Editor
Annisa Ayu Shafira
Ilustrator
Annisa Ayu Shafira
3|PEARLTH PLANET
Prolog
A Brief History of Pearlth
Dahulu sekali, disebuah planet bernama Pearlth,
ketika ilmu pengetahuan belum terlahir disana. Ketika sains
masih asing di telinga warga Pearlth. Ketika mereka masih
belum mengerti tentang peristiwa yang terjadi
disekitarnya. Orang-orang Pearlth mulai menciptakan mitos
dan cerita karangan untuk menjelaskan bagaimana suatu
fenomena disekitar mereka bisa terjadi.
4|PEARLTH PLANET
itu bersikap seperti bagaimana manusia, sama egoisnya,
sama serakahnya dengan manusia di Pearlth. Warga mulai
sadar bahwa sifat dewa itu diciptakan oleh mereka itu
sendiri. Jika seekor mamalia akan membayangkan
bagaimana wujud dewa maka ia akan membayangkan
dewa itu berbulu dan menyusui.
5|PEARLTH PLANET
terpelajar saja. Sebelum pendidikan diresmikan warga kota
Atlanta mulai dapat membangun kebudayaan, politik, dan
negaranya. Disebabkan oleh pembagian strata sosial di
masyarakat Atlanta dimana kaum terpelajar dapat
berkreativitas sedemikian rupa sehingga dapat memikirkan
mengenai kebudayaan, etika, dan politik sedangkan
pekerjaan berat dilakukan oleh para budak yang biasanya
orang-orang berasal dari kota buangan Utgard.
6|PEARLTH PLANET
orang memilih berbondong-bondong memiliki Gennus.
Tentu saja da yang mengabaikan sang Dominus atau
bahkan mengkritisinya.
7|PEARLTH PLANET
PEARLTH MAP
8|PEARLTH PLANET
Bab I
Bad System
Genuss adalah sistem pengelompokan manusia
berdasarkan golongan tertentu di planet Pearlth yang
membagi orang-orang menjadi tiga golongan. Sistem ini
sudah ada sekitar dua ribu tahun lalu dan masih digunakan
di seluruh planet Pearlth. Semua orang telah ditentukan
golongannya secara turun-temurun oleh suatu kelompok
yang dinamakan Famili. Meskipun begitu ada beberapa
berandalan yang tidak memiliki golongan. Mereka disebut
Antigenuss. Keberadaan mereka dianggap tidak benar oleh
karena itu mereka dikucilkan oleh oknum-oknum Genuss.
9|PEARLTH PLANET
cari. Nilai yang dikandung oleh sang Genus yang agung itu
sendiri buyar oleh pernyataan-pernyataan kontradiksi yang
dilancakar oleh dogma Genuss itu sendiri atau mungkin
pemerintah itu sendiri. Genuss menjadi sistem mematikan
pembunuh akal sehat dan nurani manusia. Dogma-dogma
yang dikeluarkan Genuss menjadi belati bermata dua yang
menyakiti tuannya sendiri. Genuss menjadi titik teratas di
planet Pearlth mengalahkan kemanusiaan itu sendiri.
10 | P E A R L T H P L A N E T
wanita-wanita di sekitarnya selalu berdecak kagum
terhadap kepribadian Rerum yang menawan dan atraktif.
11 | P E A R L T H P L A N E T
Ucapan Rerum membuat semua orang tersedak
makanannya. Terutama ayahnya, Prudens. Ia terlihat
sangat terkejut dengan ucapan Rerum. Meskipun secara
terdata keluarga Prudens digolongkan sebagai semitsm.
Namun di benak hati Prudens dia tidak setuju dengan
pemerintahan yang sedang terjadi disekitarnya pada saat
ini. Prudens adalah seorang aktivis Antigenuss yang
berhasil selamat dan menempuh jalan damai setelah
tragedi besar bertahun-tahun lalu. Meskipun saat ini ia bisa
hidup aman, namun dia selalu menentang sistem yang
tidak benar ini. Kini anaknya adalah salah satu
12 | P E A R L T H P L A N E T
yang dianggap adalah pria seperti Rerum yang berhasil
mengesampingkan perasaannya. Sedangakan bagi Frater
semua yang ada serasa membakarnya hidup-hidup.
Menahan perasaannya sendiri adalah hal yang sangat
menyiksa. Dengan kepergiam Rerum ke Alexandria menjadi
pembanding yang sangat menyakitkan bagi Frater untuk
mencapai hal yang seperti itu juga.
13 | P E A R L T H P L A N E T
Citizen’s Classification
Keterangan :
14 | P E A R L T H P L A N E T
Golongan Worked 20-25 bertugas kepada negara
sesuai spesifikasi
Golongan Reproduct 25-30 sudah harus memiliki
satu keturunan
Golongan Getting Old 30-70 mengabdi kepada
negara.
