Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO I

( BUKU COKLAT )
Dosen Pengampu: Bapak Adhitya Naufal Pribadhi, S.Si., M.Si

Disusun Oleh :
Risma Rokhayati
NIM :
20109011017

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
SKENARIO 1
NENEK SAKIT APA YA?

Seorang perempuan usia 67 tahun datang bersama keluarganya ke Klinik Anda untuk
berkonsultasi. Pasien memiliki riwayat stroke satu tahun yang lalu. Keluarga bingung, saat ini
pasien masih mengalami keluhan sebagai berikut: Lemah separuh badan, Pasien mampu
mendengar dan memahami pembicaaraan yang diucapkan orang lain, tetapi sulit untuk
berbicara. Keluarga pasien ingat, dokter yang merawat pasien ini mengatakan bahwa kelainan
fungsi tubuh yang terjadi pada pasien tergantung pada struktur dan bagian otak mana saja
yang pembuluh darahnya terganggu. Kemudian dokter mengusulkan untuk pemeriksaan tes
Electro Encepalo Gram (EEG).

STEP 1
Mengidentifikasi dan Mengklarifikasi Istilah Sulit

1. Konsultasi yaitu pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan (nasihat, saran dll)
yang sebaik-baiknya di tempat pelayanan kesehatan untuk membincangkan masalah
kesehatan, termasuk konsultasi KB dan konsultasi ke dokter.
2. Stroke yaitu kondisi medis akibat buruknya aliran darah dan oksigen ke otak sehingga
terjadi kematian sel.
3. Pembuluh darah yaitu organ tubuh yang memiliki struktur seperti tabung bertanggung
jawab untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
4. EEG (Electro Encepalo Gram) yaitu sebuah pemeriksaan penunjang yang berbentuk
rekaman gelombang elektrik sel saraf yang berada diotak yang memiliki tujuan untuk
mengetahui adanya gangguan fisiologi.
5. Kelainan fungsi yaitu kondisi tidak normal yang diakibatkan gangguan fungsi pada
tubuh sekelompok penyakit yang menyebabkan kerusakan pada tubuh bermasalah
seperti gerakan tidak terkontrol, sulit berjalan
STEP 2
Menganalisis Masalah
1. Apa saja faktor resiko stroke ?
2. Apa saja gejala stroke ?
3. Apa saja pembuluh darah yang berada di otak ?
4. Mengapa penderita stroke tidak dapat menggerakan sebagian anggota tubuhnya ?
5. Apa yang terjadi jika pembuluh darah pecah ?
6. Bagaimana pengobatan bagi penderita stroke ?
STEP 3
Mengklarifikasi Masalah

1. Hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, penyakit jantung, perokok konsumsi


obat-obatan terlarang, konsumsi alkohol
2. Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut
atau mata terkulai, tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas dan
mati rasa, ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali
meskipun penderita terlihat sadar, mual dan muntah, sakit kepala hebat, sulit menelan,
gangguan pada keseimbangan dan koordinasi, hilangnya penglihatan secara tiba-tiba.
3. - Arteri karotis
- Arteri vertebralis
- Arteri basilar
- Arteri cerebral anterior
- Arteri cerebral tengah
- Arteri cerebral posterior
4. Karena tersumbatnya pembuluh darah pada bagian otak sehingga otak tidak
mendapatkan asupan nutrisi dari oksigen pada darah.
5. Pecahnya pembuluh darah berakibat pada terjadinya pendarahan, dimana darah keluar
dari system sirkulasi dan menyebar pada jaringan atau ruang di sekitarnya.
6. Mengkonsumsi obat obatan seperti TPA atau obat penghancur gumpalan darah,
melakukan terapi fisik dan juga rehabilitasi stroke.
STEP 4
PETA KONSEP

Wanita 67 tahun

Tanda-tanda stroke

Riwayat penyakit dahulu

Pemeriksaan EEG

Kelemahan anggota gerak


STEP 5
Learning Objektif
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hubungan riwayat keluarga dengan
kejadian penyakit stroke.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya stroke.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tipe-tipe stroke.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami anatomi dan histologi sistem saraf
pusat.
STEP 6
Learning Objektif

1. Hubungan Riwayat Keluarga dengan Kejadian Stroke

Proporsi pasien yang mempunyai riwayat keluarga menderita stroke pada


kelompok kasus sebesar 42,2%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 26,7%.
Sementara itu, proporsi pasien yang tidak mempunyai riwayat keluarga menderita
stroke pada kelompok kasus sebesar 57,8%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar
73,3%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara riwayat keluarga
terhadap kejadian stroke (p = 0,183).
Penelitian Nastiti (2011) di RS Krakatau Medika, Jakarta menyatakan bahwa
sebagian besar (76%) pasien stroke rawat inap tidak memiliki riwayat penyakit dalam
keluarga. Risiko terhadap stroke terkait dengan garis keturunan.
Para ahli menyatakan adanya gen resesif yang memengaruhinya. Gen tersebut
terkait dengan penyakit- penyakit yang merupakan faktor risiko pemicu stroke.
Penyakit terkait dengan gen tersebut antara lain diabetes, hipertensi, hiperurisemia,
hiperlipidemia, penyakit jantung koroner dan kelainan pada pembuluh darah yang
bersifat menurun.

