Anda di halaman 1dari 17

1

EFEK STROOP

01/EXP/2013

Nama Peneliti :

NIM :

Inisial Subjek : SSM

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 19 tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Tanggal Penelitian : 25 November 2013

Waktu Penelitian : 14.40

Tempat Penelitian : Prodi Psikologi ruang PB 144

1.1 Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan rangking yang di lihat dari perbedaan waktu saat

menyebutkan bentuk gambar yang tidak disertai kata dengan yang disertai kata?

1.2 Kajian Pustaka dan Hipotesis

1.2.1 Kajian Pustaka

1.2.1.1  Efek Stroop

Efek Stroop pertama kali dirumuskan oleh John Ridley Stroop pada tahun

1935. Dalam disertasinya, Stroop mengombinasikan warna dan kata, menciptakan

sebuah situasi yang bertentangan. Eksperimen yang dilakukan Stroop mengenai

1
2

atensi selektif yang dapat dipelajari lewat pemrosesan visual. Efek yang diamati

dalam tugas Stroop adalah memberikan gambaran yang jelas mengenai

kemampuan atensi selektif.

Dalam eksperimen ini, Stroop meminta subjek untuk menanggapi rangsangan

yang bervariasi dalam dua dimensi, salah satunya subjek harus mengabaikan.

Subjek diperlihatkan kata-kata berupa nama warna yang ditulis dengan tinta

berwarna yang berbeda. Tugasnya adalah membaca kata, disini subjek

mengabaikan warna tinta. Terbukti bahwa warna tinta tidak mempengaruhi waktu

membaca kata. Namun, ketika tugasnya adalah menamai warna tinta, subjek tidak

mampu menekan efek dari bentuk kata. Ketika terjadi pertentangan antara kata

dengan tinta warna, subjek secara konsisten lebih lambat untuk merespon

dibandingkan jika kata sesuai dengan warna tinta, contohnya kata “merah” ditulis

dengan tinta merah.

Cohen, Dunbar & McClelland (1989) menyatakan bahwa efek Stroop

menggambarkan aspek fundamental dari atensi. Penjelasan paling sederhana

untuk efek Stroop bahwa perbedaan yang relevan adalah kecepatan mengolah

antara menamai warna dan membaca kata. Subjek secara konsisten lebih cepat

dalam membaca kata-kata daripada menamai warna.

Terdapat pendekatan yang lebih umum dalam menjelaskan efek Stroop yang

telah mempertimbangkan peran atensi dalam pengolahan. Pendekatan ini mengacu

pada perbedaan antara proses otomatis dan proses terkontrol. Proses otomatis

cepat dan tidak memerlukan atensi. Sebaliknya, proses terkontrol relatif lambat

dan membutuhkan atensi.

2
3

Posner dan Snyder (1975) menerapkan perbedaan antara proses yang

terkontrol dan otomatis kedalam tugas Stroop, dengan membuat tiga asumsi

sebagai berikut :

1. Membaca kata sebagai proses otomatis

2. Menamai warna sebagai proses terkontrol

3. Hasil dari kedua proses bertentangan, salah satu dari dua proses akan

melambat.

1.2.1.2 Atensi

     Chaplin (2011:43) menyatakan bahwa atensi adalah suatu keadaan yang

mereaksi stimulus secara istimewa. Walgito (2010:110) mengemukakan bahwa

atensi merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Individu fokus terhadap

stimulus yang dianggap menarik atensi, sehingga apa yang diperhatikan betul-

betul disadari oleh individu, dan akan betul-betul jelas bagi individu yang

bersangkutan. Atensi dan kesadaran memiliki korelasi yang positif, semakin

diperhatikan suatu objek akan semakin disadari obejk itu dan makin jelas bagi

individu.

     Matsumoto (2009:59) mendefinisikan atensi sebagai suatu fokus yang

memiliki kesadaran terbatas pada stimulus tertentu yang diintervensi secara

mendalam. Atensi telah menjadi fokus penelitian sejak tahun 1960 dan berbagai

model telah dihasilkan untuk fitur tertentu. Suryabrata (2012:14) menyatakan

bahwa atensi merupakan sedikit atau banyak kesadaran yang menyertai suatu

kegiatan.

