Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa psikologi membahas tentang aktivitas-
aktivitas manusia, baik yang dapat kita amati maupun yang tidak dapat kita amati.
Aktivitas manusia adalah aktivitas yang sering dilakukan manusia. Cara paling mendasar
untuk mengenali lingkungan sekitar yaitu dengan memperhatikan, mengerti, mengamati,
mengingat, berfantasi, berpikir, dan sebagainya.

B. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalahnya yaitu :
a. Apa saja sifat-sifat umum yang mendasari aktivitas manusia ?
b. Apa itu perhatian ?
c. Apa itu pengamatan ?
d. Apa itu perasaan ?
e. Apa itu ingatan ?
f. Apa itu berfikir ?
g. Apa itu fantasi
h. Apa itu motif-motif ?
i. Apa itu tanggapan ?

C. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu :
a. Untuk mengetahui apa saja sifat yang mendasari aktivitas manusia.
b. Untuk mengetahui pengertian perhatian.
c. Untuk mengetahui pengertian pengamatan.
d. Untuk mengetahui pengertian perasaan.
e. Untuk mengetahi pengertian ingatan.
f. Untuk mengetahui pengertian berfikir.
g. Untuk mengetahui pengertian fantasi.
h. Untuk mengetahui pengertian motif-motif.
i. Untuk mengetahui pengertian tanggapan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Sudah banyak ahli atau tokoh dunia dari zaman ke zaman yang telah mengungkap
tentang sifat-sifat dan hakikat manusia. Kepuasan mereka mengenai sifat hakikat manusia
terpusat pada pembahasan mengenai psikologi dan kepribadian manusia. Pada umumnya, para
ahli mengemukakan, bahwa kepribadian manusia berupa kombinasi antara badan dan jiwa.
Badan terbentuk mcnurut prinsip-prinsip biologis dimulai sejak penciptaan manusia pertama
hingga pada keturunannya. Adam sebagai manusia pertama diciptakan oleh Allah dari tanah
diperlengkapi dengan fungsi-fungsi kejiwaan, sedangkan Hawa diciptakan dari tulang rusuk kiri
Adam.

Dalam badan manusia, diperlengkapi oleh Allah dengan anggota-anggota serta bagian-
bagian badan untuk kelestarian kehidupan jiwa. Badan melaksanakan tindakan-tindakan yang
digerakkan oleh jiwa dengan cara-cara tertentu. Bekerjanya jiwa pada badan berupa penggunaan
fungsi-fungsi kejiwaan yang bukan mental, sedangkan bekerjanya jiwa dalam sistem saraf dan
pikiran berupa pengerahan kekuatan-kekuatan kejiwaan yang lebih bemifat gerakan mental.

Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang
menggerakkan aktivitas jiwa raga. Tiga komponen jiwa tersebut  meliputi: saraf pertumbuhan.
perasaan, danintelek. Karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar, yaitu:

1. Sifat biologis (tumbuh-tumbuhan): sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara alami
dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungannya.
2. Sifat hewani: dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-
desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan indranya,
manusia menjadi  sadar dan menuruti keinginan dan seleranya.
3. Sifat intelektual: dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya
sesuatu, dapat mcmbedakan baik dan buruknya objek, serta dapat mengarahkan keinginan
dan emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan manusia dari makhluk-
makhluk lain. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari
makhluk-makhluk lain.

Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas-


aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih
sempurma dari pada makhluk-makhluk lain.

2
A. Perhatian
Ada orang yang mengatakan, bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa. Ini sebenarnya
kurang tepat, dan bahkan perhatian itu bukan suatu fungsi. Fungsi yaitu bentuk umum cara
berinteraksi dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku manusia yang tidak dapat dijabarkan
lebih lanjut. Perhatian bukannya suatu fungsi, melainkan adalah modus suam fungsi. Hal-hal
yang termasuk sebagai fungsi yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, dan pikiran. Jadi,
fungsi memberi kemungkinan dan perwujudan aktivitas.

Tadi dikatakan, bahwa perhatian adalah modus dari fungsi. Modus yaitu cara berposisi dan
menggerakkan. Jadi, perhatian adalah  menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya  jiwa
dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Dengan fersi lain, perhatian dapat diartikan  dua
macam, yaitu:

1. Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek


2. Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas. Ada
bermacam-macam perhatian, yang pada pokok-pokokya meliputi:

Macam-macam perhatian menurut cara kerjanya:

a) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak sekehendak subjek.
b) Perhatian refleksif, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek.

Macam-macam perhatian menurut intensitnya.

(1) Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsang atau
keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.
(2) Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsangan atau
beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.

Macam-macam menurut luasnya :

1. Perhatian terpusat: yaitu  perhatian yang tertuju kepada lingkup objek yang sangat
terbatas. Perhatian yang demikian ini sering pula disebut sebagai perhatian konsentratif.
jadi,orang yang mengadakan konsentrasi pikiran berani berpikir engan perhatian terpusat.
2. Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup  objek
yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam objek perhatian  yang demikian dapat di-
lakukan oleh seorang guru di depan kelas yang pada suatu saat ia harus menunjukan
perhatian kepada tujuan pelajaran. materi pelajaran, buku pelajaran, alat pelajaran.
metode belajar mengajar, lingkungan fisik kelas, dan tingkah laku anak didik yang cukup
banyak jumlahnya.

3
Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar,pemilihan jenis perhatian yang efektif
untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek yang belajar.
Pemilihan cara kerja perhatian oleh anak didik ini dapat dibimbing oleh pihak  pendidik atau
lingkungan belajarnya. Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui
pemberian rangsangan atau stimulus yang menarik perhatian anak didik.

Usaha-usaha lainnya yang dapat dilakukan dalam membimbing perhatian anak didik, yaitu
penggunaan metode penyajian pelajaran yang dapat diterima oleh anak didik. Penerimaan ini
akan efektif apabila pelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan. dan kemampuan anak didik.
Adapun macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam belajar yaitu:

 Perhatian intensif perlu digunakan, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif
akan lebih terarah.
 Perhatian yang disengaja perlu digunakan, karena kesengajaan dalam kegiatan akan
mengembangkan pribadi anak didik.
 Perhatian spontan perlu dilakukan, karena perhatian yang spontan cenderung dapat
berlangsung lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.

B. pengamatan
Manusia dapat mengenal lingkungan fisik yang nyata, baik dalam dirinya sendiri  maupun
di luar dirinya dengan menggunakan organ-organ indranya. Cara mengenal dunia luar yang
demikian ini disebut mengamati secara indra. Organ-organ indra yang ada pada diri manusia
disebut ”modalitas pengamatan ".

Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar seorang siswa
akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian.
Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula. Sebagai
contoh, seorang anak yang baru pertama kali mendengarkan radio akan mengira bahwa penyiar
benar-benar berada dalam kotak bersuara itu. Namun melalui proses belajar, lambat laun akan
diketahuinya juga bahwa yang ada dalam radio tersebut hanya suaranya, sedangkan penyiarnya
berada jauh di studio pemancar.
Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap stimuli
dari dunia nyata sebagai bahan yang teramati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dari jiwa
dan menjadi awal dan' aktivitas intelektual. Objek pengamatan memiliki sifat-sifat keinginan,
kesendirian, lokalitas dan bermateri. Subjek dapat mengadakan orientasi terhadap sesuatu objek,
karena objek itu dapat ditangkap dengan tidak tergantung kepada adanya saja, namun dapat
dipelajari secara langsung.

4
Untuk memungkinkan subjek mengadakan orientasi, maka subjek dapat menggambarkan
dunia pengamatan menurut aspek pengaturan tertentu. Aspek-aspek pengaturan itu berupa sudut-
sudut tinjauan sebagai berikut:

1. Pengaturan menurut sudut tinjauan ruang. Sudut tinjauan ruang ini  menggambarkan dunia
pengamatan dalam konsep-konsep seperti: atas-bawah, kanan-kiri, jauh-dekat, muka-
belakang dan sebagainya.
2. Pengaturan menurut sudut tinjauan waktu. Dengan sudut tinjauan ini, dunia pengamatan
digambarkan dalam hubungannya dengan jarak waktu, jarak ruang, stabilitas benda (tepat
atau tidak tepat) perjalanan waktu (dulu, sekarang, dan yang akan datang) dan sebagainya.
3. Pengaturan menurut sudut tinjauan Gestalt. Dengan sudut tinjauan ini, dunia pengamatan
digambarkan sebagai bentukan-bentukan atau medan psikologis yang tersusun dalam
kebulatan, kesatuan dan kebersamaan dari bagian-bagian. Bagian-bagian itu dapat terlepas
dari keseluruhan dan berdiri sendiri, namun tidak mempunyai arti lagi kecuali bila bagian-
bagian itu berada dalam konteks keseluruhan.
4. Pengaturan menurut sudut tinjauan arti. Dengan tinjauan ini, Medan pengamatan
digambarkan dengan hubungan arti, atau struktur arti. Berbagai objek atau peristiwa yang
sama, apabila ditinjau dari sudut arti dari masing-masing akan menunjukkan hal-hal yang
sangat berbeda, misalnya bentuk gedung sekolah gedung asrama, gedung markas tentara,
gedung rumah sakit yang bersamaan, namun artinya berbeda-beda. Bunyi lonceng gereja,
lonceng pabrik, lonceng kereta api, lonceng sekolah yang sama, tetapi masing-masing
mempunyai arti yang berbeda satu sama lain.

Cara-cara penyajian dunia pengamatan berjumlah sama dengan jumlah alat indra. Orang
telah lazim membedakan lima macam alat indra menurut lima macam modalitas pengamatan,
yakni: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencecapan. Bekerjanya masing-
masing  modalitas itu menghasilkan sifat-sifat sensoris, segala sesuatu yang berbeda-beda.

C. Perasaan
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam
situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai
dalam diri. Apabila berpikir itu bersifat objektif, maka perasaan itu bersifat subjektif karena lebih
banyak dipengaruhi oleh keadaan diri. Apa yang baik,indah, menarik bagi seseorang belum tentu
baik,indah dan menarik bagi orang lain. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek, membentuk
perasaan subjek yang bersangkutan. Karena itu perasaan pada umum nya bersangkutan dengan
fungsui mengenai artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,menganggap,membayangkan,
mengingat, atau memikirkan sesuatu. Di samping itu, perasaan juga berhubungan dengan
keadaan dan peristiwa jasmaniah.

5
Jenis-jenis perasaan

Perasaan dapat dibagi atas:

l) Perasaan-perasaan jasmaniah: jenis perasaan-perasaan ini sering pula disebut sebagai perasaan
rendah, terdiri dari;

 Perasaan sensoris, yaitu perasaan yang berhubungan dengan stimuli terhadap indra,
misalnya: dingin, hangat,pahit, masam, dan sebagainya
 Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan kondisi jasmani pada umumnya
misalnya: lelah, lesu, letih lemah, segar, sehat, dan sebagainya.

2) Perasaan-perasaan rohaniah, sering pula disebut sebagai perasaan luhur, terdiri dari:

 Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berhubungan dengan kesanggupan intelektual


dalam mengatasi sesuatu masalah, misalnya, senang atau puas ketika berhasil (perasaan
intelektual positif), kecewa atau jengkel ketika gagal (perasaan intelektual negatif).
 Perasaan etis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan baik dan buruk atau norma,
misalnya puas ketika mampu melakukan yang baik, menyesal ketika gagal melakukan
yang baik
 Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan penghayatan dan apresiasi
tentang sesuatu yang indah atau tidak indah.
 Perasaan sosial, yaitu perasaan yang cenderung untuk mengikatkan diri dengan orang-
orang lain, misalnya: perasaan cinta sesama manusia, rasa ingin bergaul, rasa ingin
menolong ,rasa simpati, rasa setia kawan, dan sebagainya.
 Perasaan harga diri; yaitu perasaan yang berhubungan dengan penghargaan diri seseorang
misalnya rasa senang, puas, bangga akibat adanya pengakuan dan penghargaan dari orang
lain.

Perasaan banyak mendasari dan juga mendorong tingkah laku manusia. Suasana jiwa 
anak didik sangat mempengaruhi kegairahan belajarnya. Agar belajar anak dapat berlangsung
secara efektif pendidikan hendaknya menciptakan situasi sedemikian rupa, sehingga
menimbulkan perasaan-perasaan yang menunjang aktivitas belajarnya

D. Pikiran
Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang
telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi, di sini akal adalah sebagai kekuatan yang
mengendalikan pikiran. Berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang
diperoleh manusia. Yang dimaksud dengan pengetahuan di sini mencakup segala konsep,
gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh oleh manusia.

6
Berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga  langkah berpikir yaitu :

1. Pembentukan pengertian; ini melalui proses: mendeskripsi Ciri-ciri  objek yang sejenis,
mengklasifikasi ciri-ciri  yang sama meng abstraksi dengan menyisihkan,membuang,
menganggap ciri yang hakik
2. Pembentukan pendapat:ini merupakan peletakan hubungan antara dua buah pengertian atau
yang hubungan itu dapat di rumuskan secara verbal
3. Pembentukan keputusan: ini merupakan penarikan kesimpulan yang berupa
keputusan.keputusan adalah hasil pekerjaan akal yang berupa pendapat baru yang di bentuk
berdasarkan pendapat-pendapat yang sudah ada.

Setiap keputusan yang kita ambil merupakan hasil pekerjaan akal melalui pikiran. Setiap
keputuan akan mengarahkan dan mengendalikan tindakan atau tingkah laku. Dengan demikian
akal/ pikiran dapat dikatakan sangat menentukan di dalam perubahan tingkah laku manusia serta
dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadian lainnya. oleh karena itu pendidikan hendaknya
memberikan bimbingan yang sebaik-baiknya bagi perkembangan akal anak didik. Pengajaran
yang sudah mampu mengasah otak anak didik adalah belum sepenuhnya memenuhi harapan,
karena kesiapan pikiran anak pada umur tertentu belum tentu bertahan siap untuk umur-umur
selanjutnya. Hal ini memerlukan bimbingan yang tepat dan kontinu terhadap cara bekerjanya
akal anak didik. 

E. Berpikir
Para ahli psikologi mengatakan berpikir ialah kelangsungan tanggapan-tanggapan di
mana subjek berpikir pasif. Menurut Plato (Dalam Herri Zan Pieter, 2010 ) mengatakan, bahwa
berpikir merupakan komunikasi atau bentuk berbicara dalam hati atau aktivitas ideasional, bukan
hasil sensoris motoric, walaupun dalam proses berpikir itu terdapat aktivitas sensoris motoric.
Bigot (Dalam Herri Zan Pieter, 2010 ) mengatakan bahwa berpikir berarti meletakkan hubungan
antar bagian pengetahuan berupa pengertian atau tanggapan. Dengan demikian berpikir menjadi
proses yang dinamis. Adapun tahap-tahap berpikir itu terdiri dari : pertama, tahap pembentukan
pengertian. Pembentukan pengertian ini mengikuti alur berpikir yang disebut dengan pengertian
logis. Kedua pembentukan pendapat. Membentuk pendapat berarti meletakkan hubungan antara
dua pengertian atau lebih. Ketiga, penarikan kesimpulan (pembentukan keputusan). Keputusan
adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat
yang telah ada.

7
Menurut arahnya maka berpikir dikelompok atas dua bagian yaitu :

a. Berpikir asosiatif

Yaitu berpikir di mana suatu ide merangsang datangnya ide-ide lain. Jalan pikiran dalam proses
berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas.

Beberapa bentuk berpikir asosiatif, diantaranya :

 Asosiasi bebas, yaitu suatu ide merangsang datangnya ide-ide lain, tanpa ada batas,
seperti ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi,
atau anak yang belum sempat makan.
 Asosiasi terkontrol, yaitu satu ide tertentu menimbulkan ide-ide baru dalam batas-batas
tertentu, seperti ide bidan untuk membeli alat-alat kesehatan akan merangsang ide-ide
lainnya, seperti ide yang berkaitan dengan harga, merek, dan sebagainya.
 Malamun, yaitu cara berpikir dengan cara mengkhayal bebas, tanpa nbatas, dan sering
tidak realistis.
 Berpikir artistic, yaitu proses berpikir subjektif yang dipengaruhi pendapat pribadi tanpa
menghiraukan keadaan sekitar dan sering dilakukan para seniman dalam menciptakan
karya-karya seninya.

b. Berpikir terarah

Yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan kepada pemecahan
masalah sehingga cara berpikirnya mengikuti standar atau kerangka berpikir tertentu. Cara
berpikir terarah dapat terjadi melalui cara berpikir kritis ddan kreatif. Cara berpikir kritis yakni
membuat keputusan daya pikir logis tentang suatu objek, keadaan, atau peristiwa. Sedangkan
cara berpikir kreatif yaitu berpikir untuk menemukan pemecahan baru dari suatu masalah atau
yang bersifat artistic baru tentang suatu objek, peristiwa, atau keadaan.

F. Fantasi
Suryabrata, 1989 (Dalam Herri Zan Pieter, 2010), mengatakan fantasi sebagai daya untuk
membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah ada.
Tanggapan yang baru tidak harus sesuai dengan objek-objek yang sudah ada. Secara garis besar
fantasi dikelompokkan atas beberapa bagian, yaitu :

a. Menurut kesadarannya. Yakni fantasi yang disadari dan tidak disadari. Fantasi yang tidak
disadari adalah fantasi yang terjadi dengan tidak sengaja atau melampau dunia nyata
dengan tidak disengaja. Adapun fantasi yang disadari adalah fantasi yang terjadi dengan
sengaja da nada usaha masuk ke dunia imajinasi, misal penulis buku berusaha mencari
data tambahan sebagai pendukung imajinasinya.

8
b. Menurut keaktifannya. Yakni fantasi sadar aktif dan fantasi sadar pasif. Fantasi secara
aktif ialah fantasi yang dikendalikan pikiran dan kemauan, misalnya seorang remaja yang
bercita-cita menjadi seorang penerbang yang direpresentasikan dalam kegiatan belajar di
bidang penerbangan. Sementara, fantasi yang pasif ialah fantasi yang tidak dikendalikan
seolah-olah hanya pasif saja sebagai wadah bermainnya tanggapan, misalnya
membayangkan keindahan alam Danau Toba.
c. Menurut representasinya. Yakni representasi yang bersifat abstraksi, determinasi, dan
kombinasi. Fantasi yang bersifat mengabstraaksikan berarti ada bagian-bagian fantasi
yang dihilangkan, misal tanggapan lapangan bola tanpa rumputatau tumbuha-tumbuhan,
maka kita represents sebagai padang pasir. Fantasi yang bersifat determinasi ialah
apabila dalam berfantasi sudah ada skema tertentu lalu diisi dengan gambaran lain, misal
telaga yang diperbesar, maka tercipta gambaran lautan. Sementara fantasi yang bersifat
kombinasi ialah penggabungan antara tanggapan yang saling berhubungan, misalnya
fantasi kepala gajah yang dikombinasikan dengan tubuh manusia, maka tercipta fantasi
ganesha.

G. Motif-motif
Motif berasal dari bahasa latin, movere yang berarti bergerak atau to move. Motif yaitu suatu
dorongan yang berasal dari dalam diri individu. Dorongan yang terdapat dalam diri manusia
berkaitan erat dengan kebutuhan, namun terkadang dorongan bisa terlepas dari adanya suatu
kebutuhan tertentu. Energy pada perilaku manusia duperoleh dari adanya dorongan untuk
mencapai kebutuhannya. Djamarah, 2002 (Dalam Wayan Candra, dkk, 2007) mengemukakan
berdasarkan asal motif yang dibedakan menjadi motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

a. Motif instrinsik
Merupakan motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan stimulus dari
luar, karena dalam diri individu telah ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu.
Seseorang yang telah memiliki motif intrinsik, ia secara sadar akan melakukan aktivitas
belajar secara kontinu, sebaliknya seseorang yang memiliki motif intrinsic selalu ingin
maju dalam belajar. motif instrinsik sangat penting dalam suatu aktivitas untuk mencapai
suatu tujuan yang maksimal. Seseorang yang memiliki motif instrinsik cenderung
menjadi orang terdidik, berpengetahuan, dan mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.

b. Motif ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah motif yang berasal dari luar. Suatu kegiatan yang dikatakan
karena motif ekstrinsik jika seseorang menempatkan tujuan aktivitasnya di luar faktor-
faktor situasi aktivitas tersebut, sebagai contoh seseorang belajar karena hendak
mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya seperti untuk mencapai
kehormatan, atau gelar tertentu.

9
H. Tanggapan dan variasinya
Mengingat kembali sesuatu yang pernah kita amati, gambaran ingatan dari sesuatu
pengamatan, disebut tanggapan. Penanggapan itu umumnya ialah pengalaman kembali bekas-
bekas yang diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam
kesadaran. Jadi tanggapan itu ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal
dalam lubuk jiwa kita sehingga disebut gambaran ingatan
Pengertian tangapan (Bigot etal, 1950, 72). yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan
setelah kita melakukan pengamatan.
Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan
2. Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan
3. Tanggapan masa kini atau tanggapan representative (tanggapan mengimajinasikan)
Tanggapan erat hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan dan kejelasan. Tanggapan
tergantung pada derajat kompleksitas situmulus yang asli dan pada ketelitian pengamatan indra,
serta pada faktor ingatan.
1) Tanggapan Reproduktif
Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu menunjukkan
pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang memberikan suatu pengalaman
sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap hal dari pengindraan dapat terlibat , suatu
tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran, penglihatan, suhu, rasa sakit, penciuman,
atau kinestesis.
Suatu tanggapan yang diingat tentang pengalaman-pengalaman lalu cenderung berbeda-
beda dalam kejelasannya sesuai dengan kesederhanaanya atau kekompleksannya, dan juga
sesuai dengan jumlah pengalaman mengenai situasi pengindraan yang asli. Misalnya,
tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih jelas untuk sebagian besar orang-orang dari
pada ruang tamu seorang teman.
2) Tanggapan Imaginer
Tanggapan bukanlah selalu hanya reproduksi pengalaman-pengalaman lalu. Banyak
gambaran-gambaran mental (Tanggapan) adalah hasil dari suatu syntese pengalaman-
penglaman masa lalu, hal ini disebut tanggapan imaginer yang berdasar kepada penglaman-
penglaman lalu, tetapi yang mengambil suatu bentuk baru dan dapat dianggap sebagai
“tanggapan produktif dan kreatif” Penemuan, pembacaan hasil-hasil fiktif (khayalan dan
10
arsitik) adalah contoh-contoh dari jenis tanggapan ini. Mimpi malam dan siang hari meliputi
tanggapan reprodukti dan sintetis.
3) Tanggapan Halusinasi
Unsur-unsur emosi mimpi menjadi faktor-faktor yang kuat dalam perkembangan
halusinasi. Tanggapan halusinasi meliputi pembentukan gambaran-gambaran yang tak
berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di proyeksi kepada dunia yang nyata. Dalam
bentuk-bentuk tartuntu gangguan emisional yang keras, misalnya, pasien dapat melapurkan
melihat malaikat atau mendengar suara-suaranya.
4) Tanggapan Editis
Ada sementara orang yang sudah mengamati sesuatu mendapatkan tanggapan yang
sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail. Tanggapannya sangat terang seterang
pengamatan, Tanggapan semacam ini disebut tanggapan editis.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang
menggerakkan aktivitas jiwa raga. Tiga komponen jiwa tersebut  meliputi: saraf pertumbuhan.
perasaan, danintelek. Karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar, yaitu:

4. Sifat biologis (tumbuh-tumbuhan): sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara alami
dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungannya.
5. Sifat hewani: dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-
desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan indranya,
manusia menjadi  sadar dan menuruti keinginan dan seleranya.
6. Sifat intelektual: dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya
sesuatu, dapat mcmbedakan baik dan buruknya objek, serta dapat mengarahkan keinginan
dan emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan manusia dari makhluk-
makhluk lain. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari
makhluk-makhluk lain.

Sifat-sifat umum yang mendasari aktivitas manusia yaitu :

a. Perhatian
Perhatian adalah  menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya  jiwa dengan bahan-
bahan dalam medan tingkah laku.
b. Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga
c. Perasaan
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam
situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau
nilai dalam diri.
d. Pikiran Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan
yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal.
e. Berfikir

12
Berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan berupa pengertian atau
tanggapan.
f. Fantasi
FAntasi sebagai daya untuk membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-
tanggapan yang telah ada.
g. Motif-motif
Motif berasal dari bahasa latin, movere yang berarti bergerak atau to move. Motif yaitu
suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu
h. Tanggapan
Tanggapan itu ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam
lubuk jiwa kita sehingga disebut gambaran ingatan

B. Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan sebuah bahan dan
menambah khazanah ilmu yang bermanfaat bagi pembaca. Mudah-mudahan
dengan adanya pengetahuan dari makalah ini akan membantu kita memberikan
informasi secara jelas dan dapat diterima dengan baik oleh pembaca khususnya.
Penulis juga mengucapkan rasa maaf yang sebesar-besarnya jika ada penulisan
yang tidak tepat serta penjelasan yang belum rinci. Tidak lupa pula penulis
meminta kritikan dan saran kepada kawan-kawan semua terhadap makalah ini
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rordakarya


Herri Zan Pieter, Namora Lumongga Lubis. 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan.
Jakarta:Kencana
Wayan Candra, dkk. 2007. Psikologi Landasan Keilmuwan Praktik. Yogyakarta:Anggota IKAPI

14
15

Anda mungkin juga menyukai