OLEH :
KHADAFY (1907113823)
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis bisa menyelesaikan tugas laporan studio perancangan arsitektur 2 dengan
tepat waktu.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Semoga laporan ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita
semua. Penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover..........................................................................................................................
Kata pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
3.1 Kesimpulan................................................................................................15
3.2 Saran...........................................................................................................15
3.3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kita sebagai mahluk sosial tidak dapat dilepaskan dengan adanya privasi
yang membatasi setiap pergerakan-pergerakan kita dalam beraktivitas, baik di
ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar. Maka dari itu
diperlukannya sebuah ilmu fikir yang mempertimbangkan keadaan bagaimana
setiap orang dalam membutuhkan ruang-ruang pribadi atau wialayah teritorialnya
masing-masing untuk dapat melakukan aktivitasnya secara nyaman tanpa campur
tangan orang lain. Meskipun dalam keadaan dimana orang tersebut tetap harus
dapat berinteraksi dengan yang lainnya.
Di dalam dunia arsitektur, ilmu ini dikenal dengan istilah proxemics dan
intimate space. Dimana istilah tersebut meruju kepada hubungan yang terjadi
antara manusia dengan penggunaan ruang terhadap komunikasi antar personal.
Intimate space juga dapat difahami dalam berbagai lingkup (space) dan tingkatan
kepekaan (sense), baik itu dibentuk karena suatu apresiasi dan atau pun
penolakkan yang kesemuaanya dapat saja berlaku berbeda pada setiap individu
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Space atau ruang, adalah inti yang tidak penting yang pelukis sarankan dan
pematung isi, yang dibungkus oleh seorang arsitek, menciptakan sebuah
lingkungan yang sepenuhnya manusiawi dan terbatas dalam lingkungan alam
yang tidak terbatas. Sebuah konsep tentang space memiliki kualitas daripada
sebuah kekosongan itu sulit untuk dipahami. Sebab, ketika memasuki sebuah
bangunan, yang ada lantai, dinding, penopang dan langit-langitnya terlihat, semua
itu dapat dipelajari dan dilihat. Sementara space, dalam arti seseorang terbiasa
memikirkannya, sebenarnya kosong yang berarti tidak ada massa dan hanya diisi
oleh udara.
3
2.2 Pengertian dari Intimate Space in Architecture
Menurut Universitas Sains Terapan Peru, Intimate Space adalah ruang
pertama yang dirancang oleh arsitek masa depan, sehingga menjadi pengalaman
yang sangat pribadi di mana para mahasiswa menciptakan ruang yang dihasilkan
oleh tubuh mereka dalam gerakan dengan sikap dan perasaan intim tertentu.
4
mungkin itu sangat menakjubkan bagi seseorang - kecuali seseorang memiliki
kepekaan yang tidak sama; maka, itu lebih merupakan pengecualian.
5
Sumber: Proxemics theory, The Silent Language by anthropologist Edward Hall (1966)
1. Jenis Kelamin
2. Umur
Makin bertambah usia seseorang, makin besar ruang personalnya, ini ada
kaitannya dengan kemandirian. Pada saat bayi, hampir tidak ada kemampuan
untuk menetapkan jarak karena tingkat ketergantungan yang makin tinggi.
Pada usia 18 bulan, bayi sudah mulai bisa memutuskan ruang personalnya
tergantung pada orang dan situasi. Ketika berumur 12 tahun, seorang anak
sudah menerapkan RP seperti yang dilakukan orang dewasa.
6
3. Kepribadian
5. Kondisi Kecacatan
6. Ketertarikan
7. Rasa Aman/Ketakutan
7
Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan
sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada
pihak-pihak tertentu,misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan
dengan orang cacat, atau orang yang terbelakang mental atau bahkan orang
gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor
ketidakbiasaan dan adanya sesuatu yang berbeda.
8. Persaingan/Kerjasama
Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personalnya.
11. Dan beberapa variasi lain seperti budaya, religi dan suku/etnis
Definisi Proxemics
"Studi tentang peran simbolis dan komunikatif dari individu pemisahan spasial
mempertahankan berbagai situasi sosial dan interpersonal, dan bagaimana sifat
dan derajat pengaturan spasial ini berkaitan dengan faktor lingkungan dan
budaya."
8
(Halaman 57, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)
“Jarak variabel dan subyektif di mana satu orang merasa nyaman berbicara
dengan orang lain. Disebut juga jarak pribadi”
9
Definisi Proximity:
10
(Halaman 57, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)
11
Gambar tersebut menjelaskan bagaimana fungsi ruang dalam menjaga ruang
lingkup privasi seseorang yang menempati ruangan tersebut terhadap dunia luar,
serta menghubungkan antara fungsi ruang dan prilaku manusia yang melakukan
aktivitas di dalamnya
12
dan penentuan keakraban antara diri dengan orang lain. Berikut disajikan
pengaplikasian intimate space berdasarkan tingkat dan persepsi:
13
3. Tingkat Jarak Sosial
Untuk jarak sosial, cakupan privasi lebih bervariasi sehingga personal yang
terlibat didalamnya tidak hanya pribadi yang tetap melainkan berganti-ganti,
sehingga kesan ruang terhadap personal sangat menentukan kenyamanan personal
tersebut dalam beraktivitas di dalam ruangan tersebut. Contohnya seperti ruang
kerja
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan materi yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa intimate space didefinisikan sebagai suatu area dengan batas maya yang
mengelilingi diri seseorang dan orang lain tidak diperkenankan masuk ke
dalamnya. Sedangkan pengertiannya yaitu, ruang khusus yang dimiliki seseorang
berdasarkan kepekaannya dalam mengatur jarak dengan orang lain dalam
berinteraksi, sehingga ia dapat merasakan privasinya sendiri. Konsep intimate
space dihubungkan atau dikaitkan dengan istilah proxemics, yang mana
proxemics ini dapat diartikan sebagai bentuk lain untuk menjelaskan bagaimana
hubungan seseorang menggunakan ruang yang khusus dalam kebudayaan dan
kebiasaan untuk berkomunikasi antar personal. Dalam dunia arsitektur intimate
space dapat juga di artikan sebagai tingkat kepekaan seorang arsitek dalam
mengolah suatu ruang sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman bagi pengguna
ruang tesebut.
3.2 Saran
Dengan selesainya laporan ini, penulis berharap para pembaca mulai timbul
rasa tertarik serta dapat lebih memahami gamabaran secara luas mengenai
intimate space dalam ranah arsitektural.
Demi kesempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst. Alih bahasa oleh Sjamju Amril. 1987. Data Arsitek Edisi Kedua.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
16
Trimble, Dawn M. 2012. Intimate Space.
https://archinect.com/blog/article/57159561/intimate-spaces diakses pada 14
Februari 2020 pukul 6:22 WIB
Ven, Cornelis Van De. 1991. Ruang dalam Arsitektur. (Edisi ke-3). Terjemahan
oleh Imana Djokomono dan Prihminto Widodo. Jakarta; Gramedia Pustaka
Utama.
17