15 | P E A R L T H P L A N E T
Bab II
The Great Alexandria
Setelah meletakkan barang-barang bawaan di
kamar asramanya, Rerum memilih keluar dari kamarnya
dan berkeliling untuk menghapal seluruh sudut sekolah
barunya itu. The Academy Of Alexandria, akademi terbaik
kedua di Pearlth setelah akademinya sendiri di Atlanta.
Keduanya selalu bersaing untuk mendapatkan gelar
terbaik. Hanya penduduk tengah kota yang dapat masuk ke
kedua akademi ternama ini. Sangat sulit bagi warga
pinggiran kota untuk masuk ke akademi terhebat ini. Jika
ada mungkin hanya hitungan jari saja.
16 | P E A R L T H P L A N E T
permainan olahraga Alexandria memanglah terbaik.
Dibuktikannya dengan kemenangannya di kejuaraan
kemarin. Rerum akan membuat dirinya sehebat mereka
yang ia lihat. Di sudut lain ada sebuah gedung yang sangat
unik bentuknya. Tipe bangunan surealistis. Hampir delapan
puluh persen material bangunannya adalah kaca. Rerum
dapat melihatnya buku-buku itu yang sangat menggiurkan
Rerum. Ia segera membawa tubuhnya masuk ke gedung
perpustakaan itu.
17 | P E A R L T H P L A N E T
Pemuda itu menyingkirkan buku tuanya dari
wajahnya. Kini Rerum dapat melihat wajah orang di
depannya. Dia tidak terlihat seperti warga Alexandria.
Warga Alexandria memiliki warna kulit kehijauan.
Sedangkan kulit pemuda ini keunguan. Itu artinya dia
adalah bangsa Nord di tenggara. Kenapa ia bisa sampai
kesini menjadi misteri bagi Rerum. Pasalnya warga Nord
ada di daratan sebrang. Sulit sekali bagi bangsa Nord untuk
bersekolah di tempat ini. Pemuda itu tidak menjawab
sepatah katapun. Dia hanya menatap tanpa arti lalu pergi
meninggalkan Rerum.
***
18 | P E A R L T H P L A N E T
klasik hingga modern. Lectan hari ini membawa sebuah
buku yang sudah satu bulan penuh ia baca namun ia belum
juga puas dan menyelesaikannya. Lectan menemukan
sebuah buku yang sangat menyedot perhatiannya. Sebuah
buku tanpa penulis.
19 | P E A R L T H P L A N E T
setiap untaian katanya sampai-sampai bingung manakah
yang nyata. Apakah dia yang sedang membaca buku itu
ataukah kebenaran yang dikatakan oleh buku tua nan
usang itu. Lamunan Lectan terbuyarkan oleh seorang anak
laki-laki yang menyapanya.
20 | P E A R L T H P L A N E T
mendapatkan sebuah hak istimewa untuk masuk ke kota
besar Atlanta dan Alexandria. Dan disinilah Lectan berada
sekarang.
21 | P E A R L T H P L A N E T
“Aku bisa membantumu menerjemahkan buku itu.”
“Apa maksudmu?
“Tak masalah.”
22 | P E A R L T H P L A N E T
Bab III
Trash Known
Rerum dan Lectan menggunakan jubah hitamnya
mulai menyusup keluar area akademi. Keamanan di
Alexandria melemah sekitar pukul sebelas malam sampai
tiga pagi. Itu adalah kesempatan yang sangat baik bagi
mereka untuk pergi tanpa resiko yang berarti. Sebelumnya
Rerum dan Lectan telah diskusi ulang mengenai strategi
dan beberapa hal lainnya. Lectan telah berjanji akan
menceritakan keresahannya kepada Rerum mau tidak mau
agar dapat membantu misi pribadinya. Mereka berjalan
deengan cepat menembusi angin yang cukup kencang.
“Hey.”
“...”
“Terserah.”
23 | P E A R L T H P L A N E T
“Kukira kita telah menjadi teman. Aku akan
memanggilmu Lex kalau begitu.”
“...”
24 | P E A R L T H P L A N E T
berantakan, dan dia juga merasa Lectanlah yang akan
membantunya menyelesaikan papan puzzle miliknya.
25 | P E A R L T H P L A N E T
“Tentu saja. Itu akan meringankanku juga.”
26 | P E A R L T H P L A N E T
isyarat menutup mulutnya dengan kunci lalu kemudian
dibaunngya kunci itu.
27 | P E A R L T H P L A N E T
“Jika itu aku tahu. Zombie akan selalu mengejar
warga hidup dan memakan otaknya. Itu persis
sebagaimana posisiku. Petinnggi Genuss dan warganya
akan membunuhku jika aku tidak seperti mereka.”
