Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

PROXEMICS
DALAM DESAIN
• RUANG SEBAGAI MEDIA
• DISTANCE RECEPTOR - IMMEDIATE
RECEPTOR
• JARAK DALAM RUANG DAN PENGALAMAN

Fakultas Program Studi SESI Kode MK Disusun Oleh


FAKULTAS DESAIN PRODUK 19045 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS.
DESAIN DAN
SENI KREATIF 04
Abstract Kompetensi
Proxemics adalah istilah yang digunakan Peserta perkuliaan dapat memahami dan
oleh Edward T. Hall untuk menjelaskan menerapkan prinsip proxemics dalam
tentang ruang, serta hubungan aspek jarak- proses desain guna memenuhi aspek
jarak yang ada dalam ruang dengan dengan kenyamanan.
persepsi yang muncul yang dipengaruhi
oleh latar belakang budaya.
PROXEMICS
Dalam pertemuan sebelumnya telah dibahas mengenai aspek ergonomi, dimana anatomi
tubuh manusia baik berupa ukuran-ukuran dan sistem geraknya menjadi pembahasan guna
memenuhi faktor keamanan dan kenyamanan bagi pengguna desain yang dimaksud. Pada
pertemuan kali ini akan membahas tentang ukuran-ukuran di luar tubuh manusia namun
dapat mempengaruhi manusia sebagai pengguna desain yang disebut proxemics.
Proxemics adalah istilah yang digunakan oleh Edward T. Hall untuk menjelaskan tentang
ruang, serta hubungan aspek jarak-jarak yang ada dalam ruang dengan dengan persepsi
yang muncul yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya.

Ruang Sebagai Media


Dalam Hidden Dimension (1990), Hall membahas tentang jarak-jarak yang terbangun dalam
ruang, antara manusia sebagai pengguna dan ruang itu sendiri. Dalam bukunya sebenarnya
Hall membahas tentang ruang dalam pengertian arsitektur, yaitu dimana ruang menjadi
obyek desain. Pemikiran tersebut dapat dikembangkan dalam konteknya dengan desain
yang memiliki konten komunikasi dan ruang dalam hal ini bukan lagi ada pada posisi obyek,
tetapi berada pada posisi media (wadah).

Gambar 1
Ruang berperan sebagai wadah dari interaksi antara
manusia dan obyek desain

Pada ada saat ini dimana teknologi komunikasi begitu berkembang sepertinya semua
desain jadi memiliki konten komunikasi, yaitu ketika nilai guna (use value) berubah menjadi
nilai tukar (exchange value). Manusia sedang berada dalam masa hiruk pikuk dan
kegembiraan berkomunikasi, yang disebut oleh Baudrillard dengan istilah The Ecstacy of
Communication, yaitu dimana setiap hal sepertinya ingin komunikasikan, termasuk benda
desain. Pergeseran dari nilai guna (use value) menjadi nilai tukar (exchange value) inilah
pada akhirnya menciptakan nilai makna (meaning value) setelah melalui proses komunikasi
(The Ecstacy of Communication). Namun dalam pembahasan kali ini bukan pada proses
komunikasinya sampai sedetail demikian, tetapi pada tataran kemampuan dasar anatomi

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
sensorik manusia dalam mengindera benda-benda desain yang ada dalam ruang. Ruang
yang berperan sebagai media, mewadahi aktivitas mengindera manusia dalam mengalami
(experience) sebuah benda desain. Hall mengulas bahwa ada faktor jarak yang
mempengaruhi pengalaman (sense experience) antara manusia sebagai pengamat dengan
benda desain sebagai obyek.

Gambar 2
Ruang berperan sebagai wadah dari interaksi
antara manusia dengan benda-benda disekelilingnya

Jadi dalam pembahasannya peran ruang disini bukan sebagai obyek tetapi sebagai media
yaitu lokasi dimana obyek berlokasi atau ditempatkan.

Distance Receptor dan Immediate Receptor


Pengaruh jarak antara manusia dengan manusia lain atau obyek tertentu inilah yang harus
disadari oleh desainer, karena indera sensorik manusia memiliki kemampuan optimal dalam
menangkap kesan, sehingga desainer dapat menempatkan media yang dapat
membangitkan kesadaran ruang (space awareness). Hall mengkategori indera manusia
menjadi dua kategori, yaitu distance receptor dan immediate receptor.

