Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara yuridis Pasal 18 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah telah mengamanatkan bahwa
Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada Standar
pelayanan Minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh
Pemerintah. Amanat ini telah ditindak lanjuti dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan SPM dimana didalamnya SPM didifinisikan
sebagai ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah secara minimal yang berhak diperoleh
setiap warganya. Dalam Pasal 3 aturan tersebut juga dinyatakan bahwa
SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara
merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib.

Jika dilihat dalam konteks pembangunan nasional, maka percepatan


penerapan SPM (Standar Pelayanan Minimal) adalah salah satu
kebijakan prioritas nasional. Dalam hal ini SPM ditetapkan oleh
Pemerintah dan diberlakukan untuk seluruh Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Kabupaten/kota, dimana penerapan SPM oleh Pemerintah
Daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan pelayanan dasar
nasional. Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Gorontalo telah
menerbitkan Surat Keputusan No. 174/01/V/2019 Tanggal 29 Mei
2019 sebagai dasar pelaksanaan dan penerapan Standar Pelayanan
Mininal di Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Bidang Pendidikan,
Bidang Kesehatan, Bidang Pekerjaan Umum, Bidang Perumahan
Rakyat, Bidang Sosial, dan Bidang Trantibum. Pemerintah Provinsi
Gorontalo telah aktif untuk melaksanakan pelayanan minimal tersebut,
namun ada beberapa bidang yang belum bisa dilaksanakan karena
1
membutuhkan anggaran yang sangat besar sehingga membutuhkan
dukungan yang besar dari Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun
Kabupaten / Kota.

Sesuai dengan siklusnya setelah selesai pelaksanaan Tahun


Anggaran, Organisasi Perangkat Daerah yang termasuk pada urusan
wajib pelayanan dasar menyusun Laporan Tahunan Kinerja Penerapan
dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan
Laporan Kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja
suatu perangkat daerah dalam mencapai tujuan/sasaran strategis
dalam pelayanan dasar. Dengan adanya Standar Pelayanan Minimal
(SPM) maka setiap pekerjaan khususnya pelayanan yang diberikan
Perangkat Daerah kepada Masyarakat dapat diukur atau bisa dikatakan
dengan adanya penerapan SPM menjadi tolak ukur kinerja.

1.2 DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan


Provinsi Gorontalo.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2007 tentang Pedoman dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal.
5. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota;

2
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2014
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang;
10. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI Nomor :
22/PERMEN/M/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/ Kota;
12. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

1.3 KEBIJAKAN UMUM

Secara implementatif kebijakan umum APBD Pemerintah Provinsi


Gorontalo Tahun 2019 yang merupakan kesepakatan bersama antar
Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan DPRD Provinsi Gorontalo, yang
telah dituangkan dalam Nota Kesepakatan, merupakan penjabaran dari
tahun kelima RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2017-2022 dan RKPD
Provinsi Gorontalo tahun 2019, untuk selanjutnya digunakan sebagai
dasar Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
APBD Provinsi Gorontalo Tahun 2019.

Berdasarkan dokumen RPJMD 2017-2022, ketersediaan dana


dalam APBD Tahun 2019 diprioritaskan dalam mencapai target-target
pembangunan Provinsi Gorontalo serta mendukung jalannya
pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, dari hal
tersebut diharapkan agar pelaksanaan pembangunan pada Tahun 2019
dapat semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi
Gorontalo sehingga visi Pemerintah Provinsi Gorontalo dapat tercapai.

3
1.4 ARAH KEBIJAKAN

Kerangka Ekonomi Makro pada Rencana Kerja Pembangunan


Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2019 memberikan gambaran
kondisi ekonomi daerah, tantangan dan prospek perekonomian daerah
serta arah kebijakan ekonomi.

Seiring dengan semangat Otonomi Daerah, maka setiap daerah


dituntut kemandiriannya untuk mempercepat laju pembangunan dan
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik setiap tahunnya.
Pertumbuhan ekonomi daerah sangat bergantung dari berhasilnya
pergerakan seluruh sektor ekonomi dalam mempercepat laju
pembangunan daerah di berbagai sektor.

