Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK DK3014 PSIKOLOGI PERSEPSI

PERSEPSI KEDALAMAN (JARAK)

Oleh:
Maulidia Khairani 11212003 Mega Senoputri 11512020
Afaf Setia Ashari 11212008 Kalish Rachman H. 11512023
Adelina Listyo Y. 11512006 Meidoraeka Rigine 11512043
Eka Hastari 11512013 Yohanida Nuruzzahra 11512048

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016
Definisi
Persepsi kedalaman dan jarak (depth perception) adalah kemampuan indera pengelihatan untuk
mempresepsikan ruang, atau kemampuan untuk melihat dunia dalam tiga dimensi dan untuk
mempersepsikan jarak. Indera pengelihatan tidak dapat langsung memberikan informasi
mengenai letak suatu benda seperti halnya indera peraba. Namun demikian, letak sebuah benda
dapat disimpulkan dengan memperkirakan jarak dan kedalamannya berdasarkan persepsi
kedalaman dan jarak. Jarak diantara kedua mata akan menyebabkan terjadinya perbedaan gambar
yang ditangkap oleh retina. Otak mengintegrasikan gambaran dari kedua mata kedalam satu
gambar gabungan.

Petunjuk Kedalaman (Depth Cues)


Persepsi kedalaman dapat terjadi melalui dua jenis petunjuk (cues):
a. Monocular Depth Cues
Monocular depth cues adalah persepsi yang diterima oleh satu mata yang direpresentasikan
dua dimensi sebagai gambar. Untuk benda-benda yang berada lebih jauh dari 50 kaki (sekitar
15 meter), hanya dapat digunakan petunjuk monokular. Yang termasuk kedalam Monocular
depth cues antara lain adalah:
1) Interposisi, yaitu ketika sebuah objek muncul antara orang yang melihat dan objek kedua,
serta sebagian dari objek pertama menghalangi objek kedua, objek kedua ini akan
dipersepsikan berposisi lebih dekat
2) Perspektif linear, yaitu ketika dua garis diketahui berada sejajar atau parallel tampak
seperti dua benda yang menyatu pada sebuah titik, garis-garis itu menunjukkan adanya
kedalaman. Contohnya adalah ketika seseorang berdiri di sisi rel kereta api, rel kereta api
tersebut akan tampak menyatu di kejauhan.
3) Gradient tekstur
4) Ukuran Relatif
5) Perspektif aerial/atmosferik
6) Lokasi pada tata gambar
7) Motion parallax
b. Binocular Depth Cues
Binocular depth cues terjadi jika kedua mata menunjukkan gambar yang diambil dari bagian
yang berbeda. Petunjuk binokular dapat membantu untuk memperkirakan jarak hingga 50
kaki (sekitar 15 meter). Yang termasuk binocular depth cues adalah binocular convergence
dan binocular disparity.
1) Binocular Convergence
Fenomena ini terjadi ketika mata mencoba memfokuskan benda yang dekat dengan
mengarahkan mata ke dalam. Semakit dekat benda tersebut, maka semakin besar pula
konvergensinya. Contoh fenomena ini adalah ketika seseorang mencoba untuk melihat
hidung sendiri. Dengan berubahnya sudut konvergensi, maka terjadi juga perubahan otot
yang menyediakan informasi bagi otak mengenai jarak suatu objek.
2) Binocular Disparity/Retina Disparity
Kedua mata juga menerima bayangan dari retina dari benda atau objek yang sama. Hal
ini dapat dibuktikan dengan memposisikan sebuah jari pada jarak 12 inci (30 cm) di
depan wajah dan melihatnya hanya dengan mata yang lainnya. Ketika dua jari
diposisikan di depan wajah dengan salah satu jari lebih dekat dengan hidung
dibandingkan dengan jari yang lainnya, terlihat bahwa jarak antara kedua jari tampak
berubah ketika dilihat dengan mata yang lain. Perbedaan kecil dalam jarak lateral
(menyamping) antara dua objek sebagaimana dilihat oleh mata kiri dan mata kanan
disebut sebagai disparitas retina (retinal disparity). Disparitas retina meingkat seiring
dengan bertambahnya jaak antara dua objek, otak menggunakan fenomena tersebut untuk
memperkirakan kedalaman dan menghitung jarak.

