Anda di halaman 1dari 68

Immunization Stress Related Response (ISRR)

Takut divaksin
Gejala ISRR
Gejala dapat dimulai sebelum, selama atau segera setelah vaksinasi.
Manifestasinya adalah respons stres akut dan/atau reaksi vasovagal.
Manifestasi yang parah bisa berupa sinkop vasovagal dengan kejang sinkop.

Immunization stress-related response - A spectrum

Acute stress response Symptoms onset may accur before,


Vasovala reaction. during or immediately aftre vaccination
(usually within 5 min).

Dissociative neurological Symptoms onset may accurs


symptom reaction (with or after vaccination.
without non-epilectic seizures).
Diagnosis ISRR

Respons stress akut,


termasuk reaksi vasovagal.

Reaksi gejala neurologis


disosiatif, termasuk kejang non epilepsy.
Diagnosis ISRR

Respon Stress Akut Reaksi Vasovagal


Gejala Respon Stress Akut: Gejala Reaski Vasovagal:
Kardiovaskular: takikardia, palpitasi Kardiovaskular: menurun denyut
Respiratorik: sesak napas, hiperventilasi jantung dan turun tekanan darah.
Neurologis atau sensori: mulut kering, Respiratorik: sesak napas, hiperventilasi.
sensasi panas atau dingin, kesemutan Neurologis dan sensori: gangguan visual
atau rasa kebas pada ekstremitas (hilang penglihatan, penglihatan kabur, melihat
dan berkeringat. titik titik), pusing, pingsan, dan jika berat
dapat terjadi pingsan.
Complex regional
pain syndrome (CRPS)

Dikarakteristikan dengan nyeri yang terus menerus CRPS dapat ditegakkan jika terdapat minimal
3 gejala di atas.
Kriteria diagnosis:
Sensori: CRSP dilaporkan sebagai kejadian ikutan pada
Hyperalgesia (peningkatan sensasi nyeri), vaksin rubela, tetanus, dan HPV.
allodynia (nyeri terhadap rangsangan yang
biasanya tidak nyeri).
Vasomotor:
Perbedaan temperatur, warna kulit.
Pseudomotor:
Ddema atau berkeringat.
Motor atau trophic:
Gangguan motorik, seperti lemas, tremor,
distonia dan atau perubahan pada rambut,
kulit atau kuku
Dissociative Neurological
Symptom Reactions (DNSR)

Reaksi ini paling sering terjadi pada peristiwa


stres selain vaksinasi.
Jika dilaporkan setelah vaksinasi, maka vaksinasi
dipahami sebagai peristiwa stres yang berkontribusi
dalam kejadian tersebut.
Perspektif biopsikososial membantu untuk memahami
berbagai faktor yang berkontribusi pada permulaan
dan persistensi mereka.
Diagnosis harus dibuat jika gejala dan/ atau tanda
memenuhi standar ICD-11 (WHO 2018) untuk
gangguan gejala neurologis disosiatif. Istilah reaksi
dapat digunakan jika gangguan fungsi sulit ditentukan
karena sifat sementara atau tahap awal.
Non-epileptic seizures

Salah satu tipe DNSR adalah Non-epileptic


seizures, yang sering disebut pseudoseizure
atau kejang psikogenik.
Non-epileptic seizures menunjukkan
adanya gerakan involunter.

Non-epileptic seizures jarang terjadi pada


anak usia < 5 tahun, prevalensi meningkat di
kalangan remaja.
Perbedaan Anafilaksis, Respon Akut Stress Umum,
dan Reaksi Vasovagal dengan Syncope
Reaksi Vasovagal
Anafilaksis Respon Akut Stress Umum
dengan Syncope

Onset Biasanya 5 menit setelah Mendadak, terjadi sebelum, Mendadak, terjadi sebelum, selama atau
imunisasi, namun dapat terjadi selama atau segera (<5 menit) segera (<5 menit) setelah imunisasi. Dapat
secara lambat hingga 60 menit. setelah imunisasi timbul setelah 5 menit jika mendadak berdiri.

Kulit Urtikaria, eritema, angioedema, Pucat, berkeringat, dingin. Pucat, berkeringat, dingin.
pruritus dengan atau tanpa
kemerahan, rasa tertusuk, gatal
pada mata.

Respiratorik Batuk persisten, napas mengorok, Hiperventilasi. Normal hingga napas dalam.
bersin. Dalam kondisi berat,
dapat terjadi henti napas.

Kardiovaskular Takikardi, Meningkat tekanan Takikardi, normal atau Bradikardi dengan atau tanpa
darah, henti jantung. meningkat tekanan darah sistolik. penurunan tekanan darah transien.
Reaksi Vasovagal
Anafilaksis Respon Akut Stress Umum
dengan Syncope

Gastrointestinal Mual, muntah, kram perut. Mual. Mual, muntah.

