Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TEORI AKUNTANSI

NAM : FADLI
NIM : 061180110
KELAS : AKUNTANSI VIC

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI DUNIA SAMPAI KE


INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI DUNIA

Ahli sejarah mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada pada peradaban kurang
lebih 3000 M. Bentuk pembukuan pada peradaban itu berkaitan dengan faktor-faktor, antara
lain sistem penulisan, pengenalan angka arab dan desimal, aljabar, bahan-bahan penulisan
yang murah, meningkatnya literasi, dan adanya medium pertukaran yang baku. Orang
pertama yang dikenal mengkodifikasikan akuntansi dengan mengulas tata buku berpasangan
yang disebut Particularis de Computis et Scripturis adalah Luca Pacioli karena inilah tulisan
pertama kali yang diterbitkan dan dipublikasikan dan masih relevan sampai sekarang.
Kendatipun demikian peran para pedagang khususnya dari bangsa Arabia dan Mesir dalam
penemuan akuntansi pertama kali tidak dapat diabaikan dengan bukti adanya praktik sistem
buku berpasangan oleh pemerintahan islam pada abad ke-10.

Pembukuan berpasangan berkembang. Pada awalnya, pencatatan transaksi


perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan
sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu
berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi.

Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yunani kuno. Pencatatan itu belum
dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap
dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin
berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan
dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang-
pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu.
Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah
diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang
pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Pacioli dengan judul Summa de
Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu
pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan
untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul Tractatus de
Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya
dikembangkan oleh para pengarang berikutnya.

Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistem yang


menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika
Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem continental. Sistem Inggris dan
Amerika Serikat disebut sistem anglo- saxon. Perkembangan akuntansi dari sistem
continental ke anglo-saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia
ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi
industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-
19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting
(akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi dinegara itu, sekitar pertengahan abad
ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik
pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada zaman
penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi
tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan.
Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960,
akuntansi cara Amerika (anglo- saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem
pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (continental) ke sistem
Amerika (anglo- saxon).

Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan
selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah
memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji
sedikitnya dua buku perusahaan. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and
Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London.
Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publikt erdaftar pada Inggris yang telah
memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Seiring dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh selama paruh
pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi muncul secara bersamaan pula.
Sekolah-sekolah bisnis membantu perkembangan tersebut dengan meneruskan bidang-bidang
masalah dan pada akhirnya mengakuinya sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada
berbagai sekolah tinggi dan universitas. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin
terasa dengan sendirinya pada Dunia Barat, khususnya di Jerman dan Jepang.

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONESIA

Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembarngan akuntansi
dinegara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah yang membawa
akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa dimasyarakat
Indonesia sendiri pasti memiliki system akuntansi atau sistim pencatatan pelaporam
tersendiri. Misalnya saja pada zaman keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman
tersebut pasti memiliki sistim akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini penelitian mengenai
hal ini masih belum dilakukan. Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke
Indonesia melalui pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan
Nusantara.Sebelum bangsa Eropa: Portugis, Spanyol, dan Belanda masuk keIndonesia
transaksi dagang dilakukan secara barter. Cara ini tidak melakukan pencatatan.

Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke
16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk
perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602,sebagai peleburan dari 14 maskapai yang
beroperasi di Hindia Timur. SelanjutnyaVOC membuka cabangnya di Batavia pada tahun
1619 dan di tempat-tempat laindi Indonesia. Kemudian dibentuk jabatan Gubernur Jenderal
untuk menangani urusan-urusan VOC.

Akhir abad ke – 18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada C


mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799.Setelah VOC
bubar pada tahun 1799, kekuasaanya diambil alih oleh Kerajaan Belanda, zaman penjajahan
belanda dimulai tahun 1800-1942. Padawaktu itu, catatan pembukuanya menekankan pada
mekanisme debet dan kredit,yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit
di Batavia.Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin(amphioen)
yang merupakan usaha monopoli di Belanda.Catatan pembukuannya merupakan modifikasi
system Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk
mengembangkansistim pencatatan tersebut karena kondisinya sangat menekankan pada
praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.Sedangkan,
segmen bisnis menengah ke bawah dikuasai oleh pedagangketurunannya, yaitu: Cina, India,
dan Arab. Sejalan dengan itu, ada kebebasandalam penyelenggaraan pembukuan sehingga
praktik pembukuannyamenggunakan atau dipengaruhi oleh sistim asal etnis yang
bersangkutan.Pada zaman penjajahan jepang tahun 1942-1945, banyak orang Belandayang
ditangkap dan dimasukkan ke dalam sel-sel oleh tentara jepang. Hal inimenyebabkan
kekurangan tenaga kerja pada jawatan – jawatan Negara termasuk Kementrian Keuangan.

Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak
mengalami perubahannya yang berarti, tetap menggunakan pola Belanda. Jepang juga
mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf kanji, namun tidak diajarkan pada
orang-orang Indonesia.

Zaman Kemerdekaan

Sistem akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah sistimakuntansi Belanda


yang lebih dikenal dengan sistim tata buku. Sistim inisebetulnya merupakan subsitim dari
ilmu akuntansi dalam bidang metodepencatatan, jadi bukan seperti ilmu disiplin ilmu
akuntansi yang dikenal diAmerika. Karena perusahaan yang bergerak dibidang Indonesia
adalah milik Belanda dan susidiari dari perusahaan yang berpusat di Netherland, wajar tata
buku ini yang dipakai sehingga kebutuhan pasar adalah mereka yang menguasaitata buku ini.
Tentu pendidikan akuntansinya juga akan melihat pasar, maka tidak heran sistim pencatatan
yang diajarkan disekolah-sekolah formal maupundisekolah atau kursus-kursus adalah tehnik
pembukuan ini. Pendidikan formal yang mengajarkan tata buku ini adalah SMEP ( Sekolah
Menengah Ekonomi Pertama), SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) serta SMA
(SekolahMenengah Atas) jurusan social dan seterusnya di Universitas yang memiliki
Fakultas Ekonomi.

Masuknya modal asing di Indonesia serentak dengan masuknya bantuan luar negeri
khususnya dari Amerika dan sekutunya sehingga pemerintah Amerika juga memberi bantuan
berupa system akuntansi di pemerintahan, dosen-dosentamu mengajar di berbagai universitas
di Indonesia, dan memberikan beasiswakepada dosen di Indonesia untuk belajar di Amerika.
Maka muncullah systembaru, buku-buku teks akuntansi Amerika dan menjadi bahan
pelajaran diUniversitas. Ahli-ahli akuntansi pun semakin banyak. Keadaan ini
semakinmeluas sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan hubunganInternasional
dan ekonomi yang semakin erat. System Akuntansi Amerika Semakin dominan. Salah
seorang dosen akuntansi senior IndonesiaDr.S.Hadibroto telah menulis disertasi tentang dua
system ini dengan judul yangsudah diterjemahkan : Studi Perbandingan antara Akuntansi
Amerika danBelanda aan Pengaruhnya terhadap Profesi di Indonesia. Pada kesimpulan
disertasinya beliau menyarankan agar Indonesia lebih baik memilih systemakuntansi
Amerika dibandingkan dengan system akuntansi Belanda. Beliaumenyarankan agar guru-
guru tata buku dan ujian tata buku harus mencakup teknik dan system tata buku Amerika
pada kurikulumnya.

Pada tahun 1980 pemerintah Indonesia atas bantuan pinjaman dari WorldBank
melakukan upaya harmonisasi system akuntansi sehingga diupayakan untukmenghapus
dualisme tadi. Upaya yang dilakukan antara lain mendirikan PusatPerkembangan Akuntansi
(PPA) di empat universitas UI,UGM, UNPAD, danUSU. PPA ini di samping memberikan
beasiswa kepada dosen-dosen peguruan tinggi juga melakukan penataran akuntansi kepada
seluruh guru-guru Tata buku diSMEA maupun di SMA seluruh Indonesia. Dengan selesainya
proyek itu, makandi SMEA, SMA dan diikuti kemudian oleh lembaga-lembaga kursus,
systemakuntansi Amerikalah yang di ajarkan sehingga berakhirnya dualisme system
akuntansi dan pendidikan akuntansi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://ibnuyu.files.wordpress.com/2017/04/pertemuan-3_sejarah-perkembangan-
akuntansi.
2. https://media.neliti.com/media/publications/4451-ID-perkembangan-akuntansi-di-
indonesia.
3. https://www.google.com.mynameisbahestie.files.wordpress.com/2014/06/akun-inter.

Anda mungkin juga menyukai