Gambar 3
Indera sensorik dibagi dua kategori yaitu distance receptor
dan immediate receptor

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
Distance receptor adalah indera sensorik yang memerlukan jarak dalam proses
penginderaannya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah organ mata, telinga dan
hidung. Immediate receptor adalah indera sensorik yang tidak memerlukan jarak dalam
proses penginderaannya yaitu kulit sebagai indera peraba dan lidah sebagai indera perasa.
Pengkategorian ini dilakukan untuk membedakan karena dalam distance receptor terdapat
pengganggu (noise) akibat dari jarak yang ada. Dengan demikian proses komunikasi dapat
dilihat dengan lebih mendetail yaitu berdasarkan kategori ini.

Gambar 4
Jarak yang ada pada distance receptor memungkinkan untuk
terciptanya persepsi (tambahan) diluar persepsi yang dihasilkan
oleh konten yang ada

Jarak inilah yang kemudian harus dipahami hingga cukup detail oleh desainer, seperti yang
diungkapkan oleh Hall bahwa perbedaan jarak sedikit saja dapat memunculkan reaksi yang
berbeda di tubuh manusia sehubungan dengan kapasitas sistem organ dan anatomi tubuh
manusia. Mata (sehat) tanpa bantuan alat sebagai indera pengelihatan memiliki kemampuan
optimal, yaitu masih mampu melihat jelas dalam jarak 91,44 meter. Sedangkan indera
pendengaran memilki jarak optimal, yaitu jarak 6 meter untuk komunikasi dua arah dan jarak
30 meter untuk komunikasi 1 arah. Sedangkan indera penciuman manusia mampu mencium
hanya yang ada disekitarnya, dan sangat tergatung dengan hembusan udara.

JARAK DALAM RUANG DAN PENGALAMAN


Hall mengkategori jarak-jarak tersebut menjadi beberapa kelompok yang didapatkannya dari
studinya terhadap suara dan visual. Hall mengkategorinya menjadi empat kelompok yaitu
intimate distance, personal distance, social distance dan public distance. Jarak intimate
distance berada dalam rentang 0 – 18” (46cm – 46cm), personal distance berada dalam
rentang jarak 1,5 feet – 4 feet (46cm – 120cm), social distance berada dalam rentang jarak 4
feet – 12 feet (120cm – 360cm) dan public distance berada dalam jarak diatas 12 feet (lebih

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
besar dari 750cm) Setiap kelompok kategori tersebut dibagi menjadi dua lagi yaitu close
phase dan far phase, atau dengan kata lain ada jarak minimum dan jarak maksimum.

Gambar 5
Jarak yang diungkapkan Hall dalam membahas tentang proxemics
yang dapat dijadikan dalam menentukkan desain

Berikut uraian jarak tersebut beserta reaksi tubuh manusia yang terjadi dalam percobaan
tersebut:

1. Intimate Distance : Kategori ini dinamakan jarak intim, yaitu ketika tubuh
bersentuhan dengan sebuah obyek atau dengan tubuh manusia lain atau
melakukan kegiatan seperti berbisik, berbincang dan melakukan kegiatan yang
memiliki privasi tinggi. Jika ada manusia lain atau obyek lain dalam jarak dalam
kategori ini bisa dipastikan manusia lain atau obyek lain tersebut memiliki hubungan
yang sangat dekat dengannya.
• Close phase (0 sampai 15cm). Pada jarak ini masih memungkinkan indera
peraba untuk bersentuhan dengan obyek lain atau saling bersentuhan
dengan manusia lain. Rentang jarak ini memungkinkan orang untuk dapat
mengindera suhu atau pancaran suhu, meraba tekstur, merasakan denyutan
otot dan mendengar bisikan. Secara visual pada jarak ini pandangan
mengalami kesan buram (blur) untuk obyek besar dan kesan detail untuk
obyek yang lebih kecil.
Pada prakteknya, kaidah intimate distance dapat di terapkan pada desain
yang mengharapkan bersentuhan, misalnya desain benda-benda produk
seperti gelas atau cangkir dimana indera peraba bersentuhan langsung
dengan benda tersebut. Gelas atau cangkir pada umumya terbuat dari bahan
gelas atau keramik karena benda tersebut adalah benda yang tahan dengan
panas, namun sekaligus sebagai pengantar panas yang baik. Padahal dalam

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
penggunaannya, alat masak tersebut harus dapat melindungi penggunanya
dari panas. Permasalahan akan hal ini perlu disadari desainer guna dapat
menyelesaikan desain alat masak yang dapat berfungsi sekaligus nyaman
bagi penggunanya.

