Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK : DOSEN PENGAMPU :

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 YOHANNES FIRZAL, PhD

UNDERSTANDING THE INTIMATE SPACE IN ARCHITECTURE

OLEH :

ANJU G.C PANGGABEAN (1907113254)

AZNAWI MAZLANSYAH (1907111637)

EWA HASNA ASYIFAH (1907113418)

FADEL GAMA PUTRA (1907112526)

KHADAFY (1907113823)

KRISNA TRI OKTAVIANI (1907111476)

LIA YURBI (1907111451)

LOVIARNI CHAIRINI (1907155948)

LYDIA MANURUNG (1907113191)

NAILATI FAUZAH (1907113224)

MUHAMMAD IQBAL (1907111517)

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis bisa menyelesaikan tugas laporan studio perancangan arsitektur 2 dengan
tepat waktu.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pertama dalam penilaian di


mata kuliah studio perancangan arsitektur 2. Adapun topik yang dibahas didalam
laporan ini mengenai defining intimate space in architecture.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang


telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini hingga laporan ini dapat
terselesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Semoga laporan ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita
semua. Penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................

Kata pengantar..........................................................................................................i

Daftar isi...................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................1

BAB II Isi

2.1 Definisi intimate space in architecture........................................................2


2.2 Pengertian intimate space in architecture....................................................4
2.3 Konsep intimate space in architecture.........................................................4
2.4 Contoh aplikasi intimate space in architecture..........................................11

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan................................................................................................15
3.2 Saran...........................................................................................................15
3.3

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sebagai mahluk sosial tidak dapat dilepaskan dengan adanya privasi
yang membatasi setiap pergerakan-pergerakan kita dalam beraktivitas, baik di
ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar. Maka dari itu
diperlukannya sebuah ilmu fikir yang mempertimbangkan keadaan bagaimana
setiap orang dalam membutuhkan ruang-ruang pribadi atau wialayah teritorialnya
masing-masing untuk dapat melakukan aktivitasnya secara nyaman tanpa campur
tangan orang lain. Meskipun dalam keadaan dimana orang tersebut tetap harus
dapat berinteraksi dengan yang lainnya.

Di dalam dunia arsitektur, ilmu ini dikenal dengan istilah proxemics dan
intimate space. Dimana istilah tersebut meruju kepada hubungan yang terjadi
antara manusia dengan penggunaan ruang terhadap komunikasi antar personal.
Intimate space juga dapat difahami dalam berbagai lingkup (space) dan tingkatan
kepekaan (sense), baik itu dibentuk karena suatu apresiasi dan atau pun
penolakkan yang kesemuaanya dapat saja berlaku berbeda pada setiap individu

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi dan Pengertian dari Intimate Space in Architecture?

2. Bagaimana Konsep dari Intimate Space in Architecture?

3. Bagaimana Contoh Aplikasi Intimate Space in Architecture untuk berbagai


tingkatan dan persepsi?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa Defenisi dan Pengertian dari Intimate Space in


Architecture.

2. Untuk mengetahui bagaimana Konsep dari Intimate Space in Architecture.

3. Untuk mengetahui bagaimana Contoh Aplikasi Intimate Space in Architecture


untuk berbagai tingkatan dan persepsi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi dari Intimate Space in Architecture


Intimate adalah sebuah kata sifat yang menunjukkan arti dari ramah,
dikhususkan atau sesuatu yang personal. Sedangkan Intimate Space adalah suatu
area dengan batas maya yang mengelilingi diri seseorang dan orang lain tidak
diperkenankan masuk ke dalamnya.

Space atau ruang, adalah inti yang tidak penting yang pelukis sarankan dan
pematung isi, yang dibungkus oleh seorang arsitek, menciptakan sebuah
lingkungan yang sepenuhnya manusiawi dan terbatas dalam lingkungan alam
yang tidak terbatas. Sebuah konsep tentang space memiliki kualitas daripada
sebuah kekosongan itu sulit untuk dipahami. Sebab, ketika memasuki sebuah
bangunan, yang ada lantai, dinding, penopang dan langit-langitnya terlihat, semua
itu dapat dipelajari dan dilihat. Sementara space, dalam arti seseorang terbiasa
memikirkannya, sebenarnya kosong yang berarti tidak ada massa dan hanya diisi
oleh udara.

