( BUKU COKLAT)
PENYUSUN:
NIM : 20109011036
FAKULTAS KEDOKTERAN
SKENARIO 3
NGOS-NGOSAN
Seorang mahasiswa fakultas kedokteran berlari dengan kencang karena terlambat
mengikuti kuliah pagi yang berada dilantai 2. Mahasiswa tersebut bernafas ngos-ngosan setelah
menaiki anak tangga sampai kelantai dua bernafas ngos-ngosan setelah naik tangga. Namun
setelah sampai ruang kuliah mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kulih. Sambil
merenung ia memikirkan nafasnya yang ngos-ngosan udara dihirup dengan cepat melalui hidung
dan dihembuskan melalui mulut dengan cepat juga. Rongga dada yang nampak jelas
mengembang dengan cepat dibandingkan saat bernafas seperti biasa. Mahasiswa tersebut
memikirkan kenapa hal itu bisa terjadi.
STEP 1
STEP 2
Mendeskripsikan Masalah
Peta Konsep
Mahasiswa terlambat,
berlari, ngos-ngosan
bertambah cepatnya
frewkensi pernafas
STEP 5
2. FISIOLOGI PERNAFASAN
PERNAFASAN DADA
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk.
Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang
berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi
menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang
rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada
bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan tekanan dalam rongga dada lebih
kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan uada kecil pada rongga dada
menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini
disebut proses ’inspirasi’
Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk
kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh meningkat.
Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara terdorong
ke luar tubuh, proses ini disebut ’espirasi’.
PERNAFASAN PERUT
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar.
Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya
semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru,
sehingga udara mengalir masuk ke paru- paru(inspirasi).
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi
antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara
bersamaan.
2) Jenis kelamin
Kapasitas vital paru berpengaruh terhadap jenis kelamin seseorang.
Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 % lebih kecil
dari pada pria (Guyton & Hall, 2008). Menurut Tambayong (2007)
disebutkan bahwa kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8 L
dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L.
Frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih cepat dari pada perempuan
karena laki–laki membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas, berarti
semakin banyak pula oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karena
lelaki umumnya beraktivitas lebih banyak dari pada perempuan.
3) Status gizi
Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru.
Seseorang dengan kategori kurus dan tinggi biasanya kapasitas vitalnya
lebih dari orang gemuk pendek. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi
pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena
selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat
mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu,pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah
dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal.
4) Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang.
Kekuatan otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit. Gangguan
kesehatan yang terjadi pada seseorang yang diakibatkan karena infeksi pada
saluran pernafasan dapat mengakibatkan penurunan fungsi paru (Pestatarce,
2007).
5) Riwayat penyakit
Dalam beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa seseorang yang
mempunyai riwayat menderita penyakit paru berhubungan secara bermakna
dengan terjadinya gangguan fungsi paru. Dari hasil penelitian Soedjono
(2002) dan Nugraheni (2008) diperoleh hasil bahwa pekerja yang
mempunyai riwayat penyakit paru mempunyai risiko 2 kali lebih besar
untuk mengalami gangguan fungsi paru. Seseorang yang pernah
mengidap penyakit paru cenderung akan mengurangi ventilasi perfusi
sehingga alveolus akan sedikit mengalami pertukaran udara. Akibatnya
akan menurunkan kadar oksigen dalam darah. Banyak ahli juga berkeyakinan
bahwa penyakit emfisema kronik, pneumonia, asma bronkiale, tuberculosis
dan sianosis akan memperberat kejadian gangguan fungsi paru.
6) Riwayat pekerjaan
Riwayat pekerjaan dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit akibat
kerja. Hubungan antara penyakit dengan pekerjaan dapat diduga dengan
adanya riwayat perbaikan keluhan pada akhir minggu atau hari libur diikuti
peningkatan keluhan untuk kembali bekerja, setelah bekerja ditempat
yang baru atau setelah digunakan bahan baru di tempat kerja.
7) Kebiasaan merokok
Menurut Depkes RI (2013) merokok menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru- paru. Pada saluran napas besar,
sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak.
