Id Doc: 589c899b81944d341049403c
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Jambi
Untuk memenuhi syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
DIAJUKAN OLEH
IMAM MUTTAKIN
RRA1A110070
ABSTRAK
Imam Muttakin, Hubungan Antara Perilaku Delinkuensi dan Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA PGRI 2
Kota Jambi. Skripsi. Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi. Dosen Pembimbing I
Drs.Irwan,M.Pd Pembimbing II Fachruddiansyah Muslim. M,Pd
Prestasi belajar ekonomi pada kelas XI di SMA PGRI 2 Kota Jambi belum bisa
memuaskan, disebabkan Perilaku Delinkuensi terbilang Tinggi dan Motivasi belajar
terbilang Sedang, Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi faktor internal maupun
eksternal salah satunya Motivasi belajar yang baik..
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Perilaku Delinkuensi
terhadap Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS di SMA
PGRI 2 Kota Jambi, Hubungan antara Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS di SMA PGRI 2 Kota Jambi hubungan
Antara Perilaku Delinkuensi dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA PGRI 2 Kota Jambi,
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptip regresi serta jenis penelitianya
adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik (sugiyono, 2013 :7). Responden dalam penelitian ini
berjumlah 40 siswa. Data dikumpulkan melalui angket dan disusun berdasarkan indikator
variabel. Untuk menganalisis data menggunakan rumus regresi sederhana dan regresi
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara
perilaku delinkuensi terhadap prestasi belajar. R Squere menunjukan nilai koefesien
determinasi (R2) sebesar 0,069. Dengan demikian menunjukan ada hubungan perilaku
delinkuensi terhadap prestasi belajar sebesar 6,9%. Selanjutnya ada hubungan yang
signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. R Square menunjukan
nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,013. Dengan demikian menunjukan ada
hubungan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa sebesar 1,3%. Selanjutnya ada
hubungan signifikan antara perilaku delinkuensi dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa. R Square menunjukan nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,184.
Dengan demikian menunjukan ada hubungan antara perilaku delinkuensi dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 18,4%. Sedangkan sisanya (100% - 18,4%
= 81,6% ) merupakan kontribusi faktor yang tidak diteliti.
Dari hasil penelitian tersebut,dapat disimpulkan bahwa perilaku delinkuensi serta
motivasi belajar dapat menentukan prestasi belajar seorang siswa, karna akan berdampak
terhadap siswa tersebut, kemudian perlu adanya upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan cara menekan tingginya angka siswa yang berperilaku delinkuensi
dan memotivasi siswa dalam pelajaran dengan memberikan arah dan semangat pada
kegiatan belajar ke siswa.
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
KATA PENGANTAR
Penulis, sehingga Penulis masih diberi kekuatan, motivasi dan semangat yang luar
biasa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan Antara
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA PGRI 2 Kota Jambi”.
hambatan dan rintangan, namun berkat kekuatan, motivasi dan semangat yang
kuat dari Penulis serta, adanya bimbingan, masukan, arahan, dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu,
Umiversitas Jambi.
perkuliahan.
Jambi.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PIPS yang telah membekali Penulis dengan
10. Terkhusus terima kasih untuk orang tuaku, Ayahanda Samin dan Ibunda
do’a,dorongan moril dan materil, serta kesabaran dan perhatian yang tulus
motivasi dan menjadi semangat penulis atas segala perjuangan dan kasih
menuju kebaikan.
11. Untuk adik-adikku Nurul Ichsan, Haris Subarkah, Robby Subagja, dan Siti
tidak bisa disebutkan satu persatu terutama angkatan 2010. Anisa, Jeje,
Putri, Desi, Upi, Siti Marpuah, Inggri Sepria, Tika, Tiwi, Febriani,
Khairat, Devi, Mardiana, Anna, Sa’anah, Intan, Wirra, Ega, Beni, Toni,
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Asari, Ijul, Ari Cupriana, Ijal, Nopri, Dedi, Eko Widiantoro, Eko PH,
dorongan dan bantuan menemani penulis disaat suka dan duka, terima
13. Kepada teman-teman PPL, Lili Sulistio Rini, Shiddiq, Oliv, Mela, Samsul,
Hendri, Joni, Uki, Nanda Rizkie, Fatwa, Desta, Zulkifli, Hendra, Dewi,
Mala, Mega, Desri, terima kasih atas bantuan dan Do’a kalian
mereka berikan kepada Penulis. Kritik dan saran yang bersifat membangun
Jambi, 2016
Penulis
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
1.5 Batasan Masalah ......................................................................... 7
1.6 Definisi Operasional ................................................................... 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
ditentukan oleh proses belajarnya. Hasil belajar ini sebagai tingkat keberhasilan
belajar dapat dinyatakan dalam bentuk skor dan perubahan perilaku setelah
seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak
setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
hasil dari proses belajar.Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar
harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri,Untuk itu para ahli
Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan.
belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Rendahnya prestasi
belajar itu sendiri karena dipengaruhi faktor-faktor, yakni: faktor eksternal dan
faktor internal.
