Anda di halaman 1dari 16

PENANAMAN MODAL

2.1       Penanaman Modal

2.1.1    Pengertian Penanaman Modal

            Penanaman modal diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan dana yang dimiliki dengan
menanamkannya ke usaha/proyek yang produktif baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan harapan selain mendapatkan pengembalian modal awalnya dikemudian hari, tentunya
pemilik modal juga akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari penanaman modal dimaksud.
Lebih khusus Komaruddin memberikan pengertian penanaman modal sebagai :

1.      Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau suatu penyertaan lainnya

2.      Suatu tindakan membeli barang modal dan

3.      Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi, dngan pendapatan di masa yang akan
datang

Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UUPM) dalam ketentuan
umum Bab I Pasal 1 ayat (1) mendefinisikan Penanaman Modal sebagai :

“ segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun
penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.”

Bagian penjelasan dari pasal 2 UU No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal tersebut
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan penanaman modal adalah penanaman modal
langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau portofolio karena merupakan
bagian dari Hukum Pasar Modal. Penanaman modal langsung (direct investment) dilakukan oleh
para pemilik modal dengan cara membentuk perusahaan sendiri, menyediakan dana, dan
menjalankan usaha tersebut, sedang penanaman modal tidak langsung dilakukan oleh pemilik
modal dengan cara membeli saham atau obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau
unit pemerintah. Kedua jenis penanaman modal tersebut sangat dibutuhkan dalam pembangunan
nasional karena sifatnya yang saling mengisi. Apabila pada suatu saat jumlah penanaman modal
langsung tidak menunjukkan perkembangan yang berarti, kebutuhan modal dalam pembiayaan
pembangunan nasional dapat diisi oleh penanaman modal tidak langsung tersebut.

Landasan hukum penanaman modal di Indonesia diatur dalam peraturan perundang-undangan


dan peraturan lain yang mengikutinya. Diantaranya adalah Undang-undang No.1 Tahun 1967
Tentang Penanaman Modal Asing jo Undang-undang No. 11 tahun 1970, Undang-undang No. 6
Tahun 1968 jo Undang-undang No. 12 Tahun 1970 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri,
kemudian diubah dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

JENIS JENIS PENANAMAN MODAL


Jenis-jenis Penanaman Modal

1.   Berdasarkan Subjek

Penanaman modal berdasarkan subjek dapat dikelompokkan menjadi 3 macam :

a.       Personal Investment/penanaman modal perorangan yaitu :

Penggunaan kekayaan individual untuk menjalankan suatu usaha yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan, termasuk dalam personal investment ini antara lain  penggunaan modal
oleh petani untuk menggarap lahan oleh petani, pedagang untuk membuka warung atau
penanaman modal perseorangan/invesmen ini dapat pula berupa penggunaan kekayaan
individual untuk memasukkan sahamnya ke perusahaan-perusahaan baik dengan mendirikan
perusahaan secara langsung maupun dengan memilih perusahaan-perusahaan yang maju dalam
bidangnya.

b.     Interprise Investment yaitu  :

Penanaman modal oleh perusahaan dengan menggunakan bagian laba perusahaan yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham tetapi digunakan untuk memperluas usahanya atau untuk
membuka cabang-cabang baru

c.     Public Investment/Penanaman modal Negara yaitu :

Penggunaan kekayaan Negara untuk menjalankan usaha tertentu dengan membentuk badan-
badan usaha milik Negara ataupun BUMD. Publik Invesment ini pada prinsipnya digunakan
untuk melaksanakan urusan-urusan yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti untuk
pengadaan tenaga listrik, air minum, transportasi umum, pos, telekomunikasi dsbnya. Dewasa
ini, usaha-usaha negara ini seperti yang dimaksudkan Pasal 33 ayat 2 UUD’45 “cabang-cabang
perusahan yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara” artinya diurus langsung oleh Negara setelah dilaksanakan melalui pembentukan persero
seperi pos dan telkom.

