Anda di halaman 1dari 8

JPK 3 (2) (2017): 205-212

Jurnal Profesi Keguruan


https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk

Penerapan Model Guided Discovery Learning Berorientasi


Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
XI SMA Negeri 1 Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018
Supliyadi1, M. Irham Baedhoni2, Wiyanto2

SMA Negeri 1 Semarang1


Universitas Negeri Semarang2

Abstrak
Penelitian ini bertolak dari adanya masalah yang muncul pada pembelajaran fisika kelas XI SMA yaitu guru fisika
yang tidak memahami karakter siswa sehingga menyulitkan dalam proses transfer pengetahuan mengakibatkan
hasil belajar rendah. Maka guru perlu memunculkan karakter siswa yang membudaya dan melibatkan
laboratorium seperti halnya cara belajar seorang ilmuan. Model pembelajaran yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut adalah model guided discovery learning berorientasi pendidikan karakter. Rumusan
masalah penelitian ini adalah: “apakah model guided discovery learning berorientasi pendidikan karakter dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?” Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif dan psikomotorik serta perkembangan
karakter siswa pada materi pokok fluida statis dengan penerapan model guided discovery learning berorientasi
pendidikan karakter pada siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Subjek penelitian
adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri
dari 14 orang lakilaki dan 26 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui
penerapan model guided discovery learning berorientasi pendidikan karakter mengalami peningkatan hasil
belajar siswa. Untuk hasil belajar kognitif dengan nilai rata-rata dari siklus 1 sebesar 79 ke siklus 2 sebesar 85
dengan analisis uji gain diperoleh peningkatan sebesar 0,28 kreteria rendah. Untuk hasil observasi psikomotorik
dengan nilai rata-rata dari siklus 1 sebesar 69 ke siklus 2 sebesar 80 dengan analisis uji gain diperoleh
peningkatan sebesar 0,55 kreteria sedang. Untuk hasil observasi karakter siswa nilai rata-rata dari siklus 1
sebesar 60 ke siklus 2 sebesar 80 dengan analisis uji gain diperoleh peningkatan sebesar 0,50 kreteria sedang.
Terbukti dari hasil belajar siswa yang telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan model guided discovery learning berorientasi pendidikan
karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Semarang. Disarankan bagi guru
untuk menggunakan model guided discovery learning berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
fisika.

Kata kunci : Guided Discovery Learning; pendidikan karakter; hasil belajar

PENDAHULUAN berkembangnya potensi peserta didik agar


Pemerintah Indonesia terus menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
meningkatkan kualitas untuk mengembangkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
sumber daya manusia yang ada, salah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, serta
satunya melalui pendidikan. Hal yang menjadi warga negara yang demokratis dan
dilakukan sejalan dengan Undang-Undang bertanggung jawab (Pasal 3).
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sesuai dengan undang-undang di atas,
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) yang pemerintah telah mengembangkan Kurikulum
menjelaskan bahwa pendidikan nasional 2013 yang diharapkan dapat membekali anak-
berfungsi mengembangkan kemampuan dan anak Indonesia menuju persaingan yang
membentuk watak serta peradaban bangsa semakin ketat. Tujuan Kurikulum 2013 yaitu
yang beradab dalam rangka mencerdaskan mempersiapkan manusia Indonesia agar
kehidupan bangsa, bertujuan untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
206 Supliyadi1, M. Irham Baedhoni2, Wiyanto. Penerapan Model Guided Discovery Learning

