Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenagkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus mentruasi sampai melewati umur 50 tahun. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat monopaause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapt menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Menopause adalah apabila ovarium berhenti berfungsi : haid berhenti secara permanen secara 1 tahun. Perimenopause adalah masa yang mengarah pada menopause umum nya berlangsung 3 sampai 5 tahun. Pascamenopause adalah dimulai 1 tahun setelah haid terakhir. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah yang sering disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa klimakterium. Istilah menopause seringkali disalahartikan dengan klimakterium. Klimakterium adalah masa transisi yang berawal dari akhir tahap reproduksi dan berakhir pada awal senium, terjadi pada wanita usia 35 – 65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium. Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah berhentinya menstruasi
1 2
pada seorang wanita yang dikenal sebagai menopause. Menopause merupakan
suatu peristiwa fisiologis yang disebabkan oleh menuanya ovarium yang mengarah pada penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan dari ovarium. Kekurangan hormon ini menimbulkan berbagai gejala somatik, vasomotor, urogenital, dan psikologis yang mengganggu kualitas hidup wanita secara keseluruhan (Chuni dkk, 2011). Pada akhir abad ini Indonesia telah ditemukan sebanyak 8-10% lansia dimana jumlah wanita lebih banyak di bandingkan dengan jumlah laki-laki. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45-50 tahun seperempat lagi akan terus menstruasi sampai melewati sebelum usia 45 tahun. Keluhan-keluhan klimakterik yang dapat timbul pada masa klimakterium adalah panas pada kulit (hot flushes), keringat pada malam hari, kelelahan, sakit kepala, vertigo, jantung berdebar-debar, berat badan bertambah, sakit dan nyeri pada persendian, osteoporosis, kekeringan kulit dan rambut, kulit genitalia dan uretra menipis dan kering. Selain itu juga terdapat gejala psikis yang muncul pada masa klimakterium, yaitu mudah tersinggung, depresi, gelisah, mudah marah, dan sebagainya. Aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi keluhan-keluhan yang terjadi pada wanita menopause (WHO, 2007). Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menulis materi tentang ASKEP pada masa Klimakterium dan Menopause. 1.2 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui lebih tentang masa klimakterium dan menopause 2. Untuk mengetahui ASKEP pada masa Klimakterium dan Menopause 1.3 Manfaat Penulisan Menambah wawasan dan pengetahuan kepada pembaca mengenai klimakterium/menopause.