2.   Berdasarkan Bentuknya

Penanaman modal dapat dikelompokkan menjadi 3 macam :

a.     Direct Investment/ Penanaman modal langsung

Penanaman modal memberi kewenangan kepada Investor untuk secara langsung mengontrol
jalannya perusahaan dimana modalnya ditanam dan langsung pula menanggung resiko atau
untung rugi dari penanaman modal tersebut.

b.      Port Folio Investment


Penanaman modal yang tidak memberi kewenangan kepada pemilik modal untuk mengontrol
jalannya perusahaan tetapi yang bersangkutan secara langsung menanggung resiko atau untung
rugi dari penanaman modal itu. Port Folio Investment ini dilakukan dengan cara membeli saham
suatu perusahaan kurang dari 50 % sehingga yang bersangkutan tidak memegang suara
mayoritas di dalam RUPS, misalnya dengan membeli saham di bursa saham suatu perusahaan
yang go public hanya menjual sahamnya kurang dari 25 % sehingga pemilik perusahaan yang
asli tetap memegang suara mayoritas agar kendali perusahannya tidak berpindah kepada pihak
lain. Namun demikian, dalam bidang usaha tertentu berdasarkan perjanjian tertentu dapat saja
pemegang saham mayoritas di beri hak kontrol terhadap jalannya perusahaan.

c.     Indirect Invesment/penanaman modal tidak langsung

Penanaman modal yang dilakukan dengan pembelian kredit sehingga si penanam modal atau
kreditur pada asasnya tidak mengontrol jalannya perusahaan dan tidak pula menanggung resiko
atas untung ruginya perusaaan itu. Pihak kreditur sebagai investor hanya mengharapkan si
debitur dapat mengembalikan pinjaman beserta bunganya menurut waktu yang telah disepakati
bersama, kreditur tidak mau tahu apakah kegiatan usaha milik debitur memperoleh keuntungan
atau tidak walaupun debitur mengalami kerugian di dalam usahanya. Kreditur tetap akan
menagih kredit yang telah diberikan beserta bunganya

3.   Penanaman Modal berdasarkan Negara asal penanam modal

Ada 2 macam bentuk penanaman modal yaitu :

a.          Foreign Investment/penanaman modal asing

Kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara RI yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.

b.     Domestic Investment/penanaman modal dalam negeri

Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di


wilayah Negara RI yang dilakukan oleh Penanam modal dalam negeri dengan menggunakan
modal dalam negeri.

2.1.3    Asas dan Tujuan Penanaman Modal

Pasal 3 UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal menyebutkan bahwa asas-asas
penanaman modal dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut :

a.       Kepastian hukum
Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan
peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang
penanaman modal.

b.      Keterbukaan

Asas keterbukaan adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal. 

c.       Akuntabilitas

Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan penananam modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

d.      Perlakuan yang sama dan tidak membedakan  asal negara

Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara adalah asas perlakuan pelayanan
nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam
modal dalam negeri  dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari satu negara
asing dan penanam modal dari negara asing lainnya.

e.       Kebersamaan

Asas kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-
sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. 

f.       Efisiensi berkeadilan

Asas efisiensi berkeadilan adalah asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan
mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil,
kondusif, dan berdaya saing.

g.      Berkelanjutan

Asas berkelanjutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses
pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam
segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun yang akan datang.

h.      Berwawasan lingkungan

Asas berwawasan lingkungan adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.

i.        Kemandirian
Asas kemandirian adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan
potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi
terwujudnya pertumbuhan ekonomi nasional.

j.        Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional adalah asas yang berupaya
menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.