Khairatunnisa, Dian Maya Sari. 2017. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN DI RSU H. SAHUDIN
KUTACANE KABUPATEN ACEH TENGGARA. Jurnal JUMANTIK Volume 2
nomor 1, Mei 2017.
2. Mekanisme Terjadinya Stroke
Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah di otak pecah atau mengalami kebocoran,
sehingga terjadi perdarahan ke dalam otak. Bagian otak yang dipengaruhi oleh
pendarahan dapat menjadi rusak, dan darah dapat terakumulasi sehingga memberikan
tekanan pada otak. Jumlah perdarahan menentukan keparahan stroke.

Perdarahan intraserebral menyebabkan 10-15% kasus serangan stroke pertama kalinya,


dengan angka kematian selama 30 hari dari 35% menjadi 52% dimana setengah dari
angka kematian tersebut terjadi dalam 2 hari pertama. Dalam suatu penelitian pada 1041
kasus ICH, didapatkan 50% pada lokasi yang dalam, 35% lobar, 10% cerebelar, dan
6% pada otak.

Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim


otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan
tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan
juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan
tekanan intrakranial pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan
menekan batang otak. Stroke hemoragik dibagi menjadi perdarahan intraserebral dan
perdarahan subarachnoid.

Pada perdarahan intraserebral, perdarahan terjadi pada parenkim otak itu sendiri.
Penyebab perdarahan intraserebral, antara lain hipertensi, aneurisma, malformasi
arteroivenous, neoplasma, gangguan koagulasi, antikoagulan, vaskulitis, trauma, dan
idiopatik. Pada perdarahan subarachnoid, perdarahan terjadi di sekeliling otak hingga
ke ruang subarachnoid dan ruang cairan serebrospinal. Penyebab perdarahan
subarachnoid, antara lain aneurisma, malformasi arteriovenous, antikoagulan, tumor,
vaskulitis, dan tidak diketahui.

Pada fase akut, terjadi perubahan pada aliran darah otak, dimana pada daerah yang
terkena iskemia, aliran darah menurun secara signifikan. Secara mikroskopik daerah
yang iskemik (penumbra) yang pucat ini akan dikelilingi oleh daerah yang hiperemis di
bagian luar. Daerah ini disebut luxury perfusion karena melebihi kebutuhan metabolik,
sebagai akibat mekanisme sistem kolateral yang mencoba mengatasi keadaan iskemia.
Di daerah sentral dan focus iskemik ini terdapat inti yang terdiri atas jaringan nekrotik
atau jaringan dengan tingkat iskemia yang terberat. Arteri yang sering pecah adalah
arteria lentikulostriata di wilayah kapsula interna. Dinding arteri yang pecah selalu
menunjukkan tanda-tanda bahwa disitu terdapat aneurisme kecil-keci yang dikenal
sebagai aneurisme Charcot Bouchard. Aneurisma tersebut timbul pada orang-orang
dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses degeneratif pada otot dan unsure elastic
dari dinding arteri.

Karena perubahan degeneratif itu dan ditambah dengan beban tekanan darah tinggi,
maka timbullah beberapa pengembungan kecil setempat yang dinamakan aneurismata
Charcot Bouchard. Karena sebab-sebab yang belum jelas, aneurismata tersebut
berkembang terutama pada rami perforantes arteria serebri media yaitu arteria
lentikolustriata. Pada lonjakan tekanan darah sistemik seperti sewaktu orang marah,
mengeluarkan tenaga banyak dan sebagainya, aneurima kecil itu bisa pecah. Pada saat
itu juga, orangnya jatuh pingsan, nafas mendengkur dalam sekali dan memperlihatkan
tanda-tanda hemiplegia. (Raisa Mahmudah. 2014)

Raisa Mahmudah. 2014. LEFT HEMIPARESIS e.c HEMORRHAGIC STROKE.


Medulla 2, volume 2, nomor 4, JUNI 2014.
3. Tipe-Tipe Stroke
Penyakit stroke dibagi menjadi dua macam yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Kejadian stroke iskemik sekitar 80-85% sedangkan untuk stroke hemoragik sekitar
20%. Stroke iskemik memiliki angka kejadian sekitar 80% (Siti Rohmatul Laily.
2017.). Insiden penyakit stroke hemoragik antara 15%-30%, sedangkan untuk kejadian
stroke iskemik sekitar 70-85%. Di negara-negara berkembang seperti Asia kejadian
stroke hemoragik sekitar 30% dan iskemik 70%. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kejadian stroke iskemik memiliki proporsi lebih besar jika
dibandingkan dengan stroke hemoragik (Nastiti, 2012).

Nastiti. 2012. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien Stroke Rawat Inap
di Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011. Jakarta. Universitas Indonesia.

Siti Rohmatul Laily. 2017. HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDERITA DAN


HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, hlm. 48-59.
4. Anatomi Dan Histologi System Saraf Pusat
ANATOMI SISTEM SARAF PUSAT

Gambar 1. Potongan otak secara sagital


Menurut Hansen (2010), otak dan medula spinalis dikelilingi oleh tiga lapisan jaringan
ikat membranosa yang disebut meninges, yang meliputi:
1) Dura mater, yaitu lapisan terluar yang kaya akan serabut saraf sensoris. Dura
mater terutama disarafi oleh cabang-cabang sensoris meningeal dari nervus
trigeminus, nervus vagus, dan saraf-saraf servikal atas. Dura mater juga
membentuk lipatan atau lapisan jaringan ikat tebal yang memisahkan berbagai
regio otak seperti falks serebri, falks serebeli, tentorium serebeli, dan diafragma
sella.
2) Araknoid mater, yaitu lapisan di bawah dura mater yang avaskular. Ruang di
antara araknoid mater dan pia mater disebut spatium subarachnoideum dan
mengandung cairan serebrospinalis.
3) Pia mater, yaitu lapisan jaringan ikat yang langsung membungkus otak dan
medula spinalis. Araknoid mater dan pia mater tidak memiliki serabut saraf
sensoris.
Bagian yang paling menonjol dari otak manusia adalah hemisfer serebri.
Beberapa regio korteks serebri yang berhubungan dengan fungsi-fungsi spesifik dibagi
atas lobus-lobus. Lobus-lobus tersebut dan fungsinya masing-masing antara lain:
1) Lobus frontal memengaruhi kontrol motorik, kemampuan berbicara, ekspresif,
kepribadian, dan hawa nafsu.
2) Lobus parietal memengaruhi input sensoris, representasi dan integrasi, serta
kemampuan berbicara reseptif
3) Lobus oksipital memengaruhi input dan pemrosesan penglihatan
4) Lobus temporal memengaruhi input pendengaran dan integrasi ingatan
5) Lobus insula memengaruhi emosi dan fungsi limbik
6) Lobus limbik memengaruhi emosi dan fungsi otonom
Komponen-komponen otak lainnya antara lain:
1) Talamus merupakan pusat relai di antara area kortikal dan subkortikal.
2) Serebelum mengkoordinasikan aktivitas motorik halus dan memproses posisi
otot.
3) Batang otak (otak tengah, pons, dan medula oblongata) menyampaikan
informasi sensoris dan motorik dari somatik dan otonom serta informasi
motorik dari pusat yang lebih tinggi ke target-target perifer.

Otak mengandung empat ventrikel, yaitu dua ventrikel lateral serta ventrikel ketiga dan
keempat yang terletak di sentral. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh pleksus
koroideus, beredar melalui ventrikel-ventrikel, dan kemudian memasuki ruang
subaraknoid melalui foramen Luschka atau foramen Magendie di ventrikel keempat.
Otak terutama diperdarahi oleh arteri vertebral yang berasal dari arteri subklavia, naik
melalui foramen transversum dari vertebra C1-C6, dan memasuki foramen magnum
tengkorak; dan arteri karotid internal yang berasal dari arteri karotis komunis di leher,
naik di leher, dan memasuki kanalis karotis dan melintasi foramen laserum sehingga
berakhir sebagai arteri serebral anterior dan medial yang beranastomosis dengan
sirkulus Willisi.
HISTOLOGI SISTEM SARAF PUSAT
Menurut Eroschenko (2008), otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang, jaringan
ikat, dan cairan serebrospinalis. Di dalam kranium dan foramen vertebrale terdapat
meninges, yaitu suatu jaringan ikat yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu dura mater,
araknoid mater, dan pia mater. Di antara araknoid mater dan pia mater terdapat spatium
subarachnoideum, tempat beredarnya cairan serebrospinalis yang membasahi dan
melindungi otak dan medula spinalis. Sel struktural dan fungsional jaringan saraf
adalah neuron. Setiap neuron terdiri dari soma atau badan sel, banyak dendrit, dan satu
akson. Badan sel atau soma mengandung nukleus, nukleolus, berbagai organel, dan
sitoplasma atau perikarion. Dari badan sel muncul tonjolan-tonjolan sitoplasma yang
disebut dendrit yang membentuk percabangan dendritik. Neuron dikelilingi oleh sel
yang lebih kecil dan lebih banyak yaitu neuroglia, yaitu sel penunjang nonneural yang
memiliki banyak percabangan di SSP dan mengelilingi neuron, akson, dan dendrit. Sel
ini tidak terangsang atau menghantarkan impuls karena secara morfologis dan
fungsional berbeda dari neuron. Sel neuroglia dapat dibedakan dari ukurannya yang
jauh lebih kecil dan nukleus yang berwarna gelap dan jumlahnya sekitar sepuluh kali
lipat lebih banyak daripada neuron (Eroschenko, 2008)