individu,dalam hal ini siswa atas proses belajar yang telah dilakukannya.Prestasi
belajar juga adalah implementasi dari suatu keberhasilan siswa setelah melakukan
siswa diharapkan meningkatkan prestasi belajar yang baik dan bermutu, agar
Jambi penulis melihat ada ketidak sesuaian yang diharapkan. XI IPS yang
berjumlah 40 siswa yang terbagi dalam 2 kelas, banyak permasalahan yang terjadi
tuntas adalah pelajaran ekonomi,Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang
pembelajaran berlangsung siswa lebih memilih untuk tidak masuk kelas pada jam
pertama mata pelajaran.Alasan terlambat karena jarak rumah yang jauh dengan
sekolah,serta ada beberapa siswa juga yang sering terlambat karena sebelum
berperilaku menyimpang, Hal ini dapat dilihat dari data siswa selama semester 2
2013/2014
1 Berkelahi 20 30 35
pelajaran berlangsung
Dari tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang Kelas X 85 siswa , Kelas
Selain itu, ada beberapa siswa yang sering bolos atau berada diluar kelas
pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan sebagian siswa yang
tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru sehingga mereka takut masuk ke
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
dalam kelas, dengan alasan takut akan dihukum, dan merasa bosan di dalam kelas.
Sebagian siswa lain juga sering bolos dengan alasan malas atau bosan dengan
mata pelajaran tertentu maupun ada pengaruh teman dari luar sekolah. Bahkan ada
siswa-siswa yang sering keluar masuk pada saat proses pembelajaran berlangsung
dan kurang memperhatikan guru pada saat mengajar, baik siswa laki-laki maupun
perempuan. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh faktor dari dalam diri siswa
yang sering melakukan hal ini akan ketinggalan materi pelajaran, sehingga hasil
evaluasi tidak mencapai nilai ketuntasan yang sudah ditentukan. Sumber ini di
2 Kota Jambi.
mengadakan pendekatan pada siswa itu sendiri, seperti memotivasi siswa dan
memberikan pemahaman tentang masa depan mereka jika mereka tidak mengubah
kenakalan remaja dengan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Gamping Sleman” bisa
di simpulkan bahwa
dengan prestasi belajar pada siswa SMP. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa laki-laki, yang terdiri ataskelas
IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, Sleman. Alat ukur yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja adalah dengan skala kenakalan remaja
yang dibuat sendiri oleh peneliti. Alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar
menggunakan nilai rata-rata hasil songsong Ujian Akhir Nasional (UNAS) 2007.
Alat ukur untuk mengetahui inteligensi siswa menggunakan tes inteligensi SPM
dari Rave
penelitian ini adalah (1) Mengetahui hubungan motivasi belajar intrinsik terhadap
motivasi belajar intrinsik dan secara ekstrinsik secara bersama sama terhadap
prestasi belajar geografi siswa kelas X dan XI IPS SMA N 1 Minggir Sleman
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Ada hubungan yang positif dan
signifikan variabel motivasi belajar intrinsik siswa dengan prestasi belajar dengan
nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,340>0,297). (2) Ada hubungan yang
positif dan signifikan vairabel motivasi belajar ekstrinsik dengan prestasi belajar
geografi dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,375>0,297). (3) ada
hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar intrinsik dengan
4,868, sedangkan F tabel 3,22 dengan N=44 pada taraf signifikansi 5%. Jadi
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
dihitung lebih besar dari pada f tabel (4,868>3,22), karena hasil penelitian
uji hipotesis ini mendukung penelitian. Jadi semakin tinggi motivasi belajar
banyak faktor.Sehingga bagi pelajar itu sendiri adalah penting untuk mengetahui
Sesuai dengan kenyataan yang ada di SMA PGRI 2 Kota Jambi nilai rata-
rata ulangan semester kelas XI Tahun Ajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Daftar Nilai Rata-rata Ujian Ekonomi Siswa Semester 2 T.A
2014/2015
Nilai Rata-Rata
NO Kelas Standar Kompetensi
Siswa Pelajaran Ekonomi
1 XI IPS 1 70,03 75
2 XI IPS 2 71,30 75
Belum optimalnya hasil belajar yang berdampak minimnya prestasi belajar siswa.
Hal ini di pengaruhi oleh berbagai sebab seperti motivasi belajar yang masih
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA PGRI 2 Kota
Jambi”.
ini
belajar?
prestasi belajar?
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
belajar?
a. Manfaat Teoritis
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang berdampak pada
b. Manfaat Praktis
Agar tidak terjadi perluasan masalah, dan terdapat persepsi yang sama
3. Prestasi siswa yang di teliti dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf yang tertera dalam laporan
anak dan remaja usia 15-19 tahun di bawah usia 21, jika perbuatan itu
yang belum dewasa (anak dan remaja) pada usia 15-19 tahun.
3. Motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan
baru dari proses belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam
tingkah laku berupa pengetahuan, sikap perilaku atau sesuai dengan tujuan
Nasional (1992:700), Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh dari
merasa dan berbuat. Menurut Hamalik (1994:45) prestasi belajar diartikan sebagai
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah
mempelajari sesuatu.
