Anda di halaman 1dari 27

Hambatan – hambatan

Budaya

Cendy Ilmawaty
201401500492
Orientasi Individual dan Kolektif
Beda budaya meluas termasuk
meningkatkan nilai individu (misalnya,
kekuasaan, prestasi, hedonisme, dan
rangsangan) melawan nilai kolektif
(misalnya, kebajikan, tradisi, dan
pemufakatan).
Salah satu perbedaan utama diantara dua
orientasi ini adalah kemana tujuan
individual atau tujuan kelompok diberikan
hak yang lebih tinggi.
Stereotipe
Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi
atau menyamaratakan sekelompok orang, tanpa
mempertimbangkan kepribadian atau keunikan
masing-masing individu. Stereotipe
mengelompokkan individu berdasarkan
keanggotaan individu dalam suatu kelompok dan
tidak memandang individu dalam kelompok
tersebut sebagai individu yang unik.
Karakteristik individual mereka diabaikan,
dianggap homogen
Sikap stereotipe muncul karna dua sebab:
1. Kecenderungan untuk membagi dunia
kedalam dua kategori yaitu ‘aku’ dan
‘mereka’. Ketika informasi yang dimiliki
mengenai ‘mereka’ kurang, maka timbul
kecenderungan untuk mengganggap
‘mereka’ sebagai homogeny
(disamaratakan).
2. Kecenderungan untuk sedikit mungkin
melakukan kerja kognitif dalam berpikir
tentang orang lain, sehingga menimbulkan
persepsi selektif terhadap orang-orang
disekitar dan membuat informasi yang kita
Stereotipe bersifat negatif, sikap ini dapat
menghambat berjalannya proses komunikasi
lintas budaya yang efektif dan harmonis.
Contoh sikap stereotipe misalnya anggapan
bahwa orang berkacamata itu pintar, atau
orang padang itu pelit, sedangkan orang batak
itu kasar, dan semacamnya. Dengan stereotipe
tersebut, bisa saja timbul permasalahan,
misalnya stereotipe menganai orang pandang
itu pelit, bisa saja membuat orang padang
yang bersangkutan merasa tersinggung dan
Ekspresi verbal
Ekspresi verbal adalah pernyataan lisan
sehingga terutama saat pembelajaran
berlansung. Dalam hal ini merefleksikan
ekspresi verbal, seseorang dituntut untuk
terampil, fasih dan lancar berbicara dalam
menyampaikan pendapat maupun
menyanggah pendapat, secara lebih lugas
seseorang dapat berkomunikasi dengan baik.
Ekspresi emosi
Menurut Darwin (dalam Ekman, 2003) ekspresi
emosi manusia tidaklah bersifat unik tetapi dapat
pula ditemukan pada banyak jenis yaitu binatang.
Banyak dari peristiwa sosial dialami oleh
manusia menghasilkan emosi yang sama juga
dialami oleh binatang. Pendapat Darwin ini
merupakan hasil dari ekspresimen
berkesinambungan yang dilakukan merujuk pada
teori evolusinernya. Sebagai salah satu ilmuwan
yang pertama kali menggunakan foto sebagai
ilustrasi dan menggunakan metode judgemen
untuk mempelajari nilai isyarat dari suatu
ekspresi yang sekarang menjadi ekspresi paling
Aspek-aspek ekspresi emosi
menurut Planalp terdiri dari hal-hal sebagai
berikut (dalam Retnowati, Widhiarso &
Rohmani, 2003: Safaria & Saputra, 2009):
a. Isyarat raut muka, misalnya menangis
ketika bersedih.
b. Isyarat gerak (gerture), misalnya
merangkul bahu sebagai ungkapan rasa
sayang.
c. Pengungkapan kata-kata, misalnya
menggerutu ketika teman mengingkari
janjinya.
d. Kontrol, misalnya memikirkan waktu yang
memaki, atau tiba-tiba terenyak dengan
tatapan kosong. Menandai makna ekspresi
suara tidak semudah dengan ekspresi wajah.
