Anda di halaman 1dari 7

1

EFEK STROOP
01/EXP/2019

Nama Peneliti : Yusril Abdan Nur

NIM : 1671042001

Inisial Individu :

Jenis Kelamin :

Umur : 19 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Tanggal Penelitian : 21 Oktober 2019

Waktu Penelitian :

Tempat Penelitian : Laboratorium Fakultas Psikologi UNM

1.1 Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan rangking yang dilihat dari perbedaan waktu saat

menyebutkan bentuk gambar yang tidak disertai kata dengan bentuk gambar yang

disertai kata?

1.2 Kajian Pustaka dan Hipotesis

1.2.1 Kajian Pustaka

1.2.1.1 Efek Stroop

Pada akhir 1960-an, psikolog menemukan kembali paradigma Stroop,

terutama tugas penamaan warnanya, dan menggunakannya untuk menyelidiki

proses kognitif (Dyer, 1973). Tugas Stroop tampaknya cocok untuk menyelidiki
2

mekanisme kontrol kognitif secara umum dan perhatian selektif pada khususnya.

Dalam tugas Stroop, peserta harus secara selektif memperhatikan satu dimensi

stimulus tertentu (mis., Warna kata), dan mengabaikan dimensi stimulus lain

(misalnya, bentuk kata yang terkait dengan makna). Dalam hasilnya, Stroop

menunjukkan pola interferensi asimetris karena gangguan dari bentuk kata yang

tidak selaras pada kinerja penamaan warna jauh lebih kuat daripada gangguan

warna tinta yang tidak selaras pada kinerja membaca kata. Dua implikasi dari

temuan Stroop patut diperhatikan. Pertama, harus ada mekanisme perhatian yang

memilih antara fitur yang berbeda (atau dimensi) dari objek persepsi yang sama.

Kedua, stimulasi yang tidak relevan dapat mencapai tingkat pemrosesan yang

dalam (terlambat) dalam kondisi yang sesuai (mis., Lavie, 2005).

Marian, Blumenfeld, Mizrahi, Kania dan Cordes (2012:2) mengemukakan

bahwa efek stroop task adalah subjek diminta untuk menyebutkan warna yang

tercetak. Efek stroop adalah penggambaran objek digunakan untuk melihat

kecermatan individu. Gregoire, Perruchet, dan Charronat (2014:68)

mengemukakan bahwa efek stroop pertama kali ditemukan dalam bentuk tes

dengan mengharuskan individu menamakan warna sesuai dengan kata. Perret dan

Ducrot (2010:551) mengemukakan bahwa dalam tes efek stroop individu

cenderung spontan dalam memilih dan membaca untuk mengenali kata. Efek stroop

dapat dipengaruhi oleh perilaku pergerakan mata individu.

Notebaert, Gevers, dan Kadosh (2011:1243) mengemukakan bahwa

individu menggunakan tes efek stroop dengan menujukkan keterlambatan dalam

menyebutkan kata tidak selaras dengan warna. Konkle dan Oliva (2012:1)
3

mengemukakan bahwa tes efek stroop adalah pengamatan individu ketika memilih

kata yang selaras dan tidak dengan warna. Gregoire, Perruchet, dan Charronat

(2014:69) mengemukakan bahwa dalam efek stroop individu mengalami kesulitan

dalam menangkap secara otomatis dan membuat kesimpulan khusus. Janzyck,

Augst, dan Kunde (2014:13) mengemukakan bahwa efek stroop dihubungkan

dengan penentuan respon yang sesuai. Efek stroop klasik berkaitan dengan

pemrosesan pemilihan respon dari stimulus ketika menggunakan persepsi.

Styles (2005:220) mengemukakan bahwa ciri khas dari efek stroop adalah

menampilkan kata sesuai dan tidak selaras dengan warna. Styles (2005:222)

mengemukakan bahwa tugas efek stroop mudah dilakukan oleh individu normal

yang tidak mengalami kerusakan pada otak dan mata. Individu mengalami

kerusakan pada otak bagian depan sulit untuk mengerjakan tes efek stroop.

Notebaert, Gevers, dan Kadosh (2011:1243) mengemukakan bahwa tes efek stroop

adalah pengontrolan kognitif menghambat secara otomatis dengan cara menahan

tanggapan yang kurang tepat serta mudah diakses.

Para peneliti juga mengembangkan varian baru dari tes Stroop. Salah satu

varian adalah tugas spasial Stroop di mana lokasi (atau arah) kata-kata muncul di

lokasi yang kongruen atau tidak sesuai (mis., Putih, 1969), atau bergerak dalam

arah yang tidak sesuai (mis., Dyer, 1972). Varian lain adalah tugas gambar-kata, di

mana kata-kata muncul dengan gambar yang menunjukkan objek atau gambar yang

tidak sama. Tugas ini menghasilkan pola interferensi asimetris karena kata-kata

yang tidak selaras mengganggu kinerja penamaan gambar lebih kuat daripada

gambar yang tidak selaras mengganggu kinerja membaca kata (mis., Rosinski,
4

Golinkoff, & Kukish, 1975; Smith & Magee, 1980). Ada satu perbedaan yang

menarik antara warna Stroop dan tugas spasial dan tugas gambar-kata. Dalam tes

sebelumnya, yang disebut tugas Stroop terintegrasi, eksperimen ini memvariasikan

hubungan antara dua fitur dari objek persepsi yang sama (mis. Bentuk dan lokasi).