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Pernyataan ini serupa
sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh
mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh
munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini
berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya, prestasi belajar adalah penilaian hasil
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, hurup,
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap
Prestasi belajar adalah hasil atas kepandaian atau keterampilan yang dicapai
oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
Prestasi belajar sebagai hasil dari proses belajar siswa biasanya pada setiap
akhir semester atau akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku laporan prestasi
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
belajar siswa atau Raport. Raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan
Pendapat ini sejalan dengan Purwanto (2001:2) yang menyatakan prestasi belajar
merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana
Oleh sebab itu, untuk mengetahui prestasi belajar siswa bisa dilihat pada
nilai-nilai yang tertera dalam raport. Siswa yang nilai raport nya tinggi dikatakan
mempunyai prestasi belajar tinggi, sebaliknya siswa yang nilai raportnya rendah
secara konseptual prestasi belajar adalah hasil belajar/nilai pelajaran sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf yang tertera dalam laporan hasil belajar
belajar dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata raport siswa SMA PGRI 2 Kota
Jambi pada Semester 2 waktu ia dikelas XI yang dinyatakan dengan angka atau
huruf.
siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor-
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
faktor yang ada dalam diri siswa. Faktor eksternal yaitu faktorf-aktor yang berada
sebagainya.
d. Faktor kelompok.
dan sebagainya.
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Menurut Sudjana (2005: 39), “hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan”. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor dari luar diri siswa adalah lingkungan
siswa ada dua, yaitu faktor internal yang meliputi kesehatan jasmani, intelegensi,
asuh keluarga, keadaan ekonomi keluarga, metode mengajar guru, fasilitas belajar,
hubungan siswa dengan guru dan teman, waktu belajar, disiplin sekolah,
lingkungan masyarakat.
sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror dan tidak
dapat diatur.
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
bentuk perilaku menyimpang, yang merupakan hasil dari pergolakan mental serta
adalah perilaku kejahatan atau kenakalan anak-anak muda yang merupakan gejala
sakit(patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh
satu bentuk tingkah laku yang menyimpang. Delikuensi itu selalu mempunyai
sosial dan hukum yang dilakukan oleh anak-anak muda di bawah usia 22 tahun.
remaja berusia dibawah 21tahun, dan angka tertinggi delikuensi remaja terdapat
pada usia 15-19 tahun. Dariberbagai definsi di atas tentang kenakalan remaja
dapat ditarik kesimpulan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku yang dapat
menyakiti atau merugikan dirinya sendiri atau orang lain dengan melanggar
kategori, yaitu:
a. Kenakalan Remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti
c. Kenakalan Remaja sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain seperti
pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat
dari rumah.
lebih ditekankan pada perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh anak dan
remaja, jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu
merupakan kejahatan.
delinkuensi sebagai perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak dan remaja
dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana seseorang tinggal atau
normatif. Suatu perbuatan dikatakan sebagai delinkuensi atau tidak, ditinjau dari
maupun keluarga, akan tetapi tidak tergolong pidana umum maupun khusus.
Antara lain, perbuatan yang bersifat anti susila, yaitu durhaka kepada orang tua,
membantah, melawan, tidak patuh, tidak sopan, berbohong, memusuhi orang tua,
berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit,
mobil tanpa SIM, mengambil barang miliki orang tua/orang lain tanpa izin, serta
delinkuensi mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku
yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah,
yakni melanggar tata tertib, berkelahi), pelanggaran (seperti melarikan diri dari
legal atau tidak terlalu berat dalam pelanggaran terhadap undang-undang, yang
khususnya dilakukan oleh anak-anak muda yang belum dewasa (Chaplin, 2004).
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
merupakan suatu bentuk perbuatan anti sosial, melawan hukum negara, norma-
tetapi tidak tergolong pidana umum maupun khusus, yang dilakukan oleh orang
perilaku tersebut ilegal karena status usia si pelaku yang masih muda, inilah yang
minuman keras, ketidakpatuhan dengan aturan orang tua, berteman dengan orang-
orang yang suka melanggar peraturan, lari dari rumah dan melanggar jam malam.
masuk dalam ”violent crimes”, yang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang
”status offenses”, dimana tidak merupakan suatu pelanggaran bila dilakukan oleh
orang dewasa, antara lain membolos, lari dari rumah, memiliki atau
index offenses dan status offenses. Index offenses, merupakan tindakan kriminal,
serius seperti lari dari rumah, bolos dari sekolah, mengkonsumsi minuman keras
kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain dan kenakalan yang
anak, menyatakan bahwa status offenses merupakan perilaku yang tidak legal bagi
anak-anak, tetapi itu merupakan perilaku yang legal bagi orang dewasa.
dari rumah (runningaway from home), menentang perintah dan aturan orang tua
yang terdiri dari dua kategori yaitu pelanggaran kekerasan terhadap orang dan
senjata.