“Terimakasih.”
“Silahkan.”
28 | P E A R L T H P L A N E T
harus melepaskan para tahanannya. Semua ketidak adilan
dan klasifikasi bodoh itu harus dihancurkan.”
“Caranya?”
“Tepat sekali.”
29 | P E A R L T H P L A N E T
Bab IV
Think the Strategy
Rerum mulai membuat strategi untuk manjalankan
misi mulianya merevolusi Pearlth. Gudang Loure menjadi
markas persembunyian mereka berdua. Pasalnya tempat
ini adalah tempat teraman yang ada di Alexandria. Hal ini
disebabkan karena Loure tidak begitu populer di luar jam
IPOGR. Mereka memulai diskusi dari titik startnya.
“Baguslah.”
31 | P E A R L T H P L A N E T
Yort dan Rod. Semua akan hidup dengan damai sebagai
bangsa Pearlth ”
“Itu benar.”
“Apa?”
32 | P E A R L T H P L A N E T
“Aku tahu.”
33 | P E A R L T H P L A N E T
Bab V
Prepare for a Battle
Setelah tujuh hari kedua pemuda itu telah
mendapat banyak dukungan dan pengikut. Sekitar 100
orang sekiranya telah dipimpin oleh mereka melalui suatu
media yang sangat sederhana namun kuat secara
bersamaan yaitu pers. Satu diantaranya berasal dari
Excecutif Of Alexandria, yang mana badan yang memegang
setiap kegiatan yang ada di Alexandria. Mereka hanya
sepuluh orang saja namun memiliki kekuasaan besar
terhadap Alexandria. Dialah Leo juru kunci yang berhasil
digugah pikirannya untuk melakukan pemberontakan yang
mulia ini. Dia adalalah panglima perang yang
sesungguhnya. Badannya tinggi dan besar. Tidak ada yang
berani berurusan dengan dia. Dia berkuasa penuh atas
keamanan Alexandria. Yang lainnya ada Andreas dia adalah
jurnalis yang cerdik di Alexandria. Dia bertanggung jawab
penuh atas media-media pers yang ada di Alexandria.
Mulai dari radio, koran mingguan, hingga papan informasi.
Dengan keberadaan mereka rencana mereka akan lebih
mudah untuk dilaksakan. Prinsipnya semakin banyak
semakin baik.
34 | P E A R L T H P L A N E T
Setelah mereka memegang kendali terhadap pers.
Koran-koran banyak disusupi tulisan-tulisan yang tidak
sejalan dengan prinsip Genuss. Salah satu yang paling
fenomenal adalah artikel yang ditulis oleh seorang tanpa
nama berjudul ‘Genuss has chain the Pearlth’. Hal ini tentu
saja terdengar ke telinga para Dominus. Banyak siswa
Alexandria yang mulai merasa tercerahkan sebab tulisan
itu. Demokrasi mulai berjalan kembali setelah sekian lama
hanya menjadi sebuah istilah fromal di Alexandria. Pecut
demokrasi disingkirkan dan dia dibiarkan berlari sendiri.
35 | P E A R L T H P L A N E T
Ini menjadi bencana yang sangat besar yang tidak
terbantahkan oleh para dominus.
36 | P E A R L T H P L A N E T
Dominus Hermoth adalah ahli strategi yang cerdik.
Dia merupakan keponakan langsung dari sang Dominus
Agung Zolzula. Dia sedang bersenang-senang disaat seperti
ini. Dia cukup mengharapkan tahta Dominus Agung. Dia
selalu bersaing deangan anak Zolzula yang dianggap tidak
kompeten.
37 | P E A R L T H P L A N E T
“Apa rencanamu Hermoth?”
38 | P E A R L T H P L A N E T
Bab VI
Wrong step
“Wow, kalian harus melihat ini kawan.”
39 | P E A R L T H P L A N E T
keamanan seluruh Pearlth. Atas perhatiannya saya ucapkan
terumakasih. Salam Dominus Agung.”
40 | P E A R L T H P L A N E T
“Aku tidak tahu. Kita membutuhkan surveyer.”
“Halo, Thea..”
41 | P E A R L T H P L A N E T
Setelah sambungan terputus. Rerum mengatasi rasa
penasarannya dengan bertanya kepda Andreas.
“Silahkan, Lex.”
“Baiklah.”
42 | P E A R L T H P L A N E T
mereka mandiri dari dogma-dogma yang ditanamkan
Genuss sejak bayi.”
43 | P E A R L T H P L A N E T
“Tentu saja Andy. Cepat katakan.” Thea membuka
kain hitam yang menutupi hidung dan mulutnya.