PENANAMAN MODAL ASING


Penanaman Modal Asing

1    Pengertian Penanaman Modal Asing

            UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang telah mencabut ketentuan UU
No.1 tahun 1967, memberikan pengertian penanaman modal asing sebagai kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau
pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga
negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang
sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

 Menurut Hukum Indonesia, badan hukum di bidang usaha ada 2 macam yaitu :

1.            PT (perseroan terbatas)

2.            Koperasi

Sedangkan dalam prakteknya perusahaan Penanaman Modal Asing selalu berbentuk PT.


Menurut Pasal 5 ayat (2) UU No 25 Tahun 2007 tentang PMA :

“Penanaman modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia


dan berkedudukan di dalam wilayah negara Indonesia”.

Menurut Pasal 5 ayat (3) PMA dalam bentuk PT itu dilakukan dengan 3 cara,yaitu  :

1.            Mengambil bagian saham pada saat pendirian PT.

2.            Membeli saham

3.            Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan per-UU-an


2.        Fasilitas Penanaman Modal Asing

Secara rinci fasilitas yang dapat diberikan kepada penanaman modal asing yang akan
menanamkan modalnya di Indonesia dapat diberikan dalam bentuk :

1.      pemberian izin tinggal terbatas bagi penanam modal asing selama 2 (dua) tahun

2.      pemberian alih status izin tinggal terbatas bagi penanam modal menjadi izin tinggal tetap
dapat dilakukan setelah tinggal di Indonesia selama 2 (dua) tahun berturut-turut

3.      pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
terbatas dan dengan masa berlaku 1 (satu) tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 12
(dua belas) bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan

4.      pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
terbatas dan dengan masa berlaku 2 (dua) tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan dan

5.      pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
tetap diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak izin
tinggal tetap diberikan.

Pemberian izin tinggal terbatas bagi penanam modal asing sebagaimana dimaksud diatas akan
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi atas dasar rekomendasi dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal.

3.   Bidang Usaha Penanaman Modal Asing

Mengenai bidang usaha dari perusahaan penanaman modal asing diatur dalam Bab VII UU


No.25 tahun 2007. Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang
tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria
kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta
kepentingan nasional lainnya. Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan
persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam,
perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi
dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama
dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah.

Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang
usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan.
Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah:

·                     produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan

·                     bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-
undang.

Berdasarkan pengaturan pengaturan bidang usaha baik oleh UUPM yang lama maupun UUPM
yang baru kita dapat menyimpulkan adanya 4 kategori bidang usaha PM yaitu  :

1.            Bidang usaha terbuka bagi seluruh Penanam Modal baik PMA maupun PMDN non
PMA dan non PMDN termasuk usaha mikro, kecil dan menengah

2.            Bidang usaha yang tertutup bagi PMA tapi terbuka untuk PMDN non PMDA dan PMA
termasuk pengusaha mikro kecil dan menengah.

3.            Bidang Usaha yang tertutup bagi PMA, PMDN tapi hanya terbuka untuk perusahaan
non PMA dan PMDN (Koperasi, pengusaha mikro dan menengah)

4.            Bidang usaha yang tertutup sama sekali bagi penanaman modal yaitu bidang usaha
yang berhubungan dengan bidang pertahanan negara.

Bentuk –bentuk Kerja Sama Usaha

            Ada beberapa bentuk kerjasama yang dapat dilakukan dalam rangka kegiatan penanaman
modal asing di Indonesia, yaitu :

1.            Joint venture

Kerja sama yang dilakukan penanam modal asing dengan pengusaha nasional yang semata-mata
berdasarkan perjanjian/kontrak saja (contractual) tanpa membentuk suatu badan hukum baru.

2.      Joint enterprise

Kerja sama antara penanam modal nasional dan penanaman modal asing dengan membentuk
perusahaan atau badan hukum baru sesuai dengan hukum Indonesia.

3.      Kontrak karya

Kerja sama antara penanam modal asing dengan penanam modal nasional dengan membentuk
badan hukum Indonesia, dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama dengan badan
hukum lain yang menggunakan modal nasional.