Gambar 6
Gelas degan berbagai macam desain dengan pendekatan
desain penghambat suhu untuk sampai ke tangan

• Far phase (15cm sampai 46cm). Hampir sama dengan close phase hanya
saja pada jarak ini indera peraba sudah tidak dapat merasakan suhu secara
langsung hanya dapat merasakan pancaran suhu, masih dapat mendengar
bisikan. Pada jarak ini manusia mulai dapat mengontrol pandangannya untuk
fokus atau tidak fokus. Penerapan kaidah ini dalam desain dapat dilihat pada
desain kalender meja dimana dimensi, ukuran font, jenis font harus
disesuaikan dengan kemampuan tubuh manusia.

Gambar 7
Kalender meja degan berbagai macam desain dengan pendekatan
desain agar mudah digunakan

2. Personal Distance : Jarak yang termasuk dalam kategori ini dapat dikatakan
sebagai jarak privasi seseorang atau disebutkan dengan istilah small protective
sphere. Jika ada orang lain yang masuk kedalam area tersebut dapat dikatakan

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
telah memasuki wilayah pribadinya dan dapat mengganggu ke-privasi-an orang lain
bila tanpa izin.
• Close phase (46cm sampai 75cm). Pada jarak ini memungkinkan untuk
berkomunikasi denga suara normal, kata-kata dalam bentuk suara dapat
didengar dengan jelas (no distortion), masih dapat menyentuh, memegang,
menggapai atau saling menyentuh dalam jangkauan lengan manusia lain
atau obyek lainnya. Bebauan yang dipancarkan dari manusia atau obyek
lain disekitar masih dapat diindera tanpa terganggu arah hembusan angin.
Penerapan kaidah ini dalam desain dapat dilihat pada desain telepon cellular
atau tab.

Gambar 8
Ukuran telepon cellular atau tab memiliki ukuran
yang sesuai dengan tingkat privasi dari pengguna

• Far phase (75cm sampai 120cm). Pada jarak ini masih memungkinkan untuk
berkomunikasi dengan suara normal dan masih ideal untuk berdiskusi untuk
lebih dari dua orang, 120 cm adalah batas dimana manusia atau obyek
lainnya masih dapat dijangkau dengan lengan merentang dan bebauan
masih mungkin untuk tercium tergantung arah hembusan angin. Dalam jarak
personal distance, manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya atau
obyek lainnya.

Gambar 9
Desain meja dengan fungsi untuk makan malam untuk 2 orang
menggunakan pertimbangan jarak-jarak personal dalam pembentuknya

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
Penerapan kaidah ini dalam desain dapat dilihat pada desain meja makan
untuk 2 orang. Ukuran meja makan yang ada seharusnya berjarak antara
75cm sampai 120 cm atau yang membuat jarak kedua orang yang
menggunakannya dalam jarak tersebut.Pada gambar (a) meja berukuran
sekitar 120cm x 120cm (berada pada jarak personal distance -far phase)
tapi pada penggunaannya kedua orang saling mendekat dan membentuk
jarak personal distance – close phase). Sedangkan pada gambar (b) terlihat
jarak lebih intim (berada dalam jarak personal distance – close phase.

3. Social Distance : Jarak dalam kategori ini tidak memungkinkan untuk terjadinya
kontak fisik, namun masih memungkinkan untuk terjadinya komunikasi. Jarak dalam
kategori ini dapat terjadi di ruang dalam ataupun ruang luar sesuai dengan dimensi
ruang yang tersedia.
• Close phase (120cm sampai 210cm). Pada jarak ini biasanya tejadi pada
komunitas-komunitas kecil. Bila interaksi terjadi antara manusia dengan
benda maka benda merupakan benda yang tidak boleh disentuh. Pada jarak
120cm manusia dapat melihat manusia lain (yang sama tinggi dan besarnya)
sebatas kepala dan bahu dan pada jarak 210cm dapat melihat seluruh
tubuh. Hal tersebut dapat menjadi patokan-patokan dalam mengembangkan
pertimbangan jarak dengan obyek lainnya. Penerapan kaidah ini dalam
desain dapat dilihat pada desain point of purchasing (POP).