Masalah mengenai ruang personal ini berhubungan dengan batas-batas di


sekeliling seseorang. Dimana beberapa tokoh mengemukakan pendapatnya
mengenai intimate space itu sendiri, diantaranya,

 Menurut Sommer intimate space adalah daerah disekeliling seseorang


dengan batas – batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh
memasukinya. (dalam Altman, 1975)
 Goffman menggambarkan intimate space sebagai jarak/daerah di
sekitar individu dimana jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia
akan merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang –
kadang menarik diri. (dalam Altman, 1975)

3
2.2 Pengertian dari Intimate Space in Architecture
Menurut Universitas Sains Terapan Peru, Intimate Space adalah ruang
pertama yang dirancang oleh arsitek masa depan, sehingga menjadi pengalaman
yang sangat pribadi di mana para mahasiswa menciptakan ruang yang dihasilkan
oleh tubuh mereka dalam gerakan dengan sikap dan perasaan intim tertentu.

Karena berkaitan dengan ruangan tiga dimensi, dapat diartikan bahwa


intimate space adalah sebuah ruangan yang akrab dan dekat dengan kita sehingga
menimbulkan kenyamanan dan membuat seseorang yang ada di dalamnya merasa
senang. Intimate space dalam ranah arsitektur dapat di defenisikan dengan
kepekaan yang dimiliki seseorang dalam mengatur jarak dan ruang dengan orang
lain dalam berinteraksi, sehingga ia dapat merasakan privasinya sendiri.
Maksudnya dengan kepekaannya, seseorang tersebut mengatur jarak untuk
membatas privasinya dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga
menimbulkan rasa nyaman dalam dirinya.

Dalam beberapa forum, intimate space in architecture juga dapat diartikan


sebagai tingkat kepeekaan seorang perancang dalam mengelola ataupun mengolah
ruang sehingga ruang tersebut dapat nyaman digunakan baik dalam cakupan
privasi yang kecil maupun dalam cakupan publik.

2.3 Konsep Intimate Space in Architecture


Intimate Space dikenal sebagai ruang tubuh dan zona kenyamanan,
penggunaan inilah yang disebut dengan Proxemics. Mengatur jarak antara kita
dengan orang lain, memberi kita beberapa manfaat, termasuk keselamatan,
komunikasi, kasih sayang, dan kenyamanan. Keintiman dalam arsitektur berlapis
dalam dimensi apresiasi pribadi atau penolakan ruang arsitektur. Tingkat
kedekatan mungkin diperoleh melalui penggunaan ruang secara adat dari waktu
ke waktu. Subjektivitas keintiman pada akhirnya bervariasi dari individu ke
individu karena keunikan masing-masing orang. Namun demikian, ada kehalusan
arsitektur, yang memicu efek yang hampir sama untuk orang-orang dari berbagai
kepekaan. Apa yang jelek itu jelek (atau jelek bagi sebagian orang). Atau

4
mungkin itu sangat menakjubkan bagi seseorang - kecuali seseorang memiliki
kepekaan yang tidak sama; maka, itu lebih merupakan pengecualian.

Keintiman dalam arsitektur yang mendukung seseorang berkenalan


dengan pengaturan tempat, itu berarti "menganugerahkannya dengan nilai".
(Mothloch, 2001) Keintiman berkonotasi dengan 'kemanusiawian' jarak, skala,
dimensi, proporsi, dan pergerakan tubuh kinestetik (rasa terikat) yang diwujudkan
dalam perincian kecil seperti dalam rasio tapak-riser. (Nerdinger, 1999)
Keintiman juga diwujudkan dalam ke-manusia-an refleksi suara (pendengaran), di
mana orang dapat berbisik dengan percakapan di restoran; atau kagum dengan
gema hormat saat beribadah di gereja.

Intimate Space dapat dihubungkan dengan istilah Proxemics, Istilah ini


diperkenalkan oleh seorang antropologis, Edward T. Hall pada tahun 1966 untuk
menjelaskan jarak antar-manusia sesuai dengan cara mereka berinteraksi.
Proksemik menurut Hall adalah bentuk lain untuk menjelaskan hubungan antara
pengamatannya dan teori tentang bagaimana seseorang menggunakan ruang yang
khusus dalam kebudayaan dan kebiasaan untuk berkomunikasi antarpersonal.

Secara etimologi kata proksemik dapat diartikan sebagai studi tentang


bagaimana seorang secara tidak sadar terlibat dalam struktur ruang atau jarak fisik
antara manusia sebagai sesuatu keteraturan sebagai sesuatu keteraturan tertib
pergaulan setiap harinya. Konsep ini sebenarnya konsep yang dianalogikan dari
studi studi para arsitek wilayah perkotaan tentang bagaimana pengamanan suatu
kota sebagai pemukiman

Intimate space merupakan suatu kebutuhan untuk mengasah kepekaan arsitek


terhadap bagaimana arsitektur akan dirasakan, digunakan dan dieksplorasi sebagai
suatu ciri khas. Bagaimana pengguna ruang akan bereaksi terhadap permainan
cahaya, pantulan suara, arah cahaya dan angin, fasad ruang, pandangan bergerak
sambil melintasi lorong melengkung, 'cahaya' bayangan, dan sebagainya; semua
menunjuk pada fakta bahwa pengalaman arsitektur adalah pengalaman yang
dijalani dan dipahami.

5
Sumber: Proxemics theory, The Silent Language by anthropologist Edward Hall (1966)

Jarak ruang menurut konsep Proxemics oleh Edward Hall:

 Jarak intim kurang dari 1.5 ft (atau 0,45 m)


 Jarak pribadi dari 1.5 ft ke 4ft (atau 0,45 m ke 1.2 m)
 Jarak sosial dari 4ft ke 8ft (atau 1,2 m ke 2.4 m)
 Jarak umum dari 12ft ke 25ft (atau 3,6 m ke 7.6 m)

Unsur-unsur yang mempengaruhi jarak Intimate space seseorang:

1. Jenis Kelamin

Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupun demikian


faktor jenis kelamin bukanlah faktor yang berdiri sendiri,

2. Umur

Makin bertambah usia seseorang, makin besar ruang personalnya, ini ada
kaitannya dengan kemandirian. Pada saat bayi, hampir tidak ada kemampuan
untuk menetapkan jarak karena tingkat ketergantungan yang makin tinggi.
Pada usia 18 bulan, bayi sudah mulai bisa memutuskan ruang personalnya
tergantung pada orang dan situasi. Ketika berumur 12 tahun, seorang anak
sudah menerapkan RP seperti yang dilakukan orang dewasa.

6
3. Kepribadian

Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepat akrab biasanya


memiliki RP yang lebih kecil. Demikian halnya dengan orang-orang yang
lebih mandiri lebih memilih ruang personal yang lebih kecil. Sebaliknya si
pencemas akan lebih mengambil jarak dengan orang lain, demikian halnya
dengan orang yang bersifat kompetitif dan terburu-buru.

4. Gangguan Psikologi atau Kekerasan

Orang yang mempunyai masalah kejiwaan punya aturan sendiri tentang RP


ini. Sebuah penelitian pada pengidap skizoprenia memperlihatkan bahwa
kadang-kadang mereka membuat jarak yang besar dengan orang lain, tetapi di
saat lain justru menjadi sangat dekat

5. Kondisi Kecacatan

Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi


kecatatan dengan RP yang diterapkan. Beberapa anak autis memilih jarak
lebih dekat ke orang tuanya, sedangkan anak-anak dengan tipe autis tidak
aktif, anak hiperaktif dan terbelakang mental memilih untuk menjaga jarak
dengan orang dewasa.

6. Ketertarikan

Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisi perasaan


positif dan negatif antara satu orang dengan orang lain. Namun yang paling
umum adalah kita biasanya akan mendekati sesuatu jika tertarik. Dua sahabat
akan berdiri pada jarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling
asing. Sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibanding
sepasang laki-laki dan perempuan yang kebetulan menduduki bangku yang
sama di sebuah taman.