4.      Production sharing
Bentuk kerjasama dimana pihak investor asing memberikan kredit kepada pihak nasional, dan
pokok pinjaman dan bunganya dikembalikan dalam bentuk hasil produksi dari perusahaan yang
bersangkutan dan mewajibkan perusahaan nasional tersebut untuk mengekspor hasilnya ke
negara pemberi kredit.

5.      Penanaman Modal dengan DISC-RUPIAH (DISC: Debt Investment Convertion Scheme)

Bentuk kerja sama campuran antara kredit dengan penanaman modal. Pengembalian kredit
dikonversi/diubah menjadi penanaman modal asing. Pelunasan utang yang semula
diperhitungkan berdasarkan valuta asing , tetapi dibayar dengan rupiah. Biasanya dilakukan
untuk tagihan-tagihan kreditor asing yang tidak dijamin oleh pemerintah.

6.      Penanaman modal dengan kredit investasi

Dalam praktik penanaman modal ini banyak dilakukan oleh para investor nasional untuk
membiayai proyeknya yang ada di Indonesia. Awalnya berupa kredit investasi dari dana-dana
luar negeri, menjadi model nasional melalui joint-venture.

7.      Portofolio investment

Investasi yang dilakukan melalui pembelian saham baik melalui pasar modal maupun melalui
penempatan modal pihak ketiga dalam perusahaan.

4    Pelayanan Perizinan Penanaman Modal Asing

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal
dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, penanaman modal dalam negeri
dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum dan badan usaha yang
tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan.

Pelayanan permohonan perizinan penanaman modal di Indonesia dilakukan oleh Pelayanan


Tepadu Satu Pintu ( PTSP) . Kewenangan pelayanan di tingkat pusat dimiliki oleh PTSP Badan
Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM) .

PTSP BKPM melayani penyelenggaraan:

1.      penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi;

2.      kepentingan nasional pemerintahan di bidang penanaman modal

3.      penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing.
Penyelenggaraan PTSP di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Provinsi bidang
Penanaman Modal ( PDPPM) . Sementara itu, penyelenggaraan PTSP di tingkat kabupaten/ kota
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Kabupaten/ Kota bidang Penanaman Modal ( PDKPM).
Lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penanam modal asing wajib melakukan Pendaftaran untuk melakukan penanaman modal
sementara penanam modal dalam negeri tidak diwajibkan melakukan Pendaftaran kecuali
memang diperlukan.

2. Penanam modal yang akan melakukan penanaman modal dapat langsung mengajukan
permohonan Pendaftaran ke PTSP untuk mendapatkan izin pendaftaran sebelum berstatus badan
hukum perseroan terbatas dan wajib ditindaklanjuti dengan pembuatan akta pendirian perseroan
terbatas.
3. Penanam modal yang akan melakukan penanaman modal dapat mengajukan permohonan
Pendaftaran ke PTSP untuk mendapatkan izin pendaftaran sebelum berstatus badan hukum
perseroan terbatas apabila memiliki akta pendirian perusahaan dari notaris.

4. Penanam modal yang telah disahkan sebagai badan hukum perseroan terbatas oleh
Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia yang akan melakukan penanaman modal dapat
mengajukan permohonan Pendaftaran ke PTSP untuk mendapatkan izin pendaftaran.

5. Penanam modal yang sudah mendapatkan izin pendaftaran dapat mengajukan Izin
Pelaksanaan konstruksi perusahaan sebelum melakukan kegiatan produksi atau komersialisasi.

6. Penanam modal yang sudah mendapatkan izin pendaftaran dapat menerima fasilitas non fiskal
seperti :

ü  Angka Pengenal Importir Produsen ( API-P)

ü  Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing ( RPTKA)

ü  Rekomendasi Visa Untuk Bekerja

ü  Izin Mempekerjakan Tenaga kerja Asing ( IMTA)

7. Perusahaan penanaman modal asing yang telah berstatus badan hukum perseroan terbatas
yang bidang usahanya dapat memperoleh fasilitas dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya
membutuhkan fasilitas fiskal, wajib mengajukan permohonan kepemilikan Izin Prinsip
Penanaman Modal. Perusahaan penanaman modal asing yang belum melakukan Pendaftaran,
dapat langsung mengajukan permohonan Izin Prinsip.