dan warga negara yang beriman, produktif, pembelajaran yang akan menarik minat
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu siswa sehingga proses transfer
berkontribusi dalam kehidupan pengetahuan menjadi terhambat.
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan Model pembelajaran yang sesuai
peradaban dunia (Permendikbud No. 67 dengan kurikulum 2013 dibutuhkan agar dapat
Tahun 2013). mendukung pendidikan karakter dan
Pendidikan karakter dalam kegiatan kompetensi lainnya yaitu pengetahuan dan
belajar mengajar dilaksanakan dengan ketrampilan. Salah satu model yang dapat
pendekatan terintegrasi dalam proses digunakan yaitu Guided Discovery Learning.
pembelajaran melalui berbagai model maupun Pada model pembelajaran ini, Guru
metode pembelajaran. Salirawati (2012) memberikan dengan petunjuk kepada siswa
berpendapat bahwa pendidikan karakter yang akan bekerja lebih terarah dalam rangka
terintegrasi dalam proses pembelajaran mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
adalah melakukan pengenalan nilai-nilai dan Namun bimbingan guru bukanlah semacam
menginternalisasi nilai-nilai ke dalam tingkah resep yang harus diikuti tetapi hanya
laku siswa melalui proses pembelajaran pada merupakan arahan tentang prosedur kerja
semua mata pelajaran. Dengan demikian yang diperlukan. Dengan model Guided
kegiatan pembelajaran di kelas selain Discovery Learning diharapkan siswa aktif
menjadikan siswa menguasai materi yang meningkatkan ketrampilan-ketrampilan dan
ditargetkan juga menyadari, mengenal dan proses-proses kognitif dengan usaha
menginternalisasi nilai-nilai yang kemudian penemuan merupakan kunci dari proses ini.
menjadikannya perilaku. Hasil penelitian dari Labitta (2016)
Sejak tahun 2010, pemerintah Indonesia menyatakan implementasi model Discovery
melalui Kementerian Pendidikan Nasional Learning memberikan peningkatan
mencanangkan penerapan pendidikan perkembangan karakter jujur, displin, rasa
karakter bagi semua tingkat pendidikan, yaitu ingin tahu dan komunikatif.
dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Berdasarkan hasil observasi pada
Tetapi pada kenyataan yang dapat kita lihat proses pembelajaran, diketahui bahwa untuk
sehari-hari, peserta didik yang merupakan pengembangan karakter siswa pada kegiatan
subjek dari pendidikan belum dapat pembelajaran masih kurang dan hasil belajar
mengaplikasikan dan mengamalkan nilai-nilai ranah kognitif belum mencapai 85%
karakter yang terdapat pada pendidikan ketuntasan secara klasikal. Oleh karena itu,
karakter tersebut. Sehingga, sering kita temui perlu diadakan kajian berupa Penelitian
kenakalan peserta didik contohnya seperti Tindakan Kelas (PTK) sangat diperlukan
tawuran, tidak disiplin, pergaulan bebas, tidak sekali dengan harapan dapat
mandiri, mencontek saat ujian dan lain mengembangkan katakter siswa diikuti
sebagainya. peningkatan terhadap hasil belajar siswa.
Keberhasilan penerapan pendidikan Berdasarkan latar belakang diatas,
karakter pada dasarnya dapat dilihat dari maka peneliti mengadakan penelitian yang
beberapa aspek, diantaranya yaitu perilaku berjudul : “Penerapan Model Guided
akademik dan hasil belajar siswa. Siswa yang Discovery Learning Berorientasi Pendidikan
memiliki karakter yang baik akan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
menunjukkan perilaku akademik yang baik. Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Semarang
Demikian pula dengan hasil belajar yang Tahun Pelajaran 2017/2018”
diraih siswa, siswa yang memiliki nilai karakter Berdasarkan latar belakang telah
yang baik cenderung akan memiliki hasil diuraikan diatas, masalah dalam penelitian ini
belajar yang baik pula. dapat dirumuskan sebagai berikut: “apakah
Di sekolah, tidak sedikit guru yang model guided discovery learning berorientasi
tidak memahami karakter siswanya. Guru pendidikan karakter dapat meningkatkan hasil
yang hanya sekedar memberi teori tentang belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1
mata pelajaran dan tidak memperhatikan Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?”
perkembangan anak didik akan menjadi Metode pemecahan masalah yang akan
guru yang apatis dan egois sehingga jarang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
disukai anak didik. Anak didik yang tidak (PTK) ini, yaitu model guided discovery
dapat menerima perlakuan dari guru akan learning berorientasi pendidikan karakter.
melakukan hal lain yang dapat mengambil Dengan model pembelajaran ini, diharapkan
perhatian guru dan menimbulkan keributan karakter siswa berdampak hasil belajar kognitif
pada guru yang lain. Dalam belajar pun guru dan hasil belajar psikomotorik siswa kelas XI
yang tidak memahami kepribadian siswa akan semester 1, tahun pelajaran 2016/2017 SMA
sulit untuk memberikan model- model
JPK 3 (2) (2017): 205-212 207

