Kaidah Rancang Bangun - Sesi 4
Kaidah Rancang Bangun - Sesi 4
PROXEMICS
DALAM DESAIN
• RUANG SEBAGAI MEDIA
• DISTANCE RECEPTOR - IMMEDIATE
RECEPTOR
• JARAK DALAM RUANG DAN PENGALAMAN
Gambar 1
Ruang berperan sebagai wadah dari interaksi antara
manusia dan obyek desain
Pada ada saat ini dimana teknologi komunikasi begitu berkembang sepertinya semua
desain jadi memiliki konten komunikasi, yaitu ketika nilai guna (use value) berubah menjadi
nilai tukar (exchange value). Manusia sedang berada dalam masa hiruk pikuk dan
kegembiraan berkomunikasi, yang disebut oleh Baudrillard dengan istilah The Ecstacy of
Communication, yaitu dimana setiap hal sepertinya ingin komunikasikan, termasuk benda
desain. Pergeseran dari nilai guna (use value) menjadi nilai tukar (exchange value) inilah
pada akhirnya menciptakan nilai makna (meaning value) setelah melalui proses komunikasi
(The Ecstacy of Communication). Namun dalam pembahasan kali ini bukan pada proses
komunikasinya sampai sedetail demikian, tetapi pada tataran kemampuan dasar anatomi
Gambar 2
Ruang berperan sebagai wadah dari interaksi
antara manusia dengan benda-benda disekelilingnya
Jadi dalam pembahasannya peran ruang disini bukan sebagai obyek tetapi sebagai media
yaitu lokasi dimana obyek berlokasi atau ditempatkan.
Gambar 3
Indera sensorik dibagi dua kategori yaitu distance receptor
dan immediate receptor
Gambar 4
Jarak yang ada pada distance receptor memungkinkan untuk
terciptanya persepsi (tambahan) diluar persepsi yang dihasilkan
oleh konten yang ada
Jarak inilah yang kemudian harus dipahami hingga cukup detail oleh desainer, seperti yang
diungkapkan oleh Hall bahwa perbedaan jarak sedikit saja dapat memunculkan reaksi yang
berbeda di tubuh manusia sehubungan dengan kapasitas sistem organ dan anatomi tubuh
manusia. Mata (sehat) tanpa bantuan alat sebagai indera pengelihatan memiliki kemampuan
optimal, yaitu masih mampu melihat jelas dalam jarak 91,44 meter. Sedangkan indera
pendengaran memilki jarak optimal, yaitu jarak 6 meter untuk komunikasi dua arah dan jarak
30 meter untuk komunikasi 1 arah. Sedangkan indera penciuman manusia mampu mencium
hanya yang ada disekitarnya, dan sangat tergatung dengan hembusan udara.
Gambar 5
Jarak yang diungkapkan Hall dalam membahas tentang proxemics
yang dapat dijadikan dalam menentukkan desain
Berikut uraian jarak tersebut beserta reaksi tubuh manusia yang terjadi dalam percobaan
tersebut:
1. Intimate Distance : Kategori ini dinamakan jarak intim, yaitu ketika tubuh
bersentuhan dengan sebuah obyek atau dengan tubuh manusia lain atau
melakukan kegiatan seperti berbisik, berbincang dan melakukan kegiatan yang
memiliki privasi tinggi. Jika ada manusia lain atau obyek lain dalam jarak dalam
kategori ini bisa dipastikan manusia lain atau obyek lain tersebut memiliki hubungan
yang sangat dekat dengannya.
• Close phase (0 sampai 15cm). Pada jarak ini masih memungkinkan indera
peraba untuk bersentuhan dengan obyek lain atau saling bersentuhan
dengan manusia lain. Rentang jarak ini memungkinkan orang untuk dapat
mengindera suhu atau pancaran suhu, meraba tekstur, merasakan denyutan
otot dan mendengar bisikan. Secara visual pada jarak ini pandangan
mengalami kesan buram (blur) untuk obyek besar dan kesan detail untuk
obyek yang lebih kecil.
Pada prakteknya, kaidah intimate distance dapat di terapkan pada desain
yang mengharapkan bersentuhan, misalnya desain benda-benda produk
seperti gelas atau cangkir dimana indera peraba bersentuhan langsung
dengan benda tersebut. Gelas atau cangkir pada umumya terbuat dari bahan
gelas atau keramik karena benda tersebut adalah benda yang tahan dengan
panas, namun sekaligus sebagai pengantar panas yang baik. Padahal dalam
Gambar 6
Gelas degan berbagai macam desain dengan pendekatan
desain penghambat suhu untuk sampai ke tangan
• Far phase (15cm sampai 46cm). Hampir sama dengan close phase hanya
saja pada jarak ini indera peraba sudah tidak dapat merasakan suhu secara
langsung hanya dapat merasakan pancaran suhu, masih dapat mendengar
bisikan. Pada jarak ini manusia mulai dapat mengontrol pandangannya untuk
fokus atau tidak fokus. Penerapan kaidah ini dalam desain dapat dilihat pada
desain kalender meja dimana dimensi, ukuran font, jenis font harus
disesuaikan dengan kemampuan tubuh manusia.