8. Perusahaan penanaman modal yang dalam pelaksanaan penanaman modalnya telah siap
melakukan kegiatan/ berproduksi komersial, wajib mengajukan permohonan Izin Usaha Tertap
(IUT) ke PTSP.

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI


Penanaman Modal Dalam Negeri

1.    Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri

Ketentuan yang tercantum pada UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang
menggantikan UU No.1 tahun 1967 dan UU No.6 tahun 1968, memberi rumusan penanaman
modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Pengertian penanaman modal dalam negeri
menurut UU No.25 tahun 2007 adalah kegiatan penanaman modal untuk melakukan usaha
di wilayah negara RI oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam
negeri. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,
perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak
berbadan hukum.

Sejalan dengan pengertian penanaman modal dalam negeri di atas, pengertian penanam modal
dalam negeri menurut pasal 1 ayat (5) UU No.25 tahun 2007 adalah penanam modal dalam
negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik
Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia.

Jika dilihat dari pengertian diatas maka terdapat dua unsur utama penanaman modal dalam
negeri yaitu :

1.      Penanam modal harus berasal dari dalam negeri (domestic investor)

2.      Sumber modal (source of funds) tersebut harus berasal dari dalam negeri pula (domestic


fund)

Penetapan kedua unsur tersebut erat kaitannya dengan upaya untuk mendapatkan kepastian
bahwa penanaman modal yang dalam catatan administrasi tergolong sebagai penanaman modal
dalam negeri memang benar-benar murni sebagai penanaman modal dalam negeri, dan tidak
berasal dari sumber-sumber lain.

2.        Fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri

Perbedaan mendasar pada perusahaan PMDN dan PT biasa yaitu PMDN mendapatkan fasilitas
dari pemerintah Indonesia dalam menjalankan usahanya dimana fasilitas tersebut tidak
didapatkan oleh PT biasa. Berdasarkan Pasal 18 ayat (2) UUPM dijelaskan bahwa fasilitas
penanaman modal tersebut dapat diberikan kepada penanaman modal yang:

1.            melakukan perluasan usaha; atau

2.            melakukan penanaman modal baru.


Dalam rangka merangsang penanaman modal di Indonesia, pemerintah memberikan berbagai
kemudahan dan fasilitas kepada para penanaman modal, baik bagi penanaman modal baru
maupun bagi penanaman modal yang akan melakukan perluasan usaha. Pemerintah menetapkan
bahwa badan usaha dalam negeri yang akan melakukan penanaman modal dapat berbentuk
badan hukum ataupun bukan badan hukum, sedang untuk penanaman modal asing wajib
diwujudkan dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia, dan berkedudukan
di dalam wilayah Negara RI.

Bagi penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing yang akan melakukan
penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dapat mewujudkan rencana tersebut dengan
cara mengambil bagian saham pada saat perseroan terbatas tersebut didirikan, membeli saham
dari perseroan yang sedang berjalan, maupun dengan melakukan cara-cara lainnya yang tidak
bertentangan dengan ketentuan undang-undang.

Serangkaian aturan telah ditetapkan untuk dipenuhi oleh para penanam modal baru yang ingin
mendapatkan kemudahan-kemudahan. Penanam modal baru tersebut setidak-tidaknya harus
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:

1.    menyerap banyak tenaga kerja

2.    termasuk skala  prioritas tinggi

3.    termasuk pembangunan infrastruktur

4.    melakukan alih teknologi

5.    melakukan industri pionir

6.    berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang
dianggap perlu

7.    menjaga kelestarian lingkungan hidup

8.    melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi

9.    bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi atau 

10.  industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di
dalam negeri

Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal dapat berupa :

1.    Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap


jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu.
2.    Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan
untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.