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
pencurian, pembakaran.
offenses.
minuman keras.
a. Lari dari rumah (runaway), termasuk pergi keluar rumah tanpa pamit.
c. Melanggar aturan atau tata tertib sekolah dan aturan orang tua
(ungovernability).
kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi
dari rumah tanpa pamit. Kedua, kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
kejahatan, seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang miliki orang
pada remaja antara lain : berbohong, pergi keluar rumah tanpa pamit, keluyuran,
begadang di luar rumah hingga larut malam, membolos sekolah, buang sampah
sembarangan, membaca buku porno, melihat gambar porno, menonton film porno,
korban fisik pada orang lain, antara lain perkelahian, perkosaan, perampokan,
kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain, antara lain
orang tua, dengan cara minggat dari rumah, melawan orang tua, memusuhi
Perilaku kenakalan remaja yang umum dilakukan antara lain, mulai dari
menjadi pekerja seks komersial hingga melakukan tindakan kriminal. Data remaja
yang terlibat kenakalan dalam satu tahun mencapai angka 6.664 orang dengan
yang menimbulkan korban fisik pada orang lain (violent offenses), antara lain
dan pemerasan; kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang
lain (drug/ liquor and public), antara lain pelacuran, penyalahgunaan dan
mengingkari statussebagai pelajar dan mengingkari status orang tua, meliputi lari
sekolah(truancy) dan keluyuran; melanggar aturan atau tata tertib sekolah dan
pengisap ganja, cross boys dan cross girls yang memberikan kesan kebebasan
tanpa kontrol dari semua pihak terutama pada lingkungan sekolah. Dalam sisi
lain, anak-anak yang masuk sekolah ada yang berasal dari keluarga yang kurang
memperhatikan kepentingan anak dalam belajar yang kerap kali berpengaruh pada
teman yang lain. Sesuai dengan keadaan seperti ini sekolah-sekolah sebagai
anak didik. Pendidik sering tidak masuk, akibatnya anak-anak didik terlantar,
bahkan sering terjadi pendidik marah kepada muridnya. Biasanya guru marah
apabila terjadi sesuatu yang menghalangi keinginanya tertentu. Dia akan marah,
atau sumber rejekinya dan sebangsanya dalam keadaan bahaya, sebagian atau
Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukuman/sanksi
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap peserta didik disekolah sehingga
Delinkuensi
anak dan remaja di bawah usia 21 tahun. Banyak peneliti yang berusaha
masa remaja. Salah satunya Bynum dan Thompson (1996) yang membahas latar
b. Teori Anomie, teori ini diajukan oleh Robert Merton, yang berorientasi
lain).
lama,dan lain-lain).
kontrol yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses
pertumbuhan.
delinkuensi.
perempuan.
rendah di sekolah.
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
kenakalan.
oleh anak-anak yang berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih
rendah.
usia 15-19 tahun di bawah usia 21 tahun, jika perbuatan itu dilakukan
akan tetapi tidak tergolong pidana umum maupun khusus, yang dilakukan
oleh orang yang belum dewasa (anak dan remaja), Adapun kenakalan
a. Lari dari rumah (runaway), termasuk pergi keluar rumah tanpa pamit.
c. Melanggar aturan atau tata tertib sekolah dan aturan orang tua
(ungovernability).
BAB III
METODE PENELITIAN
Sesuai masalah dan tujuan yang dikemukakan maka rancangan penelitian ini
disebut demikian karena sesuai dengan arti ex post facto, yaitu “dari apa
variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS
penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian. Sesuai dengan
permasalahan yang sudah dirumuskan, maka variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
terdapat dua variabel bebas (X) yaitu variabel bebas (X1) dalam penelitian ini
terikat atau dependent variabel (Y). variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMA PGRI
2 Kota Jambi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 2 Kota Jambi semester genap tahun
Jelutung, Jambi.
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang di
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI di SMA PGRI 2 Kota Jambi.
Tabel 3.1 Tabel Populasi Kelas XI IPS SMA PGRI 2 Kota Jambi
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
1. XI IPS I 20
2. XI IPS II 20
Jumlah 40
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi,
menyebutkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang demiliki
oleh populasi tersebut. Untuk sampel pada skripsi ini peneliti akan mengambil
keseluruhan populasi yaitu sebanyak 40 siswa karena jumlahnya kurang dari 100.
3.5.Instrumen penelitian
dipilih oleh peneliti untuk memudahkan pengumpulan data. Alat ini digunakan
3.5.1 Angket
Dalam penelitian ini, untuk pemberian skor peneliti menggunakan skala likert.
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
3.5.2 Dokumentasi
dokumen dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses
Untuk melengkapi dan memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini
mendapatkan data prestasi hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI
adalah instrumen Perilaku delinkuensi (X1) dan Motivasi belajar (X2). Uji coba
instrumen dilakukan pada siswa dari sekolah yang sama yaitu bagian dari siswa
yang harus diukur (Sugiyono, 2008:121). Untuk itu, uji validitas dilakukan
akan diukur.
Adapun teknik mengukur validitas pada penelitian ini mengunakan rumus korelasi
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
: Banyaknya sampel
∑ : Jumlah hasil kali skor subjek pada item soal dan skor total subjek
X 2
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
Y 2
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Berdasarkan uji coba angket penelitian yang dianalisis menggunakan uji validitas
product moment, dari 27 butir soal angket perilaku delinkuensi sebanyak 5 butir
soal dinyatakan tidak valid, 25 butir soal angket motivasi belajar 3 butir soal
dinyatakan tidak valid. Sesuai pada α 0,05 dengan n = 40. Adapun soal yang
tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan lagi dalam angket penelitian
selanjutnya. Dengan demikian, butir soal yang digunakan untuk mengambil data
dalam penelitian ini sebanyak 22 butir soal untuk variable perilaku delinkuensi
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya dan yang reliabel akan
Dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relative sama
skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil) dan skor belahan
kedua (akhir / soal nomor genap). Koefisien reliabilitas belahan tes dinotasikan
dengan r1/2 1/2 dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu korelasi
Rumus Reliabilitas
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
sebesar 1,982 motivasi belajar 1,989 pada α 0.05 dengan n = 40. Karena koefisien
reliabilitas r hitung > α 0.05, maka angket tersebut dinyatakan reliabel dan dapat
untuk mengetahui hubungan antara perilaku delinkuensi dan motivasi belajar pada
delinkuensi (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y) pada
mata pelajaran ekonomi yang di ambil dari nilai RAPORT semester genap tahun
ajaran 2014/2015.
