Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini, permintaan terhadap otomatisasi dan system intelejen sangat
tinggi, itu sebabnya masyarakat menunjukkan ketertarikan terhadap perangkat
pintar. Contohnya, masyarakat dapat mengkontrol atau memonitor alat-alat
rumah tangga mereka melalui web atau aplikasi melalui telepon genggam.
Internet of Things (IoT) yang dapat membuat alat-alat atau perangkat keras
tersebut dapat berkomunikasi, bertukar data, dan saling mengendalikan
melalui web atau aplikasi telepon genggam. [1] Suhu dan kelembaban udara di
lingkungan pun dapat dimonitor melalui web dengan menggunakan (IoT) agar
udara di lingkungan tersebut tetap sehat dan terjaga. [2]

Jamur tiram (pleurotus Ostreatus) merupakan salah satu tumbuhan yang


membutuhkan kelembaban udara yang cukup agar dapat menghasilkan jamur
yang baik dan berkualitas. Oleh karena itu, para petani harus mengontrol
kebersihan serta kelembaban pada tanaman. Para petani yang tinggal di daerah
dengan kelembaban dan suhu udaranya kurang harus lebih ekstra untuk
mengontrol kembaban udara agar dapat menghasilkan jamur tiram yang
unggul. Pada umumnya, para petani jamur tiram sering mengalami kegagalan
karena kurangnya suhu dan kelembaban yang mengakibatkan jamur yang
dihasilkan kurang optimal. Kelembaban dan suhu udara sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman jamur, sebab bila suhu dan kelembaban tidak
tercapai maka jamur yang dihasilkan akan mengering dan terhambat masa
pertumbuhannya atau bahkan tidak akan tumbuh. Kondisi suhu dan
kelembaban udara pada rumah jamur harus berada pada 22˚ - 28˚C dan
kelembaban 80 – 90% agar menghasilkan jamur tiram yang unggul. (Nunung dan
Abbas, 2001)

Pada umumnya petani jamur tiram masih menggunakan cara manual


dalam mengontrol kondisi suhu dan kelembaban rumah jamur dengan cara
menyemprotkan embun. Penyemprotan embun yang berlebihan pada media
pertumbuhan jamur dapat menyebabkan media menjadi busuk dan
menghasilkan jamur yang berkualitas rendah. Penyemprotan yang biasanya
dilakukan pada dini hari dapat menyita waktu petani jamur, yang seharusnya
bisa di manfaatkan untuk melakukan hal lain. Selain itu jika petani jamur
terlalu sering berada pada ruangan dengan kelembaban tinggi dapat
mengakibatkan masalah kesehatan seperti paru – paru basah. Dikarenakan
dalam pemeliharaan jamur masih bergantung pada SDM, kondisi kelembaban

13
pada rumah jamur tidak selalu sesuai dengan standar, karena kelembaban
rumah jamur hanya bergantung pada perkiraan petani. Biaya untuk pekerja
dalam pemeliharaan jamur juga sangat tinggi. Kondisi suhu dan kelembaban
yang tidak terjaga menyebabkan kualitas jamur menurun, sehingga hasil panen
jamur tidak maksimal.

Oleh karena itu kami membuat suatu alat yang bisa memonitoring suhu
dan kelembaban di ruangan atau rumah menggunakan sensor yang dapat
langsung dipantau atau dimonitor oleh para penggunanya melalui tampilan
antarmuka web agar mereka dapat mengetahui berapa suhu dan kelembaban di
ruangan tersebut serta mengetahui apakah suhu dan kelembaban udara di
ruangan tersebut aman atau tidak

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang dapat dikaji lebih lanjut dari latar belakang yang ada,
yaitu bagaimana merancang Pengandali Kontrol Suhu dan Kelembaban pada
Budidaya Jamur secara otomatis berbasis IoT ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk merancang dan membuat alat
yang dapat mendeteksi serta menstabilkan suhu dan kelembaban pada
budidaya jamur secara otomatis melalui IoT

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup alat tersebut menjangkau para petani jamur tiram agar
mampu meningkatkan kualitas panen jamur tiram.

