Anda di halaman 1dari 31

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN

ANAK USIA PRASEKOLAH

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5 :

Erika Dewi Saputri 1811102411082

Nida Dzakiyah Khosyi 1811102411126

Nurhayati 1811102411134

Phenty 1811102411137

Priska Andayani 1811102411138

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Rini Ernawati, S.Pd.,M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmad dan karuniaNya yang telah dilimpahkan sehingga kelompok
mampu menyelesaikan penyusunan laporan proposal metodologi
penelitian ini yang berjudul “Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap
Perkembangan Anak Usia Prasekolah“.

Penyusunan laporan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi


salah satu tugas kelompok untuk mata kuliah Metodelogi
Penelitian..Dalam menyelesaikan penelitian ini menjadi dasar dalam
penyusunan skripsi atau tugas akhir pada Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Dengan demikian tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas


dukungan dari rekan anggota kelompok dan khususnya dosen
pembimbing dalam penyusunan laporan penelitian ini sehingga dapat
terlaksana dengan baik, peneliti menyadari proposal penelitian ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan penelitian ini. Namun demikian adanya, semoga
laporan penelitian ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian
selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam bidang
ilmu keperawatan.

Samarinda , 20 Maret 2021

Peneliti
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I............................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................6
E. Keaslian Penelitian.............................................................................6
BAB II...........................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................9
A. Konsep Gadget..................................................................................9
B. Konsep Perkembangan Anak..........................................................11
C. Kerangka Teori Penelitian................................................................19
D. Kerangka Konsep Penelitian............................................................20
E. Hipotesis...........................................................................................20
BAB III........................................................................................................21
METODE PENELITIAN..............................................................................21
A. Rancangan Penelitian......................................................................21
B. Subjek Penelitian.............................................................................21
C. Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................21
D. Identifikasi Variabel Penelitian.........................................................21
E. Definisi Konseptual..........................................................................22
F. Metode Pengumpulan Data.............................................................24
G. Instrumen Penelitian........................................................................25
H. Uji Validasi dan Reabilitas................................................................27
I. Analisis Data....................................................................................27
J. Etika Penelitian.................................................................................28
K. Jadwal Penelitian.............................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah


berkembang sangat pesat. Salah satu media informasi dan teknologi
yang berkembang pesat yaitu gadget. Gadget merupakan suatu perangkat
elektronik yang hampir dimiliki oleh semua orang dari berbagai kalangan
masyarakat. Gadget memiliki berbagai macam jenis, di
antaranyaSmartphone seperti Iphone dan Tab serta netbook, laptop.
Gadget digunakan dikalangan remaja , anak-anak , dewasa , lansia ,
bahkan gadget sudah tidak asing lagi bagi anak usia dini.

Menurut WHO melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia


prasekolah mengalami masalah perkembangan. Berbagai masalah
perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa dan perilaku
sosial ini semakin meningkat. Menurut data yang diperoleh dari Asosiasi
Dokter Anak Amerika dan Kanada, hal itu menekankan perlunya anak-
anak usia 0 hingga 2 tahun tidak menggunakan gadget sama sekali. Anak
usia 3-5 Tahun dibatasi bermain gadget selama 1 jam dalam sehari,
Sedangkan anak usia 6-18 tahun dibatasi bermain gadget selama 2 jam
dalam sehari. Namun nyatanya anak-anak menggunakan gadget 4 hingga
5 kali lebih banyak dari yang disarankan. Faktanya penggunaan gadget
sudah dimulai pada usia yang sangat dini. Penggunaan gadget pada anak
di bawah usia 12 tahun harus di larang. Alasannya, banyak penelitian
yang membuktikan bahwa gadget berdampak negative terhadap anak .

Gadget membuat anak semakin mudah mendapatkan akses media


informasi dan teknologi sehingga anak-anak menjadi malas bergerak.
Mereka lebih memilih untuk duduk dan menikmati dunia yang ada dalam
gadget tersebut. Terkadang mereka juga memilih bermaingadget di
bandingkan bermain dengan temannya sebayanya. Faktor-faktor yang
berpegaruh terhadap perkembangan anak yaitu dari segi fisik, bahasa ,
psikososial , emosional, interaksi sosial, durasi penggunaan.

Menurut Yohana Yembise mengatakan bahwa para orang tua


harus mengontrol anak mereka yang sudah bermain gadget. Sebab, dari
memegang gadget seperti handphone (HP) maupun tablet, anak bisa
mendapatkan berbgai informasi yang belum tersaring dengan baik. Peran
orang tua yang dulunya sebagai teman bermain bagi anaknya sekarang
telah digantikan oleh gadget. Padahal masa anak-anak adalah masa
dimana tumbuh dan berkembangnya fisik maupun psikis manusia. Dimasa
ini anak-anak hanya asik berada didepan gadgetnya, kemungkinan
pertumbuhan dan perkembangan anak akan kurang optimal baik itu dari
fisik maupun psikis.

Penggunaan gadget secara terus menerus akan berdampak buruk


terhadap pola pikir dan perilaku anak dalam kehidupan kesehariannya,
Anak-anak yang cenderung terus menerus menggunakan gadget akan
sangat tergantung dan menjadi kegiatan yang rutin dalam aktivitas sehari-
hari, dalam hal ini sering kali anak-anak lebih memilih untuk bermain
gadget, sehingga menyebabkan anak-anak menjadi malas bergerak dan
beartivitas. Dampak negative lain juga dapat menyebabkan kurangnya
mobilitas pada anak. Khususnya dari lingkungan keluarga yaitu orang tua
sebagai institusi dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak.
Peran Orang tua harus dilakukan , dengan cara mengontrol dan
membatasi setiap fitur-fitur yang ada di dalam smartphone ,orang tua
harus berkomunikasi dengan anak-anaknya , misalnya sehari anak
diperbolehkan bermain gadget selama 1 jam tentu fitur-fitur di
perkembangannya.

Berdasarkan hasil riset statistika mengemukakan bahwa “sebanyak


17% anak berusia dibawah 8 tahun di Amerika Serikat menggunakan
komputer, tablet, dan smartphone setiap hari,angka ini merupakan satu
per tiga dari jumlah anak yang menghabiskan aktivitas sehari-harinya
dengan membaca buku oleh orang tuanya (Ammarullah, 2013). Selain itu
seperti dilansir huffingtonpost, sebuah organisasi nirbala Joan Ganz
Cooney Centerand Sesame workshop melaporkan bahwa 23 % orang tua
memiliki buah hati berusia 0-5 tahun mengaku bahwa anak-anak mereka
gemar menggunakan internet. Di Indonesia sendiri lebih dari 50%
pengguna gadget berumur dibawah 25 tahun. Dewasa atau lanjut usia (25
tahun keatas) 32%, remaja (12-21 tahun) 25%, anak-anak (7-11tahun)
17%, dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan oleh anak usia (3-6 tahun)
sekitar 9%, yang seharusnya belum layak untuk menggunakan gadget
(Widiawati & Sugiman, 2014).

Dengan demikian berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini maka


kami tertarik untuk meneliti Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap
Perkembangan Anak Usia Prasekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka rumusan


masalah penelitian ini adalaah “Apakah ada Hubungan Penggunaan
Gadgetterhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah? “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan gadget terhadap
perkembangan anak usia prasekolah

2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi perkembangan anak usia prasekolah
2. Mengidentifikasi karakteristik usia dan jenis kelamin anak
usia prasekolah
3. Mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan
perkembangan anak usia prasekolah
4. Mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gadget
terhadap perkembangan anak usia prasekolah
5. Untuk menganalisis Hubungan antara penggunaan gadget

terhadap perkembangan bahasa, psikososial, emosional dan

interaksi social anak usia prasekolah

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pendidikan


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data tentang
hubungan penggunaan gadget terhadap perkembangan anak usia
prasekolah

2. Bagi orangtua
Dengan adanya penelitian ini diharapkan orang tua/wali dapat lebih

selektif memberikan mainan kepada anak, terutama memberi izin

bermain gadget karena perlu ketegasan dan pendampingan orang

tua dalam memberikan batasan waktu untuk bermain gadget

3. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat mengetahui bahwa

adanya hubungan antara penggunaan gadget dengan

perkembangan anak usia prasekolah

4. Bagi peneliti selanjutnya


Penelitian ini dapat diterapkan dan menjadi sumber referensi ilmu

pengetahuan dalam bidang keperawatan, dan menjadi sumber data

yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian yang


sama dilakukan penulis saat ini, namun berdasarkan penelusuran
pustaka didapat penelitian terkait antara lain dilakukan oleh :
1. Vivi syofia sapardi (2017) melakukan penelitian dengan judul
penelitian “Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap
Perkembangan Anak Usia Prasekolah”. Dalam penelitian ini
menggunakan metode desain survey analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Total sampling dengan
jumlah sampel 47 orang menggunakan instrumen penelitian
kuesinoer dan format KPSP. Analisa data menggunakan
analisis bivariat. Persamaan penelitian ada pada variabel
penelitian terkait hubungan antara penggunaan gadget dan
perkembangan anak. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu dan anak usia psasekolah yang terdaftar di TK
PAUD Islam Budi Mulia. Persaamaan juga terdapat di teknik
pengambilan sampelnya dengan total sampling. Analisa data
yang digunakan analisi bivariat. Perbedaan penelitian ada pada
metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan survey
analitik sedangkan kami ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
2. Miftakhul Ulfa (2018) : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6,
No.3, hal 200-209 melakukan penelitian dengan judul “Analisa
Deteksi Dini dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia
Prasekolah“. Dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan survey analitik. Jumlah
responden sebanyak 77 responden. Instrument yang digunakan
KPSP, deteksi autis (CHAT), deteksi gangguan emosional
(KMEE) dan deteksi gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (GPPH). Pengambilan data dalam kegiatan
penelitian yang dilakukan di sekolah TK Aisyiyah Bustanul
Athfal 12 Malang. Populasi dalam penelitian ini semua orang
tua siswa dan Guru TK A, B dan Kelompok Bermain. Perbedaan
penelitian ada pada instrumen yang digunakan pemantauan
perkembangan anak menggunakan KPSP, deteksi autis
(CHAT), deketksi gangguan emosional (KMEE) dan Deteksi
GPPH sedangkan kami ingin melakukan penelitian
menggunakan DDST (Denver Development Screening Test).
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
pendekatan survey analitik sedangkan kami ingin meneliti
dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Persamaan yang ada pada penelitian ini tidak ada.
3. Nurbaity, Okta Dana Wira Utami (2017), Volume 6, Nomor 1, J
melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengn Tahap Perkembangan Anak Usia Pra
Sekolah di Taman Kanak-Kanak Kenten Permai”. Dalam
penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan
cross sectional pada tanggal 27 April 2017. Populasi pada
penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia
prasekolah (3-6 tahun) di TK Kenten Permai Palembang yang
sebanyak 35 orang. Sampel pada penelitian ini adalah semua
ibu yang memiliki anak usia pra sekolah (3-6 tahun) di TK.
Kenten Permai Palembang Dari hasil uji Chi-Square didapatkan
nilai P Value = 0,002< α (0,05). Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariate.
Perbedaan ada pada metode penelitian dalam penelitian ini
menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional sedangkan kami ingin meneliti menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptiif. Pada populasi
penelitian ini adalah semua ibu dan anakkusia prasekolah usia
3-6 tahun sedangkan kami ingin melakukan penelitian dengan
populasi penelitian orang tua murid dan seluruh anak usia
prasekolah usia 4-6 tahun. Perbedaannya juga ada pada
analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa
univariat dan bivariat sedangkan kami ingin menganalisis
menggunakan analisis bivariat untuk melihat hubungan
penggunaan gadget terhadap perkembangan anak. Persamaan
yang ada pada penlitian ini tidak ada.
4. Monik P, Hesti Lestari H, Rocky Wilar (2015) melakukan
penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keterlambatan Perkembangan Anak Taman Kanak-
Kanak”.Dalam metode penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang.
Sampel penelitian ini sebanyak 94 anak yang memenuhi
kriteria inklusi di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Passi Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow bulan oktober–november
2014. Populasi penelitian adalah semua anak-anak di wilayah
Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow dan
semua orang tua yang bersedia mengikuti penelitian dengan
menandatangani informed consent Instrumen penelitian untuk
mengukur perkembangan menggunakan KPSP, dengan nilai ≤ 6
dikatakan keterlambatan. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian adalah analisis bivariat dengan uji statistic chi square
test. Perbedaan ada pada metode penelitian dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain potong
lintang sedangkan kami ingin meneliti menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptiif. Perbedaannya juga ada
pada instrument penelitian ini menggunakan KPSP sedangkan
kami ingin melakukan penelitian menggunakan DDST (Denver
Development Screening Test). Persamaan pada penelitian ini
tidak ada.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gadget

a. Pengertian Gadget
Gadget adalah istilah bahasa Inggris yang
mendefinisikan alat elektronik kecil dengan berbagai
fungsi (Febriati dan Fauziah, 2020). Pada era sekarang
ini handphone disebut dengan smart phone atau gadget,
selain untuk panggilan jarak jauh dan pengiriman pesan
singkat, alat tersebut juga dapat digunakan untuk banyak
hal lainnya (Febriati dan Fauziah, 2020)
b. Penggunaan durasi gadget
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rideout,
ditemukan bahwa anak usia 2-4 menghabiskan 1 jam 58
menit di depan layar setiap hari, sedangkan anak usia 5-
8 menghabiskan 2 jam di depan layar setiap hari. 21 jam
sehari. Ini bertentangan dengan pandangan Starburger
yang percaya bahwa anak-anak hanya bisa berada di
depan layar <1 jam sehari. Anak-anak di bawah usia 5
tahun boleh diberikan gadget. Namun harus
memperhatikan waktu pemakaiannya, misalnya hanya
bisa bermain selama setengah jam, dan hanya di waktu
senggang bias bermain gadget seminggu sekali
(misalnya hari sabtu atau minggu).
c. Manfaat penggunaan gadget untuk anak
Perlu diketahui bahwa masa pertumbuhan anak yang
sangat sensitif (1-5 tahun) disebut masa keemasan atau
The Golden Age. Pada saat ini semua aspek
perkembangan intelektual yaitu kecerdasan, emosi, dan
kecerdasan spiritual telah mengalami perkembangan
yang luar biasa, dan pengaruh tersebut akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan
selanjutnya hingga dewasa. Ketika anak-anak berada di
masa keemasan, mereka menjadi peniru yang andal,
mereka lebih pintar dari yang kita pikirkan dan lebih
pintar dari yang kita lihat, jadi kita tidak boleh
menganggapnya enteng. Jika Anda memberi anak Anda
gadget mainan, hal itu akan memengaruhi proses
pemerolehan bahasa. Bukan hanya pengaruh bahasa,
yang lebih mengkhawatirkan adalah perkembangan
emosi anak yang terganggu. Mereka akan menjadi
mudah tersinggung, bersemangat untuk marah, dan
bahkan sulit untuk mengendalikan emosinya, atau
bahkan tidak mampu mengendalikan emosinya.

d. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Gadget

Dampak positif

1. Menambah ilmu pengetahuan


Gadget kini menjadi media yang dapat memudahkan
kita dalam mengakses informasi dimana pun dan
kapan pun, bahkan ank - anak juga sudah tidak asing
lagi dalam mengunakan gadget
2. Kebiasaan baik
Pada saat anak-anak ingin bermain games tentunya
mereka akan menggunakan gadget, dengan
pemilihan aplikasi games yang tepat anak – anak juga
dapat meniru kebiasaan-kebiasaan baik itu. Hal ini
dapat terjadi karena anak-anak akan mencontoh apa
yang di lakukan oleh karakter dalam games tersebut.
Dampak negatif
1. Gangguan kesehatan fisik seperti sakit mata dan
sakit kepala pada anak
2. Gangguan keseimbangan, akibatnya terjadi
obesitas karena malas beraktivitas
3. Gangguan tidur

B. Konsep Perkembangan Anak

a. Pengertian Perkembangan Anak


Perkembangan merupakan suatu pola yang teratur
terkait perubahan struktur, pikiran, perasaan, atau perilaku
yang dihasilkan dari proses pematangan, pengalaman, dan
pembelajaran. Perkembangan anak adalah bagian
mendasar dari perkembangan manusia, menekankan bahwa
arsitektur otak dibentuk pada tahun 10 tahun pertama, dari
interaksi warisan genetik dan pengaruh lingkungan di mana
anak tinggal (Fraser Mustard, 2009; Shonkoff et al., 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan masa prasekolah


merupakan tahap dasar yang sangat berpengaruh, dan
menjadi dasar untuk perkembangan selanjutnya (Adriana
D,2013). Periode ini sangat singkat sehingga disebut masa
kritis dan masa emas. Gangguan tumbuh kembang terkecil
pada anak prasekolah jika tidak terdeteksi dan diintervensi
sejak dini akan menurunkan kualitas sumber daya manusia
di masa yang akan datang. Menurut Susanto, Ahmad (2011)
meyakini bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak, seperti faktor keturunan, lingkungan,
kedewasaan, pembentukan, minat dan bakat, serta
kebebasan. Menurut hasil penelitian Novitasari dan
Khotimah , salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak adalah kebiasaan bermain gadget.
b. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan
1) Warisan Genetik
Pada saat pembuahan sel telur oleh sel sperma,
setiap manusia menerima jumlah kromosom yang
sama dari masing-masing orangtua. Karakteristik
yang diwarisi dari setiap orang tua dibawa gen
pada 23 pasang kromosom, yang membawa
informasi genetik yang menentukan diferensiasi,
pertumbuhan, dan fungsi seluler orang tersebut.
Faktor keturunan mempengaruhi perkembangan
banyak penyakit, seperti kanker dan diabetes.
Proyek Genom Manusia, selesai pada tahun 2003,
adalah proyek penelitian nasional dan
internasional untuk memetakan estimasi 35.000
hingga 140.000 gen dalam kromosom manusia
(Taylor et al., 2011).
2) Status Kesehatan
Anak yang mengalami kesehatan berkembang
secara normal sepanjang siklus hidupnya. Namun,
apabila anak sakit atau mengalami kecacatan
dapat mengganggu pencapaian tahap
perkembangan. Individu dengan kondisi kronis
akan sering mengalami keterlambatan dalam
tahap perkembangan. Sakit atau cacat dapat
mengganggu pencapaian tahap perkembangan.
Individu dengan kondisi kronis akan sering
mengalami penundaan dalam memenuhi tahapan
perkembangannya (DeLaune & Ladner, 2011).
3) Faktor prenatal, individu dan pengasuh
Perkembangan janin dapat dipengaruhi oleh usia
ibu. Sebagai contoh ibu yang melahirkan pada
usia kurang dari 15 tahun (terlalu muda) atau lebih
dari 35 tahun (terlalu tua) memiliki risiko yang lebih
besar. Faktor individu yang mungkin timbul dalam
perkembangan diubah dari lahir sampai remaja
termasuk bawaan atau gangguan genetik,
kerusakan otak akibat kecelakaan atau
penyalahgunaan, visi dan gangguan pendengaran,
penyakit kronis, nutrisi yang tidak memadai,
kemoterapi atau terapi radiasi, keracunan timbal,
kemiskinan, dan penyalahgunaan zat. Faktor
pengasuh yang melakukan pengabaian dan
kekerasan pada anak dapat berpengaruh negatif
terhadap perkembangan yang mengabaikan dan
melanggar, keterbelakangan mental atau
ketidakmampuan belajar. (Taylor et al., 2011).
4) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang sering disebut milieu
merupakan tempat anak tersebut hidup, dan
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar
anak. Fungsi lingkungan sebagai penyedia
(provider) kebutuhan dasar anak. Lingkungan
dapat dikelompokkan ke dalam 4 macam
lingkungan, yaitu : lingkungan keluarga,
lingkungan perlindungan kesehatan anak,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan stimulasi
atau pendidikan. Lingkungan diharapkan mampu
menyediakan ketiga kebutuhan dasar anak.

Faktor lingkungan dapat mengubah proses


perkembangan anak seperti kemiskinan dan
kekerasan. Pengaruh masing-masing faktor dapat
terjadi secara mandiri, tetapi saling terkait,.
Sebagai contoh bayi yang kekurangan gizi di
dalam Rahim, maka akan berakibat sel-sel otak
berkembang lebih sedikit dibandingkan bayi yang
mendapatkan asupan gizi prenatal yang memadai.
5) Pengaruh kebudayaan
Masyarakat mengharapkan orang untuk
menguasai keterampilan tertentu dalam setiap
periode perkembangan. Seorang individu pada
usia tertentu menguasai tugas tertentu yang
ditentukan oleh budaya.
6) Faktor pertemanan
Anak usia prasekolah juga membutuhkan interaksi
dengan teman-teman. Mempelajari cara berteman
dan berteman adalah bagian penting dari sosial
perkembangan. Teman mungkin anak-anak lain di
lingkungan itu atau mereka yang berada di taman
kanak-kanak atau tempat penitipan anak. Teman
istimewa adalah seseorang itu 57 anak prasekolah
dapat peduli, berbicara, dan bermain. Anak usia
prasekolah lebih cenderung untuk menyetujui
aturan dan ingin menyenangkan teman dan
menjadi seperti mereka. Anak prasekolah suka
menyanyi, menari, dan berakting dan akan
menikmati kegiatan ini bersama teman-teman.
Perbedaan pendapat mungkin terjadi, tetapi orang
tua dapat mendorong anak-anak untuk
mengekspresikan pandangan mereka,
mendiskusikan dan menyelesaikan konflik, dan
terus menjadi teman.

Sebagai contoh, waktu untuk penguasaan


pelatihan toilet sangat dipengaruhi oleh norma
budaya. Berikut ini adalah contoh bagaimana
sosialnya harapan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan seseorang:
• Seorang anak yang tumbuh di rumah tangga
yang miskin secara ekonomi mungkin menerima
makanan yang tidak memadai, tempat tinggal,
pengasuhan emosional, dan stimulasi intelektual
dengan gangguan yang diakibatkan pada
perkembangan fisik, psikososial, dan kognitif.
•Seorang wanita mungkin tidak diharapkan untuk
sepenuhnya menggunakan kemampuan
intelektualnya dengan demikian, dia telah
mengubah perkembangan kognitif.
• Seorang pria mungkin berkecil hati untuk
menunjukkan kelembutan dan perilaku
memelihara; Keputusasaan seperti itu
menyebabkan disfungsional perkembangan
psikososial. (DeLaune & Ladner, 2011).
7) Perangai
Pada saat anak-anak berusia 3 tahun, mereka
menyadari bahwa apa yang mereka lakukan
sebenarnya penting. Akan sangat membantu bagi
orang tua untuk melihat anaknya seorang peserta
aktif dalam hubungan orangtua-anak.
Temperamen anak telah menjadi indikator yang
dapat diandalkan tentang bagaimana orang tua
mungkin mengharapkan anak untuk bereaksi
dalam situasi tertentu. Ketika orang tua selaras
dengan temperamen anak prasekolah, lebih
mudah untuk menemukan cara untuk
memudahkan transisi dan perubahan untuk anak
itu. Di bidang orientasi tugas, temperamen dapat
berkisar dari yang sangat penuh perhatian dan
gigih terhadap yang lebih teralihkan dan aktif
(Child Development Institute, 2019).
8) Faktor ketakutan
Dengan imajinasi mereka yang jelas, anak-anak
prasekolah mengalami berbagai ketakutan. Anak-
anak prasekolah mungkin takut dengan suara
keras seperti mesin Sirine (api) atau anjing yang
menggonggong. Monster imajiner dapat menakuti
anak itu. Anak-anak prasekolah sering takut pada
orang yang tidak mereka kenal juga kepada
orangorang aneh (Sinterklas atau orang-orang
yang terlihat atau berpakaian sangat berbeda dari
yang biasa mereka lakukan). Banyak anak
prasekolah takut akan kegelapan. Anak-anak
prasekolah juga mungkin takut akan serangga dan
juga binatang yang tidak mereka kenal.
c. Tahapan perkembangan
Menurut Hurlock dalam bukunya yang berjudul Child
Development, perkembangan anak dibagi menjadi 5
periode,yaitu :
1. periode pra lahir yang dimulai dari saat pembuahan
sampai lahir. Pada periode ini terjadi perkembangan
fisiologis yang sangat cepat yaitu pertumbuhan
seluruh tubuh secara utuh.
2. Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir.
Masa ini terhitung mulai 0 sampai dengan 14 hari.
Pada periode ini bayi mengadakan adaptasi terhadap
lingkungan yang sama sekali baru untuk bayi tersebut
yaitu lingkungan di luar rahim ibu.
3. Masa bayi adalah masa bayi berumur 2 minggu
sampai 2 tahun. Pada masa ini bayi belajar
mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi tersebut
mempunyai keinginan untuk mandiri.
4. Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa
kanak-kanak dini dan akhir masa kanak-kanak. Masa
kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2 sampai
6 tahun, masa ini disebut juga masa pra sekolah yaitu
masa anak menyesuaikan diri secara sosial. Akhir
masa kanak-kanak adalah anak usia 6 sampai 13
tahun, biasa disebut sebagai usia sekolah.
5. Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai 16
tahun. Masa ini termasuk periode yang tumpang
tindih karena merupakan 2 tahun masa kanak-kanak
akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik
tubuh anak pada periode ini berubah menjadi tubuh
orang dewasa.

d. Aspek - aspek perkembangan


1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot besar seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya.
2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan
bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, mejimpit,
menulis, dan sebagainya
3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak
(Kemenkes RI, 2017 : 5-6)

e. Ciri – ciri tumbuh kembang anak


Menurut Hurlock EB, tumbuh kembang anak mempunyai
ciri-ciri tertentu, sebagai berikut :
1. Perkembangan melibatkan perubahan, Perubahan
pertumbuhan fisik (perubahan ukuran tubuh maupun
proporsi tubuh, ciri-ciri lama hilang,timbul ciri-ciri baru,
bertambahnya fungsi dan ketrampilan)
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada
perkembangan selanjutnya. Pada tumbuh kembang
anak, terdapat suatu aspek perkembangan yang
sangat mendebarkan yaitu saat pertama, seperti
tersenyum pertama, kata pertama, berjalan pertama,
dan lain-lain. Hal tersebut sangat perting karena
menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses
belajar). Maturitas adalah kemampuan khas yang
berasal dari potensi genetik dan belajar adalah
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan, Arah
perkembangan dapat diramalkan yaitu sefalokaudal
dan proksimodistal. Perkembangan motorik kasar
berlangsung sefalokaudal yaitu mulai dari daerah
kepala sampai ke kaki.
C. Kerangka Teori Penelitian

Kerangka teori adalah kumpulan dari rangkuman konsep


rancangan baru yang berasal dari proses pikir berupa deduktif
ataupun induktif di asumsikan sebagai variabel-variabel yang
akan di teliti oleh peneliti (Aziz Alimul Hidayat, 2017).

Gadget adalah istilah bahasa Inggris yang


Perkembangan anak prasekolah
mendefinisikan alat elektronik kecil dengan usia 4-6 tahun
berbagai fungsi (Febriati dan Fauziah,
2020).

Faktor yang mempengaruhi


perkembangan anak :
1. Bahasa
2. Psikososial
3. Emosional
Dampak penggunaan Gadget
 Dampak Positif 4. Interaksi sosial
 Dampak Negatif 5. Motorik

Penilaian durasi Gadget


dikategorikan sebagai berikut :
1. ≤ 1 jam dalam sehari
2. > 1 jam dalam sehari

Normal Terlambat
D. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep merupakan gambaran dari teori-teori yang


digunakan sebagai bahan penelitian yang menghubungkan antara
variabel-variabel penelitian yang di tentukan (Aziz Alimul H, 2017)

Perkembangan
Bahasa,Psikososial, Perkembangan Anak
Emosional,Interaksi
Sosial,Motorik

Variabel Independen Variabel Dependen

Keterangan :

: Diteliti

: Hubungan

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu asumsi sementara tentang hubungan


antara dua atau lebih variable yang diharapkan bisa
memberikan jawaban sementara atau suatu pertanyaan dalam
suatu penelitian (Nursalam,2016). Hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :

1.Hipotesis Nol (HO)

HO : Tidak ada hubungan antara penggunaan gadget terhadap


perkembangan anak
2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ha : Ada hubungan antara penggunaan gadget terhadap


perkembangan anak

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan


pendekatan Studi Deskriptif. Data di kumpulkan melalu kuesioner
dan wawancara terhadap perkembanganpenggunaan gadget anak
usia prasekolah dengan usia 4-6 tahun

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah anak usia prasekolah yang berusia
4-6 tahun atau yang masih masih menggunakan gadget yang
berada pada ruang lingkup sekolah TK Al- Azhar 4 Samarinda total
sampel 50 orang. Yang akan melakukan pengisian kuesioner dan
wawancara tentang hubungan penggunaan gadget terhadap
perkembangan bahasa, psikososial, emosional, interaksi social dan
motorik anak usia prasekolah.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui apa saja Hubungan


Penggunaan Gadget terhadap peerkembangan anak usia
prasekolah. Untuk memperoleh hasil yang baik maka kami
melakukan penelitian ini di TK Al-Azhar 4 Samarinda , dan
dilakukan dari bulan April hingga juli 2021.

D. Identifikasi Variabel Penelitian


Menurut Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2015, hal 38)
variabel adalah objek atau atribut yang memiliki variasi antara satu
sama lainnya. Identifikasi variabel dalam penelitian ini sangat
penting karena di gunakan untuk memfokuskan data yang yang
ingin di cari, dan juga membantu dalam analisis data.

Penelitian ini memiliki variabel independen (bebas) dan


dependen (terikat) sebagai berikut.

a) Variabel dependen (terikat)


1. Perkembangan Anak
b) Variabel independen (bebas)
1. Bahasa
2. Psikososial
3. Emosional
4. Interaksi Sosial
5. Motorik

E. Definisi Konseptual

Menurut Singarimbun dan Sofian (2008, 43), definisi


konseptual adalah pengartian dari konsep yang digunakan, untuk
memudahkan penelilti untuk menggunakan konsep di lapangan.
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas , dapat
dikemukakan definisi konseptual dari masing-masing variable yang
ada , sebagai berikut :

a) Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa adalah aspek terpenting dari


anak usia dini. Bahasa adalah ekspresi pikiran seseorang
yang dipertukarkan dengan orang lain. Menggunakan
bahasa, anak akan lebih mudah berkomunikasi dengan
orang lain melalui mulut ke mulut, gerak tubuh atau tulisan.
Dengan pengembangan teknologi media komunikasi yang
kompleks semakin beragam, salah satunya melalui
pemanfaatan alat kecil.

b) Perkembangan Psikososial

Perkembangan psikososial anak adalah


perkembangan psikologis, moral dan emosional, serta
perkembangan anak, jenis kelamin, perkembangan dunia
bermain anak, cara mengasuh anak, dan cara membina
relasi dengan anak usia 3-6 tahun pengalaman kerja dan
rasa otonomi., dan menguasai kesadaran aktif (Meta, 2017).
Menurut penelitian Cahyaningsih (2011), perkembangan
psikososial anak usia 3-4 tahun merupakan pengembangan
inisiatif yang diperoleh dengan cara mengevaluasi
lingkungan melalui kemampuan sensoriknya.