Dalam tugas yang terakhir, versi terpisah dari tugas Stroop, eksperimen

memisahkan hubungan antara fitur dari dua objek yang berbeda (mis., Gambar dan

kata). (Peter, 2007)

Janzyck, Augst, dan Kunde (2014:10) mengemukakan bahwa efek stroop

dihubungkan dengan proses penanggapan individu setelah penyeleksian informasi.

Varian dari tes efek stroop adalah task emosional stroop. Konkle dan Oliva (2012:1)

mengemukakan bahwa dalam eksperimen tes efek stroop dilakukan individu

menunjukkan terdapat perubahan konsentrasi disebabkan oleh stimulus dari luar.

Navarette, Sessa, Parassotti, dan Acqua (2015:1) mengemukakan bahwa efek

stroop adalah tes yang digunakan untuk menganalisis fungsi kognitif. Notebaert,

Gevers, dan Kadosh (2011:1243) mengemukakan bahwa tes efek stroop

menampilkan kata yang tidak selaras dengan warna yang ditampilkan.

1.2.1.2 Perhatian

Chaplin (2011:43) mengemukakan bahwa perhatian adalah pemrosesan

reaksi dengan cara khusus pada stimulus melalui kesesuaian alat indera dan sistem

saraf pusat. Hunt dan Ellis (2004:77) mengemukakan bahwa perhatian diasumsikan

pada penyeleksian informasi secara sadar karena keterbatasan kapasitas kesadaran.

Proses perhatian dilakukan individu dapat dilihat sebagai pengontrolan untuk

kesadaran. Perhatian menyaring informasi sebelum mencapai kesadaran dan setelah


5

melewati filter berubah menjadi sadar. Perhatian adalah proses pengalokasian

sumber daya dan kapasitas untuk memasukan informasi.

Hunt dan Ellis (2004:109) mengemukakan bahwa perhatian adalah proses

yang menjelaskan dua aspek fungsi mental selektivitas dan keterbatasan kapasitas

dalam diri individu. Hunt dan Ellis (2004:77) mengemukakan bahwa perhatian

penting dalam menentukan tugas yang diselesaikan dan seberapa baik tugas

dilakukan. Wade dan Tavris (2007:200) mengemukakan bahwa perhatian adalah

fokus pada aspek yang berada di lingkungan sekitar secara terpilih. Styles

(2005:221) mengemukakan bahwa perhatian berperan dalam proses penyeleksian

pada pemahaman makna serta respon perilaku. Daulay (2014:157) mengemukakan

bahwa perhatian terbagi menjadi lima, yaitu:

a. Perhatian spontan dan disengaja

Perhatian spontan muncul secara langsung tanpa dorongan kemauan dari individu.

Perhatian disengaja timbul karena niat dan dorongan individu untuk mencapai

tujuan.

b. Perhatian statis dan dinamis

Perhatian statis adalah individu tetap fokus terhadap objek dalam waktu yang cukup

lama. Perhatian dinamis adalah individu tidak dapat fokus pada satu objek karena

mudah berpindah dan mengalami perubahan.

c. Perhatian konsentratif dan distributif

Perhatian konsentratif adalah individu melakukan pemusatan pada satu objek

dengan kuat dan tidak mudah berpindah. Perhatian distributif adalah individu

membagi fokus pada lebih dari satu objek dengan waktu yang bersamaan.
6

d. Perhatian sempit dan luas

Perhatian sempit tertuju pada objek yang diinginkan inidividu dengan tetap kukuh

dan tidak mudah berpindah meski berada pada tempat ramai. Perhatian luas adalah

individu mudah terpengaruh dengan stimulus baru karena perhatian yang tidak bisa

mengarah pada satu objek.

e. Perhatian fiktif dan fluktuatif

Perhatian fiktif adalah individu melakukan pemusatan terhadap objek dengan waktu

yang cukup lama. Perhatian fluktuatif adalah informasi penting yang tersimpan

karena individu memperhatikan lebih dari satu objek dan tidak saksama.
7

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J. P. (2011). Kamus lengkap psikologi. (Terjemahan oleh K. Kartono).


Jakarta: Rajawali Pers.

Gregoire, L., Perruchet, P., & Charronat, B. P. (2014). How automatic is the musical
stroop effect. Experimental psychology, 6(1), 68-70. doi: 10.1027/1618-
3169/a000204.

Hunt, R. R. & Ellis, H. C. (2004). Fundamental of cognitive psychology. New York:


McGraw-Hill Higher Education.

Janczyck, M., Augst, S., & Kunde, W. (2014). The locus of the emotional stroop
effect: a study with the prp paradigm. Acta Psychologyca, -(15), 18-15. doi:
10.1016/jactpsy.2014.05.011.

King, L. A. (2010). Psikologi umum sebuah pandangan apresiatif. Jakarta: Salemba


Humanika.

Konkle, T., & Oliva, A. (2012). Observation familiar sie stroop effect. Journal of
Experimental Psychology, -(-), 1-9. doi: 10.1037/a0028294.

Notebaert, W. Gevers, W. Kadosh, R. C. (2011). Sequential analysis of the


numerical stroop effect reveals response suppression. Journal of
Experimental Psychology. -(5), 1243–1249. doi: 10.1037/a0023550.

Perret, P., & Ducrot. S. (2010). Viewing-position effects in the Stroop task: Initial
fixation position modulates Stroop effects in fully colored words.
Psychonomic Bulletin & Review. -(4), 550-555. doi:10.3758/PBR.17.4.550.

Styles, E. A. (2005). Attention, perception and memory. New York: Psychology


Press.

Anda mungkin juga menyukai