4
BAB II

PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM

SPM adalah jenis pelayanan dasar yang pada hakikatnya


merupakan hak bagi setiap warga untuk memperoleh pelayanan, sehingga
menjadi kewajiban Pemerintah untuk mengadakannya.

Dari sisi manajemen pemerintahan, bidang-bidang pelayanan dasar


yang tercakup dalam SPM ini termasuk dalam penyelenggaraan urusan
wajib (bukan pilihan). Terkait dengan pengadaan pelayanan dasar, untuk
menjamin akses dan mutu pelayanannya, disusunlah Standar Pelayanan
Minimal (SPM)-nya.

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa mau tidak mau harus


diselenggarakan tanpa melihat pada potensi maupun pertumbuhan
daerah, karena pelayanan minimal ini menjadi bagian dari
penyelenggaraan urusan wajib. Selain itu, penyelenggaraan pelayanan
dasar ini harus mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan dalam
Standar Pelayanan Minimal ditetapkan masing-masing
Kementerian/Lembaga.

Penerapan SPM menjadi sangat urgent dan mendasar karena pada


hakekatnya dengan melaksanakan SPM, maka basis untuk kesejahteraan
masyarakat dapat terbangun setidaknya bila semua sasaran minimal
dapat terwujud.

Di setiap unit kerja di daerah (Perangkat Daerah, Dinas dan Badan)


dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya sudah diberikan koridor
berupa TUSI (Tugas dan Fungsi) yang menggambarkan cakupan kegiatan
yang harus dijalankan dengan pendanaan yang tertuang dalam APBD.

5
Tidak semua program kegiatan menjadi kegiatan pelayanan yang
termasuk dalam SPM. Hanya beberapa kegiatan pokok saja yang
merupakan pelayanan dasar yang wajib diberikan sesuai tugas dan fungsi
dari cakupan kegiatan masing-masing Unit Kerja.

Kegiatan SPM bukan merupakan kegiatan yang terpisah dari Tugas


dan Fungsi dari unit kerja tetapi merupakan bagian dari program dan
kegiatan dari satu unit kerja yang akan dibiayai oleh APBD. Dengan
demikian, tiap jenis pelayanan dasar di tiap bidang SPM menjadi satu
atau menjadi bagian dari program atau kegiatan unit kerja (Perangkat
Daerah) di daerah.

Jenis pelayanan dasar yang telah ditetapkan SPM-nya oleh Pemerintah


ada 6 (enam) jenis pelayanan dasar (6 SPM) yaitu :

1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;
5. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat; dan
6. Sosial.

2.1 BIDANG URUSAN

1. URUSAN PENDIDIKAN
A. Jenis Pelayanan Dasar :
Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal pada urusan
pendidikan adalah Pelayanan terhadap pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus
B. Target pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
Persentase penyediaan fasilitas pada pendidikan
C. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran untuk penerapan Standar Pelayanan Minimal
sebesar Rp. 205.114.664.882

6
D. Dukungan Personil
Dukungan personil yang dilibatkan dalam penerapan dan
pencapaian SPM Bidang Pendidikan sebanyak 169 Pegawai.

E. Permasalahan dan Solusi


Permasalahan :

1. Guru Belum S1
2. Masih ada guru mengajar hanya 24 jam dalam seminggu dari
yang seharusnya sebanyak 37,5 jam
3. Ketersediaan buku dan kekurangan alat laboratorium sekolah

Solusi :

1. Dikbudpora terus memprogramkan bantuan studi bagi guru


yang Non S1
2. Melakukan identifikasi kebutuhan guru mendistribusikan
sesuai kebutuhan yang ada di sekolah
3. Terus melakukan upaya penyediaan sarana dan prasarana
sekolah

2. URUSAN KESEHATAN
A. Jenis Pelayanan Dasar :

Jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh Organisasi


Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun
2017, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis


Kesehatan Akibat Bencana dan / atau Berpotensi Bencana
Provinsi.

7
2) Pelayanan kesehatan bagi orang yang terdampak dan berisiko
pada situasi KLB Provinsi dengan target 100%

B. Target dan Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun


2019

1) Persentase pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak


krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana
dengan target 100%.

Rumus Perhitungan :
Jumlah penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi bencana yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dalam kurun waktu satu tahun (1.097)
----------------------------------x 100
Jumlah penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi bencana dalam satu tahun yang sama
(1.097)

Realisasi pada presentase pelayanan kesehatan ini sebesar 100%

2) Persentase pelayanan kesehatan bagi orang yang terdampak


dan berisiko pada situasi KLB Provinsi dengan target 100%.

Rumus Perhitungan :
Jumlah orang yang terdampak dan berisiko pada situasi KLB
yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar (8.243)
----------------------------- x 100
Jumlah orang yang terdampak dan berisiko pada situasi KLB
(8.723)

Realisasi pada presentase pelayanan kesehatan ini sebesar 95%

8
C. Alokasi Anggaran yang mendukung pencapaian SPM Kesehatan
sebesar Rp. 417.100.000,-

D. Dukungan Personil

Dukungan personil adalah jumlah personil yang dilibatkan


dalam proses penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) baik tenaga kesehatan PNS maupun Non PNS,
yang direncanakan dan di laksanakan sesuai dengan jenis
pelayanan dasar keseluruhannya berjumlah 315 orang yang
terdiri dari
1. Dokter Spesialis
2. Dokter Umum
3. Bidan
4. Perawat
5. Bidan Desa

E. Permasalahan Solusi

Permasalahan :

1. Permasalahan dalam pencapaian target SPM Pelayanan


Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat
Bencana dan / atau Berpotensi Bencana Provinsi meliputi :
 Ketersediaan data pendukung penanggulangan krisis terkait
Daerah Rawan Bencana yang diterbitkan oleh BPBD
Kabupaten / Kota masih belum seluruhnya ada, hanya 1
(satu) Kabupaten yang sudah ada (Kab. Gorontalo) sehingga
pencegahan terhadap daerah rawan bencana belum
maksimal dan belum terintegrasi dengan data base BPBD;
 Sumber Daya Manusia yang terlatih penanggulangan krisis
masih kurang baik di Provinsi maupun di Kabupaten / Kota;
 Kurangnya sarana prasarana komunikasi radio;
 Dokumen penanggulangan bencana di Kabupaten / Kota
hanya 1 (satu) Kabupaten yang melapor yakni Kabupaten
Gorontalo sedangkan Kabupaten lainnya belum;

9
 Penganggaran kesehatan belum sepenuhnya diarahkan
untuk mendukung pencapaian SPM.
2.Permasalahan dalam pencapaian SPM Pelayanan kesehatan
bagi orang yang terdampak dan berisiko pada situasi KLB
Provinsi dengan target 100% meliputi :
 Adanya regulasi pembiayaan BPJS yang tidak menanggung
pasien dengan kasus KLB sehingga penanganannya tidak
maksimal;
 Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat untuk perilaku
hidup sehat terutama menjaga lingkungan sehat yang
memicu terjadinya KLB;
 Tidak maksimalnya anggaran penanggulangan KLB di tingkat
Kabupaten / Kota yang di danai oleh APBD begitu juga
dengan APBD Provinsi.

Solusi :
 Melaksanakan sosialisasi dan advokasi kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota dan lintas program serta lintas
sektor untuk segera melaksanakan pemetaan wilayah melalui
peta respon dan penyusunan rencana kontijensi. Peta respon
merupakan gambaran bahaya, kapasitas dan kerentanan
yang dituangkan dalam sebuah media yang akan menjadi
acuan bagi pelaku klaster kesehatan dalam kedaruratan.
Manfaat dari penyusunan peta respon yang akurat dapat
mempermudah perencanaan dalam kondisi darurat;
 Penyusunan rencana kontinjensi sesuai ancaman di wilayah
masing-masing. Rencana kontijensi mengatur
penyelenggaraan kegiatan yang meliputi perencanaan,
persiapan dan ketentuan pelaksanaan serta evaluasi;
 Dukungan anggaran melalui APBD;
 Pelatihan kegawatdaruratan sehari-hari kepada masyarakat
awam;

10
 Pendampingan penyusunan dokumen peta respon dan
rencana kontijensi bagi Kabupaten / Kota;
 Penganggaran melalui RPJMD, Renstra dan Renja diarahkan
untuk mendukung pencapaian SPM kesehatan.
 Di keluarkannya PERGUB Provinsi tentang pembiayaan
pasien KLB melalui Jamkesta dan harus diikuti oleh
Kabupaten / Kota;
 Perlunya regulasi di tingkat Kabupaten / Kota tentang
kebersihan lingkungan dan pola PHBS kepada masyarakat;
 Perlu adanya sharing anggaran APBD dan ADD Desa serta
dana kontijensi untuk pembiayaan SKD KLB dan
penanggulangannya;
 Memaksimalkan anggaran kontijensi yang ada di BPBD dan
keuangan Provinsi.

3. URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


A. Jenis Pelayanan Dasar
Jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat
Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi
Gorontalo Tahun 2017, sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2014 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, adalah sebagai berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas
kabupaten/kota.
2. Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik
regional lintas kabupaten/kota

B. Target dan Capaian SPM oleh Daerah Bidang PUPR

Persentase (%) target pemenuhan demand air minum curah lintas


kabupaten/kota melalui pembangunan baru dan/atau
peningkatan SPAM lintas kabupaten/kota.

11
Jumlah rumah yang memiliki sambungan rumah dan air
limbahnya diolah di ILPAD

Realisasinya adalah PUPR Belum melaksanakan SPM. Namun


Dinas Pekerjaan umum baru melaksanakan Tahapan Perencanaan
Pembangunan SPAM REGIONAL GORONTALO RAYA

C. Alokasi Anggaran

Alokasi anggaran penerapan dan pencapaian Standar


Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
pada Tahun 2017 sebesar Rp. 1.879.674.000,-

D. Dukungan Personil

Personil yang terlibat dalam proses penerapan dan


pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum sebanyak 226
orang.

E. Permasalahan dan Solusi

Anggaran yang tersedia hanya digunakan untuk penyusunan


dokumen perencanaan pengawasan dan evaluasi pengelolaan air
minum dan air limbah karena untuk pembangunan SPAL
membutuhkan anggaran yang besar.

4. URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


A. Jenis Pelayanan Dasar
Jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI Nomor :
22/PERMEN/M/2008 tentang Standar SPM Bidang Perumahan

12
Rakyat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah sebagai
berikut :
1. Penyediaan dan rehabilitasi rumah layak huni bagi korban
bencana Provinsi / Kabupaten Kota
2. Fasilitasi penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat yang
terkena relokasi program pemerintah Provinsi / Kabupaten
Kota

B. Target dan Capaian SPM di Dinas Perumahan Rakyat dan


Kawasan Permukiman Provinsi Gorontalo.
a. Tidak ada target untuk Penyediaan dan rehabilitasi rumah
layak huni bagi korban bencana Provinsi / Kabupaten Kota
b. Fasilitasi penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat yang
terkena relokasi program pemerintah Provinsi / Kabupaten
Kota
Target yang ditetapkan sesuai RPJMD untuk rumah layak
huni bagi korban bencana Provinsi/Kabupaten Kota sejumlah
5 unit. Realisasinya adalah 1 unit rumah yang terkena
dampak pembangunan GORR di Kab. Gorontalo

C. Alokasi Anggaran
Untuk alokasi Anggaran dari masing-masing jenis
pelayanan yang terdapat pada Standar Pelayanan Minimal Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Gorontalo sebesar Rp. 1.332.500.000,-

D. Permasalahan
Penyediaan dan rehabilitasi rumah layak huni bagi korban
bencana Provinsi / Kabupaten Kota
 Kewenangan tersebut belum tercover dalam rencana kerja
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Gorontalo Tahun 2019

13
 Pelayanan yang dilakukan adalah penyediaan Rumah Layak
Huni bagi korban bencana kebakaran, dimana bencana
kebakaran bukan merupakan kewenangan Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Gorontalo.