Neurologis Gelisah, agitasi, hilang Ketakutan, pusing, rasa Kehilangan kesadaran transien,
dan kesadaran, respon sedikit kebas, kelemahan, kesemutan respon baik Ketika berbaring,
gejala lain Ketika berbaring. pada bibir,spasme pada tangan dengan atau tanpa kejang tonik-klonik.
dan kaki.
Reaksi Gejala Neurologis Disosiatif Termasuk
Kejang Non Epilepsi
Diagnosis Reaksi Gejala Neurologis Disosiatif membutuhkan gejala
yang memenuhi definisi kasus atau diagnosis sebagai berikut:

Kondisi Diagnosis Klinis

Umum Hilangnya tanda atau gejala Ketika pasien teralihkan.


Tanda dan gejala tidak konsisten dengan gangguan yang terjadi.
Tanda dan gejala tidak merespon terhadap pengobatan.
Tanda dan gejala bersifat sementara dan bervariasi.

Dystonia Gerakan inkonsisten yang bertahan beberapa waktu.


Postur yang tidak biasa.
Postur Tubuh Berubah ubah cara berdiri dan berjalan.
Kekuatan ekstremitas normal Ketika berbaring, namun tidak dapat berdiri atau berjalan.
Mendadak menekukkan lutut tanpa terjatuh.
Myoklonus Perubahan pola frekuensi, amplitude, dan distribusi anatomical.
Sensorik Hilangnya fungsi sensorik yang tidak konsisten dengan gangguan sensori lain
Perbedaan Kejang Non Epilepsi dari Epilepsi

Condition Non-Epileptic Seizures Epileptic Seizures

Helpful
Duration > 2 min Common Rare
Eyes and mounth closed Common Rare
Resisting eyes opening Common Very rare
Visible large bite mark on side of tongue, cheek or lip Very rare Occasional
Fast respiration during attack Common Ceases
Gruting or gruttural “ictal cry” Rare Common
Weeping or upset after a seizure Occasional Very rare
Recall for perios of unresponsiveness Common Very rare
Thrashing, violent movements Common Rare
Post-ictal stertorous breathing Rare Common
Attacks in medical situations Common Rare
Unhelpful
Stereotyped attacks Common Common
Attack on arousing from sleep Occasional Common
Aura Common Common
Incontinence of urine or faeces Occasional Common
Injury Common Common
Report of tongue biting Common Common

Adapted from reference 53; see also


Seluruh tenaga kesehatan professional yang terlibat
dalam imunisasi harusdiberikan informasi dan dilatih
mengenai immunization stress-related responses (ISRR),
termasuk pencegahan atau meminimalisir pengenalan
tanda dan gejalauntuk menilai apakah terjadi pada
Pendekatan Prevensi, satu atau lebih resipien.
Diagnosis Dan Tatalaksana Pencegahan dimulai sebelum imunisasi dengan menilai
faktor risikopredisposisi, seperti identifikasi vaksin yang
Respon Stres Terkait Imunisasi berpotensi tinggi ISSR.
Tindakan dasar harus tersedia untuk mengurangi
kecemasan dan ketakutan selama dan sesudah imunisasi.

Harus menargetkan faktor-faktor seperti lingkungan di


tempat vaksinasidiberikan, penyedia layanan kesehatan,
komunikasi keluarga, posisi fisik danstrategi psikologis
seperti gangguan untuk mengurangi rasa sakit
Pencegahan

Pencegahan: Identifikasi individu dengan faktor risiko


Identifikasi individu dengan faktor risiko predisposisi ISRR. predisposisi ISRR. Faktor risiko yang
berhubungan dengan imunisasi, termasuk:
Tindakan untuk mengurangi nyeri yang berhubungan
dengan vaksin yang diinjeksi. Usia 10–19 tahun (namun dapat terjadi di luar
Selama imunisasi masal, individu dengan faktor risiko kelompok usia ini).
untuk ISRR sebaiknya tidak divaksinasi bersamaan Riwayat vasovagal syncope.
dengan sekelompok orang, namun sebaiknya dilakukan
Riwayat pengalaman negative sebelumnya (contohnya
secara terpisah dalam waktu yang berbeda.
nyeri atau vasovagal syncope).
Apabila tidak dapat dilakukan, maka dapat diberikan Kondisi yang menyertai, seperti gangguan cemas dan
vaksin secara terpisah di dalam ruang tersendiri. gangguan perkembangan (khususnya autism spectrum disorder).

Anda mungkin juga menyukai