3.    Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku dan bahan penolong untuk keperluan
produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu.

4.    Pembebesan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas impor barang modal


atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri
selama jangka waktu tertentu.

5.    Penyusutan yang dipercepat

6.    Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada
wilayah atau daerah atau kawasan tertentu

3.        Bidang Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri

UU No.25 tahun 2007 menetapkan bahwa setiap penanam modal berhak mendapatkan kepastian
hak, perlindungan hukum, informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang akan/telah
dijalankannya, hak pelayanan serta berbagai bentuk fasilitas kemudahan lainnya. Untuk
penanaman modal dalam negeri, pemerintah juga telah menetapkan bahwa semua bidang/jenis
usaha dinyatakan terbuka, kecuali bidang/jenis usaha yang dinyatakan tertutup. Penetapan bidang
usaha yang tertutup untuk penanaman modal dalam negeri maupun bagi penanaman modal asing
dilakukan berdasarkan kriteria tertentu seperti kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan
hidup, pertahanan dan keamanan nasional. Sedang penetapan bidang usaha yang terbuka dengan
persyaratan tertentu dilakukan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan
sumber daya alam, perlindungan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi,
peningkatan kapasitas teknologi, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk oleh
pemerintah.

4.        Pengesahan, Perizinan dan Tata Cara PMDN

Berdasarkan Pasal 25 ayat (4) UUPM, perusahaan penanam modal, termasuk PMDN, yang akan
melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dari instansi yang memiliki kewenangan. Izin sebagaimana disebutkan sebelumnya
diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. Pelayananan terpadu satu pintu ini bertujuan
untuk membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan
informasi mengenai penanaman modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun
penanaman modal asing.

Tata Cara Penanaman Modal Dalam Negeri


Tata cara Penanaman Modal Dalam Negeri yaitu : 

Keppres No. 29/2004 tentang penyelenggaraan penanam modal dalam rangka PMA dan PMDN
melalui sistem pelayanan satu atap :

1.      Meningkatkan efektivitas dalam menarik investor, maka perlu menyederhanakan sistem


pelayanan penyelenggaraan penanaman modal dengan metode pelayanan satu atap. 

2.      Diundangkan peraturan perundang-undnagan yang berkaitan dengan otonomi daerah, maka


perlu ada kejelasan prosedur pelayanan PMA dan PMDN. 

3.      BKPM. Instansi pemerintah yang menangani kegiatan penanaman modal dalam rangka
PMA dan PMDN. 

4.      Pelayanan persetujuan, perizinan, fasilitas penanaman modal dalam rangka PMA dan
PMDN dilaksanakan oleh BKPM berdasarkan pelimpahan kewenangan dari Menteri/Kepala
Lembaga Pemerintah Non Dept yang membina bidang-bidang usaha investasi yang bersangkutan
melalui pelayanan satu atap. 

5.      Gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya dapat melimpahkan kewenangan


pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal kepada BKPM melalui sistem
pelayanan satu atap. 

6.      Kepala BKPM dalam melaksanakan sistem pelayanan satu atap berkoordinasi dengan
instansi yang membina bidang usaha penanaman modal. 

7.      Segala penerimaan yang timbul dari pemberian pelayanan persetujuan, perizinan dan
fasilitas penanaman modal oleh BKPM diserahkan kepada instansi yang membidangi usaha
penanaman modal.

PASAR MODAL
PASAR MODAL

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,
instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang
(jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai
instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Instrument keuangan (produk) yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia:


·         SAHAM

·         SURAT HUTANG (OBLIGASI)

·         REKSA DANA

·         EXCHANGE TRADED FUND (EFT) 

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar
modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana
bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan
dan risiko masing-masing instrument.