dianggap cermat atau sudah mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka
yaitu SMA PGRI 2 Kota Jambi dengan sampel yang diambil secara acak dari
berisi 22 soal (X1) dan untuk variabel motivasi belajar berisi 22 soal (X2)
dan XI IPS 2 dengan 22 soal untuk variabel perilaku delinkuensi (X1) Dan 22 soal
diterima kembali oleh peneliti dan jika terdapat kesalahan dalam pengisiannya
Untuk menganalisis data diperlukan suatu cara atau metode analisis data hasil
dipahami. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa data ini menggunakan
mencari nilai Skor Maksimal Ideal, Skor Minimal ideal, Mean ideal (Mi), Standar
Deviasi ideal (Sdi). Rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata ideal (Mi)
Adalah 1/2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) dan untuk mencari Standar
Deviasi ideal digunakan rumus 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal).
Selanjutnya nilai standar deviasi ideal (Sdi) dan rata-rata/mean ideal (Mi)
sebagai berikut :
Keterangan :
uji persyaratan analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
data dari setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal, dan bila
datanya tidak normal maka datanya tidak dapat digunakan, begitu pula sebaliknya.
Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas data digunakan rumus kolmogorov
2. Jika signifikan yang diperoleh > α, maka sample berasal dari populasi
3. Jika signifikan yang diperoleh < α, maka sample tidak berasal dari
Uji leaniritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan
sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu empiris
sebaiknya berbentuk linear,kuadrat, atau kubik (Sugiyono, 2011 :80 ). Dengan uji
ini akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaliknya linear, kuadrat atau
kubik.
Penggunaan model linear dikatakan tepat dan dapat digunakan apabila Fhitung >
Ftabel atau dengan membandingkan probabilitas dengan taraf nyatanya (0,05 atau
0,01). Jika probabilitas > 0,05 maka model ditolak dan jika probabilitas < 0,05
Pada penelitian ini, diperoleh Fhitung = 4.182 (untuk X1 dan X2 dengan Y).
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Uji homogenitas varian bertujuan untuk melihat apakah kedua data yang diuji
dan dk pembilang n1-1 dan dk penyebut n2-1. Jika hargaFhitung<Ftabel, maka kedua
dibandigkan dengan X2tabel dengan ketentuan pengujian bila X2hitung < X2tabel maka
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu
hubungan status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar dengan minat
1. korelasi Parsial
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Adapun kegunaan dari korelasi ini yaitu digunakan untuk mencari hubungan
(Sugiyono,2012:228)
√{ }{ }
√
√
Nilai t hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel.
(Sugiyono,2012:228)
√{ }{ }
√
√
Nilai t hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel.
2. korelasi berganda
Untuk menjawab permasalahan yang ketiga yaitu mencari hubungan status sosial
minat melanjutkan studi ke perguruan tinngi (Y) digunakan rumus korelasi ganda
√ (Sugiyono,2012:233)
Keterangan:
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Untuk mengetahui apakah korelasi itu dapat digeneralisasikan atau tidak maka
(Sugiyono,2012:235)
Keterangan:
Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila maka koefisien korelasi ganda yang
diuji adalah signifikan yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Dalam
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas XI IPS SMA PGRI 2 Kota Jambi”, ditampilkan tiga macam data, yaitu:
Data Perilaku Delinkuensi sebagai variabel bebas pertama (X1), Data Motivasi
Belajar sebagai variabel bebas kedua (X2), dan Data Prestasi Belajar, sebagai
komputer program serial Statistik SPSS 16.0 for Windows. Data-data yang
Berdasarkan hasil analisis dari jawaban responden, untuk variabel aktivitas belajar
(X1) diperoleh skor minimum dan maksimum yang dicapai dari 40 variabel ini.
Skor minimum adalah 50 sedangkan skor maksimum adalah 88. Hasil perhitungan
distribusi skor rata-rata sebesar 70.40, varian sebesar 104.092 dan simpangan
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 40
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Berikut ini adalah perhitunganya sehingga dapat dibuat varia distribusi frekuensi
dan histogram.
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 * 1,602
= 6,2866 = 6
= 80 – 50 + 1 = 31
● Panjang Kelas
= 31 : 6 = 5
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gambaran data secara umum mengenai
nilai maksimum, nilai minimum, standar deviansi, mean, dan varian. Mean ideal
- skor minimal ideal) sehingga diperoleh SDi = ⁄ (88-50) = 6,33 kemudian SDi
72 – 78 …………………………………………………….. Tinggi
66 – 72 .....………………………………………………… Sedang
60 – 66 ….......…………………………………………… Rendah
78 – 88 12 30 Sangat Tinggi
72 – 78 8 20 Tinggi
66 – 72 6 15 Sedang
60 – 66 8 20 Rendah
50 – 60 6 15 Sangat Rendah
Jumlah 40 100
78-88 yaitu sebanyak 12 orang atau 30%, yaitu sebaliknya dengan skor terkecil
terletak pada interval 50 – 60 yaitu 15%. Apabila tabel frekuensi ini dimasukkan
yang dicapai dari variabel ini. Skor. Hasil perhitungan distribusi skor rata-rata
sebesar 68,52 varian sebesar 121.640 dan simpangan baku sebesar 11.029.