3
4

1.2.1.3  Jenis-jenis Atensi

Berdasarkan atas penelitian-penelitian bahwa atensi ada bermacam-macam,

sesuai dari segi mana perhatian itu akan ditinjau. Walgito (2010:112) membagi

jenis-jenis atensi dari sebab muncul menjadi dua, yaitu :

1. Atensi spontan adalah suatu atensi yang muncul dengan sendiri ketika melihat

suatu hal yang menarik secara spontan, atensi ini erat hubungannya dengan

minat individu.

2. Atensi tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja,

karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.

Dilihat dari banyak objek yang mampu dicakup, Walgito (2010:112)

membedakan atensi menjadi empat bagian, yaitu:

1.      Atensi sempit merupakan perhatian individu pada suatu waktu hanya dapat

memperhatikan sedikit objek.

2.      Atensi luas merupakan atensi individu yang pada suatu waktu dapat

memperhatikan banyak objek sekaligus. Individu yang sedang berada pada

suatu tempat keramaian, maka akan cenderung memerhatikan setiap individu

yang ditemui pada tempat tersebut.

3.     Atensi terpusat merupakan suatu keadaan individu yang pada satu waktu

hanya mampu memfokuskan atensi pada objek tertentu, seperti atensi sempit

yang tidak terlalu memerhatikan objek-objek lain yang ada disekitar.

4.     Atensi terbagi-bagi merupakan suatu keadaan individu yang mampu

memerhatikan lebih dari satu objek dalam satu waktu, cenderung sama dengan

individu yang memiliki atensi luas.

4
5

     Dilihat dari fluktuasi perhatian, Walgito (2010:113) membagi atensi menjadi

dua jenis, yaitu:

1.        Atensi statis merupakan suatu keadaan indvidu yang mampu memerhatikan

suatu objek tertentu dengan statis pada waktu tertentu, sehingga memiliki

kecenderungan sukar memindahkan atensi dari satu objek ke objek lain.

2.        Atensi dinamis merupakan suatu keadaan individu yang dengan mudah

dapat memindahkan atensi dari satu objek ke objek lainnya pada waktu

tertentu dan memfokuskan atensi dari objek yang satu ke objek yang lain.

     Suryabrata (2012:14) membagi atensi ke dalam beberapa macam, yaitu:

1.      Berdasarkan intensitas, sedikit atau banyak suatu kegiatan yang dipengaruhi

oleh aktivitas dan pengalaman jiwa dibedakan menjadi dua, yaitu atensi

intensif dan atensi tidak intensif. Suatu atensi dikatakan intensif ketika

semakin banyak kesadaran yang menyertai aktivitas pengalaman batin,

sehingga semakin intensif suatu atensi maka aktivitas yang dilakukan akan

semakin sukses. Atensi dikatakan tidak intensif ketika kesadaran kurang

menyertai aktivitas pengalaman batin.

2.      Berdasarkan cara timbul, atensi terbagi menjadi dua bagian, yaitu atensi

spontan atau atensi yang tidak disengaja dan atensi sekehendak atau atensi

yang disengaja. Atensi spontan merupakan atensi yang muncul begitu saja

tanpa adanya usaha yang disengaja, sedangkan atensi sekehendak adalah

atensi yang muncul karena ada faktor kesengajaan.

3.      Berdasarkan luas objek yang dikenai suatu atensi, atensi dibedakan menjadi

dua, yaitu atensi terpencar atau distributif dan atensi terpusat atau konsentratif.

5
6

Atensi terpencar merupakan atensi yang dapat tertuju pada bermacam-macam

objek, sedangkan atensi terpusat merupakan atensi yang hanya memberikan

atensi pada satu objek tertentu saja.