Negeri 1 Semarang dalam pelajaran fisika belajar, dalam penelitian ini kemampuan
meningkat. afektif berhubungan dengan karakter siswa.
Penelitian ini mempunyai batasan
masalah sebagai berikut: 1). Penelitian ini METODE
hanya dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. dimaksudkan untuk meningkatkan hasil
2). Penelitian ini terbatas pada pembelajaran belajar. Penelitian tindakan kelas ini akan
fisika dengan model guided discovery learning dilaksanakana di SMA Negeri 1 Semarang
berorientasi pendidikan karakter. 3). Penelitian yang beralamat Jalan Taman Menteri Supeno
ini terbatas pada pengembangan karakter No.1, Mugassari, Semarang Selatan, Kota
siswa berdampak terhadap hasil belajar Semarang, Jawa Tengah 50249. Penelitian
kognitif dan hasil belajar psikomotorik. ini dilaksanakan pada semestara ganjil tahun
Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ajaran 2017/2018 di SMA Negeri 1 Semarang
(PTK) ini adalah: 1). Untuk mengembangkan mulai dari bulan September – Oktober
karakter siswa kelas XI SMA Negeri 1 sebanyak 2 kali pertemuan yang dibagi
Semarang melalui penerapan model guided menjadi 2 siklus. Siklus I sebanyak 1 kali
discovery learning berorientasi pendidikan pertemuan dan siklus II sebanyak 1 kali
karakter. 2). Untuk meningkatkan hasil pertemuan. Jumlah jam dalam 1 minggu
belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri adalah 4 jam pelajaran dimana satu jam
1 Semarang melalui penerapan model pelajaran waktunya 45 menit. Subjek yang
guided discovery learning berorientasi diteliti adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri
pendidikan karakter. 3). Untuk meningkatkan 1 Semarang tahun ajaran 2017/2018.
hasil belajar psikomotorik siswa kelas XI SMA Penelitian ini merupakan penelitian
Negeri 1 Semarang melalui penerapan tindakan kelas, adapun tahap-tahap dalam
model guided discovery learning penelitian ini disebut siklus (putaran) terdiri
berorientasi pendidikan karakter. empat komponen yang meliputi (a.
Hasil dari pelaksanaan penelitian Perencanaan (planning) (b. aksi/tindakan
tindakan kelas ini diharapkan mampu (acting) (c. Observasi (observing) (d. refleksi
memberikan manfaat terhadap berbagai pihak (reflecting).
diantaranya yaitu: 1). Bagi guru : proses Sumber data dalam penelitian ini adalah
mengajar fisika tidak lagi bersifat konvensional siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Semarang
dan strategi pembelajaran yang lebih tepat, tahun ajaran 2017/2018. Data yang akan
bersifat variatif, sehingga membuat siswa diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1). Data
nyaman saat pembelajaran berlangsung. 2). kualitatif yaitu kegiatan siswa dalam proses
Bagi siswa : menumbuhkan keaktifan siswa pembelajaran mengunakan model guided
dalam mengerjakan tugas mandiri maupun discovery learning berorientasi pendidikan
kelompok, mengembangkan karakter siswa karakter dan pengembangan karakter dalam
dalam proses pembelajaran, meningkatnya proses pembelajaran mengunakan model
kualitas pembelajaran fisika dan guided discovery learning berorientasi
meningkatnya hasil belajar siswa dalam mata pendidikan karakter. 2). Data kuantitatif yaitu
pelajaran fisika. hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif
Untuk memudahkan dan menghindari berupa karakter siswa.
kesalahpahaman terhadap penelitian ini, maka Pengumpulan data dilakukan melalui
perlu dijelaskan istilah antara lain: 1). Model pretest-posttest, observasi, angket pada tiap
guided discovery learning. Model siklus serta foto sebagai dokumentasi. 1).
pembelajaran penemuan terbimbing (guided Data hasil belajar kognitif. Data hasil belajar
discovery learning) merupakan model kognitif berupa data kuantitatif yang diperoleh
pembelajaran yang melibatkan siswa belajar melalui pretest sebelum diadakan tindakan
secara aktif dan mandiri dalam menemukan masing-masing siklus dan posttest setelah
suatu konsep atau teori, pemahaman, dan berakhirnya setiap siklus. Hal ini
pemecahan masalah. 2). Pendidikan Karakter. bermaksudkan agar setiap berakhirnya
Pendidikan karakter berusaha untuk disetiap siklus dapat diketahui peningkatan
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai hasil belajar kognitif merupakan dampak dari
karakter, dalam penelitian ini karakter yang prose pembelajaran model guided discovery
dikembangkan yaitu jujur, disiplin, rasa ingin learning berorientasi pendidikan karakter.
tahu dan komunikatif. 3). Hasil Belajar. Hasil Data hasil tes tersebut bisa dijadika acuan,
belajar adalah kemampuan yang telah dicapai pertimbangan, bahan refleksi untuk
siswa baik kemampuan kognitif, afektif, dan merencanakan pelaksanaan pada siklus
psikomotorik setelah mengalami proses selanjutnya. 2). Data hasil belajar afektif
berupa karakter siswa. Data hasil belajar
208 Supliyadi1, M. Irham Baedhoni2, Wiyanto. Penerapan Model Guided Discovery Learning