Valid N (listwise) 40
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Berikut ini adalah perhitunganya sehingga dapat dibuat varia distribusi frekuensi
dan histogram.
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 * 1,602
= 6,2866 = 6
= 89 – 48 + 1 = 42
● Panjang Kelas
= 42 : 6 = 7
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gambaran data secara umum mengenai
nilai maksimum, nilai minimum, standar deviansi, mean, dan varian. Mean ideal
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
72 - 79 ………………..…………………………………………….. Tinggi
65 - 72 ……….……………………………………………………… Sedang
58 - 65 ……………..………………………………………………… Rendah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah frekuensi skor jawaban motivasi
22,5%, sebaliknya dengan skor terkecil terletak pada interval 72 – 79 yaitu hanya
7 orang atau 17,5%. Apabila tabel frekuensi ini dimasukkan ke dalam histogram,
belajar sebesar 68,52 yang berada diskala 65 – 72 yang berarti motivasi belajar
Berdasarkan hasil analisis data prestasi belajar, untuk variabel prestasi belajar (Y)
diperoleh skor minimum dan maksimum yang dicapai dari variabel ini. Skor
minimum adalah 61` sedangkan skor maksimum adalah 75. Hasil perhitungan
distribusi skor rata-rata sebesar 70,30, varian sebesar 7,549 dan simpangan baku
sebesar 2.747.
Valid N (listwise) 40
Berikut ini adalah perhitunganya sehingga dapat dibuat varia distribusi frekuensi
dan histogram.
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 * 1,602
= 6,2866 = 6
= 75 – 61 + 1 = 15
● Panjang Kelas
Mean ideal (Mi) = ⁄ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) sehingga
maksimal ideal - skor minimal ideal) sehingga diperoleh SDi = ⁄ (75-61) = 2,33
69 – 71 …………………………………………………….. Tinggi
67 – 69 .....………………………………………………… Sedang
64 – 67 ….......…………………………………………… Rendah
Dari perhitungan di atas, maka dapat disusun tabel kecendrungan Pretasi belajar
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah frekuensi skor data siswa untuk
orang atau 55%. Apabila tabel frekuensi ini dimasukkan ke dalam histogram,
Berdasarkan nilai rata-rata (mean) diketahui nilai rata-rata variabel prestasi belajar
sebesar 70,3 yang berada diskala 69 – 71 yang berarti prestasi belajar mahasiswa
penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas, uji linieritas, dan uji
multikolinearitas.
i. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas data dapat digunakan uji
Kolmogorov Smirnov (UJI K-S). Taraf signifikan yang digunakan sebagai dasar
menolak dan menerima keputusan normal tidaknya suatu distribusi data adalah
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
probabilitas > 0,05. Hasil perhitungan Uji Normalitas dan dapat dilihat pada
Delinkuensi
N 40
a
Normal Parameters Mean 70.4000
Positive .071
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .478
Motivasi
N 40
a
Normal Parameters Mean 68.5250
Positive .069
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .436
Prestasi
N 40
a
Normal Parameters Mean 70.3000
Positive .124
Negative -.201
Kolmogorov-Smirnov Z 1.268
Dilihat pada Kolomogrov-Smirniv. Pada tabel di atas nilai Sig lebih besar
dari 0,05. Maka data berdristibusi normal
Dari hasil Uji Normalitas tersebut diperoleh nilai Sig. Lebih besar dri 0.05,
maka data berdistribusi normal.
Untuk mengetahui apakah model linear yang digunakan sudah tepat atau belum,
bantuan SPSS release 16.0. Penggunaan model linear dikatakan tepat dan dapat
digunakan nilai robabilitas (pada table anovatertulis Sig) dengan taraf nyatanya
(0,05 atau 0,01). Jika probabilitas > 0,05 maka model ditolak dan jika probabilitas
Adapun ringkasan hal uji linearitas dalam penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut :
b
ANOVA
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Total 294.400 39
Pada tabel di atas menjelaskan bahwa F hitung = 4.182 dan nilai probabilitas
0.0023 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan linear Y = a + bx sudah
tepat dan dapat diterima . Hal ini sesuai dengan syarat uji linear yaitu apabila nilai
probabilitasnya < 0,05 ( dari tabel menjelaskan nulai probabilitas = 0,023 < 0,05
Uji homogenitas adalah salah satu uji yang dilakukan untuk melihat apakah yang
Tabel 4.11
Hasil Uji Homogenitas X1 , X2 , Y
Dari data di atas diperoleh masing-masing skor signifikan lebih besar dari
0.05. Hal ini berarti skor masing-masing lebih besar dari taraf signifikasi 0,05.
Berdasarkan skor ini maka Ha diterima dan Ho di tolak, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa sebaran data berasal dari sampel yang homogen.