1.5. Luaran
Luaran yang diharapkan dari permasalahan yang muncul adalah :
1. Sebuah alat bantu untuk pengontrolan suhu dan kelembaban pada
budidaya jamur.
2. Ke efektifan penggunaan alat pengontrol suhu dan kelembaban ini
dikarenakan penggunaannya melalui akses internet.

13
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Internet of Things


Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana konektifitas internet
dapat bertukar informasi satu sama lainnya dengan benda-benda yang ada
disekelilingnya. Banyak yang memprediksi bahwa Internet of Things (IoT)
merupakan “the next bigthing” di dunia teknologi informasi. Hal ini dikarenakan
banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan dengan teknologi Internet of
Things (IoT) tersebut.

Internet of Things (IoT) telah menarik banyak perhatian selamabeberapa


tahun terakhir. Konsep IoT adalah yang pertama diusulkan oleh Kevin Ashton
pada tahun 1999. Karena kemajuan yang cepat dalam komunikasi seluler,
Jaringan Sensor Nirkabel (WSN), Identifikasi Frekuensi Radio (RFID), dan cloud
computing, komunikasi antar perangkat IoT telah menjadi lebih nyaman daripada
sebelumnya. Perangkat IoT mampu bekerja sama dengan satu sama lain. Dunia
IoT mencakup berbagai macam perangkat seperti ponsel pintar, pribadi komputer,
PDA, laptop, tablet, dan perangkat genggam lainnya yang disematkan perangkat.
Perangkat IoT didasarkan pada biaya-efektif sensor dan sistem komunikasi
nirkabel untuk berkomunikasi dengan satu sama lain dan mentransfer informasi
yang bermakna kepada sistem terpusat. Informasi dari perangkat IoT lebih jauh
diproses dalam sistem terpusat dan dikirim ke tujuan yang dimaksud. Dengan
pertumbuhan komunikasi yang cepat dan teknologi internet, rutinitas sehari-hari
kita lebih terkonsentrasi di ruang fiksi dunia maya. Masyarakat pada saat ini
bekerja, berbelanja, mengobrol (menjaga hewan peliharaan dan tanaman di dunia
maya disediakan oleh jaringan), sedangkan manusia hidup di dunia nyata. Oleh
karena itu, sangat sulit untuk menggantikan semua kegiatan manusia dengan
kehidupan yang sepenuhnya otomatis. Ada batas batas ruang fiktif yang
membatasi pengembangan masa depan internet untuk layanan yang lebih baik.
IoT telah berhasil diintegrasikan ruang fiksi dan dunia nyata yang sama peron.
Target utama IoT adalah konfigurasi lingkungan yang cerdas dan perangkat
independen yang sadar diri seperti smart living, smart items, smart health, smart
city dan lain-lain. Saat ini tingkat adopsi Perangkat IoT sangat tinggi, semakin
banyak perangkat yang terhubung melalui internet. Menurut penilaian, ada 30
miliar menghubungkan hal-hal dengan perkiraan 200 miliar koneksi itu akan
menghasilkan pendapatan sekitar 700 miliar euro oleh tahun 2020. Sekarang di
Cina, ada sembilan miliar perangkat yang ada diperkirakan akan mencapai 24
miliar pada tahun 2020. Di masa depan, IoT akan mengubah gaya hidup dan

13
model bisnis kita sepenuhnya. Ini akan memungkinkan orang dan perangkat untuk
berkomunikasi kapan saja, di mana saja, dengan perangkat apa pun dalam kondisi
ideal menggunakan apa pun jaringan dan layanan apa pun. Tujuan utama IoT
adalah menciptakan Dunia superior untuk manusia di masa depan. [3]