Gambar 2. Bagian-bagian neuron (X100, H&E)


Empat jenis sel neuroglia adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.
Astrosit adalah sel neuroglia terbesar dan paling banyak ditemukan di substansia grisea.
Astrosit terdiri dari dua jenis, yaitu astrosit fibrosa dan astrosit protoplasmik.
Oligodendrosit membentuk selubung mielin akson di SSP. Mikroglia berasal dari
sumsum tulang dan fungsi utamanya mirip dengan makrofag jaringan ikat. Sel
ependimal adalah sel epitel kolumnar pendek atau selapis kuboid yang melapisi
ventrikel otak dan kanalis sentralis medula spinalis (Eroschenko, 2008). Otak dan
medula spinalis mengandung substansia grisea dan substansia alba. Substansia grisea
terdiri dari neuron-neuron, dendrit-dendritnya, dan neuroglia, sedangkan substansia
alba tidak mengandung badan sel neuron dan terutama terdiri dari akson bermielin,
sebagian akson tidak bermielin, dan oligodendrosit penunjang (Eroschenko, 2008).

Gambar 3. Astrosit fibrosa dan kapiler di otak.


Pewarnaan: metode Cajal. Pembesaran sedang.

Gambar 4. Oligodendrosit otak.


Pewarnaan: metode Cajal. Pembesaran sedang.

Gambar 5. Mikroglia otak.


Pewarnaan: metode Hortega. Pembesaran sedang
Gambar 6. Sel ependimal pada kanalis sentralis medula spinalis (X200, H&E)

Netter, F.H., 2011. Atlas of Human Anatomy. 5th ed. United States of America:
Saunders Elsevier, 105

Hansen, J.T., 2010. Netter’s Clinical Anatomy. 2nd ed. Canada: Saunders Elsevier,
354-369.

Eroschenko, V.P., 2008. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations. 11th
ed. United States of America: Lippincott Willams & Wilkins. Terjemahan Brahm U.
Pendit. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi Ke-11. Jakarta: EGC,
141-162.

Mescher, A.L., 2009. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas. 12th ed. United States
of America: The McGraw-Hill Professional.
KESIMPULAN
Dari skenario didapatkan pasien nenek usia usia 67 tahun datang bersama keluarganya
ke Klinik untuk berkonsultasi. Pasien memiliki riwayat stroke satu tahun yang lalu
Lemah separuh badan, Pasien mampu mendengar dan memahami pembicaaraan yang
diucapkan orang lain, tetapi sulit untuk berbicara yang artinya ada gangguan pada
sistem saraf pusat. Melakukan pemeriksaan perlu mengetahui anatomi, fisiologi,
histologi dan biokimia pada sistem saraf pusat dan baru bisa memberikan pemeriksaan
dan terapi yang tepat untuk diberikan kepada pasien.
DALIL

Artinya : “Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan
yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Allah tidak ada
tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga
Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang
Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia
memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-
Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
DAFTAR PUSTAKA

Khairatunnisa, Dian Maya Sari. 2017. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN DI
RSU H. SAHUDIN KUTACANE KABUPATEN
ACEH TENGGARA. Jurnal JUMANTIK Volume 2
nomor 1, Mei 2017.
Nastiti. 2012. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien Stroke Rawat Inap
di Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011. Jakarta.
Universitas Indonesia.
Siti Rohmatul Laily. 2017. HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDERITA DAN
HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE
ISKEMIK. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 5
Nomor 1, Januari 2017, hlm. 48-59.
Raisa Mahmudah. 2014. LEFT HEMIPARESIS e.c HEMORRHAGIC STROKE.
Medulla 2, volume 2, nomor 4, JUNI 2014.
Netter, F.H., 2011. Atlas of Human Anatomy. 5th ed. United States of America:
Saunders Elsevier, 105

Hansen, J.T., 2010. Netter’s Clinical Anatomy. 2nd ed. Canada: Saunders Elsevier,
354-369.

Eroschenko, V.P., 2008. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations.


11th ed. United States of America: Lippincott Willams &
Wilkins. Terjemahan Brahm U. Pendit. Atlas Histologi
diFiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi Ke-11.
Jakarta: EGC, 141-162.

Mescher, A.L., 2009. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas. 12th ed. United States
of America: The McGraw-Hill Professional.

Anda mungkin juga menyukai