1. SAHAM

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan.
Membeli saham berarti anda telah memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Maka dari
itu, Anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, pada akhir tahun periode
pembukuan perusahaan.

Selain pendapatan, kita pun bisa mengalami potensi kerugian jika harga saham mengalami
penurunan, namun jika perusahaan mengalami kerugian, kita tidak perlu menanggung kerugian
perusahaan tersebut.

KEUNGGULAN INVESTASI SAHAM

1. TIDAK ADA BATASAN MINIMAL MODAL

salah satu kelebihan saham yang tidak dimiliki oleh beberapa instrumen investasi lainnya adalah
rendahnya modal minimal yang dibutuhkan untuk memulai investasi. Hanya dengan modal 5
ribu rupiah saja Anda sudah bisa membuka berinvestasi saham, sehingga siapapun bisa
berinvestasi di pasar modal.

 2. COCOK UNTUK SIAPA SAJA

Selain karena modal awal yang rendah, dalam berinvestasi di saham investor juga tidak perlu
memiliki pengetahuan finansial akan produk-produk investasi yang mendalam. Karena itu
investasi saham cocok untuk semua jenis investor, dari Wiraswasta, Pegawai Negeri, Ibu Rumah
Tangga, Pensiunan sampai dengan Pelajar dan Mahasiswa semuanya dapat berinvestasi di
saham. Cukup memilih perusahaan yang dipercaya akan bertumbuh dan tidak akan bangkrut, kita
Anda sudah bisa memulai investasi saham.

2. SURAT HUTANG (OBLIGASI)

Jika membahas tentang uang, umumnya cenderung sensitif. Apalagi, jika yang dibahas adalah
tentang pembayaran hutang / utang. Tapi bagaimanapun juga yang namanya hutang, tetap harus
dibayar. Ketika Anda akan meminjamkan uang, baik pada teman, saudara atau yang lainnya, ada
beberapa tips yang perlu diperhatikan, yaitu meminjamkan uang sesuai kemampuan, menetapkan
jangka waktu pembayaran sesuai kesepakatan bersama, mengalokasikan budget bantuan untuk
teman atau saudara, menggunakan barang jaminan, atau bisa juga menggunakan atau membuat
surat perjanjian hutang.

3. REKSA DANA

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.”

Dari kedua definisi di atas, terdapat empat unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:

1.      Reksadana merupakan kumpulan dana dari pemilik (investor).

2.      Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.

3.      Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

4.      Reksadana tersebut merupakan instrumen jangka menengah dan panjang

Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat
berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga
yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut.

Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada
bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, di mana bank kustodian inilah
yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.

4. Exchange Traded Fund

Exchange traded fund (ETF) adalah sebuah reksadana yang merupakan suatu inovasi dalam
dunia industri reksadana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka di mana unit
penyertaannya dapat diperdagangkan di bursa.
ETF ini merupakan kombinasi dari reksadana tertutup dan reksadana terbuka, dan ETF ini
biasanya adalah merupakan reksadana yang mengacu kepada indeks saham.

ETF ini lebih efisien daripada reksadana konvensional seperti yang kita kenal saat ini, di mana
reksadana senantiasa menerbitkan unit penyertaan baru setiap harinya dan membeli kembali
yang dijual oleh pemegang unit (manajer investasi harus menjual surat berharga yang merupakan
aset reksadana tersebut untuk memenuhi kewajibannya membeli unit penyertaan yang dijual,
sedangkan unit penyertaan ETF diperdagangkan langsung di bursa setiap hari (menyerupai
reksadana tertutup, di mana tidak ada dapat dijual kembali kepada manajer investasi)

Di Indonesia, ETF ini disebut "Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit
penyertaannya diperdagangkan di bursa efek", dan pada hari senin tanggal 4 Desember 2006,
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) telah menerbitkan suatu aturan baru yaitu peraturan
nomor IV.B.3 tentang "Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di Bursa Efek".

  

Anda mungkin juga menyukai