Anda di halaman 1dari 54

MODEL FARMAKOKINETIKA

apt. Widyastuti, S.Si., M.Farm


PARAMETER FARMAKOKINETIKA
DEFINISI
• MEC atau Minimum Effect Concentration merupakan
kadar minimal yang harus dicapai obat agar berefek.
Jika konsentrasi obat masih dibawa MEC maka obat
belum berefek
• MTC atau Minimum Toxic Concentration merupakan
kadar dimana obat mulai bersifat toksis bagi tubuh.
• Therapeutic Range merupakan konsentrasi dimana obat
berefek dalam batas yang aman dan tidak toksik.
beberapa obat seperti digoksin memiliki therapeutic
range yang sempit sehingga dalam pengobatan harus
berhati-hati karena jika berlebihan dapat menyebabkan
toksisitas
• Onset merupakan waktu dimana obat mulai berefek
atau memasuki MEC
• t max merupakan waktu dimana kadar obat
dalam plasma sampai pada puncaknya
• Cmax merupakan kadar maksimum yang
dapat dicapai obat pada plasma
• AUC menunjukkan jumlah obat di dalam
plasma
• Duration of Action menunjukkan rentang
waktu dimana obat berefek (memasuki
MEC) sampai tidak berefek (turun dari MEC)
• Frekuensi Pemberian merupakan jarak
(interval) antar pemberian obat.
Perhitungan dilakukan terhadap parameter-
parameter farmakokinetik meliputi
1. tetapan kecepatan absorpsi (Ka),
2. kadar puncak senyawa bioaktif dalam
darah/ serum/ plasma (Cmax),
3. Waktu untuk mencapai kadar puncak (Tmax)
4. tetapan kecepatan eliminasi (Ke),
5. waktu paro eliminasi (T ½)
6. luas daerah di bawah kurva kadar senyawa
bioaktif vs. waktu (AUC).
MODEL FARMAKOKINETIKA
• Suatu hipotesis atau model yang disusun dengan
menggunakan istilah matematika yang memberi
arti singkat dari pernyataan hubungan kuantitatif
• Model matematika memungkinkan
pengembangan persamaan untuk
menggambarkan konsentrasi obat dalam tubuh
sebagai fungsi waktu
• Perlu disadari bahwa model didasarkan atas
suatu hipotesa dan penyederhanaan anggapan,
yang menggambarkan sistem biologi dalam istilah
matematik
MODEL KOMPARTEMEN
• Tubuh dinyatakan sebagai suatu susunan
atau sistem dari kompartemen yang
berhubungan secara timbal balik
• Suatu kompartemen bukan suatu daerah
fisiologik atau anatomic yang nyata, tetapi
dianggap sebagai suatu jaringan atau
kelompok jaringan yang mempunyai aliran
darah dan afinitas obat yang sama
• Obat di distribusi merata dalam
kompartemen
• Pencampuran obat dalam kompartemen terjadi
secara cepat dan homogen dan tiap molekul
mempunyai kemungkinan yang sama untuk
meninggalkan kompartemen
• Obat keluar masuk kompartemen secara
dinamik
• Tetapan laju reaksi digunakan untuk
menyatakan semua laju obat, masuk dan keluar
kompartemen
• Model merupakan suatu sistem yang terbuka,
jika obat dapat dieliminasi dari sistem itu
Misalnya:
• Obat diberikan secara IV dan dianggap secara
cepat obat melarut dalam cairan tubuh
• Suatu bak berisi sejumlah volume cairan yang
secara cepat berada dalam kesetimbangan
dengan obat yang terlarut didalamnya
• Bak terbuka, menyebabkan eliminasi obat dari
tubuh
• Konsentrasi (C) tergantung pada volume cairan
bak dan eliminasi obat/satuan waktu
• Dalam farmakokinetik dua hal tersebut :
KONSTAN
Guna Model Farmakokinetika
• Memperkirakan kadar obat dalam plasma,
jaringan, urin pada berbagai pengaturan dosis
• Menghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap
penderita secara individual
• Memperkirakan akumulasi obat
• Menghubungkan kadar obat dengan aktivitas
farmakologi/toksikologi
• Menilai perbedaan laju/tingkat availabilitas antar
formula
• Menggambarkan faal patologis yang
mempengaruhi Absorbsi, Distribusi dan Eliminasi
• Menjelaskan interaksi obat
Mammilary
Model