1.2.1.4  Fungsi Atensi

     Sternberg (2003:80) mengemukakan empat fungsi utama atensi :

1.        Atensi terbagi merupakan keadaan individu yang berusaha mengerjakan

lebih dari satu pekerjaan tanpa memerhatikan objek yang menjadi pusat

perhatian dan menyesuaikan penempatan stimulus yang sesuai dengan

kebutuhan.

2.        Kewaspadaan dan pendeteksian sinyal merupakan suatu keadaan individu

yang harus mewaspadai adanya sinyal yang mampu menarik atensi yang

dianggap berbahaya dari stimulus lain. Jika individu berada dalam suatu

lingkungan yang baru, maka segala anggota badan akan berada dalam

keadaan sigap dan waspada stimulus lain yang dianggap tidak sesuai dan

mencurigakan.

3.        Penelusuran merupakan suatu keadaan individu yang sedang berada pada

situasi mencari stimulus khusus yang dianggap penting.

4.        Atensi selektif merupakan keadaan individu memilih stimulus yang telah

tersedia secara selektif, mengabaikan segala hal yang tidak penting dan

memilih stimulus yang menarik atensi. Pemilihan stimulus tertentu dapat

membuat individu fokus pada stimulus yang dikhususkan saja. Matsumoto

(2009:463) menyatakan bahwa atensi fokus pada beberapa stimulus dan bukan

objek lain, sehingga pemusatan atensi akan lebih besar pada objek tertentu.

6
7

1.2.1.5  Faktor-faktor yang Memengaruhi Atensi

     Ahmadi (2003:150) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi atensi,

yaitu:

1.      Pembawaan merupakan suatu keadaan individu yang memiliki sebuah atensi

pada suatu objek karena dipengaruhi oleh pembawaan tertentu.

2.      Latihan dan kebiasaan merupakan suatu keadaan atensi timbul karena

adanya latihan yang dilakukan oleh individu, sehingga menjadi suatu

kebiasaan yang lakukan secara berulang-ulang.

3.      Kebutuhan merupakan suatu keadaan individu yang memiliki kebutuhan

untuk mencapai suatu tujuan sehingga muncul keinginan untuk memenuhi

kebutuhan tersebut.

4.      Kewajiban merupakan suatu keadaan individu yang merasa memiliki

kewajiban untuk bertanggung jawab pada kondisi tertentu.

5.      Keadaan jasmani merupakan suatu keadaan proses persepsi dan atensi

individu yang dipengaruhi oleh kondisi fisik individu tersebut.

6.      Suasana sekitar merupakan suatu keadaan individu yang dipengaruhi oleh

lingkungan sekitar saat melakukan persepsi maupun atensi.

1.2.1.6  Hal-hal yang Menarik Atensi

     Suryabrata (2012:16) menyatakan bahwa hal-hal yang mampu menarik atensi

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1.      Dipandang dari segi objek, hal yang mampu menarik perhatian adalah

sesuatu yang berbeda dari yang lain dan memiliki karakteristik yang unik.

Perbedaan yang dimaksud memiliki enam macam, yaitu :

7
8

a.       Atensi terjadi ketika dalam sebuah barisan yang semua individu dalam

barisan tersebut memakai baju putih, namun terdapat satu individu yang

menggunakan baju merah. Secara otomatis, atensi pada setiap individu yang

memerhatikan barisan tersebut akan terarah pada satu objek, yaitu objek yang

menggunakan baju merah karena dianggap sebagai warna yang berbeda dari

yang lain.

b.      Atensi terjadi dalam sebuah acara yang mengharuskan semua undangan

duduk di kursi yang ditentukan. Individu yang bermondar-mandir ketika acara

berlangsung dengan otomatis akan menjadi pusat perhatian setiap tamu yang

berada di acara tersebut.

c.       Atensi terjadi ketika sebuah lampu pada estalase toko yang kadang mati dan

kadang menyala dibandingkan dengan lampu yang menyala secara terus-

menerus.

d.      Atensi terjadi ketika iklan yang ditampilkan pada sebuah surat kabar

ditampilkan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan membalikkan posisi

iklana yang dipasang.