afektif berupa data kualitatif yang diperoleh karakter pada siswa SMA Negeri 1 Semarang
melalui lembar observasi untuk guru dikatakan berhasil jika: 1). Hasil belajar
digunakan untuk mengetahu karakter siswa kognitif: ketuntasan belajar secara individu
dalam proses pembelajaran model guided sesuai dengan KKM (75), nilai rata-rata secara
discovery learning berorientasi pendidikan klasikal minimal 75%, ketuntasan secara
karakter. Lembar observasi ini digunakan klasikal minimal 85%, terjadi peningkatan
sebagai bahan evaluasi dari siklus I. dengan kriteria minimal sedang. 2). Hasil
Pengamat dilakukan oleh observer yaitu guru belajar psikomotorik: secara klasikal min 62,5
PPL menggunakan bantuan kamera video % dengan kriteria minimal sedang, terjadi
yang diletakan di tiap-tiap sudut kelas. peningkatan dengan kriteria minimal sedang.
Teknik analisis data berupa tes,
observasi, dan uji gain. Pada teknik tes, Hasil Penelitian Dan Pembahasan
peneliti mengukur keberhasilan dari hasil tes Hasil belajar kognitif siswa setelah
yang dikerjakan siswa. Untuk menghitung diterapkan model guided discovery learning
ketuntasan belajar yaitu : berorientasi pendidikan karakter disajikan
1). Ketuntasan belajar individu dengan dalam Tabel 4.1.
penghitungan prosentase, yaitu:
( ) Tabel 4.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa
Sebelum tindakan Sesudah tindakan
Keterangan
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Nilai tertinggi 70 90 100 100
2).Ketuntasan belajar klasikal dengan Nilai terendah 40 60 60 70
perolehan presentase yaitu : ( ) Nilai rata-rata 61 76 79 85
. Jumlah siswa
0 20 24 39
tuntas
Jumlah siswa
Pada instrumen oservasi, yang 40 20 16 1
tidak tuntas
digunakan untuk mengetahui karakter siswa Ketuntasan
selama proses pembelajaran berlangsung 0 50 60 98
klasikal
dihitung dengan prosentase :
( ) Peningkatan hasil observasi psikomotorik
(ketrampilan sosial atau ilmiah) siswa pada
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar
4.1.
Menurut kemendiknas (2010:23), kreteria
tingkat perkembangan karakter siswa pada
tabel 1 .

Tabel 1 Klasifikasi Karakter Siswa


Presentase Kriteria
81,25 - 100% Membudaya
62,50% - 81,25% Terlihat
43,75% - 62,50% Berkembang
250% - 43,75% Belum terlihat
Hasil observasi karakter siswa setelah
diterapkan model guided discovery learning
Pada teknik uji gain, Untuk mengetahui berorientasi pendidikan karakter disajikan
seberapa besar peningkatan hasil belajar dalam tabel 4.3. Penilaian hasil observasi
kognitif terhadap hasil pretest-postest, hasil karakter siswa siklus I dan II dapat dilihat
belajar psikomotoik dan hasil belajar afektif pada lampiran 21 secara lengkapnya.
berupa karakter siswa dilakukan analisis Peningkatan hasil observasi karakter
dengan menggunakan rumus gain siswa pada siklus I dan siklus II, dapat
ternormalisasi rata – rata. rumus uji gain dilihat pada Gambar 4.3.
sebagai berikut:
Table 4.3. Hasil Observasi Karakter Siswa
Sesudah tindakan
Aspek
Siklus I Siklus II
Jujur 64 80
Disiplin 72 88
Dalam mengembangkan karakter siswa Rasa Ingin 58 78
dengan prose pembelajaran model guided Tahu
discovery learning berorientasi pendidikan Komunikatif 44 74
JPK 3 (2) (2017): 205-212 209

dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu


berkoordinasi dengan dosen pembimbing
untuk menentukan materi pelajaran dan
subpokok bahasan, rencana pelaksanaan
pembelajaran, menyusun lembar kerja peserta
didik, menyusun lembar observasi, menyusun
soal-soal evaluasi sebagai pretest-postest
berserta kisi-kisanya.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
Hasil observasi karakter siswa setelah dengan menggunakan model guided
diterapkan model guided discovery learning discovery learning berorientasi pendidikan
berorientasi pendidikan karakter disajikan karakter. Model ini terdiri dari 6 tahap
dalam tabel 4.3. Penilaian hasil observasi diantaranya (1. stimulation
karakter siswa siklus I dan II dapat dilihat (stimulasi/pemberian rangsangan), (2.
pada lampiran 21 secara lengkapnya. Problem statement (pernyataan/identifikasi
Peningkatan hasil observasi karakter siswa masalah), (3. data collection (pengumpulan
pada siklus I dan siklus II, dapat dilihat data) (4. data processing (pengolahan
pada Gambar 4.3. data), (5. verification (pembuktian), (6.
generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi) dengan alokasi
waktu sebanyak 2 jam pelajaran pada setiap
pertemuan, dimana dalam satu siklus
tindakan dapat terlaksana dengan satu
pertemuan. Penyusunan RPP disesuaikan
dengan model guided discovery learning
berorientasi pendidikan karakter. Setiap akhir
siklus dilakukan perbaikan yang
disesuaikan dengan refleksi setelah
tindakan dilaksanakan. Dalam model guided
Perhitungan peningkatan hasil belajar discovery learning berorientasi pendidikan
kognitif, psikomotorik dan karakter siswa dari karakter ini pada setiap siklus siswa dibuat
siklus I ke siklus II setelah diterapkan model kelompok-kelompok dimana satu kelompok
guided discovery learning berorientasi beranggotakan 4-5 orang siswa sehingga
pendidikan karakter dengan uji gain dapat total ada 8 kelompok. Kelompok ini akan
dilihat dalam Tabel 4.5. terus digunakan pada siklus-siklus berikutnya.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Gain Pembahasan Siklus I
〈 〉 N-gain
Hasil Belajar Pembahasan yang diuraikan disini
(%) Kriteria
didasarkan atas pengamatan dan refleksi diri.
Kognitif 79 85 0,28 28 Rendah
Psikomotorik 69 80 0,55 55 Sedang
Selama proses pembelajaran, siswa diberikan
Karakter Siswa 60 80 0,50 50 Sedang kesempatan untuk memberikan pertanyaan
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif, dan pendapat terkait materi fluida statis pada
Psikomotorik dan Karakter Siswa dari siklus sub pokok bahasan tekanan hidrostatis dan
1 ke siklus 2 dalam Persentase dapat dilihat hukum Pascal. Siklus I dapat dilaksanakan
pada Gambar 4.1. hanya dalam satu pertemuan dengan materi
awal tekanan hidrostatis. Pada siklus I ini guru
mendemonstrasikan peragaaan alat
berkaiatan dengan tekanan hidrostatis,
kemudian membagi kelompok untuk
mendiskusikan suatu permasalahan. Setelah
dilaksanakan pengamatan terhadap tindakan
pembelajaran menggunakan model guided
discovery learning berorientasi pendidikan
karakter pada siklus I ini, diketahui bahwa : 1).
Pada awal siklus ini masih terdapat banyak
siswa belum fokus terhadap pelajaran fisika,
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kelas memang jadwal fisika adalah habis upacara
XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Semarang pada 18 bendera, banyak siswa yang letih dan
September 2017 sampai dengan 13 Oktober kepanasan menjadikan suasana kelas belum
2017. Sebelum kegiatan penelitian terlihat kondusif. 2). Pada siklus I ini terlihat
210 Supliyadi1, M. Irham Baedhoni2, Wiyanto. Penerapan Model Guided Discovery Learning

