Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

MENGATASI KECEMASAN (STRES KOPING)

Disusun

MariMelda br Ginting

18200100134

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)

2021/2022
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

MENGATASI KECEMASAN (STRES KOPING)

A. Definisi
Kecemasan / ansietas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan
atau tegangan yang cepat mengusahakan koping. Koping kemudian dapat
dipandang sebagai suatu transaksi antara orang dengan lingkungan.
Keberhasilan transaksi menurunkan tegangan dan meningkatkan rasa
sejahtera. (Barbara, 1997).
Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri
keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan
perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. (Jeffrey,
2005)
Kecemasan / ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. (Gail, 2006)
Kecemasan dibagi menjadi 3 aspek, yaitu:
1. Aspek Fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan
keringat, menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi dll.
2. Aspek Emosional, timbulnya rasa panik dan rasa takut.
3. Aspek Mental atau Kognitif, timbulnya gangguan terhadap perhatian
dan memori, rasa khawatir, ketidakteratutan dalam berpikir, dan
bingung.

Tingkat Kecemasan (Anxietas)

1. Ansietas Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari,
ansietas ini menyebabkan individumenjadi waspada dan
meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
2. Ansietas Sedang
Memungkinkan individuuntuk focus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang
persepsi individu. Dengan demikian individu mengalami perhatian
yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika
diarahkan untuk melakukannya.
3. Ansietas Berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta berpikir tentang
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada
area lain.
4. Tingkat Panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Hal yang rinci
terpecah dari proposinya karena mengalami kehilangan kenadli,
individu yang mengalami panic tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan arahan. Panic mencakup disorganisasi kepribadian
dan menimbulkan peningkatan aktivitas motoric, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.

B. Indikasi
1. Penyakit Kronis progresif (Ex : Kanker, penyakit autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana Operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit Neurologis
7. Tahap Tumbuh kembang

C. Tujuan Tindakan
1. Mampu menggambarkan kecemasan pasien
2. Menunjukkan peningkatan konsentrasi dan ketepatan pikiran
3. Menunujukkan kemampuan untuk menyakinkan diri sendiri
4. Dapat mempertahankan tingakat fungsi peran yang diinginkan beserta
pemecahan masalahnya
5. Dapat mengidentifikasi dan mengemukakan pemicu kecemasan,
konflik dan ancaman
6. Menunujukkan kembalinya keterampilan dasar dalam pemecahan
masalah
7. Menunjukkan focus pikiran
8. Memiliki postur, ekspresi wajah, gerakan dan tingkat aktivitas yang
mencerminkan penurunan tekanan stress atau cemas.
9. Menunjukkan pengendalian diri terhadap kecemasan.

D. Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan koping individu
2. Ketidakberdayaan
3. Dukacita

E. Rasionalisasi Tindakan
Diharapkan dapat menurunkan kecemasan dan pasien dapat beradapatasi
dan memecahkan masalah.

F. Prosedur Tindakan
1. Pantau perubahan tanda – tanda vital dan kondisi yang menunjukan
peningkatan kecemasan klien.
Rasional : perubahan tanda – tanda vital dapat digunakan sebagai
indicator terjadinya ansietas pada klien.
2. Berikan informasi serta bimbingan antisipasi tentang segala bentuk
kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan dating.
Rasinoal : mempersiapkan pasien menghadapi segala kemungkinan,
krisi perkembangan atau situasional.
3. Ajarkan tehnik relaksasi diri dan pengendalian perasaan negative atas
segala hal yang dirasakan pasien.
Rasional : Tehnik menenangkan diri dapat digunakan untuk meredakan
kecemasan pada klien yang mengalami distress akut.
4. Instruksikan untuk melaporkan timbulnya gejala – gejala kecemasan
yang muncul tidak dapat lagi dikontrol
Rasional : Membantu memudahkan penyediaan layanan kesehatan
untuk menganalisis kondisi yang dialami oleh pasien.
5. Tingkatkan koping individu klien
Rasional : membantu klien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menghambar pemenuhan tuntunan dan
peran hidup.
6. Berikan dukungan emosi selama ansietas
Rasional : Memberikan dukungan emosi untuk menenagkan klien dan
menciptakan penerimaan serta bantuan dukungan selama masa
ansietas.
7. Kolaborasi pemberian obat jenis anti depresan apabila pasien benar –
benar tidak mampu mengendalikan dirinya.
Rasional : Agen farmakologi dapat digunakan sebagai satu pilihan
untuk meredakan kecemasan pada klien.

G. Kesenjangan Teori
Dalam beberapa teori yang sudah dibahas diatas dan saya ketahui tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek, serta pengalaman pasien yang
dialami.

Anda mungkin juga menyukai