Anda di halaman 1dari 66

Pembagian golongan mengenai kekuatan

atau kemampuan jiwa mc, “Dichotomi”


1. Kemampuan manusia menerima stimulus
(rangsang) dari luar. Kemampuan ini adalah
mengandung kemampuan yang berhubungan
dengan pengenalan (Kognisi)
2. Kemampuan dari manusia untuk melahirkan apa
yang terjadi di dalam jiwanya. Kemampuan ini
adalah berhubungan dengan hasrat, kemauan
(Konasi)
Pembagian itu ada 3 golongan besar yaitu :
1. Kognisi, yang berhubungan dengan proses
pengenalan.
2. Emosi, yang berhubungan dengan perasaan.
3. Konasi, yang berhubungan dengan hasrat dan
kemauan.
Pembagian itu dinamakan pembagian yang
“Trichotomi”
1. Pikiran
2. Rasa

3. Kemauan

Dari apa yang dikemukakan oleh Ki Hajar


Dewantoro ini, maka pandangan yang
“Trichotomi” yang lebih dapat diikuti bila
dibandingkan dengan pandangan
“Dichotomi”
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
supaya individu dapat menyadari
sesuatu
1. Adanya objek (sasaran) yang diamatinya. Objek
atau sasaran ini menimbulkan stimulus yang
mengenai alat indera. Stimulus dapat datang
dari luar langsung mengenai syaraf penerimaan
(sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.
2. Alat indera yang cukup baik, sebagai alat untuk
menangkap stimulus yang mengenainya.
3. Ada perhatian untuk menyadari atau untuk
mengadakan pengamatan sesuatu.
Perhatian adalah merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu objek
atau kepada sekumpulan objek-
objek.
Perhatian juga adalah merupakan
penyeleksian terhadap stimuli yang
diterima oleh individu yang
bersangkutan
Perhatian dapat dijelaskan secara
sistematis sebagai berikut :
1. Keadaan atau hal-hal yang betul-betul
diperhatikan dan disadari sehingga apa-apa
yang diperhatikan betul-betul disadari.
2. Daerah peralihan (intermediate field) yaitu
merupakan bagian atau daerah yang hanya
samar-samar disadari.
3. Daerah yang lama sekali tidak disadari yaitu
merupakan daerah atau bagian yang sama
sekali tidak diperhatikan oleh individu.
Stimulus yang lebih menguntungkan untuk dapat
menarik perhatian individu
a. Umumnya stimulus yang lebih kuat lebih menguntungkan di
dalam menarik perhatian dibandingkan dengan stimulus yang
lemah
b. Ukuran stimulus yang lebih besar dari yang biasanya dapat lebih
menimbulkan perhatian dibandingkan dengan ukuran kecil.
c. Perubahann stimulus dari yang biasanya dapat lebih
menimbulkan perhatian.
d. Stimulus yang diulangi pada umumnya lebih menarik dari pada
tidak diulangi.
e. Sesuatu yang bertentangan atau kontras dengan sekitarnya akan
lebih menarik perhatian orang. Keadaan ini di sebabkan karena
lain dari keadaan pada umumnya.
1. Sifat strukturil individu yaitu keadaan sifat dari individu
yang lebih bersifat permanen. Ada individu yang suka
memperhatikan sesuatu hal, sekalipun hal itu kecil atau
tidak berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang
mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap keadaan
sekitarnya.
2. Sifat temporer dari individu yaitu sifat individu pada
sesuatu waktu. Orang yang sedang marah misalnya akan
lebih emosionil dari pada kalau dalam keadaan kondisi
yang biasa.
3. Aktivitet yang sedang berjalan pada individu. Hal ini juga
akan turut menentukan apakah sesuatu itu akan
diperhatikan atau tidak.
Suatu hal atau benda pada suatu waktu tidak menarik
perhatiannya, tetapi pada waktu yang lain justru
sebaliknya, oleh karena pada waktu itu “aktivitet “jiwa
adalah yang berhubungan dengan benda tersebut
Macam-macam perhatian
Ditinjau dari segi timbulnya perhatian dibagi 2 bagian,
yaitu :
1.Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul
dengan sendirinya, timbul dengan spontan. Perhatian
ini erat hubungannya dengan minat individu.
2.Perhatian yang timbul dengan sengaja, yaitu
perhatian yang dengan sengaja ditimbulkan, karena
haruslah ada kemauan untuk menimbulkannya.
Ditinjau dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh
perhatian pada suatu waktu.
1.Perhatian yang sempit yaitu perhatian dimana individu pada
suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit objek.
2.Perhatian yang luas yaitu dimana individu pada suatu waktu
dapat memperhatikan banyak objek pada saat sekaligus.
Sehubungan dengan ini maka perhatian juga dapat dibedakan
atas :
a.Perhatian yang terpusat ini sejalan dengan perhatian yang
sempit.
b.Perhatian yang terbagi-bagi yaitu dimana individu pada suatu
waktu dapat memperhatikan banyak objek, perhatiannya dapat
di bagi-bagi kepada beberapa objek.
Pada umumnya orang yang mempunyai perhatian yang luas
adalah sejalan dengan sifat ini
Ditinjau dari Fluktuasinya perhatian
1. Perhatian yang statis yaitu macam perhatian
dimana dalam waktu yang tertentu dapat dengan
tetap perhatiannya tertuju kepada objek tertentu.
Orang yang mempunyai sifat perhatian ini sukar
memindahkan perhatiannya dari satu objek ke
objek yang lain
2. Perhatian yang dinamis, yaitu dimana perhatian
individu dapat bergerak secara lincah dari satu
objek ke objek yang lain. Individu yang
mempunyai perhatian macam ini akan mudah
memindahkan perhatiannya dari satu objek ke
objek yang lain.
1. Test Bourdon yang berujud sekumpulan titik-
titik dan testce mendapat tugas untuk
mencoret titik-titik yang tertentu jumlahnya.
2. Test Kraepelin yang berujud sederetan angka-
angka yang berdekatan.
Prinsip kedua test itu adalah untuk mewujudkan
dan menjumlahkan angka-angka bersamaan,
hanya berbeda dalam bentuk.
1. Pengaruh perhatian terhadap perhatian.
2. Macam perhatian apa yang ada pada
individu yang bersangkutan.
3. Ritmenya individu bekerja.
4. Temponya individu bekerja.
5. Ketelitiannya individu bekerja.
1. Stimulus mengenai alat indera, ini merupakan
proses yang bersifat kealaman (physik)
2. Stimulus ini kemudian dilangsungkan ke otak
oleh syaraf sensoris. Proses ini merupakan
proses physiologis.
3. Kemudian di otak (di pusat susunan syaraf)
terjadi sesuatu proses yang akhirnya individu
dapat menyadari atau mengamati tentang apa
yang diterima melalui alat indera. Proses ini
merupakan proses psikologis.
1. Faktor kealaman yaitu illusi terjadi karena faktor
alam, misalnya Illusi gema
2. Faktor stimulus di bagi 2 bagian :
a. Stimulus yang mempunyai arti yang lebih dari satu
dapat menimbulkan illusi. Kadang-kadang ini disebut
Osilasi atau bergoyangnya perhatian.
b. Stimulus yang tidak dianalisa lebih lanjut, yang
memberikan impressi secara total
3. Faktor individu
Ini disebabkan karena adanya kebiasaan dan dapat
juga karena adanya kesiapan psikologis (mental set)
dari individu. Terjadinya kesalahan disini karena pada
individu telah adanya suatu pengharapan yang
merupakan kesiapan psikologis dari individu itu.
1. Pada pengamatan di butuhkan adanya objek atau
gagasan yang akan menimbulkan stimulus yang
nantinya ini akan menimbulkan gambaran
pengamatan.
Gambaran yang terjadi adalah akan lebih jelas, lebih
terang dari pada tanggapan, ini disebutkan karena
dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek atau
sasaran sehingga mau tidak mau gambarannya akan
kurang jelas.
2. Karena pengamatan terikat objek, maka pengamatan
akan terikat pada waktu dan tempat tertentu.
Pada tanggapan tidak terikat objek secara kongkrit.
Tanpa adanya objek kita dapat menganggap atau
membayangkan apa yang ingin kita bayangkan.
3. Pengamatan berlangsung selama stimulus itu
bekerja dan selama perhatian tertuju kepada
pembayangan itu.
4. Pada mengamati ini adalah merupakan fungsi
yang antara lain bersifat sensoris.
Pada tanggapan sendiri bersifat imaginer.
1. Tipe T (tetanoide)
Pada tipe ini bayangan lebih menyerupai
bayangan pengiring yaitu bayangan yang
mengiringi proses pengamatan setelah
pengamatan itu berakhir. Sesudah melihat
sesuatu benda seakan-akan benda itu masih
terlihat dihadapannya.
2. Tipe B (Badedoide)
Bayangan pada tipe ini timbul dengan sendirinya
dan dapat pula timbul dengan sengaja.
Pada umumnya sifat hidup, bergerak dan pada
umumnya bayangan ini dengan warna yang asli.
1. Menurut kehendak kita, jika
tanggapan atau bayangan-bayangan
itu dengan sengaja ditimbulkan.
2. Tidak menurut kehendak atau
kemauan kita, yaitu bila bayangan
itu dengan sendirinya mendesak
atau muncul dalam alam kesadaran.
1. Hukum sama waktu
Menurut hukum ini pengamatan yang sama waktu
akan serempak menimbulkan bayangan yang sama
waktu pula sehingga apabila salah satu bayangan
timbul, maka yang lainnya pun akan ikut timbul
dalam kesadaran.
Misalnya : Benda dengan namanya, benda dengan
bahannya, huruf dengan bunyinya dan lain
sebagainya.
2. Hukum berturut-turut.
Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk
dalam alam kesadaran, maka terjadilah Assosiasi
hingga bila salah satu timbul dalam kesadaran, maka
yang lain pun akan timbul dalam alam kesadaran.
Misalnya : deret abjad, sajak dan sebagainya.
3. Hukum Persamaan
Bayangan yang mempunyai persamaan yang
tertentu, bersassosiasi dan berganti
reproduksir mereproduksir.
Misalnya : melihat harimau maka akan
teringat kucing.
4. Hukum Perlawanan
Bayangan yang merupakan perlawanan akan
berasosiasi dan saling memprodusir satu
dengan yang lainnya.
Misalnya : Kaya akan mengingatkan miskin
1. Disadari yaitu apabila dalam keadaan ini betul-betul
orang menyadarinya.
Misalnya : seorang pelukis yang sedang menciptakan
lukisannya dengan kemampuan fantasinya.
2. Tidak disadari yaitu bila dengan tidak secara sadar
individu telah dituntun oleh fantasinya.
Hal semacam ini banyak kita jumpai dalam dusta
anak-anak, dimana anak-anak sering mengemukakan
hal-hal yang bersifat fantastik sekalipun tidak ada niat
anak-anak untuk berdusta.
Contoh lain misalnya : Seorang anak memberi berita
yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
sekalipun tidak ada maksud dari anak itu untuk
berbohong.
1. Fantasi yang menciptakan yaitu yang merupakan
bentuk atau jenis dari Fantasi yang menciptakan
sesuatu.
Misalnya : seorang pelukis yang sedang mencipta
sesuatu atas daya fantasi dan sebaliknya.
2. Fantasi yang dituntun atau dipimpin, yaitu
merupakan bentuk atau jenis fantasi yang
dituntun atau dipimpin oleh fihak atau kekuatan
lain;
Misalnya : Seseorang mendengarkan sesuatu
cerita, maka orang ini dapat mengikuti apa yang
di dengarnya menurut fantasinya dengan
perantaraan mendengar cerita tersebut.
1. Cara berfantasi dengan mengabstrasikan
beberapa bagian, sehingga dengan cara berfantasi
ini adanya bagian-bagian yang dihilangkan.
2. Fantasi yang mengdeterminir yaitu cara
berfantasi dimana orang mengkombinasikan
pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan
yang ada pada individu yang bersangkutan.
3. Fantasi yang mengkombinir yaitu cara berfantasi
dimana orang mengkombinasikan pengertian-
pengertian atau bayangan-bayangan yang ada
pada individu yang bersangkutan.
Fantasi yang mengkombinir inilah yang banyak
dipergunakan orang.
1. Test Binet yaitu yang berwujud gambar-gambar yang
belum lengkap dan yang diberi test (teste) disuruh
mencari bagian-bagian yang kurang.
Dengan demikian, selain dapat dilihat kemampuan
untuk berfantasi juga unsur intelegensi ikut ambil
bagian dalam hal ini.
2. Test kemustahilan yaitu test yang dapat berbentuk
gambar-gambar atau cerita-cerita yang mustahil
terjadi.
Dan teste disuruh mencari dimana ketidak
mungkinan itu.
3. Heilbroner Wirsma test yaitu test yang berujud duatu
seri gambar yang makin lama makin sempurna
4. Test Rorschach yaitu test tinta yang berujud gambar-
gambar dan teste disini disuruh menyatakan
pendapatnya tentang gambar itu.
1. Dengan cara tidak sengaja.
Dengan cara ini apa yang dialami dengan tidak
sengaja dimasukkan dalam ingatan.
Hal ini terlihat pada anak-anak dimana mereka
pada umumnya mendapatkan pengalaman-
pengalaman dengan tidak sengaja.
2. Dengan cara sengaja.
Dengan cara ini, individu dengan sengaja
memasukan pengalaman-pengalaman
pengetahuan orang akan memperoleh dengan
sengaja
1. Lamanya Interval yaitu menunjukkan
tentang lamanya waktu antara pemasukan
bahan atau materi (act of learning) sampai
ditimbulkannya kembali bahan itu.
Hal lamanya interval ini, ada hubungannya
dengan kekuatan retensinya, atau dengan
kata lain kekuatan retensi menurun.
2. Isinya interval yaitu aktivitet-aktivitet yang
terdapat atau mengisi interval itu.
Aktivitet-aktivitet yang terdapat atau mengisi
interval itu.
Aktivitet-aktivitet yang mengisi interval itu akan
merusak atau mengganggu memory traces (bekas
dalam kita jiwa), sehingga adanya kemungkinan
individu mengalami kelupaan.
Misalnya : kita menghapal suatu pelajaran
kemungkinan kita untuk hapal lebih besar,
dibandingkan kita menghapal beberapa pelajaran
pada saat yang bersamaan, karena antara waktu
memasukkan dan menimbulkan kembali terlalu
jauh serta banyaknya materi pelajaran yang kita
hapalkan.
1. Theori Athropi
Teori ini menitik beratkan pada lamanya interval;
Menurut teori ini kelupaan itu terjadi karena
bayangan-bayangan atau memory traces itu telah
lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam
kesadaran.
Karena telah lama tidak ditimbulkan, makin lama
makin mengendap hingga pada akhirnya orang akan
lupa.
Teori ini sebenarnya bersumber pada soal psykologis
yaitu dimana otot-otot yang telah lama tidak
digunakan, maka otot itu tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik yang akhirnya akan
mengalami kelupaan (lumpuh).
2. Teori Intervensi
Theori ini menitik beratkan pada isi interval
menurut teori ini kelupaan itu terjadi karena
tanggapan-tanggapan atau memori traces
yang lainnya.
Karena itu teori ini titik beratnya pada isi dari
pada interval itu.
Jadi kalau menghafalkan sesuatu kemudian
menghafalkan yang lainnya lagi, maka bahan
yang kedua itu akan merusak atau
memberikan interval pada bahan yang
pertama hingga mungkin menimbulkan
kelupaan.
a. Mengingat kembali (recale)
Pada mengingat kembali ini, kita dapat
menimbulkan kembali apa yang kita ingat
tanpa adanya objek sebagai stimulus untuk
dapat mengingat kembali.
Jadi dalam hal ini kita tak membutuhkan
adanya objek.
b. Mengenal kembali (recognize)
Pada mengenal kembali ini, kita dapat menimbulkan yang kita
ingat atau yang kita telah pernah pelajari dengan adanya objek
itu.
Jadi karena objeknya ada, maka kita dapat mengenal kembali
objek itu.
Karena pada mengenal kembali itu dibantu oleh adanya objek,
maka besar kemungkinan ada yang tidak diingat oleh individu
dapat dikenal kembali oleh individu itu, sehingga sering
dikemukakan bahwa mengenal kembali.
Tetapi ini tidak berarti bahwa mengenal kembali itu akan selalu
benar dan tepat.
Pada mengenal kembali sering orang mengalami kesalahan-
kesalahan ataupun sering halnya dengan mengingat kembali.
Hal ini dapat disebabkan karena beberapa macam sebab, antara
lain :
 Karena memasukkan atau belajar yang kurang tepat
 Adanya kecerobohan pada waktu mengamati sehingga apa yang
diingat / dikenalnya tidak sesuai dengan apa adanya.
 Relasi yang kurang baik.
 Gangguan dalam mengeluarkan kembali (recalling)
Misalnya : gangguan emosi.
1. Metode mengenal kembali (the method of
recognition).
Dengan metode ini menyelidiki ingatan individu
dengan cara pengalaman pengenalan kembali.
Misalnya : dengan menggunakan true false (benar
– salah)
Jadi kalau kita mengadakan ujian dengan
menggunakan metode ini, maka dalam
memberikan penilaian atau scoring adalah
sebagai berikut.
100 (benar – salah)
Score = Total (jumlah) dari test item
2. Metode mengingat kembali (the method of recare)
Dengan metode ini misalnya menyelidiki dengan
menggunakan essay atau bentuk mengisi dan
sebagainya.
Sehingga dengan demikian dapat mengetahui sampai
sejauh mana kemampuan individu di dalam
mengingatnya.
3. Metode mempelajari kembali (re-learning method).
Dengan re-learning ternyata bahwa belajar yang
pertama kali. Jadi re-learning ini ada waktu yang
dihemat atau disimpannya.
Karena itu metode ini juga sering disebut dengan
Sporing method.
4. Metode rekonstruksi (the method of reconstruction)
Dengan metode ini orang disuruh misalnya
menyusun kejadian sesuai dengan susunannya sesuai
dengan kejadian itu.
1. Pengertian yang tidak disengaja yaitu pengertian pengalaman
yang dimaksud pengalaman disini adalah bahwa pada umumnya
pengertian itu diperoleh dengan cara tidak sengaja, diperolehnya
dengan dengan melalui pengalaman-pengalaman.
Misalnya : harimau dianggapnya kucing, hanya beda bentuk dan
sebagainya.
Kemudian atas daya berkembangnya pikirannya timbul di
ferensiasi yaitu proses membedakan yang satu dengan yang
lainnya.
Pada proses ini anak tidak lagi menyebut harimau itu kucing
tetapi anak telah tahu bahwa binatang semacam itu adalah bukan
kucing tetapi harimau
2. Pengertian yang diperoleh dengan sengaja yaitu pengertian yang
sering disebut pengertian ilmiah.
Oleh karena dijalankan dengan sengaja, maka pengertian ini
dibentuk dengan penuh kesadaran.
Prosedur di dalam memperolehnya berbeda dengan prosedur
yang dibentuk dan ditempuh dalam pengertian yang tidak
disengaja
1. Menganalisa
Pada taraf ini ialah mengadakan analisa
terhadap bermacam-macam gas.
Masing-masing gas diselidiki sifat-sifatnya
dengan seksama dan semua sifat-sifat tersebut
dicatat dengan sebaik-baiknya.
2. Mengadakan komperasi (perbandingan)
Setelah sifat-sifat masing-masing gas itu kita
dapatkan, maka sifat-sifat tersebut
dikomperasikan satu sama lainnya.
3. Mengadakan Abstraksi
Pada taraf ini maka sifat-sifat yang tidak sama
dikesampingkan dan sifat-sifat yang sama dijadikan
satu, sehingga tinggal sifat-sifat yang bersamaan itu.
4. Menarik Kesimpulan
Dalam menarik kesimpulan ini memberikan
pengertian batasan yang membatasi pengertian itu.
Misalnya : gas itu adalah benda yang selalu
memenuhi tempatnya (ruangannya).
Jadi dalam pengertian itu tercakup sifat-sifat yang
tertentu yang membentuk pengertian itu.
Sehingga kesimpulan adalah hasil terakhir dari pada
semua prosedur di atas
1. Data atau fakta yang diberikan kurang
sempurna sehingga masih banyak lagi
data atau fakta yang harus diperoleh.
2. Data yang ada dalam keadaan confuse,
data yang satu bertentangan dengan
data yang lainnya.
Sehingga keadaan ini akan
membingungkan dalam proses berpikir.
Sifat-sifat dari perasaan :
1. Pada umumnya peristiwa perasaan itu adalah
berhubungan dengan peristiwa pengenalan atau
pengamatan.
Justru oleh karena perasaan itu adalah
merupakan suatu reaksi kejiwaan terhadap
stimulus mengenainya.
2. Perasaan bersifat Subjektif.
Lebih bersifat subjektif dibandingkan dengan
peristiwa-peristiwa kejiwaan yang lainnya, yaitu
sekalipun stimulus itu sama perasaan yang dapat
ditimbulkan bermacam-macam sifatnya sesuai
dengan keadaan masing-masing individu.
3. Perasaan itu dialami oleh individu sebagai
perasaan senang atau tidak senang, sekalipun
tingkatnya berbeda-beda
1. Dimensi pertama, bahwa perasaan itu dapat
dalam sebagai perasaan yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan.
2. Dimensi yang kedua, bahwa perasaan itu
dapat dialami oleh individu sebagai suatu
yang excited atau sebagai innert feeling
3. Dimensi ketiga, bahwa perasaan itu dapat
dialami oleh individu sebagai sesuatu yang
masih dalam pengharapan, tetapi ada pula
perasaan yang dialami individu karena
peristiwa atau keadaan yang telah nyata
terjadi atau telah releak.
1. Perasaan-perasaan Presens yaitu yang
bersangkutan dengan keadaan sekarang yang
sedang dihadapi.
Hal ini berhubungan dengan situasi yang aktuil
2. Perasaan-perasaan yang menjangkau maju, yaitu
merupakan pengambilan bagian yang tidak nyata
atau tidak riil, dalam kejadian-kejadian yang akan
datang, jadi masih dalam pengharapan.
3. Perasaan-perasaan yang berhubungan dengan
waktu-waktu yang telah lalu, atau melihat
kebelakangan apa yang telah terjadi.
Misalnya orang masih merasa sedih karena
mengingat pada waktu jaman keemasannya
beberapa tahun yang lampau dan sebagainya.
1. Teori Sentral
Menurut teori ini bahwa gejala kejasmanian ini
merupakan suatu akibat dari emosi yang dialami
oleh individu.
Jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu,
baru orang kemudian mengalami perobahan-
perobahan dalam lapangan kejasmaniannya
berdasarkan atas teori ini dapat dikemukakan
bahwa gejala-gejala kejasmanian itu merupakan
akibat dari emosi yang dialami oleh individu.
Salah seorang tokoh dari teori ini adalah Canon
2. Teori Peripir
Menurut teori ini justru sebaliknya, gejala-gejala kejasmanian itu
bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh
individu itu merupakan suatu akibat dari gejala-gejala
kejasmanian.
Tokoh-tokohnya : James dan Lange, sehingga teori ini terkenal
dengan nama teori James – Lange.
Teori James – Lange ini lebih menitik beratkan pada yang
bersifat peripir daripada yang bersifat sentral, dan teori ini
berhubungan erat dengan pandangan yang bersifat biologis.
3. Teori Kepribadian
Menurut teori ini ialah bahwa emosi adalah merupakan aktivitet
pribadi, dimana pribadi itu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam
jasmani dan psikis sebagai dua substansii yang terpisah.
Karena itu maka emosi meliputi pula perubahan –perubahan
kejasmanian.
Tokohnya ialah J Linchoten.
1. Perasaan tingkat sensoris (keindraan)
Yaitu merupakan perasaan berdasarkan atas
kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada
kejasmanian.
Misalnya : rasa sakit, panas, dingin dan sebagainya.
2. Perasaan kehidupan vital
Perasaan ini bergantung kepada keadaan jasmani
seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah dan sebagainya.
3. Perasaan Kejiwaan
Yaitu perasaan seperti rasa gembira, susah dan
sebagainya.
4. Perasaan pribadi
Yaitu yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi,
misalnya : perasaan harga diri, perasaan putus asa
dan sebagainya
1. Perasaan keinderaan
Perasaan ini adalah yang berhubungan
dengan alat-alat indera misalnya : perasaan
yang berhubungan dengan pengecapan,
asin, pahit dan sebagainya, yang
berhubungan dengan penciuman dan
sebagainya.
Juga termasuk dalam hal ini adalah
perasaan-perasaan lapar, haus, sakit, lelah
dan sebagainya
2. Perasaan Kejiwaan
Dalam golongan ini masih dibedakan atas :
a. Perasaan intelektuil
Ini merupakan jenis perasaan yang timbul atau menyertai perasaan intelek, yaitu
perasaan yang timbul atau bila orang dapat memecahkan suatu masalah, atau
mendapatkan hal-hal yang baru sebagai hasil kerja dari segi inteleknya.
b. Perasaan kesusilaan
Perasaan ini timbul kalau orang mengalami hal-hal yang baik atau buruk menurut
norma-norma kesusilaan.
Hal-hal yang baik akan menimbulkan perasaan yang positif sedangkan hal-hal yang
buruk akan menimbulkan perasaan negatif kalau berbuat yang jelek.
c. Perasaan Keindahan
Perasaan ini timbul kalau orang mengamati sesuatu yang indah atau yang jelek (tak
indah)
Yang indah menimbulkan perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan negatif.
Perasaan keindahan ini tergantung kepada dasar pendidikannya.
d. Perasaan Kemasyarakatan
Perasaan ini timbul terhadap orang lain, adanya perasaan yang menyertai kita.
Perasaan ini bermacam-macam, misalnya : benci (antifati), senang (simpati) dan
sebagainya. Perasaan senang adalah merupakan perasaan kemasyarakatan juga.
e. Perasaan harga diri
Pernyataan ini adalah menyertai harga diri seseorang. Perasaan ini dapat positif,
yaitu timbul kalau orang mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan
ini dapat mengikat kepada perasaan harga diri lebih (super complex).
Tetapi juga dapat bersifat negatif, bila orang mendapat kekecewaan.
Ini dapat menyebabkan / menimbulkan harga diri kurang (Minder waardigheids
complex).
Perasaan harga diri ini lebih jauh kemudian dikupas oleh Alfred Adler, sebagai
seorang tokoh dalam lapangan psikologi individual.
f. Perasaan Ketuhanan
Perasaan ini menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai sifat-sifat
yang serba sempurna.
Perasaan percaya ini akan membawa untuk berbuat baik, soleh dan sebagainya.
Perasaan Ketuhanan ini adalah merupakan / berpusat pada perasaan Ketuhanan
in
Dalam alam tingginya perasaan ke Tuhanan ini tidak tergantung kepada
kepandaian atau kecakapan seseorang
Dalama perasaan ke Tuhanan ini segala sesuatu akan tertuju kepada Nya.
1. Perbuatan yang secara reflektif yaitu perbuatan yang terjadi
tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan
Oleh karena perbuatan ini tidak disadari oleh individu yang
bersangkutan, maka sudah barang tentu perbuatan itu sebagai
suatu reaksi dari stimulus yang diterimanya tidak sampai ke
otak sebagai pusat kesadaran.
Dengan demikian jalan yang reflektif ialah :
Stimulus reseptor efektor response (act)
2. Perbuatan yang disadari yaitu perbuatan individu atas dasar
kehendak atau kemauan dari individu yang bersangkutan.
Jadi kalau perbuatan itu adalah merupakan response dari
sesuatu stimulus yang diterima oleh individu itu, sehingga
benar-benar disadari oleh individu itu, sehingga jalan
stimulusnya adalah :
Stimulus reseptor pusat efektor response
Dengan demikian jalan yang ditempuh stimulus sampai reponse
pada yang disadari lebih panjang bila dibandingkan dengan
yang tidak disadari.
1. Motif biologis yaitu yang merupakan motif untuk
kelangsungan hidup manusia sebagai suatu
organisme. Misalnya : motif makan, motif minum,
motif sex dan sebagainya.
Motif biologis ini dapat mengalami perubahan bentuk
sesuai dengan keadaan masyarakat dari individu itu.
Karena norma yang ada pada masyarakat itu adalah
merupakan norma yang terbentuk dari keadaan
masyarakat.
2. Motif Sosiologis, yaitu merupakan motif untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain.
Motif-motif ini merupakan motif merupakan motif
yang dipelajari dan berkembang atas dasar interaksi
individu di dalam masyarakat.
3. Motif theogenetis yaitu motif yang mendorong
manusia untuk mengadakan hubungan dengan Tuhan
1. Motif-motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup
individu atau organisme.
Misalnya : motif makan, minum, kebutuhan pernafasan, motif
sex dan lain sebagainya.
2. Motif darurat (Emergency motives) yaitu merupakan motif yang
membutuhkan tindakan-tindakan dengan segera karena keadaan
sekitarnya menuntutnya.
Misalnya : motif untuk melepaskan diri bahaya, motif melawan
motif untuk bersaing dan sebagainya.
3. Motif objektif (objective motives) yaitu merupakan motif-motif
untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik
terhadap orang-orang atau benda-benda, misalnya : Motif
explorasi, motif manipulasi, minat dan sebagainya.
Minat ini merupakan suatu motif yang khusus tertuju kepada
sesuatu yang khusus.
Bila individu itu telah mempunyai minat, maka perhatian akan
dengan sendirinya tertarik kepada objek tersebut, sehingga
dengan demikian maka minat itu khusus tertuju kepada suatu
objek yang tertentu.
1. Intelegensi mengandung suatu kemampuan
untuk memusatkan kepada suatu masalah
yang harus dipecahkan

Anda mungkin juga menyukai