siswa belum terbiasa dengan dengan ketuntasan klasikal 60%. Dari uraian
menggunakan model guided discovery di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar
learning berorientasi pendidikan karakter yang baik kognitif, psikomotorik dan karakter siswa
disebabkan pembelajaran yang sering yang dicapai belum memenuhi indikator
digunakan guru dengan metode ceramah, keberhasilan yang telah ditetapkan.
sehingga diperlukan waktu untuk adaptasi Dari hasil belajar siswa yang diperoleh
seluruh siswa pada pembelajaran. 3). Pada dan kondisi selama proses pembelajaran
tahapan demontrasi dan diskusi baik di dalam berlangsung, pembelajaran dengan model
kelompok maupun antar kelompok belum guided discovery learning berorientasi
dapat terkondisi. Hal itu terjadi karena pendidikan karakter pada siklus I perlu
pembagian tugas yang tidak jelas dalam diperbaiki agar kondisi siswa dan suasana
kelompok sehingga kerjasama akan kelompok kelas selama proses pembelajaran kondusif
belum terjalin. 4). Pada saat pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai
terlihat hanya siswa yang tergolong pandai dengan harapan. Langkah perbaikan meliputi:
saja yang relatif sering berpendapat, demikian (1. memotivasi siswa untuk belajar mandiri
juga pada saat mempresentasikan hasil di rumah tentang materi yang akan
diskusi. Selain siswa tersebut, kebanyakan dipelajari selanjutnya, (2. memberikan
siswa belum berani atau merasa kurang pengalaman langsung berupa praktikum, (3.
percaya diri untuk mewakili kelompoknya memberi stimulus yang tepat agar siswa
mempresentasikan hasil diskusi. dalam bertanya, (4. membimbing seluruh
Ketika pembelajaran siklus I siswa agar lebih aktif dalam proses
berlangsung, belum terlihat keaktifan seluruh pembelajaran, (5. memberi kesempatan
siswa dalam mengikuti proses lebih banyak kepada peserta didik dalam
pembelajaran. Hanya siswa pandai saja presentasi hasil diskusi.
yang terlihat aktif baik berpendapat maupun
bertanya. Sedangkan siswa lainnya lebih Pembahasan Siklus II.
banyak bertanya tentang penyelesaian lembar Proses pembelajaran yang
kerja peserta didik, sehingga mengakibatakan dilaksanakan di siklus II dilaksanakan
jalannya diskusi kurang optimal dan sebanyak satu kali pertemuan dengan materi
membutuhkan waktu yang agak lama. Oleh hukum Pascal. Pada siklus II ini guru
karena itu, guru perlu untuk menjelaskan memberi motivasi berupa aplikasi dalam
kembali tentang cara pembelajaran kehidupana sehari-hari, kemudian membagi
menggunakan model guided discovery kelompok untuk melakukan percobaan dan
learning berorientasi pendidikan karakter. berdiskusi untuk menyelesaiakan suatu
Secara keseluruhan, pelaksanaan konsep. Setelah dilaksanakan pengamatan
pembelajaran pada siklus I masih perlu terhadap tindakan pembelajaran
ditingkatkan. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan model guided discovery
terhadap hasil belajar siswa dapat disimpulkan learning berorientasi pendidikan karakter
bahwa pelaksanaan penggunaan model pada siklus II ini, diketahui bahwa : 1). Pada
guided discovery learning berorientasi siklus kedua ini, siswa sudah bisa fokus
pendidikan karakter pada siklus I belum terhadap pelajaran fisika menjadikan
optimal sehingga dalam pelaksanaan suasana kelas terlihat kondusif dengan
pembelajaran pada siklus selanjutnya harus memunculkan karakter disiplin di awal
ditingkatkan lagi keterlaksanaan model guided pembelajaran. 2). Seiring berjalannya waktu,
discovery learning berorientasi pendidikan siswa sudah terbiasa dengan menggunakan
karakter. Untuk mewujudkan hal tersebut guru model guided discovery learning berorientasi
berusaha untuk mengkondisikan kelas agar pendidikan karakter dalam beberapa kali
menjadi lebih kondusif, membimbing dan pembelajaran dilakukan dari demonstrasi,
mengajak siswa agar aktif dalam proses paktikum, diskusi dan presentasi. 3).
pembelajaran. Seringnya siswa dalam berkelompok
Berdasarkan tabel 4.1, tabel 4.2, dan dan paham siswa dalam pembelajaran
tabel 4.3 secara berurutan diperoleh hasil dengan menggunakan model guided
nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa discovery learning berorientasi pendidikan
sebesar 76 dengan ketuntasan klasikal 50 karakter menjadikan siswa menyadari
%, nilai rata-rata hasil observasi bahwa bekerja sama dalam membagi tugas
psikomotorik siswa sebesar 69 dengan sangat efektif dalam menyelesaikan
ketuntasan klasikal 50%, nilai hasil observasi permasalahan. 4). Pada saat pembelajaran
karakter siswa yaitu karakter jujur sebesar 64, sebelum inti, guru sudah menjelaskan
karakter disiplin sebesar 72, karakter rasa penilaian siswa dan jalannya pembelajaran
ingin tahu 58, karakter komunikatif sebesar 44 dengan memberi banyak kesempatan siswa
JPK 3 (2) (2017): 205-212 211

