Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi psikologi berasal dari bahasa yunani “psycho” yang artinya jiwa,
dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya.
Berbicara tentang jiwa terlebih dahulu kita harus dapat membedakan
anatara nyawa dan jiwa. Dimana nyawa adalah daya jasmanilah yang adanya
tergantung pada hidup jasmani yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses
belajar, misalnya instink, reflex dan nafsu Sedangkan jiwa, jiwa adalah daya
hidup rohaniah yang sifatnya abstrak yang menjad penggerak dan penyalur bagi
sekalian perbuatan pribadi.

Didalam psikologi ada gejala-gejala yang harus kita ketahui, diantaranya


adalah gejala perasaan, gejala kemauan dan gejala campuran. Dan yang akan
kita bahas dalam makalah kami adalah tentang gejala campuran, dimana gejala
campuran itu terdiri dari perhatian, sugesti dan kelelahan.

1.2     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan perhatian?

2.      Apa yang dimaksud dengan kelelahan?

3.      Apa yang dimaksud dengan sugesti?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERHATIAN
A. Perhatian
Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang
dilakukan oleh organisme dan kesadaran seseorang.Perhatian adalah reaksi umum
yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap
satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.Perhatian juga adalah merupakan
penyeleksian terhadap stimuli yang ditermia oleh individu yang bersangkutan.

Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek


yng direaksikan pada sesuatu waktu.Terang tidaknya kesadarannya kita terhadap
sesuatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya kesadaran kita meningkat (menjadi
terang), dan ada kalanya menurun (menjadi samar-samar).Keadaan lapangan
kesadaran dan kekuatannya tidak tetap pula, kadang-kadang luas dan kadang-
kadang menjadi sempit.Hal itu tergantung pada pengerahan aktivitas jiwa
terhadap objek tersebut.

B. Syarat-syarat Perhatian agar Mendapat Manfaat Sebanyak-banyaknya

1)      Inhibisi yaitu pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak


diperlukan, atau menghalang-halangi masuk kedalam lingkungan kesadaran.

2)      Appersepsi yaitu pengerahan dengan sengaja semua isi kesadaran, termasuk


tanggapan,pengertian dan sebagainya yang telah dimiliki dan bersesuaian atau
berhubungan dengan obyek pengertian.

3)      Adaptasi  yaitu penyesuaian diri antara subyek dan obyek.Kalau ketiga syarat


tersebut (inhibisi, appersepsi dan adaptasi) dapat dipenuhi, maka cukuplah
perhatian seseorang terhadap sesuatu, akibatnya pekerjaan yang dilakukan baik
dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan.

2
 C.  Macam-Macam Perhatian

Ada beberapa macam perhatian, diantaranya ialah :

1.      Perhatian Spontan dan Disengaja

Perhatian Spontan (Perhatian Asli atau Langsung) ialah Perhatian yang


timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong
oleh kemauan.

Perhatian Disengaja ialah Perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan


karena adanya tujuan tertentu, biasanya ditujukan kepada sesuatu objek.
Misalnya siswa mendapat tugas dari orang tuanya untuk belajar. Didorong oleh
tugas dari orang tua dan cita-citanya sendiri, maka setiap saat perhatiannya
terhadap pelajaran cukup besar. Mereka sadar bahwa berhasil atau tidaknya
ujian,akan berpengaruh kepada dirinya dan akan mempunyai arti besar bagi
hidupnya.

2.      Perhatian Statis dan Dinamis

Perhatian Statis ialah Perhatian yang tetap terhadap sesuatu.Ada orang


yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak
berkurang kekuatannnya, dan dalam waktu yang agak lama orang dapat
melakukan sesuatu dengan perhatian yang kuat. Misalnya, Seorang anak
memperhatikan sekali pelajaran seni suara. Pelajaran itu cocok untuknya.
Dalam waktu agak lama perhatiannya terhadap suasana music atau seni masih
cukup kuat tidak mudah berpindah kepada objek lain.

Perhatian Dinamis ialah Perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah


bergerak, mudah berpindah dari objek satu ke objek yang lain.

3.      Perhatian Konsentratif dan Distributif

Perhatian Konsentratif (Perhatian Memusat) ialah Perhatian yang


hanya ditujukan kepada satu objek (masalah) tertentu. Misalnya, seseorang
sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit. Saat itu jiwa dipusatkan

3
pada soal-soal aljabar dan erhatian tidak bercabang.Sifat ini umumnya kukuh
dan kuat tidak gampang pindah ke objek lain.

Perhatian Distributif (Perhatian Terbagi-bagi) ialah Membagi-bagi


perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan/dalam waktu yang
bersamaan. Misalnya, guru sedang mengajar, sopir sedang mengemudi mobil,
polisi lalu lintas bertugas ditengah-tengah jalan yang ramai.

4.      Perhatian Sempit dan Luas

Perhatian Sempit ialah orang yang dengan mudah dapat memusatkan


perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia berada dalam
lingkungan ramai.Orang semacam itu tidak mudah memindahkan perhatiannya
ke objek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan disekelilingnya.

Perhatian Luas ialah Orang yang mudah sekali tertarik oleh kejadian-
kejadian sekelilingnya. Perhatiannya tidak dapat mengarah kepada hal-hal
tertentu, mudah terangsang dan mudah mencurahkan jiwanya kepada hal-hal
baru.

5.      Perhatian Fiktif dan Fluktuatif

Perhatian Fiktif (Perhatian Melekat) ialah Perhatian yang mudah


dipusatkan pada suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat
melekat lama pada objeknya. Biasanya orang ini teliti sekali dalam mengamati
sesuatu, bagian-bagiannya dapat ditangkap dan apa yang dilihatnya
dapatdiuraikan secara obyektif.

Perhatian Fluktuatif (Bergelombang) ialah Orang yang umumnya dapat


memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak
saksama.Perhatiannya sangat subyektif sehingga melekat pada hal-hal yang
dirasa penting bagi dirinya.

4
D.  Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian

1.      Pembawaan

Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang


direaksi,maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu.

2.      Latihan dan Kebiasaan

Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang suatu bidang, tetapi
karena hasil daripada latihan-atihan atau kebiasaan, dapat menyebabkan mudah
timbulnya perhatian terhadap bidang tersebut.

3.      Kebutuhan

Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian


terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan
itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya.

4.      Kewajiban

Kewajiban mengandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang


yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari atas
kewajibannya, maka orang tersebut tidak akan bersikap masa bodoh dalam
melaksanakan tugasnya, oleh karena itu orang tersebut akan melaksanakan
kewajibannya dengan penuh perhatian.

5.      Keadaan Jasmani

Keadaan tubuh yang sehat atau tidak, segar atau tidak, sangat
mempengaruhi perhatian seseorang terhadap sesuatu objek.

6.      Suasana Jiwa

Keadaan batin,perasaan,fantasi,pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi


perhatian seseorang, mungkin dapat membantu, dan sebaliknya dapat juga
menghambat.

5
7.      Suasana di Sekitar

Adanya bermacam-macam perangsang di lingkungan sekitar, seperti


kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan, dan
sebagainya dapat mempengaruhi perhatian individu.

8.      Kuat tidaknya Perangsang

Seberapa kuat perangsang yang bersangkutan dengan objek itu sangat


mempengaruhi perhatian individu. Kalau objek itu memberikan perangsang
yang kuat, maka perhatian yang akan individu tunjukan terhadap objek tersebut
kemungkinan besar juga. Sebaliknya kalau objek itu memberikan perangsang
yang lemah, perhatian juga tidak begitu besar.

E.      Minat dan Perhatian

Antara minat dan perhatian selalu berhubungan dalam praktek.Apa yang


menarik minat dapat menyebabkan adanya perhatian dan apa yang
menyebabkan adanya perhatian kita terhadap sesuatu tentu disertai dengan
minat.

F.       Beberapa Peristiwa dalam gejala Perhatian

1.      Perseverasi(Menahan)
Peristiwa ini terjadi kalau seseorang sangat terikat perhatiannya pada
suatu objek tertentu, sehingga sukar melepaskan perhatiannya dari objek
tertentu.Karena sangat tertarik pada objek tersebut maka sekalipun
bermunculan objek baru, objek baru itu tidak akan menarik perhatiannya.