5. URUSAN SOSIAL
A. Jenis Pelayanan Dasar :
Jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Provinsi Gorontalo tahun 2017, sesuai dengan Peraturan Menteri
Sosial Nomor: 129/HUK/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota, adalah sebagai berikut :
1. Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar
di dalam panti sosial;
2. Rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti sosial;
3. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di dalam panti
sosial;
4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan
dan pengemis di dalam panti sosial; dan
5. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah
tanggap darurat bencana bagi korban bencana daerah
provinsi

14
B. Target dan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
Sosial

Sasaran Capaian
Jenis
Tahun
No Pelayanan Ket
Pencapaian Target Capaian
Dasar Indikator Kinerja
(%) (%)

Rehabilitasi Sosial Terpenuhinya 2019 35.00 33.33 2 LKS


1
Dasar Kebutuhan Dasar Disabilitas
Penyandang Penyandang
Disabilitas Disabilitas
Terlantar Di Terlantar di dalam
Dalam Panti Panti
Persentase (%)
Penyandang
Disabilitas
Terlantar yang
Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di dalam
Panti
2 Rehabilitasi Terpenuhinya
Sosial Dasar Kebutuhan Dasar
Anak Terlantar Anak Terlantar di
di Dalam Panti Dalam Panti

Persentase (%) 90.00 56.57 27 LKSA


2019
Anak Terlantar
yang Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di Dalam
Panti
3 Rehabilitasi Sosial Terpenuhinya
Dasar Lanjut Usia Kebutuhan Dasar
Terlantar di Lanjut Usia
Dalam Panti skala Terlantar di Dalam
Panti

Persentase (%) 55.00 26.47 1 LKS -LU


2019
Lanjut Usia
Terlantar yang
Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di Dalam
Panti
4 Rehabilitasi Sosial Terpenuhinya
Dasar Kebutuhan Dasar Orang
100 100
Gelandangan Gelandangan 2019 Terlantar
Pengemis di Pengemis di Dalam
Dalam Panti Panti

15
Persentase (%)
Gelandangan
Pengemis yang
Terpenuhi
Kebutuhan
Dasarnya di Dalam
Panti
5 Perlindungan Terpenuhinya 2019 100,00 94,30 1 Kab.
Sosial Korban Kebutuhan Dasar
Bencana Alam Korban Bencana
dan Sosial Alam dan Sosial
daerah Provnsi

Realisasi capaian indikator SPM Bidang Sosial tahun 2019 secara


keseluruhan sebesar 62,13 %

16
C. Alokasi Anggaran untuk urusan sosial sebesar Rp. 9.239.139.000

D. Dukungan Personil

Dukungan personil menggambarkan jumlah personil atau pegawai


yang terlibat dalam proses penerapan dan pencapaian SPM:

a. Bidang Rehabilitasi Sosial :


PNS : 14 orang

PTT : 5 orang

Pendamping LU : 2 orang

Pendamping Disabilitas : 3 orang

Supervisor Sakti Peksos : 1 orang.

b. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial :


Sub bidang PSKBA dan PSKBS

PNS : 6 orang

PTT : 11 orang

Tagana : 1.276 orang

KSB : 870 orang

Pelopor Perdamaian : 76 orang.

E. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan :

1. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak Provinsi Gorontalo belum memiliki unit rehabilitasi sosial
berbasis panti berupa Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
sebagai pilar intervensi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
17
Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang berperan
penting dalam upaya pencegahan, penyembuhan, rehabilitasi
dan pengembangan potensi klien ke arah kehidupan yang
normatif secara fisik, mental maupun sosial
2. Sebagian besar dari jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial
(LKS) yang dibentuk oleh masyarakat belum
memiliki/memperpanjang Surat Ijin Operasional dan belum
terakreditasi
3. Keterbatasan jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)
berbasis panti yang diprakarsai oleh masyarakat.
4. Jumlah Sumber Daya Masyarakat (SDM) Kesejahteraan Sosial
yang terampil dan profesional belum memadai.