2.2. Wemos d1 r2

Gambar 2.1. Board Wemos d1 r2

Pada masa sekarang atau masa yang akan datang, penggunaan komputer
akan mendominasi pekerjaan manusia atau bahkan akan mengalahkan
kemampuan komputasi manusia seperti mengontrol peralatan elektronik dari jarak
jauh dengan menggunakan dukungan media IOT (Internet of Things). Salah satu
hardware dari pengembangan yang berbasis IOT adalah Wemos D1 mini, yang
merupakan sebuah mikrokontroler hasil pengembangan berbasis modul ESP8266.
Masih terdapat modul wifi yang berbasis ESP8266 seperti Nodemcu yang sering
digunakan sebagai penghubung internet antara Arduino ke smartphone atau PC
melalui jaringan wifi. Modul Wemos D1 ini diciptakan sebagai solusi dari
mahalnya sebuah modul wireless yang berbasis mikrokontroler. Dengan adanya
mikrokontroler Wemos ini biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan sebuah
project yang berbasis IOT (Internet Of Things) jadi lebih sedikit, terlebih lagi
wemos ini dapat menjalankan sistem kode bait tanpa menggunakan arduino
sebagai mikrokontrolernya. Adapun keunggulan menggunakan modul Wemos
adalah dapat diprogram menggunakan Arduino IDE dengan sintaks program
library yang banyak terdapat di internet dan pin out yang compatible dengan
Arduino Uno sehingga mudah untuk menghubungkan dengan arduino shield
lainnya serta mempunyai memory yang sangat besar yaitu 4MB. Wemos juga
sesuai dengan beberapa bahasa pemograman lainnya seperi bahasa Pyhton dan
Lua sehingga memudahkan untuk mengupload program kedalam wemos apabila
seorang programmer belum terlalu paham dengan cara program menggunakan

13
Arduino IDE. Bentuk board yang kecil dan harga yang ekonomis membuat
banyak pengembang semakin dipermudah untuk menerapkan sebuah perangkat
atau project IOT ke dalam Wemos yang akan dikontrol maupun dimonitor
menggunakan smartphone atau PC secara online dan realtime. Secara kinerja dan
spesifikasi wemos D1 mini ini lebih baik jika dibandingkan dengan Arduino
dikarenakan speed dari controller yang lebih baru dan lebih tinggi ditambah telah
terintegrasi dengan Wifi connection sehingga dapat update Software via On the
Air.

2.3. Sensor Suhu DHT-22

Gambar 2.2. Sensor suhu DHT-22

Sensor DHT22 (AM2302) adalah sensor suhu dan kelembaban. DHT juga
merupakan sebuah famili produk sensor suhu dan kelembaban yang diprosuksi
oleh Aosong Elektronics. Sensor ini terdiri dari dua bagian yaitu sensor
kelembaban kapasitif dan termistor.[Aosong (Guangzho) Electronics Co, 2011]

Untuk rangkaian pengendali sinyal dan ADC sudah tidak diperlukan lagi,
karena sensor tersebut sudah menggunakan cip mikropengendali dengan keluaran
berupa sinyal digital. Komunikasi antara sensor dan rangkaian sistem
mikropengendali terjadi melalui komunikasi serial dua arah menggunakan satu
kabel.[Aosong (Guangzho) Electronics Co, 2011]

Sensor DHT11 hampir sama dengan sensor DHT22 namun sensor DHT22
memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Keluaran dari sensor DHT22 sudah berupa sinyal digital dengan konversi
dan perhitungan dilakukan oleh MCU 8-bit.
2. Sensor terkalibrasi secara akurat dengan kompensasi suhu diruang
penyesuaian dengan nilai koefisien kalibrasi tersimpan dalam memori
OTP terpadu (DHT-22 lebih akurat dan presisi dibandingkan dengan
DHT11).
3. Rentang pengukuran suhu dan kelembaban lebih lebar.

13
4. DHT22 mampu mentransmisikan sinyal keluaran melewati kabel panjang
(hingga 20 meter) sehingga cocok untuk ditempatkan dimana saja.

2.4. Pemrograman HTML


HTML adalah singkatan dari HyperText Markup Language yaitu
bahasa pemrograman  standar yang digunakan untuk membuat sebuah halaman
web, yang kemudian dapat diakses untuk menampilkan berbagai informasi di
dalam sebuah penjelajah web Internet (Browser). HTML dapat juga digunakan
sebagai link link antara file-file dalam situs atau dalam komputer dengan
menggunakan localhost, atau link yang menghubungkan antar situs dalam
dunia internet.

