( BUKU COKLAT)
PENYUSUN:
NIM : 20109011052
FAKULTAS KEDOKTERAN
SKENARIO 3
NGOS-NGOSAN
Seorang mahasiswa fakultas kedokteran berlari dengan kencang karena terlambat mengikuti
kuliah pagi yang berada dilantai 2. Mahasiswa tersebut bernafas ngos-ngosan setelah menaiki
anak tangga sampai kelantai dua bernafas ngos-ngosan setelah naik tangga. Namun setelah
sampai ruang kuliah mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kulih. Sambil
merenung ia memikirkan nafasnya yang ngos-ngosan udara dihirup dengan cepat melalui
hidung dan dihembuskan melalui mulut dengan cepat juga. Rongga dada yang nampak jelas
mengembang dengan cepat dibandingkan saat bernafas seperti biasa. Mahasiswa tersebut
memikirkan kenapa hal itu bisa terjadi.
STEP 1
1. Rongga dada = Rongga dada adalah ruang tubuh vertebrata yang dilindungi oleh dinding
thoraks
2. Bernafas = Bernafas adalah proses mengambil udara (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida, uap air dan energi
3. Merenung = ketika seseorang memikirkan sesuatu yang terus menerus dan mendalam
4. Ngos-ngosan = tersengal sengal, bernafas turun naik karena lelah
STEP 2
STEP 3
1. Ngos-ngosan setelah menaiki suatu tangga dapat terjadi karena kelelahan. Namun begitu,
sesak napas atau dispnea saat menaiki tangga dapat disebabkan oleh kondisi pernapasan
seperti COPD atau asma
2. - Berbaringlah dan letakkan tangan di perut.
- Tariklah napas secara dalam-dalam melalui hidung, dan tarik perut, hingga paru-paru
terisi udara dengan penuh.
- Tahanlah napas selama beberapa detik.
- Lalu, keluarkan napas melalui mulut.
3. Pada bayi 30-60x/menit , Anak 20-30x/menit , Remaja 15-24x/menit , Dewasa 16-
20x/menit
STEP 4
RONGGA DADA
STEP 6
Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea, dan paru-
paru.
a) Rongga Hidung
Epitel ini memiliki silia yang berasal dari sel-sel olfaktori tanpa adanya sel goblet. Yang
membedakan silia pada epitel respiratori dan silia pada epitel olfaktori adalah silia pada epitel
olfaktori tidak dapat bergerak, tetapi dapat merespon pada stimulus bau karena adanya reseptor
olfaktori pada membran selnya.
B = Terminal Bar
G = Bowman’s gland
N= Serabut Saraf Aferen
b) Faring
d) Trakea
Trakea terdiri dari 16-20 kartilago berbentuk C yang terbentuk dari kartilago hialin
dan tersusun secara vertikal yang dihubungkan oleh jaringan ikat padat. Jaringan ikat ini
terdiri dari serat-serat kolagen longitudinal dan serat- serat elastis, yang bernama ligamen
annular. Ligamen inilah yang memungkinkan terjadinya pemanjangan dan pemendekan dari
trakea. Kartilago-kartilago yang berbentuk C berfungsi untuk membuka trakea sehingga
trakea tidak tertutup dan menghambat masuknya udara ketika inspirasi.
C = Kartilago berbentuk C
T = Otot trakealis
L = Otot longitudinal
Rongga pleura yang sempit di antara lapis parietal dan visceral seluruhnya dilapisi
sel-sel mesotel yang normalnya menghasilkan selaput tipis cairan serosa yang berfungsi
sebagai pelumas, memudahkan luncuran permukaan pleura parietal terhadap pleura visceral
selama gerakan pernafasan.
M = Mesothelium
F = Jaringan Fibrosa
L =Pembuluh Limfe
P = Pleura Visceralis
g) Paru
Pada bagian ujung dari pohon bronkial yang memasuki paru pada hilus paru, terdapat
bronkiolus terminalis yang secara mikroskopik dapat dibedakan menjadi bronkiolus
respiratorius dan alveolus pada dinding-dindingnya.
Lapisan epitel yang melapisi bronkiolus respiratorius berubah dari epitel selapis kuboid
menjadi epitel selapis gepeng.
Learning Objective 2 : Fisiologi Respirasi Externa dan Interna
Respirasi eksternal adalah seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2
antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Langkah respirasi eksternal :
1) Udara secara bergantian dimasukkan ke dalam dan dikeluarkan dari paru sehingga
udara dapat dipertukarkan antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantong
udara (alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis
bernapas, atau ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur untuk menyesuaikan aliran
udara antara atmosfer dan alveolus sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh
terhadap ambilan O2 dan pengeluaran CO2.
2) O2 dan CO2, dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah di dalam kapiler
pulmonal (pulmonal berarti "paru") melalui proses difusi.
3) Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan.
4) O2 dan CO2 dipertukarkan antara sel jaringan dan darah melalui proses difusi
menembus kapiler sistemik (jaringan).
Respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan.
mencakup reaksi metabolik intrasel yang melibatkan pemakaian O2 untuk menghasilkan
energi (ATP) dart makanan, menghasilkan CO2 sebagai produk sampingan.
Learning Objective 3 : Pertukaran Gas di Pulmo
O2 larut secara fisik dalam plasma , namun sebagian besar berdifusi dalam sel darah
merah bereaksi dengan deoksiHb membentuk oksiHb sambil melepaskan H+ .Pada saat Hb
jenuh dengan O2, afinitas terhadap CO2 ↓ sehingga CO2 yang terikat pada Hb akan
terdisosiasi dan berdifusi keluar dari sel darah merah melalui plasma menuju alveoli.