Gambar 10
point of purchasing statis dan point of purchasing dinamis
sebaiknya mempertimbangkan jarak antara POP dan target

pada jarak 210cm masih memungkinkan untuk pengamat melihat sosok


sebesar tubuh orang desawa normal. Hal ini dapat diaplikasikan pada POP

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
statis seperti gambar (a) atau pada POP dinamis seperti pada sales
promotion girl/boy.
• Far phase (210cm sampai 360cm). Pada jarak ini biasanya terjadi pada
komunikasi yang formal dimana masing-masing individu memanfaatkan
gelembung (small protective sphere) personal distance-nya dalam
berkomunikasi. Suara biasanya lebih keras dari penggunaan suara di level
close phase social distance. Penggunaan suara yang sangat keras seperti
berteriak dapat memunculkan efek ruang menjadi jarak personal distance.
Secara visual pada jarak 210cm – 360cm memiliki best spot yaitu pada
ketinggian sama dengan mata pengamat. Penerapan kaidah ini dalam desain
dapat dilihat pada desain berikut.

Gambar 10
Desain stage untuk museum yang memamerkan benda
berharga memerlukan jarak yang berada dalam
kategori social distance far phase

Desain stage untuk museum yang memamerkan benda berharga


memerlukan jarak yang berada dalam kategori social distance far phase
karena sifat benda pamernya yang prestisius membuat benda tersebut
memerlukan jarak dengan pengamatnya. Selain itu karena koleksi pamer di
museum jadi harus memungkinkan untuk dinikmati oleh sekelompok orang
dan dari sudut yang berbeda

4. Public Distance : Jarak dalam kategori ini pada umumnya terjadi pada ruang luar
atau ruang dalam yang sangat besar yang biasanya memiliki banyak audience atau
pengamat (massal).
• Close phase (360cm sampai 750cm). Untuk dapat berkomunikasi dengan
suara pada jarak ini dilakukan dengan berteriak atau dapat menggunakan alat
pengeras suara. Bebauan akan sangat tergantung dengan kondisi arah
angina. Pada jarak ini pandangan sudah tidak lagi memiliki detail yang baik,
bahkan pada jarak 480cm visual berbentuk tiga dimensi mulai tampak flat

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
(kehilangan kedalaman sosoknya). Penerapan kaidah ini dalam desain dapat
dilihat pada desain sign system.

Gambar 11
Sign system biasanya dipergunakan ditempat kermaian (ruang publik)

Jarak optimal pengelihatan manusia membuat desainer harus berfikir hingga


pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. Penerapan desain
dapat berupa pemilihan warna, ukuran huruf/obyek, jenis font dsb.

• Far phase (750cm sampai tak terhingga). Walaupun secara teoritis pada jarak
yang tertera sampai tak terhingga, namun dalam kenyaaannya jarak yang ada
terbatas pada keberadaan lingkungan, misalnya adanya halangan visual.
Pengelihatan optimal dapat merujuk pada hasil penelitian Hall bahwa mata
(sehat) tanpa bantuan alat sebagai indera pengelihatan memiliki kemampuan
optimal, yaitu masih mampu melihat jelas dalam jarak 91,44 meter. Suara
pada jarak ini jelas membutuhkan bantuan alat pengeras suara dengan
speaker yang diletetakkan setidaknya dalam jarak social distance dengan
audience.

Gambar 11
Penerapan desain dengan memperhatikan jarak pada public distance far phase

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Amrose, Gavin. And Paul Harris.(2010).Design Thinking. Ava Publishing. San Antonio
Chapman, Jonathan. (2005).Emotionally Durable Design. Cromwell Press. Trowbridge.
Mallgrave, Harry Francis (ed). (2005). An Anthology from Vitruvius to 1870. Blackwell
Publishing.
Mijksenaar, Paul. Visual Function. 010 Publishers. Rotterdam, 1997
Norman, Donald A. (1988).Design of Everyday Things. Curency Dobleday. New York.
Slack, Laura. (2006).What is Product Design?. Page One Publishing Private Limited.
Singapore.
Ware, Colin. (2008).Visual Thinking for Design. Elsevier Inc. Burlington.

• WIGNJOSOEBROTO, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Surabaya, Guna Widya.
• Ergonomi fit. 2011. Ergonomi dan Antropometri [Online]. Indonesia. Available: http//http://ergonomi-
fit.blogspot.com/2011/12/dna-dan-antropometri.html. [Accessed

2016 KAIDAH RANCANG BANGUN Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 HADY SOEDARWANTO, ST., M.DS. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai