Anda di halaman 1dari 16

1

PRASANGKA SOSIAL
Mata Kuliah:

Psikologi Sosial

Dosen Pembimbing:

Dina Amalia, S.Psi. M.Sc.

Disusun oleh:

1. Nama : Bukhari

NPM : 1806104030035

2. Nama : Sela Safitri

NPM : 1806104030046

Prodi : Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan


Universitas Syiah Kuala
2018/2019
2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah ini terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “PRASANGKA
SOSIAL”.

Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu
pembaca untuk lebih memahami lagi tentang beberapa materi yang ada dalam
psikologil salah satunya “PRASANGKA SOSIAL”. Namun demikian tentu saja
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
dan pemilihan kata yang kurang tepat.

Dengan ini, kami memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak
kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikumsalam Wr.Wb.

Banda Aceh , 21 Febuari 2019


3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................2

Daftar Isi ...................................................................................................................3

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................5

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................5

BAB 2 Pembahasan

A. Latar belakang keberadaan prasangka sosial. ..................................................6

B. Sumber – sumber prasangka sosial .................................................................7

C. Proses prasangka sosial ...................................................................................8

D. Faktor- faktor yang mempengaruhi prasangka social ......................................10

E. Karakteristik orang yang berprsangka sosial ...................................................12

F. Upaya mengurangi prsangka ............................................................................12

BAB 3 Penutup

A. Kesimpulan .....................................................................................................14

B. Saran ...............................................................................................................15

Daftar Pustaka ..........................................................................................................16


4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam interaksi antara individu dalam suatu kelompok atau masyarakat tertentu
kadang-kadang dapat ditemukan orang-orang yang menunjukkan prasangka terhadap
individu atau sekelompok orang tertentu. Prasangka adalah sikap nagatif terhadap
sesuatu. Objek prasangka dapat berupa individu maupun suatu kelompok atau ras.
Prasangka terhadap kelompok disebut stereotip. Keduanya dapat mengakibatkan
timbulnya diskriminasi. Prasangka dan diskriminasi merupakan dua istilah yang
sangat berkaitan. “Seseorang yang mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak
diskriminatif terhadap ras yang diprasangkainya. Meskipun demikian, bisa saja
seseorang bertindak diskriminatif tanpa didasari oleh suatu prasangka ataupun
sebaliknya, seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.

Prasangka adalah sikap, sedangkan diskriminasi merupakan tindakan.


Prasangka mengandung unsur emosi (suka-tidak suka) dan pengambilan keputusan
yang tergesa-gesa, tanpa diawali dengan pertimbangan yang cermat. Biasanya ada
unsur ketidak adilan dalam prasangka, oleh karena keputusan yang diambil
didasarkan atas penilaian yang lebih subjektif atau emosional dari pada pertimbangan
berdasarkan fakta objektif. Tentu saja adanya prasangka ini dapat mengganggu
interaksi seseorang dengan orang yang diprasangkainya dan dapat mengganggu
interaksi dalam kelompok dimana mereka menjadi anggota.
5

B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana Latar belakang keberadaan prasangka sosial ?

B. Apa saja Sumber – sumber prasangka sosial?

C. Bagaimana Proses prasangka social ?

D. Apa saja Faktor- faktor yang mempengaruhi prasangka social ?

E. Bagaimana Karakteristik orang yang berprsangka social ?

F. Bagaimana Upaya mengurangi prsangka sosial ?

C. Tujuan penulisan

A. Untuk mengetahui apa saja Latar belakang keberadaan prasangka sosial

B. Untuk mengetahui apa saja Sumber – sumber prasangka sosial

C. Untuk mengetahui apa saja Proses prasangka social

D. Untuk mengetahui apa saja Faktor- faktor yang mempengaruhi prasangka social

E. Untuk mengetahui apa saja Karakteristik orang yang berprsangka social

F. Untuk mengetahui apa saja upaya mengurangi prsangka social


6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Prasangka Sosial

Latar Belakang Terjadinya Prasangka Sosial Prasangka sosial (prejudice) tidak terjadi
begitu saja, melainkan ditimbulkan oleh beberapa sebab, yaitu :