Ion H+ yang dilepaskan Hemoglobin berikatan dengan ion HCO3- yang berdifusi ke
dalam sel darah merah dari plasma dan saling bertukar tempat dengan Cl-. Reaksi antara
H+ dan HCO3- menghasilkan H2CO3. Asam Karbonat pecah menjadi H2O & CO2 dengan
bantuan enzim karbonat anhidrase. CO2 berdifusi keluar dari sel darah merah menuju
plasma lalu ke alveoli.
Pola napas pada saat tubuh menjalani exercise tidak bisa dipertahankan secara otonom
karena tubuh kala itu butuh pasokan oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga harus
dibantu dengan faktor lain. Secara umum, sistem kontrol respirasi diambil alih oleh kerja
sistem saraf pusat di bagian bilateral medula oblongata dan pons pada batang otak. Daerah ini
dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama :
1. Ventilasi : Pergerakan massa udara dari luar ke dalam alveoli dan distribusinya di
dalam alveoli.
2. Mixing : Distribusi intrapulmonal molekul gas (alveolar)
3. Diffusi : Proses masuknya gas melewati membran alveoli-kapiler.
4. Perfusi alveolar-sirkulasi kapiler : pengambilan gas oleh aliran darah pulmonal
Respirasi internal adalah pertukaran gas antara darah dan jaringan, terdiri dari empat proses :
1. Sirkulasi arteri dalam menghantarkan darah yang mengandung oksigen.
2. Distribusi kapiler
3. Difusi : Proses masuknya gas ke dalam ruang interstitial dan melewati melewati
membran
4. Metabolisme seluler melibatkan enzim respirasi.
Pada dasarnya, ventilasi bervariasi berdasarkan metabolisme individu dan reaksi kimia di
darah. Ventilasi yang efisien tergantung pada :
1. Struktur normal
2. Koordinasi kerja otot
3. Perbedaan tekanan gas
4. Integrasi neuromuskuler
Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina,
bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis,
bronchiolus respiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus dan alveoli. Terdapat Lobus,
dextra ada 3 lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra ada 2 lobus
yaitu lobus superior dan lobus inferior. Pulmo dextra terdapat fissura horizontal yang
membagi lobus superior dan lobus media, sedangkan fissura oblique membagi lobus media
dengan lobus inferior. Pulmo sinistra terdapat fissura oblique yang membagi lobus superior
dan lobus inferior. Pembungkus paru (pleura) terbagi menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan
Visceralis (dalam), diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavum pleura).
Learning Objective 6 : Pertukaran Gas Dalam Pembuluh Darah
Salah satu fungsi dari darah adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
dan mengankut CO2 dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan. Oksigen bereaksi secara
kimia dengan hemoglobin darah, karena itu kelarutan oksigen dalam darah lebih besar dari
kelarutan oksigen dalam air. Bila butir-butir darah merah dihilangkan, berarti hemoglobin
juga hilang, cairan darah sisa tersebut dinamakan plasma darah. Plasma darah mengandung
bermacam-macam elektrolit yang tak bereaksi dengan oksigen yang akan merendahkan
kelarutan oksigen. Jadi kelarutan oksigen dalam plasma darah lebih rendah daripada dalam
air. Dalam plasma darah, ada zat yang bereaksi dengan CO2 sehingga kelarutan CO2 dalam
plasma lebih besar daripada kelarutan dalam air.
CO2 terlarut dalam jumlah kecil dalam plasma namun sebagian besar berdifusi ke
dalam sel darah merah bereaksi dg air membentuk H2CO3 atau berikatan dengan Hb
membentuk carbamino Hb. Reaksi dikatalisis oleh carbonate anhidrase. Terdisosiasi jd
H+ dan HCO3- .Selama pergeseran klorida, ion HCO3- berdifusi keluar dari sel darah merah
digantikan oleh Cl-.Selanjutnya HCO3- bertindak sbg buffer mengontrol pH darah.
Dalam sel darah merah, ion H+ dibuffer oleh Hb . Pada keadaan dimana Hb berikatan
dg H+ Hb punya afinitas yang rendah thd O2. Sejumlah kecil O2 diangkut dalam keadaan
terlarut secara fisik berdifusi keluar dari plasma masuk ke dalam sel jaringan.
KESIMPULAN
Paru adalah sebagai tempat pertukaran udara di mana peristiwa ventilasi (pertukaran
gas antar atmosfer dan paru) dan perfusi (transportasi gas antar paru dan jaringan) aliran
darah dapat terlihat di sini. Langkah pertama dalam proses ini adalah ventilasi, suatu proses
berurutan inhalasi dan menghembuskan napas. Dikarenakan tidak seluruh jalan napas
memiliki alveoli, maka daerah tersebut tidak memiliki peran dalam pertukaran gas dan darah
disebut sebagai dead space. Area beralveoli di paru inilah terjadi proses pertukaran udara
yang dikenal sebagai zona respiratori. Agar aerasi darah yang memadai dapat terjadi, maka
penting bagi darah untuk didistribusikan ke segmen paru di mana alveoli teroksigenasi
dengan baik. Baik ventilasi maupun perfusi tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
DALIL
Artinya :
"Siapa yang dikehendaki Allah menunjukinya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
memeluk Islam. Siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Dia menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit." (QS al-An’am [6]: 125).
DAFTAR PUSTAKA