Tipe Model
Kompartemen

Model
Aliran Catenary
Fisiologis Model
MODEL MAMMILARY
• Terdiri dari satu atau lebih kompartemen perifer yang
dihubungkan ke suatu kompartemen sentral
• Kompartemen sentral mewakili plasma dan jaringan
yang perfusinya tinggi dan cepat terjadi kesetimbangan
• Dianggap sebagai suatu sistem yang berhubungan
sangat erat, karena jumlah obat dalam setiap
kompartemen dapat diperkirakan setelah obat
dimasukkan ke dalam suatu sistem
• Bila obat diberikan IV, obat secara langsung masuk
kompartemen sentral
• Eliminasi obat dari kompartemen sentral terjadi oleh
karena organ-organ yang terlibat dalam eliminasi,
terutama hati dan ginjal merupakan jaringan yang
diperfusi secara cepat
MODEL KOMPARTEMEN 1
• Menurut model ini, tubuh dianggap
sebagai satu kompartemen
• Tempat obat menyebar dengan
seketika dan merata ke seluruh cairan
dan jaringan tubuh
• Jika proses eliminasi terjadi, model 1
kompartemen disebut terbuka
MODEL KOMPARTEMEN 2
• Obat terdistribusi lebih lambat sehingga dianggap
sebagai dua kompartemen atau lebih, dimana DME
terjadi secara simultan. Dua kompartemen itu adalah
kompartemen sentral dan kompartemen perifer
• Kompartemen sentral: darah dan berbagai jaringan
yang banyak dialiri darah seperti jantung, ginjal,
paru-paru, hati, kelenjar endokrin dan perfusi lain
yang aliran darahnya cepat. Obat tersebar dan
mencapai keseimbangan dengan cepat dalam
kompartemen ini
• Kompartemen perifer: berbagai jaringan yang kurang
dialiri darah misalnya otot, kulit dan jaringan lemak,
sehingga obat lambat masuk ke dalamnya
MODEL CATERNARY
• Model ini terdiri atas kompartemen-
kompartemen yang berderet
• Bedanya dengan model mammillary yaitu,
model mammillary terdiri atas
kompartemen perifer yang mengelilingi
kompartemen sentral, sementara model
caternary tidak menunjukkan hal tersebut
• Hal ini menyebabkan model caternary
tidak banyak digunakan
MODEL FISIOLOGIK/MODEL ALIRAN
DARAH/MODEL PERFUSI
• Konsentrasi obat dalam berbagai jaringan
diperkirakan melalui ukuran jaringan organ,
aliran darah dan melalui percobaan
ditentukan perbandingan obat dalam
jaringan darah (partisi obat: jaringan –
darah)
• Aliran darah, ukuran jaringan dan
perbandingan obat dalam jaringan darah
dapat berbeda karena kondisi data fisiologis
• Model ini dapat diterapkan pada beberapa
spesies dan dengan beberapa data dapat
di ekstrapolasikan pada manusia
• Jumlah komponen jaringan dalam suatu
model perfusi berbeda-beda tergantung
obatnya
• Jaringan yang tidak dapat ditembus obat
dikeluarkan dari sistem/model ini
(misalnya otak, tulang, SSP)
LAJU DAN ORDE REAKSI
• Laju atau kecepatan suatu reaksi diberikan
sebagai ± dC/dt
• Artinya terjadinya penambahan atau
pengurangan konsentrasi C dalam selang
waktu dt
• Menurut hukum aksi massa, laju suatu reaksi
kimia sebanding dengan hasil kali dari
konsentrasi molar reaktan yang masing-masing
dipangkatkan dengan angka yang
menunjukkan jumlah molekul obat dari zat-zat
yang ikut serta dalam reaksi
aA + bB + …. .. = Produk
• Laju reaksinya adalah