Pada saluran pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga terjadi
penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan
paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat
perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan
fungsi paru-paru dan segala macam perubahan klinisnya. Hal ini menjadi
dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun. Kebiasaan merokok
dan akan mempercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi
paksa pertahun adalah 28,7 ml untuk non perokok, 38,4 ml untuk bekas
perokok, dan 41,7 ml perokok aktif. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar
dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok
8) Kebiasaan olahraga
Olah raga atau latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan
menyebabkan peningkatan kesegaran dan ketahanan fisik yang optimal,
pada saat latihan terjadi kerja sama berbagai lelah otot, kelenturan otot,
kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistem
kardiorespirasi. Kapasitas vital paru dan olah raga mempunyai hubungan
yang timbal balik, gangguan kapasitas vital paru dapat mempengaruhi
kemampuan olah raga. Sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olaraga dapat
meningkatkan kapasitas vital paru. Kebiasaan olahraga akan
meningkatkan kapasitas paru 30-40% (Guyton & Hall, 2008). Kapasitas
vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan olahraga
Olah raga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga
menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume
yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang atlet lebih
besar daripada orang yang tidak pernah berolahraga
4. CARA MEMELIHARA ORGAN PERNAPASAN
Kita berusaha selalu menjaga kesehatan organ pernapasan. Saat sakit kita perlu
segera berobat. Namun, kita juga dapat mencegah penyakit pada sistem pernapasan
dengan memelihara organ pernapasan. Berikut cara-cara memelihara organ pernapasan.
1) Menjaga kesehatan organ pernapasan
Makan makanan bergizi agar daya tahan tubuh terjaga baik,
Berolahraga teratur supaya alat-alat pernapasan terlatih baik sehingga
dapat bekerja dengan baik,
Istirahat cukup, dan
Posisi tidur benar (miring ke kanan dan jangan telungkup).
2) Menghindari zat-zat yang dapat merusak organ pernapasan
Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok karena banyak
mengandung racun,
Menggunakan masker saat berada di lingkungan kotor,
Mengurangi konsumsi makanan dan minuman dingin karena jaringan
paru-paru sensitif terhadap dingin,
Menghindari makanan dan minuman mengandung banyak gula dan
bahan kimia karena dapat merangsang lendir pada paru-paru sehingga
kapasitas udara yang disimpan dalam paru-paru akan lebih sedikit.
3) Merawat organ pernapasan
Membersihkan rongga hidung secara teratur (bulu halus dan rambut
hidung berfungsi menyaring kotoran),
Memeriksa kesehatan pernapasan secara teratur ke dokter.
4) Menjaga kesehatan lingkungan sekitar
Membuat sebanyak mungkin ventilasi dalam rumah untuk menjaga
sirkulasi udara,
Menjaga kebersihan lingkungan supaya tidak banyak debu
beterbangan yang akan ikut masuk ke dalam organ pernapasan saat
kita menghirup napas,
Membuat udara bersih di lingkungan sekitar rumah dengan menanam
banyak tumbuhan hijau, serta
Mencegah ruangan lembap karena virus dan bakteri mudah
berkembang di ruangan dengan kelembapan tinggi.
Epitel ini memiliki silia yang berasal dari sel-sel olfaktori tanpa adanya sel goblet
(Gambar 1.29). Yang membedakan silia pada epitel respiratori dan silia pada epitel
olfaktori adalah silia pada epitel olfaktori tidak dapat bergerak, tetapi dapat merespon
pada stimulus bau karena adanya reseptor olfaktori pada membran selnya.
Gambar 1.29 Reseptor Olfaktori (Skematik dan H&E)
B = Terminal Bar ; G = Bowman’s gland ; N= Serabut Saraf Aferen
2) FARING
3) LARING
Dinding laring yang berada pada bagian laryngeal vestibule dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa lapis tanduk (Gambar 1.31), sedangkan dinding laring yang berada
pada bagian rongga infraglottic dilapisi oleh epitel silindris bertingkat dengan silia
(Gambar 1.30).
4) TRAKEA
Trakea terdiri dari 16-20 kartilago berbentuk C yang terbentuk dari kartilago hialin
dan tersusun secara vertikal yang dihubungkan oleh jaringan ikat padat. Jaringan ikat ini
terdiri dari serat-serat kolagen longitudinal dan serat- serat elastis, yang bernama ligamen
annular (Gambar 1.32). Ligamen inilah yang memungkinkan terjadinya pemanjangan dan
pemendekan dari trakea. Kartilago-kartilago yang berbentuk C berfungsi untuk membuka
trakea sehingga trakea tidak tertutup dan menghambat masuknya udara ketika inspirasi.
6) PLEURA
7) PARU
Pada bagian ujung dari pohon bronkial yang memasuki paru pada hilus paru, terdapat
bronkiolus terminalis yang secara mikroskopik dapat dibedakan menjadi bronkiolus
respiratorius dan alveolus pada dinding-dindingnya (Gambar 1.37).
Lapisan epitel yang melapisi bronkiolus respiratorius berubah dari epitel selapis kuboid
menjadi epitel selapis gepeng.
STEP 7
Kesimpulan
Dalil
Daftar Pustaka