Uji hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product
moment (r). Dalam uji hipotesis yang pertama ini peneliti ingin mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara perilaku delinkuensi (X1) dengan Prestasi belajar
(Y). Maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut, Ha: terdapat hubungan
perilaku delinkuensi dengan prestasi belajar, Ho: tidak terdapat hubungan perilaku
berikut, Ha: jika nilai signifikansinya > nilai signifikansi Alpha (0,05), Ho: jika
nilai signifikansi < nilai signifikansi Alpha (0,05). Untuk mengetahui hubungan
Tabel 4.12
Hasil Analisis Korelasi Perilaku Delinkuensi (X1) dengan Prestasi Belajar
(Y)
Correlations
Perilaku prestasi
N 40 40
N 40 40
(r) sebanyak 258 sebesar 0,258. Sehingga hubungan perilaku delinkuensi terhadap
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
rendah.
dilihat dengan uji-t sebagaimana tertera pada tabel 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.13
Koefesiensi Persamaan Regresi X1 dan Y (Uji-t).
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikan sebesar 0.000 konstanta yang
sebesar 0,258. Jika dibandingkan dengan nilai signifikasi sebesar 0.000 pada tabel
diatas dibawah nilai signifikan Alpha 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai
koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,081 dapat dijadikan sebagai alat
prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel perilaku
delinkuensi (X1), baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui
data-data pada variabel perilaku delinkuensi (X1). Ini berarti, jika siswa tidak
74,208 namun, jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel
pada tabel diatas, nilai statistik signifikansi, pada uji-t sebesar 0.000 lebih kecil
dari nilai signifikansi Alpha sebesar 0.05 atau taraf kepercayaan 95%. Hal ini
prestasi belajar siswa melalui data yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya.
determinasi (R2) Hal ini dapat dilihat p ada tabel 4.15 dibawah ini:
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi (Model Summary)
Model Summary
perilaku delinkuensi dan prestasi belajar adalah 0,258. Nilai ini menjelaskan
terhadap prestasi belajar sebesar 0,066 atau sebesar 6,6%. Dengan demikian,
berarti prestasi belajar sebesar 6,6% dapat dijelaskan oleh perilaku delinkuensi.
Uji hipotesis kedua dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product
moment (r). Dalam uji hipotesis yang pertama ini peneliti ingin mengetahui ada
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
atau tidaknya hubungan antara motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y).
motivasi belajar dengan prestasi belajar, Ho: tidak terdapat hubungan motivasi
Ha: jika nilai signifikansinya > nilai signifikansi Alpha (0,05), Ho: jika nilai
sederhana. Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 16.00 diperoleh
hasil koefisien korelasi sebagaimana tercantum pada tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15
Hasil Analisis Korelasi Motivasi Belajar (X2) Prestasi belajar (Y)
Correlations
motivasi Prestasi
N 40 40
N 40 40
Dari tabel diatas dapat diketahui gambaran bahwa koefisien korelasi prestasi
belajar siswa (r) sebanyak 265 sebesar 0,265. Data tersebut menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Nilai ini menunjukkan Korelasi tergolong rendah antara kedua variabel tersebut.
dilihat dengan uji-t sebagaimana tertera pada tabel 4.16 berikut ini:
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Tabel 4.16
Koefesiensi Persamaan Regresi X2 dan Y (Uji-t)
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikan sebesar 0.000 konstanta yang
sebesar 0.265. Jika dibandingkan dengan nilai signifikasi sebesar 0.000 pada tabel
diatas dibawah nilai signifikan Alpha 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai
koefisien persamaan garis regresi sebesar 0.078 dapat dijadikan sebagai alat
prediksi untuk menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel motivasi
belajar (X2), baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-
data pada variabel motivasi belajar (X2). Ini berarti, jika siswa tidak memiliki
diperoleh sebesar 73,790 namun, jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan,
pada variabel kemandirian dalam mengerjakan tugas (X2), maka prestasi belajar
pada tabel diatas, nilai statistik signifikansi, pada uji-t sebesar 0.000 lebih kecil
dari nilai signifikansi Alpha sebesar 0.05 atau taraf kepercayaan 95%. Hal ini
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
prediksi untuk melihat adanya gejala hubungan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa melalui data yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya.
determinasi (R2) Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini.
Tabel 4.17
Koefisien Determinasi (Model Summary)
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 .265 .070 .046 3.152
prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah 0,265.
Adapun R Square pada tabel di atas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2)
prestasi belajar 0,070 atau sebesar 7%. Dengan demikian, berarti bahwa prestasi
Uji hipotesis ketiga dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi ganda.