2.      Adaptasi

Peristiwa kejiwaan ini bertentangan dengan perseverasi. Perhatian ini


tidak terikat pada suatu objek saja tetapi selalu berpindah-pindah dan mudah
mnyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan baru.Peristiwa Adaptasi umumnya
berlangsung pada orang yang mempunyai perhatian lunak.

6
3.      Osilasi

Yakni keadaan perhatian yang tidak tetap, timbul tenggelam, kuat kendur
dan sering terputus-putus. Misalnya seseorang yang mendengarkan ceramah
tentang pelita dan modes. Semula perhatiannya cukup besar, Setelah selesai
ternayta ada bagian yang tak tertangkap.Hilangnya bagian-bagian yang tak
tertangkap itu berbarengan dengan terputusnya perhatian orang terhadap
ceramah tersebut.

4.      Perhatian Bergerak

Peristiwa ini perhatiannya berserakan, seakan-akan tidak mempunyai


perhatian sama sekali terhadap apa saja baik tentang dirinya maupun terhadap
apa yang ada disekitarnya. Peristiwa ini sebagai akibat dari adanya perseverasi.

G.  Penyimpangan Perhatian (In-attention)

Penyimpangan Perhatian Merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang


pada suatu  tertentu,dimana perhatiannya ditunjukkan hal-hal lain,sehingga tidak
sesuai dengan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung. Terbentuknya
penyimpangan perhatian didorong oleh faktor internal sesaat individu dalam
keadaan lapar, lelah dan sebagainya.

Beberapa cara dalam mengatasi gangguan perhatian antara lain:

1.      Memperkuat Motivasi

2.      Memperkuat usaha dalam menjalankan suatu tugas

Beberapa petunjuk penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah


konsentrasi dan perhatian antara lain:

a)      Singkirkan dan hindari sebanyak mungkin kejadian-kejadian yang


mengakibatkan terpecahnya perhatian dan minat.

7
b)      Kerjakan satu tugas saja, Konsentrasikan segenap minat dan perhatian pada
penunaian tugas.

c)      Sukses pada suatu usaha memberikan rangsangan untuk mencapai sukses


dalam usaha lainnya.

d)     Memiliki pengetahuan siap yang cukup dan mempergunakan pengalaman-


pengalaman masa lampau untuk memecahkan masalah-masalah baru (proses
transfer of learning).

e)      Bersikaplah tenang, hati-hati dan selalu waspada.

f)       Perbesarlah kemampuan adaptasi, agar bias lebih peka terhadap perubahan


situasi dengan segenap permasalahannya,sehingga bias memecahkan setiap
permasalahan dengan cara yang sehat.

g)      Singkirkan hambatan-hambatan emosional dalam usaha pengkonsentrasian diri


dan pencurian minat.Misalnya, rasa enggan, takut, cemas, minder dan
lainnya.Sebab hambatan dan gangguan emosional itu dapat membuat seorang
yang menjadi pemimpin yang enggan bekerja.

2.2.      KELELAHAN

A.    Pengertian Kelelahan (Fatigue)

Pengertian Kelelahan secara sempit memang hanya sebats lelah fisik yang
dirasakan saja. Hal ini dikarenakan setiap orang yang merasakan kelelahan
hanya terbatas pada keluhan-keluhan fisik yang mereka rasakan saja.

Kelelahan adalah perpaduan dari wujud penurunan fungsi mental dan fisik
yang menghasilkan berkurangnya semangat kerja sehingga mengakibatkan
efektifitas dan efisiensi kerja menurun (saito,1999).

B.     Gejala Kelelahan pada Manusia

Sejak lahir sampai menjelang meninggal dunia manusia mempunyai


dorongan –dorongan untuk bergerak dan melakukan bermacam-macam

8
kesibukan.Gerak-gerak yang dlakukan itu tidak sama bentuk dan tingkatannya,
ada yang beruspa gerak-gerak reaksi, disusul gerak kaki dan tangan, merangkak,
berjalan, berlari, dan ada pula kesibukan-kesibukan bekerja, kesemuanya
membutuhkan kekuatan dan kemampuan.