Orang yang berteriak-teriak tidaklah selalu
menandakan bahwa ia sedang marah bahkan
ada orang yang marah hanya diam saja,
sebaliknya orang yang diam tidak berarti dia
sedang dalam keadaan sedih. Para pakar
komunikasi menganggap bahwa komunikasi
dalam bentuk ekspresi suara lebih mudah
dipahami dan lebih berpengaruh dari pada
c. Ekspresi Gesture (Sikap dan Tingkah Laku)
Menurut Hude (2006) sikap adalah kesiapan
untuk melakukan suatu tindakan tertentu
terhadap sesuatu. Seseorang mungkin akan
menunjukan emosinya terhadap suatu
stimulus tertentu dengan sikap-sikap tertentu
pula.
Komunikasi nonverbal 
Komunikasi nonverbal adalah proses 
komunikasi di mana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi
nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, 
bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata,
penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta
cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal
biasanya menggunakan definisi "tidak
menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak
menyamakan komunikasi non-verbal dengan
komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa
isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai
komunikasi nonverbal karena menggunakan
kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan 
komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa
Pengetahuan 
Pengetahuan adalah informasi atau
maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak
dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, 
teori, prinsip dan prosedur  yang secara 
Probabilitas. Dalam pengertian lain,
pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang
Pengetahuan adalah informasi yang telah
dikombinasikan dengan pemahaman dan
potensi untuk menindaki; yang lantas melekat
di benak seseorang. Pada umumnya,
pengetahuan memiliki kemampuan prediktif
terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan
atas suatu pola. Manakala informasi dan data
 sekadar berkemampuan untuk
menginformasikan atau bahkan menimbulkan
kebingungan, maka pengetahuan
berkemampuan untuk mengarahkan tindakan.
Keterbukaan diri 
Keterbukaan diri adalah proses memberi
kesempatan kepada pihak lain untuk
mengetahui cara kita berpikir, mengenai
perasaan kita tentang sesuatu dan tentang
keinginan. Keterbukaan diri berbeda dengan
pengenalan diri (self description).
Keterbukaan diri mempunyai arti
memberitahukan cara kita bereaksi terhadap
suatu situasi, kemudian menjelaskan dan
mendiskusikan pandangan serta pengalaman
Keterbukaan diri terhadap pihak tertentu
dapat membantu mereka memahami tentang 
motivasi, kekuatan, kelemahan dan carakerja
kita.
Pemahaman ini akan membantu pihak lain
tersebut untuk menentukan cara kerja sama
yang efektif dengan diri kita. Pada gilirannya
pemahaman mereka tersebut akan
menimbulkan reaksi seperti ajakan untuk
bekerja sama atau memberikan ide-ide
tertentu. Reaksi tersebut akan menjadi bagian
dari keterbukaan diri dari mereka terhadap
Manfaat Keterbukaan Diri
Keterbukaan memberi manfaat perbaikan
secara psikologi, seseorang yang mengalami
frustasi atau kecewa akan cepat bangkit
kembali apabila menceritakan masalahnya
kepada orang lain.
Menceritakan suatu masalah kepada orang
yang tepat atau orang yang mau
mendengarkan membuat kita lebih
memahami permasalahan yang sedang
dihadapi. Pendengar yang baik akan dapat
memberikan masukan yang dapat
memperbaiki perspektif dalam melihat
Membuka diri juga akan dapat mengurangi
stresatau mengurangi beban yang sedang
dipikul.
Membuka diri akan meningkatkan jalur 
komunikasi dengan orang lain, mendorong
orang lain juga memberi informasi yang dia
miliki sehinhgga akan terjadi saling memberi
Membuka diri dengan orang lain termasuk
teman sejawat, bawahan, atau atasan akan
mempererat hubungan, yangpada akhirnya akan
menciptakan rasa saling mempercayai.
Membuka diri dengan orang lain memberi
peluang untuk menggunakan potensi yang
dimiliki secara bersama-sama untuk
Semakin membuka diri dengan pegawai
lain berarti semakin menikmati pekerjaan
dan semakin tinggi produktivitas. Tim yang
saling mengenal dan saling membuka diri
akan lebih mudah menyelesaikan tugasnya
daripada tim yang anggotanya kurang
membuka diri dengan sesamanya.
Membuka diri dapat menciptakan
lingkungan yang saling mempercayai antara
para anggota, dengan pelanggan dan dengan
lingkungan yang lainnya
Pengertian dan Jenis-Jenis Pola
Komunikasi
Pola komunikasi merupakan model dari
proses komunikasi, sehingga dengan adanya
berbagai macam model komunikasi dan
bagian dari proses komunikasi akan dapat
ditemukan pola yang cocok dan mudah
digunakan dalam berkomunikasi. Pola
komunikasi identik dengan proses
komunikasi, karena pola komunikasi
merupakan bagian dari proses komunikasi.
saluran komunikasi formal ini dapat berbentuk
komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari
bawah ke atas, komunikasi horizontal dan
komunikasi diagonal.
1) Komunikasi dari atas ke bawah
Dan sebagainya.kepada bawahan atau pengikut.
Aliran komunikasi ini umumnya terkait dengan
tanggung jawab pimpinan dalam organisasi.
2) Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas merupakan
pemindahan informasi dari bawahan atau
pengikut kepada atasan atau pimpinan.
Komunikasi ini biasanya berisikan laporan-
laporan kerja, penyampaian aspirasi dan
3) Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal merupakan
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian
yang memiliki posisi sejajar atau sederajat
dalam suatu organisasi. Dalam hal ini,
komunikasi dilakukan untuk melakukan
persuasi, mempengaruhi dan memberikan
informasi kepada bagian lain yang sederajat.
4) Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi
yang melibatkan antara dua tingkat (level
organisasi yang berbeda). Biasanya,
JENIS-JENIS POLA
KOMUNIKASI
Proses komunikasi merupakan rangkaian
dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga
menghasilkan feedback dari penerima
pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul
pola, model, bentuk dan juga bagian-bagian
kecil yang berkaitan erat dengan proses
komunikasi. 
Proses komunikasi yang sudah masuk
dalam kategori pola komunikasi yaitu; pola
komunikasi primer, pola komunikasi
sekunder, pola komunikasi linear, dan pola
Pola Komunikasi Primer.
Pola ini merupakan suatu proses penyampaian
pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan suatu simbol sebagai media atau
saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang
yaitu lambang verbal dan lambang non verbal yakni
sebagai berikut: 
Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambang
verbal yaitu paling banyak dan paling sering
digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan
pikiran komunikator.
Lambang non verbal yaitu lambang yang
digunakan dalam berkomunikasi yang bukan
bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh
Pola Komunikasi Sekunder.
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media media pertama.
Karena proses komunikasi sekunder ini
merupakan sambungan dari komunikasi primer
untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka
dalam menata lambang-lambang untuk
memformulasikan isi pesan komunikasi,
komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri
atau sifat-sifat media yang akan digunakan.
Pola Komunikasi Linear.
Linear di sini mengandung makna lurus yang
berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain
secara lurus, yang berarti penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan sebagai
titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi
ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap
muka (faceto face), tetapi juga adakalanya
komunikasi bermedia. Dalam proses
komunikasi ini pesan yang disampaikan akan
efektif apabila ada perencanaan sebelum
melaksanakan komunikasi.
Pola Komunikasi Sirkular.
Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar
atau keiling. Dalam proses sirkular itu
terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu
terjadinya arus dari komunikan ke
komunikator, sebagai penentu utama
keberhasilan komunikasi. Dalam pola
komunikasi yang seperti ini proses
komunikasi berjalan terus yaitu adaya umpan
balik antara komunikator dan komunikan.

Anda mungkin juga menyukai