Supaya  dapat menghasilkan tampilan wujud yang terintegerasi


Pemformatan hiperteks sederhana ditulis dalam berkas format ASCII sehingga
menjadi halaman web dengan perintah-perintah HTML. HTML merupakan
sebuah bahasa yang bermula bahasa yang sebelumnya banyak dipakai di dunia
percetakan dan penerbirtan yang disebut  Standard Generalized Markup Language
(SGML).

Sekarang ini HTML merupakan standar Internet yang dikendalikan


dan didefinisikan pemakaiannya oleh World Wide Web Consortium (W3C).  Pada
tahun 1989, HTML dibuat oleh kolaborasi Berners-lee Robert dengan Caillau
TIM  pada saat mereka bekerja di CERN (CERN merupakan lembaga penelitian
fisika energi tinggi di Jenewa)

HTTP atau Hypertext Transfer Protokol merupakan protokol yang


digunakan untuk mentransfer data atau document yang berformat HTML dari web
server ke web browser. Dengan HTTP inilah yang memungkinkan Anda
menjelajah internet dan melihat halaman web.

13
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1. Flowchart Kegiatan
Dalam kegiatan ini, metode pelaksanaan kegiatan yang kami gunakan ditampilkan
pada Gambar 3.1.
Mulai

Identifikasi Masalah dan Tujuan

Analisa Kebutuhan

Pencarian Data

Pencarian Hardware

Pencarian Software

Sinkronisasi Hardware dan


Software

Tidak

Pembuatan Layout PCB dan


Perakitan Komponen Alat

Pemasangan Sprayer

Pengujian

Pengamatan dan Evaluasi

Pembuatan Laporan Akhir

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Pengerjaan Alat Pengendali Suhu dan Kelembaban

13
Keterangan flowchart pengerjaan alat pengendali suhu dan kelembaban :
1. Identifikasi Masalah dan Tujuan
Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan pertama kali yang harus dilakukan
adalah mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan bahan dasar kegiatan
ini.
2. Analisa Kebutuhan
Pada perancangan alat ini maka dibutuhkan beberapa komponen yang
digunakan. Seperti mikrokontroler sensor DHT22 dan perlengkapan
lainnya.
3. Pencarian Data
Setelah merancang kebutuhan yang digunakan maka pencarian datasheet
untuk kebutuhan spek yang cocok untuk digunakan pada alat pengendali
suhu dan kelembaban.
4. Perancangan Hardware
Pada proses perancangan hardware dibutuhkan sebuah rancangan
rangkaian listrik. Pada proses perancangan hardware ini meliputi
perancangan pada breadboard. Perancangan pada breadboard ini akan
dilakukan sebagai uji kerja dari perangkat atau komponen yang sudah
disusun.
5. Perancangan Software
Penggunaan software bertujuan untuk memberikan coding atau perintah
pada perangkat. Dimana pembuatan coding ini dilakukan dengan
menggunakan software arduino. Dengan menggunakan bahasa arduino
yang akan digunakan untuk pemberian perintah kepada perangkat.
6. Sinkronisasi Hardware dan Software
Perangkat dapat bekerja apabila software dan hardware dapat berjalan
dengan baik dan sinkron. Apabila masih terdapat eror maka akan
dilakukan pengecekan ulang pada software maupun hardware hingga
mendapatkan hasil yang diinginkan.
7. Pembuatan Layout PCB dan Perakitan Komponen Alat
Pembuatan layout PCB akan digunakan ketika perangkat dinyatakan lulus
uji. Perakitan komponen alat pada PCB adalah bentuk finishing dari
perangkat alat pengendali suhu dan kelembaban.
8. Pemasangan Sprayer
Pemasangan Sprayer dilakukan setelah pembuatan layout PCB dan
perakitan komponen alat.
9. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk menguji secara keseluruhan dari kinerja
perangkat alat pengandali suhu dan kelembaban ini.

13
10. Pengamatan dan Evaluasi
Pengamatan dan evaluasi pada perangkat dengan melihat dari segi
efektifitas penggunaan pengandali suhu dan kelembaban. Kekurangan
yang masih ditemui pada alat pengandali suhu dan kelembaban ini akan
menjadi bahan evaluasi.
11. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan ini bertujuan untuk melaporkan seluruh kegiatan
pembuatan perangkat alat pengandali suhu dan kelembaban sebagai bukti
selama proses pengerjaan.

3.2. Hasil Flowchart


3.2.1. Flowchart Bekerjanya Arduino(Alat)

START

Pembacaan Suhu dan Kelembaban


oleh sensor DHT-22

Data hasil pembacaan


sensor diolah di Arduino

Tampilkan Data Suhu


dan Kelembaban pada
Browser

END

Gambar 3.2.1 Flowchart Bekerjanya Arduino

Flowchart diatas merupakan alur kerja dari alat yang telah dibuat. Yang mana alur
kerjanya adalah seperti berikut:
1. sensor DHT-22 membaca suhu dan kelembaban di 4 tempat yang berbeda

13
hal ini bertujuan agar didapatkan pembacaan sensor DHT-22 yang akurat
dengan menghitung rata-rata pembacaan sensor setiap detik.
2. Setelah sensor melakukan pembacaan suhu dan kelembaban, selanjutnya
data tersebut diolah dalam arduino.
3. Setelah data hasil pembacaan diolah, maka akan ditampilkan pada web
browser user.

3.2.2. Flowchart Untuk Skenario Bekerjanya Sistem

Mulai

Masukkan IP
Arduino

Apakah IP yang Server Tidak


dimasukkan benar ? Ditemukan

Tidak

Ya
Baca data
dari sensor
DHT-22

Tampilkan Pembacaan Sensor


secara Real Time pada Web

Tidak Keluar ?

Ya

Selesai

Gambar 3.2.2 Flowchart Bekerjanya Sistem


Ketika IP address diinputkan, mikrokontroler Arduino akan mengecek IP
address yang telah diinputkan, setelah itu arduino akan membaca suhu dan
kelembaban yang ada disekitar sensor DHT11, setelah suhu dan kelembaban
didapatmelalui sensor DHT11 maka data hasil pembacaan akan dikirim

13
menggunakan kabel UTP, dan hasil pembacaanya akan ditampilkan pada browser.

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Adapun anggaran yang disediakan untuk pembuatan alat, seperti pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang
a. Tang Potong Pipa PVC 100.000,00
b. Kunci Pas Set 8 Pcs 100.000,00
c. Stop Kontak 100.000,00
d. Selang High Pressure Ukuran 3/8” 650.000,00
e. Center Nozzle Misting 1000.000,00
f. Sensor Suhu DHT22 1250.000,00
g. Mikro pengendali 500.000,00
h. Wemos d1 r2 300.000,00
Jumlah (Rp) 4.000.000,00
2 Bahan Habis Pakai
a. Paket Misting Embun Nozzle Sprayer 4.250.000,00
Jumlah (Rp) 4.250.000,00
3 Biaya Lain- lain
a. Kertas A4 100.000,00
b. Tinta Printer 200.000,00
c. Materai 6000 50.000,00
d. Flash Disk 32 GB 300.000,00
e. CD RW 100.000,00
f. Cetak, Fotocopy dan Jilid 300.000,00
g. Publikasi Ilmiah 700.000,00
Jumlah (Rp) 1.750.000,00
Jumlah Total (Rp) 10.000.000,00

13
4.2. Jadwal Kegiatan
Adapun Jadwal Kegiatan yang diajukan untuk pembuatan alat ini seperti
yang tercantum pada Tabel 4.2 :
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembelian Perangkat

2. Perakitan Perangkat

3. Pengujian Perangkat

4. Penerapan Teknologi

5. Penyusunan Laporan

0DAFTAR PUSTAKA

13
Mustika, Dian Putri. 2017. Mengenal Wemos D1 Mini Dalam Dunia IoT.
Dokumen PDF.
Djuanda, Feri. 2011. Pengenalan Arduino. Dokumen PDF.
L. Atzori el al. 2010. The Internet of Things : A survey, Comput. Netw
Ramadhani Graifhan. 2003. Modul Pengenalan Internet. Surabaya :
Universitas Sunan Giri
Susilowati, Raharjo, Budi. 2010. Budidaya Jamur Tiram yang Ramah
Lingkungan. Report No 50. STE Final, Palembang

13

Anda mungkin juga menyukai