Sebenarnya kelelahan itu adalah sesuatu keadaan atau kondisi, baik kondisi
jasmani maupun kondisi psikis, bukan suatu dorongan tertentu.Namun demikian
kelelahan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia. Karena
alasan itulah maka kelelahan dimasukkan didalam gejala campuran.

C. Sebab-sebab Kelelahan

Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya suatu aktifitas atau pekerjaan,


baik aktifitas jasmani maupun rohani. Maka ada kemungkinan:

1.      Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasmani, misalnya : mencangkul,


berolahraga, berjalan jauh, memikul berat, bersepeda dan sebagainya.

2.      Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa, misalnya memikirkan masalah–


masalah yang pelik, lama berkonsentrasi, mengerjakan soal-soal hitungan,
membaca terlalu lama dan sebagainya.

D.        Macam-macam kelelahan

1.      Kelelahan Jasmani : Kalau kekuatan jasmani berkurang, sehingga tidak dapat


melkukan sesuatu dengan semestinya, maka orang itu mengalami kelelahan
jasmani.

2.      Kelelahan Rohani : Kalau kekuatan jiwa berkurang, sehingga tidak dapat


melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya, maka orang itu dikatakan
mengalami kelelahan rohani atau kelelahan jiwa.

E.      Hubungan kelelahan Jasmani dan Kelelahan Rohani

Manusia adalah suatu psiko-somatis, selamanya tidak dapat diadakan


pemisahan antara jiwa dan raganya.Oleh karena itu kelelahan jasmani tidak

9
dapat dipisahkan pula dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Hal-hal yang
mungkin terjadi:

1.      Baik Kelesuan Jasmani maupun Rohani dirasakan oleh seluruh pribadi.

2.      Pekerjaan Jasmani dapat menimbulkan kelelahan Rohani

3.      Pekerjaan Rohani dapat menimbulkan kelelahan Jasmani

4.      Kelelahan Jasmani dapat mengurangi kegiatan jiwa dan jasmani.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa antara Jasmani dan Rohani,


antara Kelesuan Jasmani dan Kelesuan Rohani mempunyai hubungan
timbale balik dan saling mempengaruhi.

F.    Usaha-Usaha Menghilangkan Kelelahan

Cara menghilangkan rasa lelah pada umumnya orang beristirahat atau


menghentikan apa yang dijalankan. Tentang menghentikan aktivitas sudah
tentu harus disesuaikan dengan jenis aktivitasnya.

1.      Menghentikan pekerjaan jasmani untuk menghilangkan kelelahan jasmani.

2.      Menghentikan pekerjaan rohani untuk menghilangkan kelelahan rohani

Disamping cara-cara tersebut, tentang istirahat ini masih ada beberapa


kemungkinan,

1.      Untuk menghilangkan kelelahan jasmani, cukuplah kiranya kalau orang


menghentikan pekerjaan yang dilakukan, duduk-duduk, tidur dan
sebagainya.

2.      Untuk menghilangkan kelelahan rohani kadang-kadang orang tidak cukup


menghentikan pekerjaan yang dilakukan, tetapi kadang-kadang orang tidak
perlu menghentikan sepenuhnya pekerjaan / berpikir yang dilakukan.

Misalnya: berjalan-jalan, menonton film, bersenda gurau dan sebagainya. Dengan


cara demikian biasanya kelelahan jiwa dapat hilang dan kembali kuat dan segar.

10
2.3.      SUGESTI

A.    Pengertian sugesti

Sugesti (saran), ialah pengaruh terhadap jiwa dan tigkah laku seseorang
dengan maksud tertentu, sehingga pikiran, perasaan dan kemauan terpengaruh
olehnya, dan menuruti saja pengaruh tersebut, tanpa dengan pemikiran atau
pertimbangan lebih dahulu.

Sugesti terhadap diri sendiri disebut oto-sugesti. Oto-sugesti banyak terjadi,


misalnya: seseorang sedang malas bekerja,orang itu mengatakan, “Kayaknya saya
ini sakit.”Sebenarya orang itu tidak sakit, tetapi karena pengaruh sugesti
sendiri,seolah-olah dia seorang yang menderita sakit, tingkah lakunya seperti
orang sakit.Hal ini tidak lain karena oto-sugesti.

Sugesti mempunyai arti yang besar dalam pemestian dan fakta sosial,
misalnya di sekolah-sekolah, bidang perguruan, di balai pengadilan bidang
pemerintahan, penentuan keputusan, dan lain-lain. Individu-individu yang
bersangkutan akan tersugerir oleh nasehat-nasehat, informasi-informasi lisan,
tulisan disurat kabar, ucapan saksi, dll.

Sugesti tersebut masih perlu diberikan selama anak atau orang dewasa yang
bersangkutan belum mampu memilih jalan hidupnya sendiri, dan memerlukan
bimbingan. Dengan begitu, sugesti juga bisa dimanfaatkan untuk pendidikan
kemauan dan pemupukan dan pemilihan motivasi. Lambat laun, sugesti-sugesti
ini perlu dikurangi, agar orang sampai pada pikiran sendiri, wawasan / insight
sendiri keyakinan sendiri dan tanggung jawab sendiri.

B. .   Sugesti dan Sugestibel

1.      Sugesti adalah sesuatu yang mempunyai pengaruh sugesti yang besar. Orang
yang sugestif ialah orang yang mempunyai pengaruh besar (orang yang
mensugesti).

11
2.      Sugestibel adalah sifat-sifat yang mudah kena saran atau sugesti. Orang yang
mudah kena pengaruh sugesti disebut orang yang sugestibel. Orang yang
sugestibel tidak cukup mampu member pertimbangan-pertimbangan dan
keputusan-keputusan tentang sesuatu.Biasanya sifat ini terdapat pada anak-
anak kecil yang kurang perhatian, orang yang kurang pengalamannya dan
orang yang tidak terpelajar.

Orang yang mengsugesti disebut sugestif. Dan orang yang mudah disugesti
disebut sugestibel.

  C. Alat-alat sugesti

1.    Pandangan mata. Misalnya dengan pandangan mata yang menyala atau


meredup orang dapat mencapai apa yang dikehendaki, meskipun orang yang
dipandang itu merasa terpikat atau terpaksa.

2.    Dengan suara (kata-kata). Misalnya dengan kata-kata yang merayu atau kata-
kata kasar seseorang dapat pula menuruti kehendaknya.

3.   Dengan air muka. Orang dapat seakan memaksa seseorang menuruti


kehendaknya, bila ia mempergunakan air mukanya. Misalnya dengan muka
berseri, senyum, merah padam, kecut, sinis dan lain-lainnya.

4.    Dengan suriteladan, sesungguhnya orang tidak perlu memrintahkan sesuatu


dengan kasar, keras bahkan dengan ancaman kalau ia sendiri tidak
menjalankan apa yang diperintahkan.

5.     Dengan gambar. Dengan teknik reklame. Misalnya seseorang lekas terpengaruh
dengan gambar bintang film, kemudian menonton.

6.    Dengan semboyan. Ini misalnya yang dipergunakan dalam memperbuat usaha


yang besar. Misalnya dalam usaha merebut kemerdekaan kita bersemboyan
merdeka atau mati.

12
D.     Syarat-syarat yang memudahkan sugesti itu terjadi yaitu :

1.      Sugesti karena hambatan berfikir.

2.      Sugesti karena mayoritas.

3.      Sugesti karena ingin keinginan untuk meyakini dirinya sendiri.

E.      Manfaat sugesti dalam pendidikan

1.      Dengan sugesti  anak yang malas, yang menderita rasa harga kurang dan
anak yang hampir putus asa, dapat menjadi seha, dengan sugesti yang
positif.

2.      Terutama dengan autosugesti, anak dapat mengalami sesuatu semangat yang


baru baginya. Ia menyadari kekuatannya, kelebihannya, dan sebagainya.

3.      Denga suara yang lemah lembut, sinar mata yang jernih, roman muka yang
berseri dan bujukan yang manis, guru bisa lebih berhasil mencapai
maksugnya.

F.      Sugesti ini sering dipakai untuk :

1.      Pengobatan oleh dokter atau dukun.

2.      Demonstari-demonstrasi.

3.      Rapat-rapat raksasa.

4.      Pada diri sendiri (autosugesti).

5.      Pada pemeriksaan terdakwa.

6.      Sekolah.

7.      Perusahaan-perusahaan.

13
G.    Peran Sugesti

Sugesti mempunyai peran penting, baik dalam kehidupan pada umumnya,


maupun di sekolah. Dengan adanya sifat-sifat sugesti dalam kepemimpinan,
maka akan terjadi:

1.      Pimpinan banyak disenangi anak buahnya.

2.      Adanya kepercayaannya besar kepada pimpinannya.

3.      Pimpinan akan dihormati, diturut dan diperhatikan segala perintahnya.

Berpengaruhnya sugesti di dalam lingkungan sekolah akan memberi


kemungkinan:

1.      Anak-anak hormat kepada pimpinan/ gurunya.

2.      Anak-anak memperhatikan pelajaran yang diberikan.

3.      Anak-anak sungguh-sungguh melaksanakan perintah-perintah, suruhan-suruhan


yang diberikan oleh guru.

4.      Nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk guru akan diturut anak-anak.

Karena besarnya peranan sugesti di dalam pergaulan, maka pelaksanaan


sugesti ini dijalankan di berbagai lapangan, misalnya: di rumah sakit, dalam
organisasi, dunia perdagangan dan sebagainya.

H.     Bahaya dari sugesti

1.    Sugesti yang negative. Orang yang memberi sugesti semacam ini dapat
membunuh orang yang disugesti.

2.    Sugesti yang tidak tepat. Misalnya seorang guru yang memerintahkan kepada
muridnya dengan segala kekerasan. Sedang ia sendiri tida melakukan seperti
apa yang ia perintahkan. Guru inilah sebenarnya merusak jiwa anak.

14
3.      Autosugesti yang berlebih-lebihan. Dalam autosugesti kadang orang lupa
kepada kesanggupan sebenarnya yang ada padanya. Kemudian ternyata ia
tidak berhasil, ia mudah sekali masuk kelembah putus asa.

4.      Masa sugesti yang berlebih-lebihan. Para demonstrasi misalnya, berkobar-


kobar rasa binatangnya, terhadap orang yang didemonstrasi. Apabila salah
seorang dari demonstran ini berbuat sesuatu mungkin hanya pura-pura,
maka seluruh demonstran akan berbuat semacam itu yang lebih bersungguh-
sungguh. Karena itulah tidak jarang terjadi pembunuhan dalam demonstrasi-
demonstrasi.

5.   Sekolah harus berusaha agar anak-anaknya dapat mengendalikan diri,


supaya tidak mudah terlibat dalam sugesti.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Didalam psikologi ada gejala-gejala yang harus kita ketahui, salah satunya
gejala campuran. Gejala campuran itu terdiri dari, perhatian, sugesti dan kelelahan.

Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktifitas atau


kegiatan individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekelompok objek baik
yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam.

Kelelahan ialah semacam peringatan dari jiwa kita, kepada jiwa dan raga,
bahkan jiwa dan raga telah mempergunakan kekuatan yang maksimal.

Sugesti adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan yang psikis


dan segenap perbuatan kita, dengan mana perasaan, pikiran dan kemauan kita sedikit
atau banyak dibatasi oleh karenanya. Orang-orang yang mudah terkena sugesti
disebut sugestibel, dan mereka yang memiliki daya pengaru terhadap orang lain
disebut sugestif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abu,Ahmadi,Drs,.H,2003,Psikologi Umum,Jakarta : PT Rineka Cipta

Gerungan, 2004, Diploma Psychilogy ( Psikologi Sosial ), Bandung Penerbit PT


Refika, Aditama

Karini Kartono, 1990, Psikologi Umum. Bandung : Penerbit Mandar Maju

17

Anda mungkin juga menyukai