Tabel 1. Ringkasan Petunjuk untuk Persepsi Kedalaman


Teori Gestalt

Dalam teori Gestalt, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep tentang form, yaitu suatu elemen
yang terstruktur dan tertutup dalam pandangan visual seseorang. Hukum-hukum pada teori
Gestalt antara lain:
1. Proksimitas atau kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana dari suatu
organisasi. Menurut teori Gestalt, obyek-obyek yang memiliki jarak yang lebih dekat
cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual.
2. Similiaritas, bila elemen-elemen memiliki similiaritas atau kualitas yang sama dalam hal
ukuran, tekstur dan warna, maka elemen-elemen tersebut cenderung akan diamati sebagai
suatu kesatuan.
3. Ketertutupan, unit visual cenderung membentuk suatu unit yang tertutup. Persepsi individu
sangat tergantung dari fokus pandangannya, sehingga bagian yang terbuka pada suatu elemen
akan otomatis dianggap sebagai suatu yang tertutup.
4. Kesinambungan, hukum ini menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengamati suatu
elemen yang berkesinambungan sebagai satu kesatuan unit.
5. Bidang dan simetri, hukum ini menyatakan semakin kecil area tertutup dan simetris semakin
cenderung terlihat sebagai suatu unit.
6. Bentuk dan latar, bahwa sebuah obyek akan terlihat berbeda ketika sebuah bentuk memiliki
latar yang kontras.
Esensi dari teori Gestalt adalah bahwa keseluruhan lebih penting daripada bagian-
bagiannya. Teori Gestalt menjelaskan bahwa persepsi tidak berdasarkan pada respon yang
terisolasi terhadap stimulus khusus, tetapi lebuh kepada reaksi terhadap stimulus total. Implikasi
lain dari persepsi adalah adanya reaksi aktif terhadap lingkungan. Manusia secara aktif akan
membuat struktur dan mengatur perasaan terhadap stimulus yang ada (Deddy Halim, 2005).

Teori Transaksional

Teori ini menjelaskan tentang peranan pengalaman persepsi dan menekankan hubungan dinamis
antara manusia dan lingkungan. Persepsi adalah transaksi saling bergantung antara lingkungan
dan pengamat (Deddy Halim, 2005). Informasi yang didapat seseorang dari lingkungan memiliki
properti-properti simbolis yang memberi makna, kualitas ambient (tidak kasat mata),
memunculkan respon-respon emosional, dan pesan-pesan motivasional yang menstimulus
kebutuhan. Seseorang juga menempatkan nilai dan properti estetik terhadap hal tersebut. Karena
manusia membutuhkan persepsi untuk memahami lingkungan sebagai sebuah pola hubungan
yang penuh makna, maka pengalaman masa lalu membentuk dasar-dasar pemahaman terhadap
hal yang baru. Kontribusi penting dari teori transaksional terhadap teori desain arsitektur adalah,
pengalaman membentuk orang untuk memberi perhatian kepada lingkungan dan kepada apa
yang penting bagi dirinya.

Jarak

Telah banyak studi yang dilakukan mengenai jarak proesmik. Berikut adalah jenis-jenis jarak
dan persepsi yang dapat timbul berdasarkan subfase didalamnya:
a. Jarak intim
1) fase dekat (0 - 15 cm): perlindungan dan kasih sayang, pandangan tidak tajam, tidak perlu
suara
2) fase jauh (15 - 45 cm): jarak sentuh, tidak layak di muka umum, pandangan terdistorsi,
bau tercium, suara berbisik
b. Jarak pribadi
1) fase dekat (0,45 - 0,75 m): mempengaruhi perasaan, pandangan terganggu, fokus lelah,
tekstur jelas.
2) fase jauh (0,75 - 1,2 m): pembicaraan soal pribadi, pandangan baik, suara jelas/perlahan.
c. Jarak sosial
1) fase dekat (1,2 - 2,1 m): dominasi dan kerja sama
2) fase jauh (2,1 - 3,6 m): melihat diri, formalitas.
d. Jarak publik
1) fase dekat (3,6-7,5 m): belum saling kenal.
2) fase jauh (>7,5 m): pembicara dengan audiens.