Membiarkan hidung mungil dan bibir tebalnya terekspos.
“Hmm begitulah.”
44 | P E A R L T H P L A N E T
“Baiklah. Itu mudah.”
“Lebih mudah.”
45 | P E A R L T H P L A N E T
Bab VI
Is this Love?
Althaia memberikan dokumen informasi yang telah
dipesan seminggu sebelumnya kepada Lectan. Tepat di
tenggat perjanjian.
“T-terimakasih.”
“Sudah kuduga.”
46 | P E A R L T H P L A N E T
“Menyebalkan sekali melihat dia kaku begitu.
Haha.”
“HAHAHA.”
47 | P E A R L T H P L A N E T
Meskipun begitu tetap saja, Lectan tidak mau
lengah. Dia selalu membuat smulasi permainan terburuk di
kepalanya. Dengan begitu dia bisa mengantisipasinya lebih
dini.
48 | P E A R L T H P L A N E T
Bab VII
A War
Hari yang besar telah tiba. Perang akan
dilaksanakan di sebuah gedung pegadilan di Alexandria.
Gedung megah dan suci itu bernama Agoora. Disanalah
tempat keadilan ditegakkan. Hari ini gedung itu akan
menjadi saksi bisu keadilan itu berdiri.
49 | P E A R L T H P L A N E T
Kemudian Hakim Agung Aurelius akan menjadi moderator
yang memandu jalannya diskusi dengan netral.
50 | P E A R L T H P L A N E T
mengancurkan sistem yang telah terbangun sempurna ini
dan berusaha untuk keluar darinya. Bayangkan saja jika
peraturan Genuss tidak ditegakkan maka semua orang
akan saling bereperang. Warga Pearlth menyakiti satu
sama lain tanpa ada hukuman yang diberikan. Dunia akan
kacau dan hancur. Oleh karena itulah kita harus
mempertahankan Genuss dan menjalankannya sesuai
dengan peraturan seperti biasanya. Dengan begitu saya
ucapkan terimakasih.”
51 | P E A R L T H P L A N E T
dikte lagi. Kita bukan lagi anak kecil. Bangsa kita sudah
dewasa. Kebohongan hanya akan membuat kami semakin
bodoh. Kami harus berpartisipasi dalam permasalahan
kami sendiri.”
52 | P E A R L T H P L A N E T
“Seseorang yang seumur hidupnya tinggal di sebuah
gua yang gelap mengira bahwa bayangan samar-samar
yang dilihatnya adalah sebuah kenyataan. Kemudian
seseorang mencoba mencari tahu asal bayangan itu dan
mendaki gua gelap itu. Kemudian ia mendapati dunia luar
yang sangat terang. Dia merasakan kesakitan luar biasa di
matanya karena dia tidak pernah melihat cahaya yang
seterang itu. Namun daripada balik kedalam gua yang
gelap itu, ia memilih membiasakan matanya dengan dunia
yang nyata itu. Saya selesai dengan argumen saya.“
53 | P E A R L T H P L A N E T
itu sesungguhnya cukup sulit karena harus memprediksikan
kemungkinan yang akan terjadi. Hanya orang yang pandai
dan kreatif yang dapat melakukannya.
54 | P E A R L T H P L A N E T
“Bukankah kita hidup dengan aman dan damai
sekarang. Kenapa kita harus susah-susah melakukan
revolusi?”
55 | P E A R L T H P L A N E T
melemparkan apapun yang dipegangnya kepada ketujuh
Dominus itu. Keadaan mulai tak terkendali pada saat itu.
Beberapa petugas keamanan datang dan melindungi ke-
tujuh dominus ke luar Agoora.
56 | P E A R L T H P L A N E T
Epilog
Freedom
Sidang akbar telah selesai. Hakim Agung telah
memutuskan untuk merevolusi sistem Genuss dan
disambut baik oleh seluruh warga Pearlth. Kini petinggi
Pearlth merumuskan ulang sistem tatanan Pearlth dengan
lebih memperhatikan kepentingan seluruh rakyat. Kelima
revolusioner itu kini telah diberikan nobel penghargaan
tinggi dan ditetapkan sebagai pahlawan internasional.
Mereka mendapatkan kehormatan dari seluruh warga
Pearlth.
57 | P E A R L T H P L A N E T
Dominus. Namun ternyata undangan tersebut malah
memiliki tujuan lain.
“Apa-apaan ini..”
“Tunggu.”
58 | P E A R L T H P L A N E T
diskriminasi lainnya. Kini warga Pearlth hidup dalam dunia
yang bebas dan sesuai dengan hakikatnya.
The End
59 | P E A R L T H P L A N E T
Profil Penulis
60 | P E A R L T H P L A N E T