Anda di halaman 1dari 2

Hukum alam

Hukum alam (natural law atau lex naturalis) adalah hukum yang berlaku universal dan abadi, artinya
berlaku dimana pun juga, dan pada saat apapun juga. Adanya konsepsi hukum alam ini, merupakan
pencerminan dari usaha manusia dan kerinduan manusia akan keadilan mutlak, serta merupakan
pencerminan dari usaha manusia untuk menemukan hukum yang lebih tinggi dari hukum positif.

Tokoh dari hukum alam dipelopori oleh Zeno, dimana ia berpendapat bahwa hukum alam
sebenarnya bertitik tolak dari pendapat Aristoteles tentang kedudukan manusia di alam semesta ini.
Dan beberapa pendukungnya Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, serta Grotius.

Kebaikan dari hukum alam adalah konsepnya mengenai adanya keadilan mutlak yang berlaku
universal dan abadi bagi manusia. Keburukannya dari hukum alam adalah walaupun berdasarkan
hukum alam tetapi akhirnya dipengaruhi juga dengan keadaan sekelilingnya, yang berupa agama,
kebiasaan, perdagangan, iklim, dan sebagainya.

Prinsip utama hukum alam adalah hukum itu berlaku secara universal dan bersifat pribadi. Adapun
jenisnya antara lain dibedakan menjadi dua: hukum alam yang bersumber dari Tuhan, dan hukum
alam yang bersumber dari rasio manusia. Adapun Teori hukum Thomas Aquinas, menyatakan bahwa
menurutnya hukum ada 4, yaitu : Lex aeterna</em> (ratio Tuhan, bukan indra manusia); Lex divina
(bagian ratio Tuhan = indra manusia); Lex naturalis (penjelmaan lex aeterna dalam ratio manusia);
dan Lex positivis (hukum yang berlaku, yang merupakan pelaksanaan hukum alam, disesuaikan
dengan keadaan dunia). Jadi hal inilah yang kemudian dipahami sebagai universalisasi hukum yang
dianggap menjadi kekuatan dari prinsip-prinsip pemikiran hukum alam. Universalisasi hukum
berdampak pada validitas norma hukum yang ada sekarang, dengan mendasarkan validasi tersebut
pada nilai-nilai yang universal.

Universalisasi ini dinampakkan pada pemberlakuan nilai-nilai moral, yakni dengan nilai-nilai yang
diturunkan dari Tuhan, yang secara filosofis dapat dikenakan kepada manusia. dengan kekuatan
tersebut, hukum alam dapat memberikan jawaban atas persoalan-persoalan moral yang tidak dapat
diselesaikan oleh hukum masa kini. Selain itu, prinsip-prinsip universal yang dikenalkan oleh hukum
alam ini juga menjadi acuan bagi pembentukan hukum pada masa kini. Dapat dipahami bahwa
prinsip-prinsip universal hukum alam dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan
hukum. Hukum alam dipengaruhi oleh pandangan atau keyakinan bahwa seluruh alam semesta yang
ada dimana diciptakan dan diatur oleh Tuhan, yang juga meletakkan prinsip-prinsip abadi untuk
mengatur berjalannya alam semesta. Ini yang disebut dengan pandangan teologis, sementara
pandangan sekuler dalam hukum alam dilakukan dengan landasan bahwa manusia dengan
kemampuan akal budinya dab dunianya menjadi sumber tatanan masyarakat yang ada. Dengan
demikian tidak ada batasan yang konkrit mengenai sifat/pandangan universal, karena nilai-nilai
moral dipandang dapat dikenakan secara universal.

Sifat universal ini kemudian juga sekaligus menjadi kelemahan mendasar dari perkembangan hukum.
Sebab, universalisasi hukum alam berada di tataran yang sangat metafisis, sehingga kurang
menyentuh kehidupan konkrit masyarakat. Prinsip hukum alam yang berada pada tataran abstrak,
harus dipositivisasikan ke dalam norma yang lebih baku dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
yang konkrit. Selain itu, hukum alam menekankan keberadaan pendekatan yang berada pada tataran
yang filsafatis, sehingga validasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keadilan hukum, harus
berdasarkan nilai-nilai hukum alam yang berasal dari Tuhan, dimana pemaknaannya sangat sulit
dilakukan dan kompleks.

Anda mungkin juga menyukai