Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3

( BUKU COKLAT)

PENYUSUN:

NAMA : Prestisya Rachma Annisa

NIM : 20109011052

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

FAKULTAS KEDOKTERAN
SKENARIO 3

NGOS-NGOSAN
Seorang mahasiswa fakultas kedokteran berlari dengan kencang karena terlambat mengikuti
kuliah pagi yang berada dilantai 2. Mahasiswa tersebut bernafas ngos-ngosan setelah menaiki
anak tangga sampai kelantai dua bernafas ngos-ngosan setelah naik tangga. Namun setelah
sampai ruang kuliah mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kulih. Sambil
merenung ia memikirkan nafasnya yang ngos-ngosan udara dihirup dengan cepat melalui
hidung dan dihembuskan melalui mulut dengan cepat juga. Rongga dada yang nampak jelas
mengembang dengan cepat dibandingkan saat bernafas seperti biasa. Mahasiswa tersebut
memikirkan kenapa hal itu bisa terjadi.

STEP 1

1. Rongga dada = Rongga dada adalah ruang tubuh vertebrata yang dilindungi oleh dinding
thoraks
2. Bernafas = Bernafas adalah proses mengambil udara (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida, uap air dan energi
3. Merenung = ketika seseorang memikirkan sesuatu yang terus menerus dan mendalam
4. Ngos-ngosan = tersengal sengal, bernafas turun naik karena lelah

STEP 2

1. Apa penyebab nafas ngos-ngosan ?


2. Bagaimana cara mengatasi ngos-ngosan ?
3. Berapa norrmalnya pernafasan ?

STEP 3

1. Ngos-ngosan setelah menaiki suatu tangga dapat terjadi karena kelelahan. Namun begitu,
sesak napas atau dispnea saat menaiki tangga dapat disebabkan oleh kondisi pernapasan
seperti COPD atau asma
2. - Berbaringlah dan letakkan tangan di perut.
- Tariklah napas secara dalam-dalam melalui hidung, dan tarik perut, hingga paru-paru
terisi udara dengan penuh.
- Tahanlah napas selama beberapa detik.
- Lalu, keluarkan napas melalui mulut.
3. Pada bayi 30-60x/menit , Anak 20-30x/menit , Remaja 15-24x/menit , Dewasa 16-
20x/menit
STEP 4

SEORANG MAHASISWA NGOS-NGOSAN

DIKETAHUI PERNAFASANNYA SANGAT


CEPAT

RONGGA DADA

ORGAN PERNAFASAN SISTEM PERNAFASAN

SISTEM INSPIRASI SISTEM EKSPIRASI


STEP 5

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Histologi Sistem Respirasi


2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Fisiologi Respirasi Externa dan Interna
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Pertukaran Gas di Pulmo
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Kontrol Mekanisme Respirasi
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Anatomi Respirasi
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Pertukaran Gas Dalam Pembuluh Darah

STEP 6

Learning Objective 1 : Histologi Sistem Respirasi

Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea, dan paru-
paru.
a) Rongga Hidung

RE = epitel silindris bertingkat bersilia


dengan sel goblet
V = pembuluh darah
S = kelenjar serosa
M = kelenjar mukosa.

Epitel ini memiliki silia yang berasal dari sel-sel olfaktori tanpa adanya sel goblet. Yang
membedakan silia pada epitel respiratori dan silia pada epitel olfaktori adalah silia pada epitel
olfaktori tidak dapat bergerak, tetapi dapat merespon pada stimulus bau karena adanya reseptor
olfaktori pada membran selnya.
B = Terminal Bar
G = Bowman’s gland
N= Serabut Saraf Aferen

b) Faring

RE = epitel silindris bertingkat

Faring terbagi atas tiga daerah:


a. Nasofaring
b. Orofaring
c. Laringofaring / hipofaring
Nasofaring dilapisi oleh epitel silindris bertingkat dengan silia, tetapi dengan
bertambahnya umur, akan timbul epitel berlapis gepeng. Epitel berlapis gepeng ini juga
banyak ditemukan pada perokok.
Orofaring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk, karena daerah ini
rawan terjadi gesekan dari makanan-makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada daerah ini
juga dapat ditemukan adanya dua pasang tonsil, yaitu tonsila palatina dan tonsila lingual.
Karena, laringofaring juga dilewati oleh makanan dan rawan akan gesekan-gesekan
dari makanan-makanan tersebut, maka laringofaring juga dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
tanpa lapis tanduk.
c) Laring
Dinding laring yang berada pada bagian laryngeal vestibule dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa lapis tanduk, sedangkan dinding laring yang berada pada bagian
rongga infraglottic dilapisi oleh epitel silindris bertingkat dengan silia.

d) Trakea
Trakea terdiri dari 16-20 kartilago berbentuk C yang terbentuk dari kartilago hialin
dan tersusun secara vertikal yang dihubungkan oleh jaringan ikat padat. Jaringan ikat ini
terdiri dari serat-serat kolagen longitudinal dan serat- serat elastis, yang bernama ligamen
annular. Ligamen inilah yang memungkinkan terjadinya pemanjangan dan pemendekan dari
trakea. Kartilago-kartilago yang berbentuk C berfungsi untuk membuka trakea sehingga
trakea tidak tertutup dan menghambat masuknya udara ketika inspirasi.

C = Kartilago berbentuk C
T = Otot trakealis
L = Otot longitudinal

e) Bronkus dan Bronkiolus


Struktur jaringan yang melapisi bronkus sama dengan struktur jaringan yang melapisi
trakea, yaitu lapisan mukosa yang terdiri atas epitel silindris bertingkat dengan silia dan
lapisan lamina propria yang mengandung serabut-serabut elastin dan retikuler.
f) Pleura

Rongga pleura yang sempit di antara lapis parietal dan visceral seluruhnya dilapisi
sel-sel mesotel yang normalnya menghasilkan selaput tipis cairan serosa yang berfungsi
sebagai pelumas, memudahkan luncuran permukaan pleura parietal terhadap pleura visceral
selama gerakan pernafasan.
M = Mesothelium
F = Jaringan Fibrosa
L =Pembuluh Limfe
P = Pleura Visceralis

g) Paru
Pada bagian ujung dari pohon bronkial yang memasuki paru pada hilus paru, terdapat
bronkiolus terminalis yang secara mikroskopik dapat dibedakan menjadi bronkiolus
respiratorius dan alveolus pada dinding-dindingnya.
Lapisan epitel yang melapisi bronkiolus respiratorius berubah dari epitel selapis kuboid
menjadi epitel selapis gepeng.
Learning Objective 2 : Fisiologi Respirasi Externa dan Interna

Respirasi eksternal adalah seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2
antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Langkah respirasi eksternal :
1) Udara secara bergantian dimasukkan ke dalam dan dikeluarkan dari paru sehingga
udara dapat dipertukarkan antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantong
udara (alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis
bernapas, atau ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur untuk menyesuaikan aliran
udara antara atmosfer dan alveolus sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh
terhadap ambilan O2 dan pengeluaran CO2.
2) O2 dan CO2, dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah di dalam kapiler
pulmonal (pulmonal berarti "paru") melalui proses difusi.
3) Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan.
4) O2 dan CO2 dipertukarkan antara sel jaringan dan darah melalui proses difusi
menembus kapiler sistemik (jaringan).
Respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan.
mencakup reaksi metabolik intrasel yang melibatkan pemakaian O2 untuk menghasilkan
energi (ATP) dart makanan, menghasilkan CO2 sebagai produk sampingan.
Learning Objective 3 : Pertukaran Gas di Pulmo

O2 larut secara fisik dalam plasma , namun sebagian besar berdifusi dalam sel darah
merah bereaksi dengan deoksiHb membentuk oksiHb sambil melepaskan H+ .Pada saat Hb
jenuh dengan O2, afinitas terhadap CO2 ↓ sehingga CO2 yang terikat pada Hb akan
terdisosiasi dan berdifusi keluar dari sel darah merah melalui plasma menuju alveoli.