untuk bertanya, berpendapat dan presentasi sebesar 79 ke siklus II sebesar 85 dengan uji
menjadikan siswa berlomba-lomba dan lebih gain sebesar 0,28 kategori rendah. Hasil
aktif. observasi psikomotorik secara klasikal
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus meningkat dari siklus 1 sebesar 69 ke siklus
II secara umum lebih baik dari siklus I. II sebesar 80 dengan uji gain sebesar 0,55
Berdasarkan tabel 4.1, tabel 4.2, dan tabel 4.3 kategori sedang. Hasil belajar kognitif secara
secara berurutan diperoleh hasil nilai rata-rata klasikal meningkat dari siklus 1 sebesar 60
hasil belajar kognitif siswa sebesar 85 ke siklus II sebesar 80 dengan uji gain
dengan ketuntasan klasikal 98%, nilai rata- sebesar 0,50 kategori sedang.
rata hasil observasi psikomotorik siswa
sebesar 80 dengan ketuntasan klasikal 75%, Saran
nilai hasil observasi karakter siswa yaitu Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
karakter jujur sebesar 80, karakter disiplin peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
sebesar 88, karakter rasa ingin tahu 78, berikut. 1). Hasil belajar siswa meningkat
karakter komunikatif sebesar 74 dengan dengan diterapkannya model guided
ketuntasan klasikal 80%. Dari nilai rata-rata discovery learning berorientasi pendidikan
yang didapat diketahui bahwa hasil belajar karakter, oleh karena itu guru perlu
baik kognitif, psikomotorik dan karakter siswa menggunakan model guided discovery
mengalami peningkatkan dibandingkan learning berorientasi pendidikan karakter
dengan hasil belajar pada siklus I, juga sebagai salah satu alternatif untuk
ketuntasan klasikal siswa mengalami meningkatkan hasil belajar kognitif,
peningkatan. psikomotrik dan karakter siswa dengan materi
Secara keseluruhan, pembelajaran pelajaran yang telah disesuaikan. 2).
dengan dua siklus, hasil belajar kognitif, Ketersediaan laboratorium fisika menunjang
psikomotorik dan karakter siswa kelas XI kegiatan siswa pada fase pengumpulan data
MIPA 1 telah memenuhi indikator perlu diperhatikan, karena tidak adanya
keberhasilan. Pada siklus II ini, siswa dalam laboratorium dapat menggganggu kegiatan
melakukan percobaan dan berdiskusi dengan siswa untuk memperoleh pengetahuan. 3).
bertanya dan berpendapat telah meningkat, Penggunaan model guided discovery
karakter siswa dalam bersikap jujur, disiplin, learning berorientasi pendidikan karakter
rasa ingin tahu dan komunikatif telah dapat di munculkan lebih banyak dalam
meningkat. Penerapan pembelajaran dengan perbaikan karakter siswa sehingga dalam
model guided discovery learning berorientasi kreteria membudaya dapat dicapai. 4). Perlu
pendidikan karakter secara klasikal dapat adanya penelitian lanjutan untuk
dikatakan lebih baik atau mengalami mengetahui efektivitas penggunaan model
peningkatan dari siklus I ke Siklus II, itu guided discovery learning berorientasi
terbukti dari hasil belajar siswa yang telah pendidikan karakter dengan tujuan selain hasil
memenuhi indikator keberhasilan yang belajar kognitif, psikomotrik dan karakter siswa
ditetapkan pada materi fisika yang berbeda.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Amri, Sofan, dkk. 2011. Implementasi
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis Pendidikan Karakter dalam
data yang telah dilakukan, dapat diperoleh Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi
simpulan sebagai berikut : 1). Penggunaan Pustakaraya.
model guided discovery learning Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
berorientasi pendidikan karakter dalam Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
pembelajaran fisika pokok bahasan fluida Asdi Mahasatya.
statis dapat meningkatkan hasil belajar ---------------.2011. Pendidikan Tindakan Kelas
kognitif, psikomotorik dan karakter siswa kelas Untuk Guru, Kepala Sekolah dan
XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Semarang. 2). Hasil Pengawas. Yogyakarta : Aditya Media.
belajar kognitif siswa secara klasikal Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan
meningkat dari siklus I sebesar 60% menjadi Internalisasi Pendidikan Karakter di
98% pada siklus. Hasil observasi psikomotorik Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
siswa secara klasikal meningkat dari 50% Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi
pada siklus I menjadi 75% pada siklus II. Hasil Pendidikan Karakter di Indonesia.
observasi karakter siswa secara klasikal Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
meningkat dari 60% pada siklus I menjadi Das Salirawati. (2012). Percaya Diri,
80% pada siklus II. 3). Hasil belajar kognitif Keingintahuan, dan Berjiwa
secara klasikal meningkat dari siklus 1 Wirausaha: Tiga Karakter Penting Bagi
212 Supliyadi1, M. Irham Baedhoni2, Wiyanto. Penerapan Model Guided Discovery Learning

Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Putri, Labitta Hareka. 2016. Implementasi


Karakter, (Nomor II tahun 2). Hlm Model Pembelajaran Dicovery
218-219. Tersedia di Learning Berbantu LKS
http://journal.uny.ac.id/ Berpendekatan Scientific Materi
index.php/jpka/article/download/1305/10 Perpindahan Kalor Untuk
86. Di unduh tanggal 10 Juni 2017. Mengembangkan Karakter Siswa SMA.
Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Negeri Semarang.
E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional Rifai, A. & Catharina T. A. 2011. Psikologi
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Pendidikan. Semarang: UPT MKK
Menyenangkan.Bandung: Remaja Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi
Rosda Karya Pendidikan Karakter Wawasan,
---------------.2002. Kurikulum Berbasasis Strategi, dan Langkah Praktis.
Kompetensi (Konsep, Kerakteristik, Salatiga: Erlangga
Implementasi).Bandung: Remaja Saptono. 2011. Dimensi-dimensi
Rosdakarya Pendidikan Karakter Wawasan,
Hamalik, Oemar.2008. Kurikulum dan Strategi, dan Langkah Praktis. Jakarta:
Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Erlangga.
Aksara. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi
-----------------.2010. Proses Belajar Mengajar. Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Jakarta: PT Bumi Aksara Grafindo Persada
Hosnan. 2014. Pendekatan Scientific dan Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad Anak. Jakarta: Bumi Aksara
21. Ghalia Indonesia. Bogor. Soka Hadiati & Adi Pramuda. 2016.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pembelajaran Fisika Berorientasi
Pendidikan Budaya dan Karakter Pendidikan Karakter Dengan Metode
Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas
Pengembangan Pusat Kurikulum. Termodifikasi Pada Materi Fluida
Kesuma, Dharma, Dkk. 2012. Pendidikan Statis. Jurnal Edukasi Matematika dan
Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sains, Vol. 1 No.1: 28-30. Tersedia
Sekolah. Bandung: PT Remaja di http://e-journal.unipma.ac.id/
Rosdakarya. index.php/JEMS/article/viewFile/774/7
Mardha Shinta, Lufri, Abdul Razak. 2016. 07. Di unduh tanggal 10 Juni 2017.
Pengembangan Perangkat Sudjana, N. 1989. Dasar-Dasar Proses
Pembelajaran Biologi Berorientasi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Pendidikan Karakter Dengan Baru Algensido Offset
Pendekatan Guided Discovery Pada Suhana, Cucu. (2014). Konsep Strategi
Materi Jaringan Hewan Untuk SMA/MA. Pembelajaran Edisi Revisi. Bandung:
Jurnal Jurnal Edukasi Matematika dan PT Refika Aditama.
Sains, Vol. 1 No.1: 47-56. Tersedia Suryosubroto. 2009. Proses Belajar
di Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kolab Rineka Cipta Unnes.
oratif/article/viewFile/ 4924/3877. Di Wahyuni, Sri, dkk. 2012. Perencanaan
unduh tanggal 10 Juni 2017. Pembelajaran Bahasa Berkarakter.
Mydha Tri Puspitasari, Sigit Santoso, Binti Bandung: PT. Refika Aditama.
Muchsini. 2015. Upaya Meningkatkan Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan
Karakter Rasa Ingin Tahu Dan Hasil Karakter: Strategi Membangun
Belajar Akuntansi Melalui Pembelajaran Karakter Bangsa Berperadaban.
Kontekstual Dengan Metode Snowball Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Throwing Pada Siswa SMK Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru
Muhammadiyah 3 Gemolong. Sains Mengembangkan Kompetensi
Tersedia di Laboratorium. Semarang: Unnes Press.
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.ph Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan
p/tataarta/article/viewFile/6309/4337.Jurn Karakter Dalam Prespektif Teori dan
al “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 31- Praktik. Yogyakarta: UNY Press.
39. Di unduh tanggal 10 Juni 2017. Zuriah, Nurul. 2011. Pendidikan Moral
Noor, Rohinah M. 2011. Pendidikan dan Budi Pekerti Dalam Prespektif
Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ar- Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai