0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
553 tayangan1 halaman
Buku ini membahas cara menulis dan mengarang dengan mudah melalui komitmen pada diri sendiri, bukan melalui bakat. Bakat tidak lebih dari minat dan ambisi yang terus dikembangkan melalui komitmen untuk menjadi penulis. Dengan komitmen yang kuat untuk terus menulis, mengarang dapat menjadi mudah dilakukan.
Buku ini membahas cara menulis dan mengarang dengan mudah melalui komitmen pada diri sendiri, bukan melalui bakat. Bakat tidak lebih dari minat dan ambisi yang terus dikembangkan melalui komitmen untuk menjadi penulis. Dengan komitmen yang kuat untuk terus menulis, mengarang dapat menjadi mudah dilakukan.
Buku ini membahas cara menulis dan mengarang dengan mudah melalui komitmen pada diri sendiri, bukan melalui bakat. Bakat tidak lebih dari minat dan ambisi yang terus dikembangkan melalui komitmen untuk menjadi penulis. Dengan komitmen yang kuat untuk terus menulis, mengarang dapat menjadi mudah dilakukan.
Penulis: Andrias Harefa Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: 2002 Tebal: XIV + 105 Halaman Aktivitas menulis sering kali dikaitkan dengan bakat seseorang. Padahal, tidak selamanya bakat dapat membuat aktivitas tulis-menulis menjadi selancar dan semudah yang kita bayangkan. Pada cover buku berulang kali para pakar menyatakan bahwa menulis- mengarang bias menulis merupakan pelajaran dasar yang sudah kita kuasai. Dapat didapatkan semenjak duduk di bangku SD bahkan di taman kanak-kanak. Dengan kata lain, mengarang adalah keterampilan sekolah dasar. Namun, sering kali ketika kita hendakm menuangkan ide- ide kita dalam bentuk Tulisa, sesuatu yang bernama “bakat” selalu menjadi semacam “kambing hitam” yang harus siap dipersalahkan. Mengarang bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, bukan hal yang sulit jika ada komitmen, janji pada diri sendiri tentu saja, jika komitmen itu di niati untuk benar-benar ditepati. Komitmen, inilah kata kunci agar proses menulis dan mengarang menjadi mudah. Komitmen tersebut adalah janji pada diri sendiri bahwa saya akan menjadi penulis. Jadi, menulis itu bukan perlu bakat, sebab bakat tidak lebih dari “minat dan ambisi yang terus- menerus berkembang.” Jadi, jika “bakat” bermakna demikian, segala sesuatu memerlukan bakat, tidak hanya dalam soal tulis-menulis. Masalahnya kemudian, bagaimana agar ambisi tersebut terus dipelihara sampai waktu yang lama? Jawabnya, ”komitmen pada diri sendiri.”