7. Rasa Aman/Ketakutan

7
Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan
sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada
pihak-pihak tertentu,misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan
dengan orang cacat, atau orang yang terbelakang mental atau bahkan orang
gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor
ketidakbiasaan dan adanya sesuatu yang berbeda.

8. Persaingan/Kerjasama

Pada situasi berkompetisi, orang cenderung mengambil posisi saling


berhadapan, sedangkan pada kondisi bekerjasama kita cenderung mengambil
posisi saling bersisian. Tapi bisa juga sebaliknya, sepasang kekasih akan
duduk berhadapan di ketika makan di restoran yang romantis,sedangkan dua
orang pria yang duduk berdampingan di meja bar justru dalam kondisi saling
bersaing mendapatkan perhatian seorang wanita yang baru masuk.

9. Kekuasaan dan Status

Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personalnya.

10. Pengaruh Lingkungan Fisik

Ruang personal juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik. Di ruang


dengan cahaya redup orang akan nyaman jika posisinya lebih berdekatan,
demikian halnya bila ruangannya sempit atau kecil. Orang juga cenderung
memilih duduk di bagian sudut daripada di tengah ruangan.

11. Dan beberapa variasi lain seperti budaya, religi dan suku/etnis

Definisi Proxemics

"Studi tentang peran simbolis dan komunikatif dari individu pemisahan spasial
mempertahankan berbagai situasi sosial dan interpersonal, dan bagaimana sifat
dan derajat pengaturan spasial ini berkaitan dengan faktor lingkungan dan
budaya."

8
(Halaman 57, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)

Definisi Personal Space:

“Jarak variabel dan subyektif di mana satu orang merasa nyaman berbicara
dengan orang lain. Disebut juga jarak pribadi”

(Halaman 57, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)

9
Definisi Proximity:

"Kedekatan di tempat, ketertiban, atau hubungan."

(Halaman 54, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)

"Sebuah properti persepsi di mana ada kecenderungan untuk kelompok elemen


yang dekat bersama-sama, dengan pengecualian dari mereka yang lebih jauh."
(Halaman 265, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)

(Halaman 54, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)

“Pola perilaku yang terkait dengan mendefinisikan dan mempertahankan suatu


wilayah atau domain”

10
(Halaman 57, A Visual Dictionary Arsitektur oleh Francis D.K. Ching)

2.4 Contoh Aplikasi Intimate Space in Architecture


Biasanya kita mempunyai tempat, misalnya di mana kita biasa duduk saat
kuliah atau bekerja, ruang mana yang biasa digunakan oleh masing-masing
anggota keluarga. Bahkan dalam interaksi sehari-hari di luar rumah, misalnya
dalam menggunakan fasilitas umum, walaupun kita berdesak-desakkan, namun
tetap ada ruang/sudut kita sendiri. Artinya, setiap orang membuat jarak atau ruang
untuk memenuhi kepuasannya akan kebutuhan privasi.

11
Gambar tersebut menjelaskan bagaimana fungsi ruang dalam menjaga ruang
lingkup privasi seseorang yang menempati ruangan tersebut terhadap dunia luar,
serta menghubungkan antara fungsi ruang dan prilaku manusia yang melakukan
aktivitas di dalamnya

Menurut Edward T. Hall, seorang antropolog,


penggunaan ruang berhubungan erat dengan kemampuan bergaul dengan sesama

12
dan penentuan keakraban antara diri dengan orang lain. Berikut disajikan
pengaplikasian intimate space berdasarkan tingkat dan persepsi:

1. Tingkat Jarak Intim


Pada jarak intim, cakupan privasi ruang dapat dirasakan kenyamanannya apabila
personal yang telibat hanya satu orang. Contohnya seperti wc/kamar mandi.

2. Tingkat Jarak Pribadi (Personal)


Pada jarak personal, cakupan privasinya sedikit lebih luas sehingga personal yang
terlibat tidak hanya satu orang, melainkan bisa lebih dari dua orang, namun tidak
lepas dari keterikatan dalam pengelompokan yang menyebabkan suasana ruang
tetap nyaman untuk ditempati. Contohnya seperti ruang keluarga dan ruang
makan.

13
3. Tingkat Jarak Sosial
Untuk jarak sosial, cakupan privasi lebih bervariasi sehingga personal yang
terlibat didalamnya tidak hanya pribadi yang tetap melainkan berganti-ganti,
sehingga kesan ruang terhadap personal sangat menentukan kenyamanan personal
tersebut dalam beraktivitas di dalam ruangan tersebut. Contohnya seperti ruang
kerja

4. Tingkat Jarak Publik


Untuk jarak publik, cakupan privasi terbilang luas dan lepas namun tetap
terkendali, pada jarak publik, privasi seorang personal tetap dapat dirasakan meski
berada ditengah-tengah keramaian. Contohnya bandara dan perpustakaan

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan materi yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa intimate space didefinisikan sebagai suatu area dengan batas maya yang
mengelilingi diri seseorang dan orang lain tidak diperkenankan masuk ke
dalamnya. Sedangkan pengertiannya yaitu, ruang khusus yang dimiliki seseorang
berdasarkan kepekaannya dalam mengatur jarak dengan orang lain dalam
berinteraksi, sehingga ia dapat merasakan privasinya sendiri. Konsep intimate
space dihubungkan atau dikaitkan dengan istilah proxemics, yang mana
proxemics ini dapat diartikan sebagai bentuk lain untuk menjelaskan bagaimana
hubungan seseorang menggunakan ruang yang khusus dalam kebudayaan dan
kebiasaan untuk berkomunikasi antar personal. Dalam dunia arsitektur intimate
space dapat juga di artikan sebagai tingkat kepekaan seorang arsitek dalam
mengolah suatu ruang sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman bagi pengguna
ruang tesebut.

3.2 Saran
Dengan selesainya laporan ini, penulis berharap para pembaca mulai timbul
rasa tertarik serta dapat lebih memahami gamabaran secara luas mengenai
intimate space dalam ranah arsitektural.

Demi kesempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2012. Analisis Tata Ruang Pembangunan. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Arya, Rantika. Arsitektur Prilaku Privasi dan Ruang Personal.


https://www.academia.edu/19849052/Arsitektur_Prilaku_Privasi_dan_Ruang_per
sonal. Diakses pada 13 Februari pukul 23:04 WIB

Butonmagz. Teori Prosemik, Jarak-jarak Berkomunikasi.


https://www.butonmagz.id/2018/09/teori-proksemik-jarak-jarak.html?m=1.
Diakses pada 14 Februari 2020

D.K Ching, Francis. 1995. A Visual Dictionary of Architecture. Canada: John


Wiley & Sons, Inc.

Hadinugroho, Dwi L. Ruang Perilaku : Suatu Kajian Arsitektural.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1307/arsitektur-dwi3.pdf?
sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada 13 Februari 2020 pukul 22: 46 WIB.

Mills, Jenny. 2018. INTIMATE SPACE. https://jma.za.net/intimate-spaces/.


Diakses pada 14 Februari 2020.

Neufert, Ernst. Alih bahasa oleh Sjamju Amril. 1987. Data Arsitek Edisi Kedua.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Personal Space USA. 2011.


Proxemics.https://teamusapersonalspace.wordpress.com/category/personal-space/.
Diakses pada 14 Februari 2020.

Prabowo, Hendro. 1998. Arsitektur, Psikologi, dan Masyarakat. Jakarta:


Gunadarma.

Stefanoza, Ludmila. 2014. Intimate Space.


https://archiducation.wordpress.com/tag/intimate-space/ diakses pada 14 Februari
2020 pukul 7:10WIB

16
Trimble, Dawn M. 2012. Intimate Space.
https://archinect.com/blog/article/57159561/intimate-spaces diakses pada 14
Februari 2020 pukul 6:22 WIB

Utami, Yulie Rizki. 2011. Privasi, Ruang Personal (Personal Space),


Teritorialitas. http://yulierizkiutami.blogspot.com/2011/04/privasi-ruang-
personal-personal-space.html. Diakses pada 14 Februari 2020.

Ven, Cornelis Van De. 1991. Ruang dalam Arsitektur. (Edisi ke-3). Terjemahan
oleh Imana Djokomono dan Prihminto Widodo. Jakarta; Gramedia Pustaka
Utama.

17

Anda mungkin juga menyukai