memiliki manfaat omega 3, 6, dan DHA untuk
mendukung perkembangan otak anak. Nutren Junior dapat diberikan pada anak
usia 1-10 tahun untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian mereka.
Stunting juga dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan
tempat tinggal dan menerapkan gaya hidup sehat. Orang tua disarankan pula
melakukan pemeriksaan anak ke dokter secara berkala. Mari kita bersama
mencegah stunting pada anak sejak dini untuk kebaikannya di masa depan. Peran
orang tua adalah kunci utama anak mendapatkan nutrisi terbaik serta dapat
tumbuh sesuai potensi maksimal mereka.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh stunting terhadap pertumbuhan
pada anak-anak?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menegetahui pengaruh stunting
terhadap pertumbuhan pada anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai