Anda di halaman 1dari 18

Yunisa Zahrah I0212088

Psikologi Perilaku Arsitektur 2014



1

Gejala-Gejala Persepsi Lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu:
I. Proses Individual: PERSEPSI, KOGNISI, PERSONALITY
II. Proses Sosial: PERSONAL SPACE, TERRITORIALITY, PRIVACY, KESESAKAN (CROWDING) DAN
KEPADATAN (DENSITY).

Berikut akan dibahas mengenai Proses Sosial:

Pengertian Proses Sosial
Proses Sosial merupakan respon seseorang terhadap lingkungannya, hal tersebut
bergantung pada bagaimana individu yang bersangkutan tersebut mempersepsikan
lingkungannya.
Salah satu hal yang dipersepsi manusia tentang lingkungannya adalah ruang di
sekitarnya meliputi: jauh-dekat, luas-sempit, longgar-sesak, nyaman-tidak.
Aspek sosialnya adalah bagaimana manusia berbagi dan membagi ruang dengan
sesamanya.
Dalam memenuhi kebutuhan sosialnya, manusia berperilaku sosial dalam
lingkungannya yang dapat diamati dari: fenomena perilaku-lingkungan, kelompok-kelompok
pemakai, dan tempat terjadinya aktivitas.

Perilaku interpersonal atau perilaku manusia antara lain:

1. Ruang Personal (Personal Space)
Pengertian Personal Space
Ruang Personal (personal space) yaitu berupa domain kecil sejauh jangkauan
manusia yang dimiliki setiap orang.


Gb. 01. Pandangan Tiga Dimensional Bentuk dari
Gelembung Ruang Personal Menurut Hayduk
Sumber: Fisher dkk., 1984
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

2

JD. Fisher dkk, mendefinisikan personal space sebagai suatu batas maya yang
mengelilingi diri kita yg tidak boleh dilalui orang lain.
Holahan mengatakan bahwa personal space itu seolah-olah merupakan sebuah
balon atau tabung yang menyelubungi diri kita dan tabung itu membesar dan mengecil
tergantung dengan siapa kita sedang berhadapan.
Gifford dan Price (1979) mengusulkan adanya dua jenis ruang personal, yaitu ruang
personal alfa, yaitu jarak objektif dan terukur di antara individu yang berinteraksi dan ruang
personal beta sebagai suatu pengalaman subjektif dalam proses mengambil jarak. Ruang
personal Beta ini merupakan kepekaan seseorang terhadap jarak dalam bersosialisasi.
Menurut penelitian Gifford (1983), jarak ruang personal beta ini 24% lebih besar
daripada ruang personal alfa.
Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Ruang Personal: Tiga cara mengukur ruang
personal, yaitu melalui:
Metode Simulasi: subjek diminta untuk membayangkan adanya orang yang
mendekatinya dari berbagai posisi, kemudian menandai pada lembar simulasi jarak yang
dianggap sudah menimbulkan rasa terganggu pada subjek yang bersangkutan.
Metode jarak henti, yaitu menempatkan partisipan pada beberapa posisi,
kemudian mendekati subjek dan berhenti pada jarak yang dianggap mengganggunya.
Pengamatan alamiah di lapangan.

Besar-kecil volume personal space bergantung pada:
Siapa orang tersebut:
- Karakternya
(misal: jarak personal space org ekstrovert lebih besar dari pada orang
introvert (Cook, 1970)
- Latar Belakang suku bangsa & budaya
Siapa yang dihadapi oleh orang tersebut:
- Keluarga, teman akrab, orang belum dikenal, laki-laki atau perempuan, dsb
Faktor usia pelaku interaksi
- Dewasa, remaja, anak-anak
Keadaan lingkungan tempat berinteraksi / setting
- Luasan, penyekat, gelap-terang, dsb

Macam Jarak Personal Space:
Menurut Edward Hall (1963) berpendapat bahwa ruang personal adalah suatu jarak
berkomunikasi, di mana jarak antarindividu ini adalah juga jarak berkomunikasi. Dalam
pengendalian terhadap gangguan-gangguan yang ada manusia mengatur jarak personalnya
dengan pihak lain. Ada 4 macam jarak personal space yaitu:


Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

3

Jarak Intim: fase dekat (0 - 0,15 m); fase jauh(0,15-0,50m)
Pada jarak ini tidak diperlukan usaha keras seperti berteriak atau menggunakan
gerak tubuh untuk berkomunikasi, cukup dengan berbisik.
Contoh: jarak untuk berhubungan seks, merangkul sesama kekasih, sahabat atau
anggota keluarga, kontak fisik seperti gulat dan tinju.
Jarak Personal: fase dekat( 0,5 - 0,75 m ); fase jauh(0,75-1,30m)
Merupakan jarak percakapan antara 2 sahabat atau orang yg akrab. Gerak tangan
diperlukan untuk berkomunikasi normal.
Jarak Sosial: fase dekat( 1.20 2,10 m ); fase jauh(2,10-4,00m)
Merupakan hubungan yang bersifat formal seperti bisnis dan sebagainya.
Merupakan batas normal bagi individu dengan kegiatan serupa atau kelompok sosial yang
sama. Pada jarak ini komunikasi dapat terjadi dengan baik apabila seseorang berbicara
dengan suara agak keras dan gerak anggota badan disengaja untuk membantu maksud
dalam berkomunikasi. Fase jauh adalah hubungan yang bersifat formal seperti bisnis dsb.
Pada kenyataannya, jarak ini merupakan patokan dasar dalam pembentukan ruang atau
dalam perancangan ruang.
Pada jarak sosial (social distance) maksimal (4m), dianggap wajar utk mengabaikan
terhadap pengunjung / tamu



Jarak Publik: fase dekat(4,00-7,50m); fase jauh(>7,50m)
Merupakan hubungan yang lebih formal, seperti penceramah atau aktor dengan
penggemarnya. Suatu jarak yang tidak digunakan dalam interaksi antardua individu, tetapi
dalam suatu pembicaraan antara satu orang dan tiga puluh atau lebih orang. Pada jarak ini
sering kali orang sudah tidak mengindahkan sesamanya dan diperlukan usaha keras untuk
berkomunikasi dengan baik.
Gb. 02. Jarak Sosial Pada Ruang Tunggu
Sumber: PPT PPA Bapak Maryoto
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

4


Salah satu hasil penelitian: (Robert Sommer,1950)



Duduk berdampingan sering dilakukan untuk hubungan kerjasama.
Duduk dengan posisi sudut siku-siku sering dilakukan untuk pembicaraan yang
menyenangkan.
Duduk berhadapan berseberangan meja sering dilakukan dalam hubungan
persaingan atau pertentangan.

Contoh-contoh aplikasi desain :
Tatanan tempat duduk sociopetal, bermakana melingkar, orientasi ke dalam,
memperkuat interaksi.








Gb. 03. Hubungan Posisi Tempat Duduk dengan Makna
Pembicaraan
Sumber: PPT PPA Bapak Maryoto
Gb. 04. Tatanan tempat duduk sociopetal
Sumber: PPT PPA Bapak Maryoto
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

5


Centrifugal Effect (kiri)
Letak tangga memisahkan penyewa yg berdekatan.
Centripetal Effect (kanan)
Letak tangga membawa tetangga yang berdekatan untuk kontak.



Menurut Hall, fungsi personal space adalah sebagai alat komunikasi bisa diteliti
secara khusus. Ilmu untuk meneliti personal space ini dinamakan proxemics (proxy = jarak),
yaitu ilmu tentang space sebagai media hubungan antar manusia. Salah satu metodenya
adalah prosedur stop - jarak.
Heshka dan Nelson mengatakan bahwa salah satu penentu perbedaan jarak dalam
personal space yang tergantung pada diri individu adalah jenis kelamin.
Wanita maupun pria sama2 membuat jarak dgn lawan bicaranya yg berlainan jenis.
Dalam hal lawan bicaranya sesama jenis, wanita akan mengurangi jarak personal
space, apabila lawan bicaranya itu akrab.
Pada laki-laki keakraban antar sesama jenis tidak berpengaruh pada personal space.
Faktor umur berpengaruh terhadap personal space seseorang:
Pada umumnya makin bertambahnya umur seseorang, maka semakin besar jarak
personal space yang dikenakan pada orang-orang tertentu.
Pada remaja personal spacenya terhadap lawan jenis akan lebih besar daripada
anak-anak.
Sebaliknya anak-anak akan membuat jarak yang lebih besar dengan orang yg tidak
dikenal daripada remaja atau orang dewasa.

Menurut Duke dan Wilson serta Ebert dan Lepper berdasarkan penelitian mereka
bahwa personal space itu mulai timbul pada usia 45 63 bulan. Altman menyatakan
bahwa personal space itu baru tumbuh pada usia remaja.


Gb. 05. Letak Tangga yang memberi efek berbeda pada
penggunanya
Sumber: PPT PPA Bapak Maryoto
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

6

Tipe kepribadian seseorang berpengaruh pada personal space:
Duke dan Nowicki mengungkapkan bahwa orang dgn tipe kepribadian eksternal
memerlukan jarak personal space yg lebih besar dibandingkan orang bertipe internal.
Dalam penelitian lain, Cook mengemukakan bahwa orang bertipe ekstrovert
memerlukan jarak personal space yg lebih kecil daripada tipe introvert.

Menurut Holahan, latar belakang suku bangsa dan kebudayaan seseorang juga
mempengaruhi personal spacenya. Misal:
Orang Jerman lebih formal dlm berkomunikasi, karena itu mereka lebih menjaga
jarak. jika personal spacenya terganggu, sikap mereka menjadi ofensif.
Orang Inggris juga menjaga personal space dlm jarak yg jauh ttp lebih disebabkan
oleh keinginan mereka untuk tdk mengganggu personal space orang lain, orang arab
lain lagi, dlm berkomunikasi mereka harus sangat berdekatan.
Dengan sesama jenis, kaum lelakinya saling merangkul dan mencium, variasi dlm
personal space ternyata dipengaruhi juga oleh keadaan lingkungan dimana orang-
orang yang sedang berinteraksi itu ada. Misal: dlm ruang yg sempit diperlukan jarak
yang lebih lebar daripada ruang yg luas, penyekat ruangan bisa mengurangi
perasaan invasi terhadap personal space, dalam keadaan gelap orang cenderung
untuk saling menyentuh.

2. Teritorialitas (Territoriality)
Pengertian Teritorialitas
Teritorialitas (territoriality), yaitu kecenderungan untuk menguasai daerah yang
lebih luas bagi penggunaan oleh seseorang atau sekelompok pemakai atau bagi fungsi
tertentu. Teritorialitas dapat diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang ada
hubungannya dengan kepemilikan atau hak seseorang atau kelompok orang atas suatu
tempat atau suatu lokasi geografis. (Holahan, 1982)
Fisher mengatakan bahwa kepemilikan atau hak dalam teritorialitas ditentukan oleh
persepsi orang yang bersangkutan sendiri. Persepsi bisa aktual: memang pada kenyataannya
ia benar memiliki, seperti kamar tidur. Atau bisa juga hanya merupakan kehendak untuk
menguasai atau mengontrol suatu tempat, seperti meja makan di kantin.
Teritorialitas juga mencerminkan lapisan sosial masyarakat. Contohnya dalam
pertemuan resmi ketika sudah ditentukan tempat duduk setiap orang sesuai dengan
kedudukan, jabatan, dan pangkat yang bersangkutan.
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

7




Sifat-Sifat Teritorialitas
-Mempunyai tempat yang nyata
-Relatif tetap dan tidak berpindah-pindah

Ciri Teritorialitas Secara Umum
-Penguasaan dan pemilikan terhadap wilayah tertentu secara pribadi atau
kelompok.
-Keberadaan obyek dan lokasi tertentu.
-Ditandai dengan simbol-simbol tertentu yg menunjukkan kepemilikan dan
penguasaan tersbut.
-Pelanggaran terhadap teritori tersebut akan menimbulkan perilaku defensif.

Klasifikasi Teritorialitas
Menurut Altman (1980) yang didasarkan pada derajat privasi, afiliasi dan
kemungkinan pencapaian:
Teritori Primer:
-Merupakan tempat-tempat yang sangat pribadi sifatnya, hanya boleh dimasuki oleh
orang-orang yang sudah sangat akrab atau yang sudah mendapat izin khusus.
-Ia dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok orang yang juga mengendalikan
penggunaan teritori tersebut secara relatif tetap, berkenan dengan kehidupan sehari-hari
ketika keterlibatan psikologis penghuninya sangat tinggi.
Misal: ruang tidur atau ruang kantor.
-Meski ukuran dan jumlah penghuninya tidak sama, kepentingan psikologis dari
teritori primer bagi penghuninya selalu tinggi.

Gb. 06. Penataan Kursi di DPR Berdasarkan Kepentingan Jabatan
Sumber: monang245.wordpress.com
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

8





Teritori Sekunder:
-tempat-tempat yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang yang sudah cukup saling
mengenal.
-kendali pada teritori ini tidaklah sepenting teritori primer dan kadang berganti
pemakai, atau berbagi penggunaan dengan orang asing.
-Misal: ruang kelas, kantin, kampus, dan ruang latihan olahraga.
-Contoh kasus: ruang kerja seseorang bisa menjadi teritori sekunder ketika ia masih
mengizinkan orang lain seperti tamunya untuk masuk.



Teritori Publik:
-tempat-tempat yang terbuka untuk umum.
-Misal: pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, lobi hotel, dan ruang sidang pengadilan
yang dinyatakan terbuka untuk umum.
-terkadang terjadi teritori teritori publik dikuasai oleh kelompok tertentu dan
tertutup bagi kelompok yang lain. Misal: bar hanya untuk orang dewasa.
Gb. 07. Ruang Tidur
Sumber: simple.wikipedia.org
Gb. 08. Ruang Kelas Sebuah Kampus
Sumber: www.informationliteracy.org.uk
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

9




Tatanan lingkungan terkait dg teritorialitas Newman dalam Jon Lang (1987)
merumuskan 4 karakteristik agar lingk binaan lebih bertahan dr gangguan kejahatan:
a. Hierarki ruang didefinisikan secara jelas (teritori publik, teritori semi-publik,
teritori semi privat, dan teritori privat).
b. Posisi pintu dan jendela ditata agar dpt memberikan pengawasan secara natural
ke arah entrance dan ruang-ruang terbuka.
c. Menggunakan bentuk-bentuk dan material bangunan yg tidak mudah diserang.
d. Lokasi pemukiman dikembangkan sesuai fungsinya.

Selain dua teritori diatas, Altman (1975) mengemukakan dua tipe teritori lain yaitu
objek dan ide. Orang juga menandai, menguasai, mempertahankan, dan mengontrol barang
mereka, seperti buku-buku, pakaian, motor, dan objek lain yang dianggap miliknya.
Lyman dan Scott (1967), terdapat dua tipe berbeda teritori yaitu teritori interaksi
(interactional territories) dan teritori badan (body territory).
Teritori Interaksi:
-Ditujukan pada suatu daerah yang secara temporer dikendalikan oleh sekelompok
orang yang berinteraksi.
-Misal: sebuah tempat perkemahan yang sedang dipakai oleh sekelompok remaja
untuk perkemahan, lapangan sepakbola untuk sekelompok klub sepak bola.
-Apabila terjadi intervensi ke dalam daerah ini, tentu dianggap sebagai gangguan.
Teritori Badan:
-Dibatasi oleh badan manusia.
-Batasannya bukanlah ruang maya, melainkan kulit manusia, artinya segala sesuatu
mengenai kulit manusia tanpa izin dianggap gangguan.
-Orang akan mempertahankan diri terhadap gangguan tersebut.





Gb. 09. Pusat Perbelanjaan (mall)
Sumber: www.skirebel.com
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

10

Pelanggaran dan Pertahanan Teritori
Invasi: seseorang secara fisik memasuki teritori orang lain, biasanya dengan
maksud mengambil kendali atas teritori tersebut dari pemiliknya. Misalnya,
invasi Amerika atas Irak.
Kekerasan: suatu bentuk pelanggaran yang bersifat temporer atas teritori
seseorang.
-Biasanya tujuannya bukanlah untuk menguasai kepemilikannya, melainkan suatu
bentuk gangguan.
-Contoh: tabrak lari dan pencurian.
-Kadang-kadang gangguan ini terjadi tidak dengan sengaja, misalnya ketika seorang
anak laki-laki memasuki toilet wanita. Namun, bisa juga terjadi dengan sengaja,
tanpa harus memasuki teritori secara fisik, misalnya pencurian atau gangguan pada
data komputer di sebuah perusahaan, atau memasuki gelombang radio tertentu
tanpa izin.
Intimidasi: seseorang menggangu teritori orang lain dengan meninggalkan
sesuatu yang tidak menyenangkan seperti sampah, coretan, atau bahkan
merusaknya.
-Misalnya, ketika seseorang menyewa sebuah rumah dan meninggalkan barang-
barang bekasnya.

Pengaruh pada Teritorialitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi keanekaan teritori adalah sebagai berikut :
Faktor Personal
Karakteristik seseorang, seperti jenis kelamin, usia, dan kepribadian diyakini
mempunyai pengaruh terhadap sikap teritorialitas.
Penelitian Mercer dan Benyamin (1980) disebuah asrama mendapati bahwa pria
menggambarkan teritori mereka lebih besar daripada wanita.
Contohnya: dapur adalah teritori ibu atau wanita.








Gb. 10. Dapur Sebagai Teritori Wanita
Sumber: www.mlive.com
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

11

Situasi
Dua aspek situasi, yaitu tatanan fisik dan social budaya dianggap mempunyai
peran dalam menentukan sikap teritorialitas seseorang.
Faktor Budaya
Secara budaya terdapat perbedaan sikap teritorial. Contohnya orang Prancis
mempunyai sikap territorial terendah. Mereka menganggap pantai sebagai milik semua
orang. Sementara itu, orang Jerman lebih banyak memberi tanda-tanda kepemilikan dengan
membuat istana pasir sebagai batas teritori mereka.
Teritorialitas dan Perilaku
Teritorialitas berfungsi sebagai proses sentral dalam personalisasi, agresi, dominasi,
memenangkan, koordinasi, dan kontrol.
Personalisasi dan Penandaan: memberi nama, tanda atau menempatkan di
lokasi strategis, bisa terjadi tanpa kesadaran akan teritorialitas.
-Misalnya:membuat pagar atas, memberi papan nama yang merupakan kepemilikan.
-Penandaan juga dipakai seseorang untuk mempertahankan haknya di teritori publik,
seperti nomor kursi di pesawat atau bisokop.
Agresi
-Agresi biasanya terjadi apabila batas teritori tidak jelas.
-Pada tingkat yang lebih luas, misalnya teritori daerah atau negara, perang sudah
sangat sering terjadi karena adanya agresi.
Dominasi dan Kontrol
-Dominasi dan kontrol umumnya lebih banyak terjadi pada teritori primer. -
Kemampauan suatu tatanan ruang untuk menawarkan privasi melalui kontrol teritori
menjadi penting.
-Hal ini berarti tatanan tersebut mampu memenuhi beberapa kebutuhan dasar
manusia.







Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

12

Teritorialitas dalam Desain Asitektur
Publik dan Privat
Kita selalu dihadapkan pada gradasi teritori yang bersifat primer, sekunder,
ataupun public dalam desain arsitektur. Contohnya sebuah hunian di Bali dibatasi oleh
dinding keliling dan pintu masuk melalui sebuah gapura sebagai penanda teritori.





Ruang Peralihan
Daerah peralihan dibuat sebagai penghubung berbagai teritori yang berbeda
sifatnya.


3. Privasi (Privacy)


Pengertian Privasi
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak
diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi
ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya.
Privasi merupakan suatu proses yang sangat penting dalam hidup manusia. Untuk
mampu mendapatkan privasi, seseorang harus terampil membuat keseimbangan antara
keinginannya dengan keinginan orang lain dan lingkungan fisik di sekitarnya.
Gb. 11. Penataan Rumah di Bali
Sumber: http://abadisantosoganteng.blogspot.com/
Gb. 12. Bagan Model Privasi
Sumber: http://abadisantosoganteng.blogspot.com/
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

13

Amos (1977) mengemukakan bahwa privasi adalah kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mengendalikan interaksi mereka dengan orang lain baik secara
visual, audial, maupun olfaktori untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Jika privasi ini terganggu secara terus menerus akan terjadi proses ketelanjangan
sosial, yaitu merasa semua tahu tentang rahasia diri sendiri sehingga timbul rasa malu
menghadapi orang lain.
Kemudian terjadi proses deindividuasi dimana orang merasa bahwa individunya
sudah tidak dihargai lagi karena itu ia pun tidak peduli pada harga diri sendiri maupun harga
diri orang lain.
Jenis Privasi
Holahan (1982) pernah membuat alat untuk mengukur kadar dan mengetahui jenis
privasi dan ia mendapatkan bahwa ada enam jenis privasi, terbagi dalam dua golongan.
a. Keinginan untuk tidak diganggu secara fisik.
-Keinginan menyendiri (solitude)
-Keinginan menjauh (seclusion) dari pandangan dan gangguan suara
-Keinginan untuk intim dengan orang-orang (intimacy)
b. Keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang terwujud dalam tingkah
laku hanya memberi informasi yang perlu (control of information), yaitu:
-Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonymity)
-Keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain
(reserve)
-Keinginan untuk tidak terlibat dengan para tetangga (not neighboring).
Tujuan Privasi
Memberikan perasaan berdiri sendiri, mengembangkan identitas pribadi. Privasi
merupakan bagian terpenting dari ego seseorang atau identitas diri.
Memberi kesempatan untuk melepaskan emosi. Dalam kesendirian seseorang
bisa berteriak keras-keras, menangis, memandang wajahnya sendiri di cermin, dan berbicara
dengan dirinya sendiri.
Membantu mengevaluasi diri sendiri, menilai diri sendiri.
Membatasi dan melindungi diri sendiri dari komunikasi dengan orang lain. salah
satu alasan seseorang mencari privasi adalah membatasi dan melindungi percakapan yang
dibuatnya.




Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

14

Privasi dalam Desain Arsitektur
Tujuan dari perancangan adalah memberikan setiap orang privasi sebesar mungkin
sesuai dengan yang diinginkannya meskipun hal ini tidak berarti membangun rumah, kantor,
sekolah, atau bangunan-bangunan umum berupa kompartemen terpisah bagi setiap orang.
Yang penting adalah hidup dan bekerja dalam suatu tatanan yang memungkinkan
bagi seorang individu untuk memilih keterbukaan atau ketertutupan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Karena itu, lahirlah hierarki ruang, mulai dari ruang yang sangat publik
hingga ruang yang sangat pribadi atau privat.