e.       Atensi terjadi ketika keadaan, sifat, sikap, dan penampilan suatu individu

berubah. Individu yang biasa bersikap ramah tiba-tiba menjadi pendiam,

individu yang terbiasa kurang tertib menjadi tertib, dan individu yang bersifat

pemarah tiba-tiba menjadi penyabar akan menjadi pusat atensi.

f.       Atensi terjadi ketika sesuatu hilang atau muncul secara tiba-tiba pada suatu

peristiwa. Terdengarnya suara letusan yang menggelegar di tengah malam,

8
9

dosen yang terbiasa menjelaskan panjang lebar ketika mengajar tiba-tiba

berhenti menjelaskan, adalah contoh peristiwa yang mengundang atensi.

2.      Dipandang dari segi subjek yang melakukan perilaku atensi, hal yang akan

menarik perhatian individu adalah sesuatu yang berhubungan dengan pribadi

individu. Hubungan yang dimaksud dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

a.       Atensi terjadi ketika hal yang berhubungan merupakan sesuatu yang

dibutuhkan oleh individu, seperti iklan obat-obatan anak menarik atensi

individu yang sedang sakit dan membutuhkan obat.

b.      Atensi terjadi ketika hal yang berhubungan merupakan sesuatu yang menjadi

kegemaran oleh individu, seperti pertandingan bulu tangkis yang ditayangkan

di TV akan menarik atensi individu yang senang bermain bulu tangkis.

c.       Atensi terjaid ketika hal yang berhubungan merupakan sesuatu yang

menjadi keahlian atau pekerjaan individu, seperti seminar tentang perawatan

bayi bagi para bidan dan hasil penyelidikan psikologis bagi para psikolog.

d. Atensi terjadi ketika hal yang berhubungan merupakan sesuatu yang menjadi

sejarah dan pengalaman hidup individu, seperti pembicaraan mengenai berita

yang terkait dengan Universitas Gadjah Mada bagi alumni universitas UGM.

1.2.2 Hipotesis

Ada perbedaan rangking yang di lihat dari perbedaan waktu saat

menyebutkan bentuk gambar yang tidak disertai kata dengan yang disertai kata.

1.3 Metode Penelitian

9
10

1.3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan The

One Shot Case Study.

1.3.2 Sarana Penelitian

Sarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Komputer jinjing

2. Slide efek Stroop

3. Stopwatch

1.3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur yang dijalankan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti mempersiapkan segala sesuatunya termasuk sarana yang akan

digunakan.

2. Observer menempati tempat duduk yang telah disediakan.

3. Peneliti mempersilahkan subjek penelitian (OP) memasuki tempat penelitian.

4. OP duduk di depan komputer jinjing dengan jarak kurang lebih setengah

meter.

5. Peneliti memberikan instruksi awal berupa pengantar pada OP.

6. Peneliti memberikan instruksi penelitian sebagai berikut: “Nanti di hadapan

Saudara, akan kami tunjukkan serangkaian slide. Slide bagian pertama akan

berisi tentang sejumlah bentuk dan nama dari bentuk-bentuk tersebut, tugas

Saudara adalah menghapalkannya. Slide bagian kedua akan terdiri dari dua

10
11

buah slide, tugas saudara menyebutkan dengan secepat mungkin bentuk-

bentuk yang Saudara lihat secara berurutan dari samping kiri ke kanan dan

dari atas ke bawah dengan menggunakan suara yang dapat terdengar oleh

saya, Jika, Saudara merasa salah menyebutkan, silahkan segera memperbaiki

kesalahan Saudara sebelum menyebutkan bentuk selanjutnya. Apakah ada

pertanyaan? Bisa kita mulai?”

7. Peneliti memberikan instruksi akhir berupa penutup pada OP.

8. Peneliti mempersilahkan dan menemani OP keluar ruangan.

9. Peneliti masuk kembali ke dalam ruangan dan membenahi segala sesuatunya.

1.4 Hasil

1.4.1 Pencatatan Hasil

No. Nama Pola I* Pola II*

1. Ana Safitri 37 32
2. Prasanti 22 26
3. Syahriani Rais 51 54
4. Reski Hajar 22 24
5. Suhayini. S. M. 32 35
6. Amelia Dwi Ayu 18 20
7. Nurfadillah 28 32
Ket. * Waktu dalam detik.

1.4.2 Pengolahan Hasil

Data yang diperoleh dalam penelitian ini di analisis dengan uji Wilcoxon.

11
12

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 6a 3,50 21,00
Positive Ranks 1b 7,00 7,00
Pola_1 - Pola_2
Ties 0c
Total 7
a. Pola_1 < Pola_2
b. Pola_1 > Pola_2
c. Pola_1 = Pola_2

Test Statisticsa
Pola_1 -

Pola_2
Z -1,190b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,234
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

1.4.3 Observasi

1.4.3.1 Kondisi Fisik

Kondisi fisik ketika penelitian, yaitu :

1. Kondisi ruangan eksperimen terlihat bersih, kursi-kursi tersusun dengan rapi

dipinggir ruangan.

2. Terdapat tiga kursi untuk testee dan tester. Dua kursi saling berhadapan, satu

kursi untuk testee dan kursi didepannya yang berjarak kurang lebih setengah

meter untuk meletakkan komputer jinjing. Dan satu kursi berada disebelah

kanan testee yang digunakan untuk tempat duduk tester.

3. Dalam ruangan terdiri atas dua buah AC yang berfungsi dengan baik

12
13

1.4.3.2 Kondisi Psikologis

1. Pada awalnya testee merasa tegang ketika pertama kali masuk kedalam

ruangan.

2. Dari pengamatan, testee mendengarkan dengan baik instruksi yang diberikan

oleh tester.

3. Testee mampu menyebutkan dengan benar bentuk-bentuk yang diperlihatkan

di slide tanpa tersendat.

4. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa testee sempat terkecoh pada bagian

kedua. Testee membaca tulisan yang tertera, testee baru menyadari tulisannya

tidak sesuai dengan bentuknya pada baris kedua.

5. Namun demikian, testee berhasil menyebutkan semua bentuk pada slide

bagian kedua dengan benar. Walaupun dari hasil observasi, ketika

menyebutkan bentuk tersebut dengan tersendat-sendat.

1.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil uji Wilcoxon dengan Asymp. Sig.

= 0.234. Diketahui bahwa nilai Sig. > 0.05, maka H 0 diterima. Hal ini berarti tidak

ada perbedaan rangking yang di lihat dari perbedaan waktu saat menyebutkan

bentuk gambar yang tidak disertai kata dengan yang disertai kata.

Cohen, Dunbar & McClelland (1989) menyatakan bahwa efek Stroop

menggambarkan aspek fundamental dari atensi. Penjelasan paling sederhana

untuk efek Stroop bahwa perbedaan yang relevan adalah kecepatan mengolah

13
14

antara menamai warna dan membaca kata. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh

Stroop dalam eksperimennya, terbukti bahwa ketika terjadi pertentangan antara

kata dengan bentuknya, subjek secara konsisten lebih lambat untuk merespon

dibandingkan jika kata sesuai dengan bentuknya.

1.6 Simpulan

Dari praktikum ini dapat dibuat kesimpulan, yaitu :

- Sebjek secara konsisten cenderung lebih lambat untuk merespon ketika

ditampilkan ketika bentuk tidak sesuai dengan kata.

1.7 Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Efek stroop digunakan untuk mengetahui anak mengidap gangguan ADHD

atau tidak. Kantowitz, Roediger, dan Elmes (2009:190) menyatakan bahwa

efek stroop digunakan untuk menyelidiki kapasitas psikologis individu yang

dianggap mampu mengukur atensi selektif, fleksibilitas kognitif, dan

kecepatan pemrosesan, serta digunakan sebagai alat evaluasi fungsi eksekutif.