c) Perkembangan Emosional

Menurut Masitoh (2009), perkembangan emosi anak


prasekolah mengacu pada perolehan kemampuan untuk
melakukan perilaku dalam suatu keadaan yang disebabkan
oleh tubuh, termasuk perubahan kesadaran. Perubahan
perilaku dari usia 3-6 tahun pada hakikatnya merupakan
emosi yang mendalam. untuk anak-anak Dasar untuk
pengembangan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan
dalam skala yang lebih besar. Saat berinteraksi dengan
orang lain, tidak hanya menuntut individu untuk berinteraksi
dengan baik dengan orang lain, tetapi juga menuntut mereka
untuk mengontrol diri dengan baik. Ketidakmampuan
individu untuk mengontrol dirinya sendiri dapat menimbulkan
masalah emosional bagi orang lain. Anak dengan
kemampuan emosional yang baik akan mampu beradaptasi
dengan baik dengan lingkungan, keluarga, sekolah dan
teman-temannya.

d) Perkembangan Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial akan terjadi jika adanya sebuah kontak sosial
dan adanya komunikasi. Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa interaksi
sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama
(Soekanto, 1992). Pada anak usia dini interaksi sosial
memanglah sangat dibutuhkan karena anak nantinya akan
diajarkan bagaimana hidup bermasyarakat, lalu anak juga
akan diajarkan berbagai peran yang nantinya akan menjadi
indentifikasi dirinya, selain itu pula saat melakukan interasi
sosial anak akan memperoleh berbagai informasi yang ada
disekitarnya. Anak-anak mulai beradaptasi dengan teman
sebaya dan lingkungannya untuk mencapai perkembangan
sosial yang optimal.
e) Perkembangan Motorik

Motorik adalah aspek perkembangan yang juga


dikenal dengan aspek perkembangan fisik. Aspek motorik
dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah motorik
kasar. Sesuai dengan namanya maka motorik kasar lebih
condongkepergerakan tubuh anak seperti berlari,melompat,
menjinjit, memanjat,bergelantung, melempar,
danmenangkap. Sedangkan yang kedua yaitu
perkembangan motorik halus.Perkembangan ini dapat dilihat
ketika anak mampu mengkoordinasikangerakan mata
dengan jari seperti memegang atau menaruh dan
menoleh.Sedangkan untuk mengembangkan aspek motorik
halus bisa denganmengajak anak menggambar,
mewarnai,menggunting dan menyusun puzzle.

F. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
wawancara (interview), kuesioner.

a) Wawancara (interview)
Nazir (1983) mendefinisikan wawancara sebagai proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Lebih lanjut menyebutkan beberapa
hal untuk membedakan wawancara dengan percakapan
sehari-hari adalah :
1. Pewawancara dan responden biasanya belum
saling kenal mengenal sebelumnya.
2. Responden selalu menjawab pertanyaan
3. Pewawancara selalu bertanya
4. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan
kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat
netral.
5. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan
yang telah dibuat sebelumnya.

b) Kuesioner
Kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh
informasi pribadi misalnya sikap, opini, harapan dan
keinginan responden. Idealnya semua responden mau
mengisi atau lebih tepatnya memiliki motivasi untuk
menyelesaiakan pertanyaan ataupun pernyataan yang ada
pada kuesioner penelitian. Apabila tingkat respon (repon
rate) diharapkan 100%artinya semua kuesioner yang
dibagikan kepada responden akan diterima kembali oleh
peneliti dalam kondisi yang baik dan kemudian akan
dianalisis lebih lanjut.
G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat-alat yang


akan digunakan untuk mengumpulkan data. Instrument penelitian
bisa berupa kuesioner , formulir observasi , formulir-formulir lain
yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010) . Kuesioner biasanya berisi pertanyaan-
pertanyaan terulis yang digunakan untuk memperoleh data atau
informasi . Dalam penelitian ini menggunakan intrument penelitian
berupa kuesioner dengan cara memberikan serangkaian
pertanyaan-pertanyaan kepada responden Dalam penelitian ini
kuesioner diberikan kepada responden dengan pernyataan tertulis
yang sudah disusun dengan baik kemudian responden menjawab
pertanyaan tersebut.

Instrumen yang gunakan dalam bermain gadget adalah


dengan menggunakan lembar kuesioner meliputi :

1. Data identitas responden : nama, jenis kelamin, umur anak


Data identitas orangtua : pendidikan terakhir dan pekerjaan
Kuesioner tersebut berisi tentang pertanyaan yang ditujukan
untuk responden. Kuesioner penggunaan gadget terdiri dari
beberapa pertanyaan dengan cara memilih jawaban yang telah
disediakan dengan tanda checklist diamana setiap jawaban
dikriteriakan sebagai berikut : (1) tidak pernah, (2) kadang-
kadang, (3) sering, (4) sangat sering.
Sistem penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. ≤ 1 jam dalam sehari
b. > 1 jam dalam sehari

Tingkat Durasi Penggunaan Gadget dikategorikan menjadi :

a. Normal
b. Lama
2. Instrumen mengukur perkembangan anak
Instrument yang digunakan dalam mengukur perkembangan
adalah mengunakan DDST (Denver Development Screening
Test). Dengan kriteria sebagai berikut : normal jika dapa
melakukan tugas perkembangan sesuai dengan usia dan jika
tidak maka ada keterlambatan. Terlambat jika tidak dapat
melakukan tugas perkambangan sesuai usai dan terdapat lebih
dari 1 keterlambatan atau lebih.
Perkembangan anak dikategorikan menjadi :
a. Normal
b. Terlambat

H. Uji Validasi dan Reabilitas

Uji validasi adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari


instrument kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data
(Sugiono, 2011:122 )

Untuk uji reliabilitas digunakan tekhnik alpha cronbach ,


dimana suatu instrument dapat dikatakan handal ( reliable ) bila
memiliki konfisien kendalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih
(Arikunto, 2006:145 )

Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan uji validasi dan


reabilitas karena menggunakan instrument kuesioner yang dibuat
sesuai dengan konsep dengan melibatkan 50 responden siswa
sebagai sample penelitian. Tujuan dilakukan nya uji coba angket
adalah untuk mengetahui apakah pertanyaan / pernyataan tersebut
sudah valid atau reliable untuk mengukur penggunaan gadget
terhadap perkembangan anak .

I. Analisis Data

Analisa data penelitian ini menggunakan analisis data


kuantitatif . Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan
bantuan kuesioner . Data yang telah terkumpul akan dianalisis
menggunakan analisis bivariat untuk melihat hubungan
penggunaan gadget terhadap perkembangan anak.

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus sudah


mendapatkan izin persetujuan peneliltian terlebih dahulu dari pihak
terkait. Menurut Notoatmodjo (2010) secara garis besar ada empat
prinsip yang harus di pegang oleh penliti sebagai berikut :
a) Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for
human dignity)

Peneliti harus mempertimbangkan hak-hak dari


subjek penelitian untuk mendapatkan informasi pada
penelitian tersebut. Peneliti harus memberikan kebebasan
kepada subjek untuk memilih akan memberikan informasi
atau tidak. Sebagai yang di ungkapkan bahwa peneliti
menghormati harkat dan martabat subjek penelitian, peneliti
telah mempersiapkan formulir persetujuan (Informed
concent).

b) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subyek Penelitian


(respect for privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu
termasuk untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya
kepada orang lain, oleh sebab itu peneliti tidak boleh
menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasian
subyek. Peneliti menggunakan coding sebagai pengganti
identitas responden.
c) Keadilan dan Inklusivitas/Keterbukaan (Respect for justice
an inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti
dengan prinsip kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian.
Prinsip keterbukaan yakni peneliti menjelaskan prosedur
penelitian, sedangkan prinsip keadilan menjamin bahwa
semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan
keuntungan yang sama tanpa membedakan gender, agama,
etnis, dan sabagainya.
d) Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian (balancing ham
and benefits)
Penelitian yang dilakukan hendaknya memperoleh
manfaat sebaik-baiknya bagi masyarakat pada umumnya,
dan subjek penelitian pada khususnya peneliti berusaha
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya dampak buruk
yang merugikan bagi subjek.

K. Jadwal Penelitian

No Ma Ap Ju
Kegiatan Feb Mei Jul
r r n
Survey awal dan penentuan
1.
lokasi penelitian.
2. Penyusunan dan pengajuan judul
proposal
3. Perijinan Penelitian
4. Pengajuan proposal penelitian
5. Ujian Proposal
6. Pengumpulan data
7. Pengolahan data dan Analisa
data
8. Penyusunan hasil laporan
9. Seminar hasil
10. Perbaikan laporan
DAFTAR PUSTAKA

1. Sapardi VS. Hubungan Penggunaan Gadget dengan


Perkembangan Anak Usia Prasekolah di Paud/TK Islam Budi Mulia.
Menara Ilmu. 2018;XII(80):137–45.

2. Masyarakat K, Usia A, Di S, Banyuurip SDN. Hubungan


Penggunaan Gadget Dengan Interaksi Sosial. 2020;137–45.
3. Subarkah MA. Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak.
Rausyan Fikr J Pemikir dan Pencerahan. 2019;15(1):125–39.
4. Sejati YG, Nurlaili U. Meminimalisir Penggunaan Gadget Yang. :1–
7.
5. Nani Hasanuddin Makassar S. HUBUNGAN PENGGUNAAN
GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIALANAK
USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) DI PAUD SALSABILAH
KELURAHAN SAPANANG KABUPATEN PANGKEP Alfiah A. J Ilm
Kesehat Diagnosis [Internet]. 2018;13(2014):2302–531. Available
from:
http://www.ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/890
6. Anggrasari AP, Rahagia R. Pengaruh Penggunaan Gadget
Terhadap Perkembangan Bicara Dan Anak Usia 3-5 Tahun. J
Keperawatan dan Profesi Ners IJPN. 2020;1(1):18–24.
7. Masthura S, S MI, Renila AS. Hubungan Penggunaan Gadget
Dengan Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah di SD
Negeri 1 Kota Banda Aceh. J Aceh Med. 2018;2(1):171–5.
8. Imron R. Hubungan Penggunaan Gadget dengan Perkembangan
Sosial dan Emosional Anak Prasekolah di Kabupaten Lampung
Selatan. J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2018;13(2):148.
9. Viandari KD, Susilawati KPA. Peran pola asuh orangtua dan
penggunaan gadget terhadap interaksi sosial anak prasekolah. J
Psikol Udayana. 2019;6(01):76.
10. Merita M. Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun. Vol. 1, Jurnal
Abdimas Kesehatan (JAK). 2019. 83 p.

Anda mungkin juga menyukai