1. Latar Belakang Sejarah Orang berkulit putih Amerika Serikat berprasangka


negative terhadap orang-orang negro, bahwa latar belakang masa lampau, yaitu orang
kulit putih sebagai tuan sedangkan orang Negro saat ini dapat dibanggakan terutama
dalam bidang olahraga. tetapi prasangka negatif mereka terhadap orang Negro sampai
saat ini belum juga hilang

2. Perkembangan Sosio Kultural dan Situasional Suatu prasangka muncul dan


berkembang dari suatu individu terhadap individu yang lain atau terhadapkelompok
sosial tertentu, apabila terjadi penurunan status atau pemutusan hubungan kerja
(PHK) prasangka dapat berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurangpemisah
antara si kaya dengan si miskin.

3. Kepentingan Pribadi atau Kelompok Para ahli psikologi berpendapat bahwa


prasangka lebih dominan disebabkan oleh tipe kepribadian orang-orang tertentu.
Maksud tipe disini adalah authoritas personality, adalah sebagai ciri kepribadian
seseorang yang penuh prasangka. (Abu Ahmadi, 1979 : 270). Menurut Prof. AM
Rose dalam bukunya "Brosur Unesco: The Roots Of Prejudice", prasangka sosial
digunakan untuk mengeploitasi golongan-golongan lainnya demi kemajuan
perseorangan ataupun kelompok. Hal ini tampak penjajahan dimana kaum penjajah
menggunakan dab memupuk prasangka- prasangka untuk (sosial) antara golongan
yang satu dengan golongan yang lain demi keselamatan kelompoknya sendiri (De
Vide Et Impera). Demikian pula yang terjadi pada model masyarakat muslim puritan,
secara sosial tampak seakan membela islam tetapi sesungguhnya sangat merugikan
islam.

4. Kekurangan Pengetahuan dan Pengertian akan Fakta-fakta Kekurangan


pengetahuan dan pengertian akan fakta-fakta kehidupan yang sebenarnya dari
golongan yang dikenakan stereotip- stereotipnya. Orang yang kurang pengetahuannya
akan mudah dikenai prasangka-prasangka (menjadi bulanbulanan) daripada orang
yang mempunyai pengetahuan.
7

5. Perbedaan Keyakinan, Kepercayaan (Agama), Politik, Ekonomi dan Ideologi


Prasangka yang bersumber dari hal-hal yang tersebut dapat dikatakan sebagai
prasangka yang universal. Beberapa contoh, antara lain konflik Irlandia Utara,
Irlandia Selatan, konflik antar keturunan Yunani-Turki di Cyprus adalah berlatar
belakang adanya prasangka agama atau kepercayaan. Perang Vietnam, perang-perang
di lingkungan Amerika Tengah sebagian besar konflik (bermotif) ideology politik dan
strategi politik. Munculnya kelompok-kelompok pertahanan (NATO) adalah adanya
suatu prasangka dan adanya politik global dari Negara-negara adikuasa.(Abu
Ahmadi, 1979 : 271)

6. Ketidak Insafan atas Kerugian-kerugian Ketidak insafan akan kerugian-kerugian


ini merupakan faktor yang dapat mempertahankan adanya prasangka social
masyarakat apabila dipupuk prasangka secara terus menerus akan menimbulkan
diskriminatif. Tindakan yang berupa diskriminatif, dapat menimbulkan konflik-
konflik social yang memerlukan waktu tambahan dan segala usaha bagi pemerintah
untuk meredakannya. Sehingga pada akhirnya prasangka sosial itu dapat menjadi
"OUTLET" pelepasan dari pada rasa frustasi yang dialami oleh orang-orang yang
kemudian menjelma menjadi tindakan- tindakan agresif terhadap suatu golongan
yang menjadi kambing hitam. Faktor ketidak insafan akan kerugian- kerugian,
masyarakatlah yang menjadi akibat daripada prasanga-prasangka sosial-sosial
tersebut, yang dapat mengakibatkan berkembangannya prasangka sosial secara terus-
menerus. Apabila seseorang mengalami dampak kerugiannya dalam memupuk
prasangka sosial, orang akan berusaha menghilangkannya.

B. Sumber – sumber Prasangka sosial

Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :

a. Konflik langsung antar kelompok.

Berdasarkan Teori Konflik Realistik (Realistic Conflict Theory) di mana


prasangka muncul karena kompetisi antar kelompok social untuk memperoleh
kesempatan atau komoditas yang berharga yang berkembang menjadi rasa kebencian,
prasangka dan dasar emosi. Contoh: konflik antara para migrant dengan masyarakat
setempat, masyarakat setempat cenderung memiliki prasangka terhadap para migrant
ini karena para migrant lebih mampu untuk survive dan berhasil wilayah barunya
sehingga menimbulkan rasa kebencian pada diri masyarakat setempat terhadap para
migrant. Hal ini dapat dilihat pada konflik yang terjadi di Ambon, atau Kalimantan.
8

b. Kategorisasi Sosial.

Yakni kecenderungan untuk membuat kategori social yang membedakan antara


in-group—“kita”—dengan out-group—“mereka”. Kecenderungan untuk memberi
atribusi yang lebih baik dan menyanjung anggota kelompoknya sendiri dari pada
anggota kelompok lain terkadang dideskripsikan sebagai kesalahan atribusi utama
(ultimate attribution error), yang sama seperti self serving bias hanya saja terjadi
dalam konteks antar kelompok. Kategori social ini menjadi prasangka, dapat dijawab
berdasarkan Teori Identitas Sosial (Identitty Theory) dari Tajfel. Teori ini
mengatakan bahwa individu berusaha meningkatkan self-esteem mereka dengan
mengidentifikasikan diri dengan kelompok social tertentu. Namun, hal ini terjadi
hanya bila orang tersebut mempersepsikan kelompoknya lebih superior dari pada
kelompok lain yang menjadi pesaingnya.

c. Stereotip.

Kerangka berpikir kognitif yang terdiri dari pengetahuan dan keyakinan tentang
kelompok social tertentu dan traits tertentu yang mungkin dimiliki oleh orang yang
menjadi anggota kelompok-kelompok ini. Ketika sebuah stereotip diaktifkan, trait-
trait ini lah yang dipikirkan. Stereotip mempengaruhi pemrosesan informasi social
(diproses lebih cepat dan lebih mudah diingat), sehingga mengakibatkan terjadinya
seleksi pada informasi—informasi yang konsisten terhadap stereotip akan diproses
sementara yang tidak sesuai stereotip akan ditolak atau diubah agar konsisten dengan
stereorip. Reaksi lain terhadap informasi yang tidak konsisten adalah membuat
kesimpulan implicit yang mengubah arti informasi tersebut agar sesuai dengan
stereotip.

Stereotip seperti penjara kesimpulan (inferential prisons): ketika stereotip telah


terbentuk, stereotip akan membangun persepsi kita terhadap orang lain, sehingga
informasi baru tentang orang ini akan diinterpretasikan sebagai penguatan terhadap
stereotip kita, bahkan ketika hal ini tidak terjadi.

C. Proses prasangka sosial

Proses terjadinya prasangka sosial merupakan sebuah proses psikilogis dan


budaya yang berlangsung karena adanya interaksi sosial. Seseorang yang
berprasangka pada suatu kelompok cenderung mengevaluasi anggota-anggota
kelompok sosial tersebut dia akan mengkritik nilai-nilai dan perilaku yang diterapkan
dalam kelompok sosial tersebut karena tidak sesuai dengan nilai yang dianutnya.
9

Hal-hal yang terlibat dalam proses terjadinya prasangka sosial menurut


Brigham (1991) adalah:

1. Adanya kategorisasi dalam keanggotaan kelompok (social categorization)


yang menyebabkan kesan eksklusivitas. Individu yang tergabung dalam
kelompok akan merasa kelompoknya lebih baik dari kelompok lain.
2. Adanya kompetisi sosial, di mana anggota kelompok meningkatkan harga
dirinya dengan membandingkan kelompoknya dengan kelompok lain dan
menganggap kelompoknya lebih baik dari pada kelompok lain.
3. Adanya penilaian yang terlalu ekstrim terhadap anggota kelompok lain.
Informasi yang diterima individu baik yang bersifat positif maupun negatif
terlalu dibesarbesarkan.
4. Adanya sikap yang terlalu mudah menggeneralisasikan sesuatu. Dalam hal ini
orang beranggapan bahwa semua perilaku kelompok sama dengan orang yang
dinilai.
5. Adanya pengaruh persepsi yang selektif dan pengaruh ingatan masa lalu.
Apabila seseorang mempunyai informasi stereotipe yang relevan akan
langsung dipersepsikan negatif sehingga akan mengakibatkan negatif yang
timbul dan bersifat negatif terhadap suatu kelompok tertentu.
6. Adanya perasaan frustrasi dan scapegoating, yang teijadi karena kekecewaan
terhadap persaingan sosial, Sehingga seseorang mencari objek pengganti
untuk mengekspresikan frustrasinya kepada objek lain yang biasanya
mempunyai kekuatan lebih rendah dibandingkan dirinya, sehingga individu
mudah berprasangka.
7. Adanya agresi antar kelompok. Dalam suatu komunitas dengan loyalitas
kelompok yang tinggi ditemukan bahwa cara berfikir yang rasialisme akan
cenderung menimbulkan tindakan yang agresif.

8. Adanya dogmatisme, yaitu sekumpulan kepercayaan yang dianut seseorang


tidak bisa ditolerir karena adanya kekuatan yang paling absolut. Tidak ada hal yang
mempengaruhi kepercayaan terhadap sesuatu.
10

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prasangka Sosial

Proses pembentukan prasangka sosial menurut Mar’at (1981) dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitu;

1. Pengaruh Kepribadian

Dalam perkembangan kepribadian seseorang akan terlihat pula pembentukan


prasangka sosial. Kepribadian otoriter mengarahkan seseorang membentuk suatu
konsep prasangka sosial, karena ada kecenderungan orang tersebut selalu merasa
curiga, berfikir dogmatis dan berpola pada diri sendiri.

2. Pendidikan dan Status

Semakin tinggi pendidikan seseorang dan semakin tinggi status yang


dimilikinya akan mempengaruhi cara berfikirnya dan akan meredusir prasangka
sosial.

3. Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua

Dalam hal ini orangtua memiliki nilai-nilai tradisional yang dapat dikatakan
berperan sebagai famili ideologi yang akan mempengaruhi prasangka sosial.

4. Pengaruh Kelompok

Kelompok memiliki norma dan nilai tersendiri dan akan mempengaruhi


pembentukan prasangka sosial pada kelompok tersebut. Oleh karenanya norma
kelompok yang memiliki fungsi otonom dan akan banyak memberikan informasi
secara realistis atau secara emosional yang mempengaruhi sistem sikap individu.

5. Pengaruh Politik dan Ekonomi

Politik dan ekonomi sering mendominir pembentukan prasangka sosial.


Pengaruh politik dan ekonomi telah banyak memicu terjadinya prasangka sosial
terhadap kelompok lain misalnya kelompok minoritas.

6. Pengaruh Komunikasi

Komunikasi juga memiliki peranan penting dalam memberikan informasi yang


baik dan komponen sikap akan banyak dipengaruhi oleh media massa seperti radio,
televisi, yang kesemuanya hal ini akan mempengaruhi pembentukan prasangka sosial
dalam diri seseorang.
11

7. Pengaruh Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan suatu media dalam mengurangi atau mempertinggi


pembentukan prasangka sosial. Sehubungan dengan proses belajar sebagai sebab
yang menimbulkan terjadinya prasangka sosial pada orang lain. maka dalam hal ini
orang tua dianggap sebagai guru utama karena pengaruh mereka paling besar pada
tahap modeling pada usia anak-anak sekaligus menanamkan perilaku prasangka sosial
kepada kelompok lain. Modeling sebagai proses meniru perilaku orang lain pada usia
anak-anak, maka orang tua dianggap memainkan peranan yang cukup besar. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashmore dan DelBoka, (dalam Sears et
all, 1985) yang menunjukkan bahwa orang tua memiliki peranan yang penting dalam
pembentukan prasangka sosial dalam diri anak. Jadi, terdapat korelasi antara sikap
etnis dan rasial orang tua dengan sikap etnis dan rasial pada diri anak.

Dari uraian singkat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa prasangka sosial
terjadi disebabkan adanya perasaan berbeda dengan orang lain atau kelompok lain.
Selain itu prasangka sosial disebabkan oleh adanya proses belajar, juga timbul
disebabkan oleh adanya perasaan membenci antar individu atau kelompok misalnya
antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas. Rose, (dalam Gerungan, 1991)
menguraikan bahwa faktor yang mempengaruhi prasangka sosial adalah faktor
kepentingan perseorangan atau kelompok tertentu, yang akan memperoleh
keuntungan atau rezekinya apabila mereka memupuk prasangka sosial. Prasangka
sosial yang demikian digunakan untuk mengeksploitasi golongan-golongan lainnya
demi kemajuan perseorangan atau golongan sendiri.

Prasangka sosial pada diri seseorang menurut Kossen, (1986) dipengaruhi oleh
ketidaktahuan dan ketiadaan tentang obyek atau subyek yang diprasangkainya.
Seseorang sering sekali menghukum atau memberi penilaian yang salah terhadap
obyek atau subyek tertentu sebelum memeriksa kebenarannya, sehingga orang
tersebut memberi penilaian tanpa mengetahui permasalahannya dengan jelas, atau
dengan kata lain penilaian tersebut tidak didasarkan pada fakta-fakta yang cukup.
Selanjutnya Gerungan, (1991) menguraikan bahwa prasangka sosial dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan dan pengertian akan fakta-fakta kehidupan yang sebenarnya
dari golongan-golongan orang yang diprasangkainya.

Dari uraian tersebut di atas dapat disarikan bahwa prasangka sosial yang
merupakan tindakan menghukum sebelum memeriksa dengan baik yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor yakni kurangnya pengetahuan dan pengertian seseorang yang
berprasangka terhadap obyek atau subyek yang diprasangkainya, sehingga memberi
penilaian tanpa didasarkan akan fakta-fakta yang sebenarnya.
12

Selain itu faktor komunikasi, peranan kelompok, pendidikan, baik pendidikan formal
maupun pendidikan non formal juga mempengaruhi prasangka sosial dalam diri
seseorang.

E. Karakteristik orang yang berprsangka social

Prasangka sosial dapat terjadi disebabkan oleh faktor-faktor ekstern orang


tersebut. Tetapi dapat pula terdapat (terjadi) dari beberapa faktor intern diri pribadi
orang itu sendiri, yang akan mempermudah terbentuknya prasangka sosial. Menurut
beerapa ahli psikologi terdapat beberapa ciri pribadiorang yang memper mudah
bertahannya prasangka sosial antara lain :

a. Tidak toleran

b. Kurang mengenal diri sendiri

c. Kurang kreatif (berdaya cipta)

d. Tidak mempunyai rasa aman

e. Memupuk khayalan-khayalan yang agresif dll. (Gerungan, 1983 :177)

Demikianlah antara lain penyebab terjadinya prasangka sosial yang terdapat pada diri
manusia itu sendiri.

F. Upaya Mengurangi Prasangka Sosial

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan


mencegah timbulnya prasangka, yaitu :

1. Melalukan kontak langsung

2. Mengajarkan pada anak untuk tidak membenci

3. Mengoptimalkan peran orang tua, guru, individu dewasa yang dianggap penting
oleh anak dan media massa untuk membentuk sikap menyukai atau tidak menyukai
melalui contoh perilaku yang ditunjukkan (reinforcement positive).

4. Menyadarkan individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu lain,


yaitu belajar mengenal dan memahami individu lain berdasarkan karakteristiknya
yang unik, tidak hanya berdasarkan keanggotaan individu tersebut dalam kelompok
tertentu.Menurut Worchel dan kawan-kawan (2000), upaya tersebut akan lebih efektif
jika dibarengi dengan kebijakan pemerintah melalui penerapan hukum yang
menjunjung tinggi adanya persamaan hak dan pemberian sanksi pada tindakan
13

diskriminasi baik berdasarkan ras, suku, agama, jenis kelamin, usia, dan faktor faktor
lainnya.

Alasan-alasan yang mendasari hukum dapat mengurangi prasangka adalah :

1. Hukum membuat diskriminasi menjadi perbuatan ilegal, sehingga akan


mengurangi tindakan yang memojokkan pada kehidupan anggota-anggota minoritas.

2. Hukum membantu untuk menetapkan atau memantapkan norma-norma dalam


masyarakat, yaitu hukum berperan dalam mendefinisikan jenis-jenis perilaku yang
dapat diterima atau tidak dapat diterima dalam masyarakat.

3. Hukum mendorong konformitas terhadap perilaku yang nondiskriminatif, yang


mungkin pada akhirnya akan menghasilkan internalisasi sikap tidak berprasangka
melalui proses persepsi diri atau pengurangan disonansi.
14

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Latar Belakang Terjadinya Prasangka Sosial Prasangka sosial (prejudice) tidak


terjadi begitu saja, melainkan ditimbulkan oleh beberapa sebab, yaitu : 1. Latar
Belakang Sejarah, 2. Perkembangan Sosio Kultural dan Situasional, 3. Kepentingan
Pribadi atau Kelompok, 4. Kekurangan Pengetahuan dan Pengertian, 5. Perbedaan
Keyakinan, Kepercayaan (Agama), Politik, Ekonomi dan Ideologi, 6. Ketidak Insafan
atas Kerugian-kerugian.

2. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi : a.Konflik langsung antar


kelompok, b.Kategorisasi Sosial, c.Stereotip.

3. Proses terjadinya prasangka social adalah Adanya kategorisasi dalam keanggotaan


kelompok (social categorization), Adanya kompetisi sosial, Adanya penilaian yang
terlalu ekstrim terhadap anggota kelompok lain, Adanya sikap yang terlalu mudah
menggeneralisasikan sesuatu, Adanya pengaruh persepsi yang selektif dan pengaruh
ingatan masa lalu, Adanya perasaan frustrasi dan scapegoating, Adanya agresi antar
kelompok.

4. Proses pembentukan prasangka sosial menurut Mar’at (1981) dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitu; 1. Pengaruh Kepribadian, 2. Pendidikan dan Status,
3. Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua, 4. Pengaruh Kelompok, 5. Pengaruh
Politik dan Ekonomi, 6. Pengaruh Komunikasi, 7. Pengaruh Hubungan Sosial.

5. Prasangka sosial dapat terjadi disebabkan oleh faktor-faktor ekstern orang tersebut
seperti a. Tidak toleran, b. Kurang mengenal diri sendiri, c. Kurang kreatif (berdaya
cipta), d. Tidak mempunyai rasa aman, e. Memupuk khayalan-khayalan yang agresif
dll.

6. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencegah
timbulnya prasangka, yaitu : 1. Melalukan kontak langsung, 2. Mengajarkan pada
anak untuk tidak membenci, 3. Mengoptimalkan peran orang tua, guru,
4. Menyadarkan individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu lain,
15

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari banyak kekurangan yang terdapat di
dalamnya, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan pembaca
untuk perbaikan makalah dimasa yang akan datang.
16

DAFTAR PUSTAKA

Robert, A. Baron dan Donn Byrne. (2004). Psikologi Sosial Edisi kesepuluh Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.

Kuncoro, Joko. "Prasangka dan diskriminasi." Proyeksi 2.2 (2019): 1-16.

Tri dan Hudainah. 2006. Psikologi Sosial.UMM Press:Malang

Ahmadi ,Abu,. 2007, Psikologi Sosial . Jakarta : Rineka Cipta

Umi Kulsum, dkk.2014.Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta: Prestasi Pusakaraya

Anda mungkin juga menyukai