Gambar 7
Kalender meja degan berbagai macam desain dengan pendekatan
desain agar mudah digunakan
2. Personal Distance : Jarak yang termasuk dalam kategori ini dapat dikatakan
sebagai jarak privasi seseorang atau disebutkan dengan istilah small protective
sphere. Jika ada orang lain yang masuk kedalam area tersebut dapat dikatakan
Gambar 8
Ukuran telepon cellular atau tab memiliki ukuran
yang sesuai dengan tingkat privasi dari pengguna
• Far phase (75cm sampai 120cm). Pada jarak ini masih memungkinkan untuk
berkomunikasi dengan suara normal dan masih ideal untuk berdiskusi untuk
lebih dari dua orang, 120 cm adalah batas dimana manusia atau obyek
lainnya masih dapat dijangkau dengan lengan merentang dan bebauan
masih mungkin untuk tercium tergantung arah hembusan angin. Dalam jarak
personal distance, manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya atau
obyek lainnya.
Gambar 9
Desain meja dengan fungsi untuk makan malam untuk 2 orang
menggunakan pertimbangan jarak-jarak personal dalam pembentuknya
3. Social Distance : Jarak dalam kategori ini tidak memungkinkan untuk terjadinya
kontak fisik, namun masih memungkinkan untuk terjadinya komunikasi. Jarak dalam
kategori ini dapat terjadi di ruang dalam ataupun ruang luar sesuai dengan dimensi
ruang yang tersedia.
• Close phase (120cm sampai 210cm). Pada jarak ini biasanya tejadi pada
komunitas-komunitas kecil. Bila interaksi terjadi antara manusia dengan
benda maka benda merupakan benda yang tidak boleh disentuh. Pada jarak
120cm manusia dapat melihat manusia lain (yang sama tinggi dan besarnya)
sebatas kepala dan bahu dan pada jarak 210cm dapat melihat seluruh
tubuh. Hal tersebut dapat menjadi patokan-patokan dalam mengembangkan
pertimbangan jarak dengan obyek lainnya. Penerapan kaidah ini dalam
desain dapat dilihat pada desain point of purchasing (POP).
Gambar 10
point of purchasing statis dan point of purchasing dinamis
sebaiknya mempertimbangkan jarak antara POP dan target
Gambar 10
Desain stage untuk museum yang memamerkan benda
berharga memerlukan jarak yang berada dalam
kategori social distance far phase
4. Public Distance : Jarak dalam kategori ini pada umumnya terjadi pada ruang luar
atau ruang dalam yang sangat besar yang biasanya memiliki banyak audience atau
pengamat (massal).
• Close phase (360cm sampai 750cm). Untuk dapat berkomunikasi dengan
suara pada jarak ini dilakukan dengan berteriak atau dapat menggunakan alat
pengeras suara. Bebauan akan sangat tergantung dengan kondisi arah
angina. Pada jarak ini pandangan sudah tidak lagi memiliki detail yang baik,
bahkan pada jarak 480cm visual berbentuk tiga dimensi mulai tampak flat
Gambar 11
Sign system biasanya dipergunakan ditempat kermaian (ruang publik)
• Far phase (750cm sampai tak terhingga). Walaupun secara teoritis pada jarak
yang tertera sampai tak terhingga, namun dalam kenyaaannya jarak yang ada
terbatas pada keberadaan lingkungan, misalnya adanya halangan visual.
Pengelihatan optimal dapat merujuk pada hasil penelitian Hall bahwa mata
(sehat) tanpa bantuan alat sebagai indera pengelihatan memiliki kemampuan
optimal, yaitu masih mampu melihat jelas dalam jarak 91,44 meter. Suara
pada jarak ini jelas membutuhkan bantuan alat pengeras suara dengan
speaker yang diletetakkan setidaknya dalam jarak social distance dengan
audience.
Gambar 11
Penerapan desain dengan memperhatikan jarak pada public distance far phase
• WIGNJOSOEBROTO, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Surabaya, Guna Widya.
• Ergonomi fit. 2011. Ergonomi dan Antropometri [Online]. Indonesia. Available: http//http://ergonomi-
fit.blogspot.com/2011/12/dna-dan-antropometri.html. [Accessed