Ion H+ yang dilepaskan Hemoglobin berikatan dengan ion HCO3- yang berdifusi ke
dalam sel darah merah dari plasma dan saling bertukar tempat dengan Cl-. Reaksi antara
H+ dan HCO3- menghasilkan H2CO3. Asam Karbonat pecah menjadi H2O & CO2 dengan
bantuan enzim karbonat anhidrase. CO2 berdifusi keluar dari sel darah merah menuju
plasma lalu ke alveoli.

Learning Objective 4 : Mekanisme Kontrol Respirasi

Pola napas pada saat tubuh menjalani exercise tidak bisa dipertahankan secara otonom
karena tubuh kala itu butuh pasokan oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga harus
dibantu dengan faktor lain. Secara umum, sistem kontrol respirasi diambil alih oleh kerja
sistem saraf pusat di bagian bilateral medula oblongata dan pons pada batang otak. Daerah ini
dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama :

1. Kelompok pernapasan dorsal, terletak di bagian dorsal (belakang) medula yang


terutama menyebabkan inspirasi.
2. Kelompok pernapasan ventral, terletak di ventrolateral (depan samping) medula, yang
terutama menyebabkan inspirasi dan ekspirasi yang lebih dalam.
3. Pusat pneumotaksik, terletak di sebelah dorsal superior pons, tepatnya di sebelah
dorsal nuklous parabrakialis pada pons bagian atas, yang terutama mengatur
kecepatan dan kedalaman napas.
Respirasi pada manusia dibagi menjadi respirasi eksternal dan respirasi
internal. Respirasi eksternal adalah pertukaran gas antara darah dan
udara di lingkungan sekitar, terbagi dalam empat proses :

1. Ventilasi : Pergerakan massa udara dari luar ke dalam alveoli dan distribusinya di
dalam alveoli.
2. Mixing : Distribusi intrapulmonal molekul gas (alveolar)
3. Diffusi : Proses masuknya gas melewati membran alveoli-kapiler.
4. Perfusi alveolar-sirkulasi kapiler : pengambilan gas oleh aliran darah pulmonal

Respirasi internal adalah pertukaran gas antara darah dan jaringan, terdiri dari empat proses :
1. Sirkulasi arteri dalam menghantarkan darah yang mengandung oksigen.
2. Distribusi kapiler
3. Difusi : Proses masuknya gas ke dalam ruang interstitial dan melewati melewati
membran
4. Metabolisme seluler melibatkan enzim respirasi.

Pada dasarnya, ventilasi bervariasi berdasarkan metabolisme individu dan reaksi kimia di
darah. Ventilasi yang efisien tergantung pada :
1. Struktur normal
2. Koordinasi kerja otot
3. Perbedaan tekanan gas
4. Integrasi neuromuskuler

Learning Objective 5 : Anatomi Respirasi

Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina,
bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis,
bronchiolus respiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus dan alveoli. Terdapat Lobus,
dextra ada 3 lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra ada 2 lobus
yaitu lobus superior dan lobus inferior. Pulmo dextra terdapat fissura horizontal yang
membagi lobus superior dan lobus media, sedangkan fissura oblique membagi lobus media
dengan lobus inferior. Pulmo sinistra terdapat fissura oblique yang membagi lobus superior
dan lobus inferior. Pembungkus paru (pleura) terbagi menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan
Visceralis (dalam), diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavum pleura).
Learning Objective 6 : Pertukaran Gas Dalam Pembuluh Darah
Salah satu fungsi dari darah adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
dan mengankut CO2 dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan. Oksigen bereaksi secara
kimia dengan hemoglobin darah, karena itu kelarutan oksigen dalam darah lebih besar dari
kelarutan oksigen dalam air. Bila butir-butir darah merah dihilangkan, berarti hemoglobin
juga hilang, cairan darah sisa tersebut dinamakan plasma darah. Plasma darah mengandung
bermacam-macam elektrolit yang tak bereaksi dengan oksigen yang akan merendahkan
kelarutan oksigen. Jadi kelarutan oksigen dalam plasma darah lebih rendah daripada dalam
air. Dalam plasma darah, ada zat yang bereaksi dengan CO2 sehingga kelarutan CO2 dalam
plasma lebih besar daripada kelarutan dalam air.