Persepsi Jarak dan Orientasi Tubuh

Studi menunjukkan bahwa perbedaan individu dan situasi dapat mempengaruhi


penentuan jarak personal dan orientasi tubuh seseorang terhadap orang lain. Salah satunya adalah
variabel jenis kelamin, misalnya laki-laki lebih menyukai posisi berhadapan (muka- muka)
dengan orang yang disukainya, sementara perempuan lebih suka memilih posisi bersebelahan.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian Byrne, Baskett, dan Hodges (1971) yang melakukam
eksperimen, dimana subyek lelaki dan perempuan dimasukkan ke dalam ruang yang memiliki
posisi duduk bersebelahan dan berhadapan dan terdiri dari dua kelompok orang; yang disukainya
dan yang tidak disukainya. Subyek perempuan memilh duduk bersebelahan dengan kelompok
yang disukainya, sedangkan lelaki memilih berhadap-hadapan dengan kelompok yang
disukainya.

Persepsi Kedalaman dalam Privasi Ruang

Salah satu elemen dalam ilmu desain interior dan arsitektur adalah privasi. Altman (1975)
mendefinisikan privasi sebagai kontrol seleksi manusia untuk mengakses kepentingan diri sendiri
dan kelompok. Definisi ini mempunyai dua elemen penting; pertama adalah privasi sebagai
kemampuan untuk memisahkan diri dari orang lain, dan kedua adanya ukuran-ukuran fisik dari
ruang untuk mendapatkan privasi. Berdasarkan hal tersebut, mempertimbangkan aspek persepsi
kedalaman menjadi penting dalam memperkirakan jarak yang tepat untuk menyusun ukuran-
ukuran fisik suatu ruang. Salah satu model yang dapat menjelaskan peran persepsi kedalaman
pada privasi dan ruang personal adalah model yang diajukan oleh Altman (1975), dimana
persepsi sesak dianggap sebagai akibat dari kegagalan mencapai tingkat privasi yang
diinginkan.
Persepsi Kedalaman dalam Ilusi Optik
Ilusi Muller Lyer merupakan sebuah ilusi optik yang terjadi saat seseorang salah
mempersepsi panjang salah suatu ruas garis dari dua garis dengan panah yang beragam arah,
dimana salah satu garis dibatasi oleh anak panah yang mengarah kedalam dan garis yang lain
dibatasi oleh anak panah yang mengarah keluar, satu diantara dua garis tersebut dapat digerakan
ke dalam dan keluar.

Gambar 1. Garis vertical memiliki panjang yang sama


(Sumber: http://www.rit.edu/cla/gssp400/muller/muller.html)

Panah dengan sudut ke dalam dan sudut ke luar secara fungsional, membedakan ilusi
yang terjadi. Dalam ilusi Muller Lyer proses sistem visual manusia menilai bahwa garis dengan
anak panah dilihat seperti kedalaman dan jarak pada kehidupan sehari-hari. Dimana sudut ke
dalam berkonfigurasi sesuai pada jarak yang lebih dekat, dan sudut ke luar berkonfigurasi
sesuai jarak yang jauh. Ilusi Muller Lyer terjadi berdasarkan pada prediksi yang dilakukan
observer ke dalam bentuk 3D. Jaringan saraf pada sistem visual manusia belajar bagaimana
membuat penafsiran kedalam pemandangan 3 Dimensi (3D). Itulah sebabnya apabila kita
melihat seseorang jalan menjauh dan menghilang, kita tidak menganggapnya memendek atau
mengecil. Otak kita memproyeksikan gambar dari orang yang semakin mengecil tersebut, ke
jarak yang benar dalam internal 3D model dalam otak kita. Hal inilah yang disebut dengan the
size constancy mechanism atau mekanisme ketetapan ukuran. Mekanisme ketetapan ukuranlah
yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan dalam mempersepsi ukuran, saat secara tidak sadar
otak kita menskala obyek yang dirasakan kedalam model 3D.
Sumber

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/Draft_Psikologi_Kognitif_Pertem
uan_1-14.pdf

http://charasusanti.weebly.com/uploads/1/4/9/8/14985582/04_makalah_persepsi.pdf

http://miphz.wordpress.com/2011/06/06/teori-gestalt/

http://indonesiapsikologi.com/2013/05/ilusi-muller-lyer.html

Anda mungkin juga menyukai