Solusi :

1. Mengusulkan penyediaan lahan dan bangunan Panti Sosial


Terpadu sebagai UPTD Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo dengan sarana dan
prasarana yang representatif untuk pelayanan rehabilitasi sosial
bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS)
2. Dalam rangka mengantisipasi proses pendirian UPTD Panti
Sosial dibawah Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo yang memerlukan waktu
yang cukup panjang, maka Bidang Rehabilitasi Sosial
mengupayakan suatu proses layanan terpadu rehabilitasi sosial
berbasis panti bekerja sama dengan Lembaga Kesejahteraan
Sosial yang ada.
3. Perlunya dukungan Pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi
Gorontalo terkait eksistensi dan pengembangan Lembaga
Kesejahteraan Sosial (LKS) di Provinsi Gorontalo
4. Perlunya pendampingan Pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi
18
Gorontalo terhadap Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) agar
dapat memenuhi seluruh persyaratan dalam proses akreditasi
LKS.
5. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesejahteraan Sosial melalui bimbingan dan pelatihan serta
pengakuan terhadap kualifikasi dan kompetensi SDM dimaksud
melalui proses sertifikasi.

6. URUSAN TRANTIBUM
A. Jenis Pelayanan Dasar
Pelayanan Ketentraman dan Ketertiban Umum Provinsi

B. Target dan Capaian SPM Bidang Trantibum


Jumlah Warga Negara yang memperoleh akibat dari penegakan
Perda dan Perkada.

Realisasinya adalah 0 %

(tidak ada Warga Negara yang memperoleh pelayanan akibat


penegakan Perda dan Perkada)

C. Alokasi Anggaran
Alokasi Anggaran untuk penerapan SPM Bidang Trantibum ini
sebesar Rp. 10.391.996.879,84

D. Dukungan Personil
Personil yang dilibatkan dalam penerapan SPM Bidang
Trantibum adalah : 43 Orang PNS dan 147 Orang Non PNS

19
E. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan :

Belum tersosialisasinya Penerapan Standar Pelayanan Minimal


Urusan Kententraman dan Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat.

Solusi
Perlu dilakukannya Sosialisasi Standar Pelayanan Minmal
Bidang Urusan Kententraman dan Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat di Provinsi Gorontalo.

20
BAB III
PROGRAM DAN ANGGARAN

Pemerintah daerah khususnya Provinsi Gorontalo berkewajiban

melaksanakan dan menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

sebagaimana telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun

2018 tentang Standar Pelayanan Minimal yang kemudian ditindaklanjuti

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 100 Tahun 2018 Tentang

Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Pada Tahun 2019 Pemerintah Provinsi Gorontalo telah

melaksanakan penerapan Standar Pelayanan Minimal sebagai implementasi

dari SK Gubernur Nomor 174/01/V/2019 Tanggal 29 Mei 2019 sebagai

dasar pelaksanaan dan penerapan Standar Pelayanan Mininal di Provinsi

Gorontalo yang terdiri dari Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang

Pekerjaan Umum, Bidang Perumahan Rakyat, Bidang Sosial, dan Bidang

Trantibum. Pemerintah Provinsi Gorontalo telah aktif untuk melaksanakan

pelayanan minimal tersebut, namun ada beberapa bidang yang belum bisa

dilaksanakan karena membutuhkan anggaran yang sangat besar.

21
Secara keseluruhan program yang mengatur tentang Standar

Pelayanan Minimal (SPM) untuk 6 (enam) urusan di Provinsi Gorontalo dapat

dilihat pada rekapitulasi berikut ini :

Anggaran
No Urusan SPM
(Rp)
1. Urusan Pendidikan
2. Urusan Kesehatan 132.715.000,-

3. Urusan PUPR 74.950.000,-


4. Urusan Perkim 78.615.000,-
5. Urusan Sosial
6 Urusan Trantibum 480.375.000,-

22
BAB IV

PENUTUP

Demikian laporan ini disampaikan untuk menjadi bahan evaluasi dalam

pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan sebagai bahan

acuan dalam penyusunan dan pengambilan kebijakan / strategi khususnya

dibidang pelayanan publik.

Selain itu, laporan ini dapat dijadikan bahan perbandingan dalam

pelaksanaan program dan kegiatan sehingga target pencapaian Standar

Pelayanan Minimal (SPM) dapat terwujud secara maksimal.

WAKIL GUBERNUR GORONTALO

TTD

Dr. Drs. Hi. IDRIS RAHIM, MM

23

Anda mungkin juga menyukai