CO2 terlarut dalam jumlah kecil dalam plasma namun sebagian besar berdifusi ke
dalam sel darah merah bereaksi dg air membentuk H2CO3 atau berikatan dengan Hb
membentuk carbamino Hb. Reaksi dikatalisis oleh carbonate anhidrase. Terdisosiasi jd
H+ dan HCO3- .Selama pergeseran klorida, ion HCO3- berdifusi keluar dari sel darah merah
digantikan oleh Cl-.Selanjutnya HCO3- bertindak sbg buffer mengontrol pH darah.

Dalam sel darah merah, ion H+ dibuffer oleh Hb . Pada keadaan dimana Hb berikatan
dg H+ Hb punya afinitas yang rendah thd O2. Sejumlah kecil O2 diangkut dalam keadaan
terlarut secara fisik berdifusi keluar dari plasma masuk ke dalam sel jaringan.

KESIMPULAN

Paru adalah sebagai tempat pertukaran udara di mana peristiwa ventilasi (pertukaran
gas antar atmosfer dan paru) dan perfusi (transportasi gas antar paru dan jaringan) aliran
darah dapat terlihat di sini. Langkah pertama dalam proses ini adalah ventilasi, suatu proses
berurutan inhalasi dan menghembuskan napas. Dikarenakan tidak seluruh jalan napas
memiliki alveoli, maka daerah tersebut tidak memiliki peran dalam pertukaran gas dan darah
disebut sebagai dead space. Area beralveoli di paru inilah terjadi proses pertukaran udara
yang dikenal sebagai zona respiratori. Agar aerasi darah yang memadai dapat terjadi, maka
penting bagi darah untuk didistribusikan ke segmen paru di mana alveoli teroksigenasi
dengan baik. Baik ventilasi maupun perfusi tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.

DALIL

َ ‫س َْل ِِۚم َو َمنْ ُّي ِر ْد اَنْ ُّي ِضلَّ ٗه يَجْ َع ْل‬


‫صد َْرهٗ ض َِيقًا ح ََر ًجا َكاَنَّ َما‬ ِ ْ ‫صد َْرهٗ ل‬
ْ ‫ِْل‬ ‫َف َمنْ ُّي ِر ِد ه‬
َ ‫ّٰللاُ اَنْ َّي ْه ِد َي ٗه َيش َْر ْح‬
َ‫علَى الَّ ِذ ْينَ ََل ُيؤْ مِ نُ ْون‬ َ ‫س‬ َ ْ‫الرج‬ِ ُ‫ّٰللا‬ ٰ
‫س َم ۤا ِۗ ِء كَذ ِلكَ يَجْ َع ُل ه‬
َّ ‫ص َّع ُد فِى ال‬
َّ ‫َي‬

Artinya :
"Siapa yang dikehendaki Allah menunjukinya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
memeluk Islam. Siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Dia menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit." (QS al-An’am [6]: 125).
DAFTAR PUSTAKA

- Gregory James Fernandez. 2018. SISTEM PERNAFASAN. FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS UDAYANA
- Gregory James Fernandez. 2018. SISTEM PERNAFASAN. FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
- Permadi, Bagas Anggara. 2017. HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN
KAPASITAS VITAL PARU PADA POLISI LALU LINTAS DI POLRES PEMALANG.
- Kemendikbud. 2013. Upaya Memelihara Organ Pernapasan. Vol 53. Pages 1689-1699
- B. Permadi, 2019, Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kapasitas Vital Paru
- Mescher AL. 2016. Junqueira's Basic Histology: Text and Atlas. 14th ed. New York:
McGraw-Hill Education

Anda mungkin juga menyukai