Dalam uji hipotesis yang ketiga ini peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara perilaku delinkuensi (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap
prestasi belajar (Y). Maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut, Ha:
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
prestasi belajar, Ho: tidak terdapat hubungan antara perilaku delinkuensi dan
berikut, Ha: jika nilai signifikansinya > nilai signifikansi Alpha (0,05), Ho: jika
nilai signifikansi < nilai signifikansi Alpha (0,05). Untuk mengetahui hubungan
ketiga variabel tersebut maka dilakukan analisis korelasi berganda. Dari hasil
Tabel 4.18
Hasil Analisis Korelasi Ganda Variabel Perilaku Delinkuensi (X1) dan
Motivasi Belajar (X2) terhadap Prestasi brlajar (Y)
Correlations
N 40 40 40
**
Motivasi Pearson Correlation .926 1 .265
N 40 40 40
N 40 40 40
Dari tabel di atas dapat diketahui gambaran data bahwa besar hubungan antara
koefisien korelasi adalah 0,258, variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar
adalah 0,265. Secara teoritis, karena korelasi antara perilaku delinkuensi dengan
prestasi belajar lebih besar dari pada motivasi belajar terhadap prestasi belajar,
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Selanjutnya, untuk tingkat signifikansi koefisien korelasi dapat diukur dari nilai
probabilitas menghasilkan nilai sig. < 0,05. Adapun untuk pengujian keberartian
Tabel 4.19
Koefesien korelasi Variabel Perilaku Delinkuensi (X1) dan Motivasi Belajar
(X2) Terhadap Prestasi belajar (Y)
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari tabel di atas nilai konstanta sebesar 74.100, artinya jika variabel perilaku
delinkuensi dan motivasi belajar tidak ada, maka perolehan nilai prestasi belajar
adalah 74,1%. Nilai koefisien regresi perilaku delinkuensi 0,026 dan koefisien
0,026X1 + 0,055X2.
Untuk uji signifikansi dapat dilihat pada angka Sig (signifikansi atau besaran nilai
probabilitas). Jika probabilitas > di atas 0,05 maka Ho di terima dan sebaliknya
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Jadi berdasarkan tabel Sig perilaku
delinkuensi dan motivasi belajar dengan nilai 0,843, 0,658 < 0,05 maka Ho
Adapun cara lain yang digunakan untuk pengujian signifikansi terhadap koefisien
korelasi ganda dapat menggunakan rumus uji F (secara simultan) dan selanjutnya
= Tingkat signifikansi
= 0,312 (Nilai R Square)
K = 2 (Jumlah Variabel Bebas)
n = 40 (Jumlah Sampel)
Fhitung= 2,618
1 = 37 dengan taraf kesalahan 5%, harga Ftabel ditemukan = 3,23 (lampiran tabel
nilai-nilai distribusi F). Ternyata harga Fhitung > Ftabel (2,618 > 3,23). Karena Fhitung
> Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi koefisien korelasi ganda yang
kriteriumnya dapat dilihat dari tabel 4.21 Koefisien Determinasi (R2) berikut :
Model Summary
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 .267 .071 .021 3.192
Berdasarkan analisis dari tabel di atas menunjukkan besarnya korelasi (R) antara
variabel perilaku delinkuensi dan motivasi belajar dengan prestasi belajar yaitu
sebesar 0,267. Nilai tersebut menunjukkan hubungan korelasi yang cukup atau
sisanya (100% - 7,1% = 92,9%) merupakan kontribusi faktor yang tidak diteliti.
siswa pada mata pelajaran kelas XI IPS di SMA PGRI 2 Kota Jambi, dalam
penelitian ini terdapat tiga (3) rumusan masalah yaitu : (1) Apakah terdapat
hubungan perilaku delinkuensi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi kelas XI IPS di SMA PGRI 2 Kota Jambi, (2) Apakah terdapat hubungan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
kelas XI IPS di SMA PGRI 2 Kota Jambi, (3) Apakah terdapat hubungan perilaku
delinkuensi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata
delinkuensi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI
diperoleh r hitung 0,926 nilai r tabel 0,312 nilai tersebut menunjukkan adanya
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA PGRI 2 Kota
Jambi. Jika nilai korelasi tersebut diinterpretasikan maka termasuk dalam kategori
mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sependapat dengan Sudjana (2005: 39),
“hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam diri siswa
itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Faktor
yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor dari
luar diri siswa adalah lingkungan belajar, yang paling dominan salah satunya
Dalam rumusan masalah kedua yaitu apakah terdapat hubungan antara motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS
hitung sebesar 0,265 sedangkan nilai r table 0,312 nilai tersebut menunjukkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA PGRI 2
Kota Jambi. Jika nilai korelasi tersebut diinterpretasikan maka termasuk dalam
kategori rendah. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar tidak
2001:232) Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan yang baru dari
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
proses belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam belajarnya,
delinkuensi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA PGRI 2 Kota Jambi, berdasarkan analisis
korelasi ganda diperoleh r hitung sebesar 0,267 sedangkan nilai r tabel 0,312 nilai
gama serta perbuatan yang tergolong anti sosial yang menimbulkan keresahan
maupun khusus, yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa (anak dan
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMA PGRI 2
terhadap prestasi belajar siswa sebesar 6,6% jadi, dapat dikatakan tinggi
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA PGRI 2 Kota
belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI
diteliti.
Dicetak pada tanggal 2020-11-25
Id Doc: 589c899b81944d341049403c
5.2 Saran
lebih meningkatkan motivasi belajar kepada siswa, suatu dorongan atau daya
penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada
2) Perlu adanya upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara
hukum.
DAFTAR FUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1994. Psikologi Belajar Dan Manager. Bandung: Sinar Baru
Algessindo.
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Prestasi Belajar. Jakarta: PT.
Grasindo.
www.Findamo.com/search.html? Category=web&q=Perilaku+delinkuensi
(Diakses tanggal 27 Oktober 2014)