Penataan ruang dibedakan menjadi:
a. Ruang publik












Gb. 13. Privasi Ruang Tidur Pada Sebuah Unit Apartemen
Sumber: PPT PPA Bapak Maryoto
Gb. 14. Lobby Hotel
Sumber: www.dailymail.co.uk
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

15



b. Ruang Semipublik



c. Ruang Semiprivat





d. Ruang Privat




Gb. 15. Selasar Hotel
Sumber: https://www.flickr.com/photos/gurnadi/7169139186/
Gb. 16. Ruang Tamu Rumah
Sumber:
http://abadisantosoganteng.blogspot.com/2010/04/privasi-privacy-privasi-adalah.html
Gb. 17. Ruang Tidur
Sumber: www.homerevo.com
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

16

4. Kesesakan dan Kepadatan (crowding dan density)
Pengertian
Kesesakan dan Kepadatan (crowding dan density), yaitu keadaan apabila ruang fisik
yang tersedia sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah penggunanya.
Kepadatan atau density adalah sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan atau
sejumlah individu yang berada di suatu ruang atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik.
Singkatnya, density merupakan banyaknya jumlah manusia dalam suatu ruang tertentu.
Kesesakan atau crowding adalah suatu proses interpersonal pada suatu tingkatan
interaksi manusia satu dengan yang lainnya dalam suatu pasangan atau kelompok.
Singkatnya, crowding merupakan respon obyektif terhadap ruang yang sesak.



Kategori kepadatan:
-kepadatan spasial: terjadi bila besar atau luas ruangan diubah menjadi lebih kecil
atau sempit, sedangkan jumlah individu tetap dan kepadatan akan meningkat.








Gb. 19. Jalur Busway mempersempit Jalur Kendaraan Pribadi
Sumber: http://abadisantosoganteng.blogspot.com/2010/05/kepadatan-
kesesakkan.html
Gb. 18. Gambar Density dan Crowding
Sumber: ztopics.com
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

17

-kepadatan sosial: jumlah individu bertambah tanpa ada perluasan ruangan.





Dampak dari kepadatan terhadap tingkah laku sosial:
a. Ketidaknyamanan dan kecemasan, peningkatan denyut jantung & tekanan darah,
hingga terjadi penurunan kesehatan atau peningkatan pada kelompok manusia tertentu.
b. Peningkatan agresivitas juga kehilangan minat berkomunikasi, kerjasama, tolong
menolong, sesama anggota kelompok.
c. Terjadi penurunan kinerja manusia terutama pada pekerjaan yang menuntut
hasil yang kompleks.

Faktor yang Mempengaruhi Kesesakan:
- Faktor Personal: terdiri dari kontrol pribadi dan budaya.
- Faktor Sosial: secara personal individu lebih banyak mengalami kesesakkan di
pengaruhi karaktristik yang sudah dimiliki.
- Faktor Fisik: kesesakan dalam rumah dipengaruhi faktor fisik.

Pengaruh Kesesakkan terhadap Perilaku:
-Aktivitas seseorang akan terganggu oleh aktivitas yang lain, gangguan terhadap
norma tempat dapat meningkatkan gejolak dan ketidaknyamanan.
-Pengaruh negatif kesesakkan tercermin dalam bentuk penurunan psikologis,
fisiologis, dan hubungan sosial individu.











Gb. 20. Banyaknya pengunjung pada suatu daerah pusat
perbelanjaan
Sumber: catalog.flatworldknowledge.com
Yunisa Zahrah I0212088
Psikologi Perilaku Arsitektur 2014

18

DAFTAR PUSTAKA

Joyce Marcella Laurens, 2004, Arsitektur dan Perilaku Manusia, Grasindo, Jakarta.

http://abadisantosoganteng.blogspot.com/2010/04/teritorial-tentang-manusia.html
(diakses pada tanggal 06/10/2013 pukul 14:00)

http://abadisantosoganteng.blogspot.com/2010/05/kepadatan-kesesakkan.html (diakses
pada tanggal 06/10/2013 pukul 14:05)

http://abadisantosoganteng.blogspot.com/2010/04/privasi-privacy-privasi-adalah.html
(diakses pada tanggal 06/10/2013 pukul 15:00)

Anda mungkin juga menyukai