Bola berwarna-warni disajikan di hadapan anak kemudian diintruksikan

untuk memilih bola dengan warna yang sama kemudian mengumpulkan pada

satu tempat. Anak yang mengidap gangguan ADHD tidak  mampu

membedakan warna dan menggabungkan bola berwarna sesuai dengan

persepsi anak tersebut.

2. Atensi digunakan ketika pelajar ingin mencari sesuatu yang dibutuhkan.

Sternberg (2003:80) mengemukakan salah satu fungsi atensi yaitu

14
15

penelusuran yang berarti suatu keadaan individu yang berada pada situasi

mencari stimulus khusus yang dianggap penting. Pelajar yang berada pada

suatu toko buku, cenderung menuju ke rak buku yang dibutuhkan, atensi

penelusuran terjadi ketika remaja menelusuri toko buku untuk mendapatkan

buku yang diinginkan.

3. Atensi selektif dapat digunakan saat kegiatan pembelajaran di kelas.

Sternberg (2008:80) menyatakan bahwa atensi seletif merupakan keadaan

individu memilih stimulus yang telah tersedia secara selektif, mengabaikan

segala hal yang tidak penting dan memilih stimulus yang menarik atensi.

Siswa yang belajar di dalam kelas tetap fokus memerhatikan materi yang

disajikan oleh guru dan menolak tawaran dari teman untuk bermain game

sebagai bentuk mengabaikan objek-objek lain yang dianggap tidak penting.

4. Atensi digunakan oleh anak yang menyukai warna hijau. Walgito (2010:112)

menyatakan bahwa salah satu jenis atensi berdasarkan dari sebab munculnya

adalah atensi spontan. Atensi spontan adalah suatu atensi yang muncul

dengan sendiri ketika melihat suatu hal yang menarik secara spontan. Anak

yang berada pada pusat perbelanjaan dan melihat boneka kodok berwarna

hijau, secara otomatis mata anak akan mengarah ke boneka secara spontan

karena merupakan hal yang menarik bagi anak kecil tersebut.

5. Atensi digunakan oleh anak yang sedang belajar mengendarai mobil di

lapangan luas. Walgito (2010:112) menyatakan bahwa salah satu jenis atensi

berdasarkan jumlah objek yang mampu dicakup adalah atensi luas. Atensi

luas merupakan suatu keadaan individu yang mampu memerhatikan sejumlah

15
16

besar objek pada waktu tertentu. Anak yang belajar mengendarai mobil akan

memerhatikan keadaan di sekitar jalan sebagai fokus dari atensi, seperti

kendaraan yang ada dan objek-objek lain yang dapat memengaruhi ketabilan

mengendara.

Makassar, 25 November 2013


Asisten Praktikum Peneliti

Aaaaaaaaaa Ummi Kalsum Ode


NIM………………. NIM Q11112286

16
17

DAFTAR PUSTAKA

- Ahmadi, A. 2003. Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta.

- Chaplin, J. P. 2011. Kamus lengkap psikologi. (Terjemahan oleh Kartini

Kartono). Jakarta: Raja grafindo persada.

- Cohen, Dunbar & McClelland. 1989. On The Control Of Automatic

Processes: A Paralled Distributed Processing Account Of The Stroop Effect.

Learningy Research and Development Center, University of Pittsburgh.

- Kantowitz, B. H., Henry, L. R., & David, G. E. 2009. Experimental

psychology (9th ed.). Wadsworth: Cengage Learning.

- Matsumoto, D. 2009. The cambrigde dictionary of psychology. Cambridge:

Cambridge University Press.

- Macleod, C. M. 1991. Half a Century of Research on the Stroop Effect: An

Integrative Review. Psychological Bulletin, Vol. 109, No. 2, 163-203

- Sternberg, R. J. 2003. Cognitive psychology 3rd ed.. Wadsworth: Thomson

Learning.

- Suryabrata, S. 2012. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

- Walgito, B. 2010. Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi.

17

Anda mungkin juga menyukai