• k adalah konstanta laju


• Laju berkurangnya masing-masing komponen
reaksi diberikan dalam bentuk jumlah mol
ekuivalen masing-masing komponen yang ikut
serta dalam reaksi
CONTOH SOAL
1. Pada reaksi X  2Y terdapat [X] = 1 M,
setelah 1 menit [X] menjadi 0,1 M. Tentukan
a. Laju reaksi pada saat tersebut
b. Laju pembentukan Y
c. Laju reaksi dalam M detik-1

2. Ke dalam ruang yang volumenya 5 mL,


dimasukkan 8 mol gas N2O4 yang kemudian
terurai menjadi gas NO2. Setelah 4 detik dalam
ruang tersebut terdapat 2 mol gas NO2.
Tentukan laju reaksi masing – masing zat dalam
reaksi tersebut
3. Sebanyak 3 mol gas NO2 dimasukkan ke
dalam ruang yang bervolume 10 L. Gas
tersebut kemudian terurai menjadi gas NO
dan O2. Setelah 8 detik dalam ruang
tersebut terdapat 1,25 mol gas NO.
Tentukan :
a. Laju reaksi pembentukan NO
b. Laju reaksi pembentukan O2
c. Laju reaksi penguraian NO2
ORDE REAKSI
• Dari hukum aksi massa, suatu garis lurus didapat bila
laju reaksi diplot sebagai fungsi dari konsentrasi
reaktan dipangkatkan dengan bilangan tertentu
• Orde reaksi keseluruhan adalah jumlah pangkat
konsentrasi-konsentrasi yang menghasilkan sebuah
garis lurus
• Orde bagi tiap reaktan adalah pangkat dari tiap
konsentrasi reaktan
• Konstanta k yang ada dalam hukum laju yang digabung
dengan reaksi elementer disebut konstanta laju
spesifik
• Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan untuk
meluruh atau hilangnya zat menjadi separuhnya
REAKSI ORDE NOL
CONTOH SOAL
• Sebuah resep sediaan cairan aspirin berisi 325
mg/5 ml atau 6,5 g/100 ml. Kelarutan aspirin
pada 25 oC adalah 0,33 g/100 ml, maka sediaan
itu pasti akan menjadi suspensi. Ramuan lain
dalam resep menyebabkan produk yang dibuat
mempunyai pH 6,0. Konstanta laju orde pertama
untuk penurunan mutu aspirin dalam larutan ini
adalah 4,5 x 10-6 /detik. Hitung konstanta laju
orde-nol. Tentukan umur resep cairan tersebut
dengan menganggap produk tersebut tetap baik
sampai waktu dimana cairan tersebut telah
terurai sampai tinggal 90% dari konsentrasinya
mula-mula pada 25 oC.
REAKSI ORDE SATU
CONTOH SOAL
1. Penguraian hidrogen peroksida dengan katalis
dapat diamati dengan mengukur volume oksigen
yang dibebaskan dalam buret gas. Dari percobaan,
ditemukan konsentrasi hidrogen peroksida sisa
setelah 65 menit, dinyatakan dengan volume
dalam ml gas yang dihasilkan, adalah 9,6 dari
konsentrasi mula-mula 57,9. Berapa konstanta
orde satu dan t½ dari hidrogen peroksida
2. Suatu larutan obat mengandung 500 satuan tiap
ml pada saat dibuat. Dianalisis setelah 40 hari dan
ditemukan terkandung 300 satuan/ml. Anggaplah
penguraian berjalan dengan orde pertama, pada
saat kapankah obat telah terurai setengahnya dari
konsentrasi awal?
3. Suatu larutan obat yang dibuat baru pada
konsentrasi 300 mg/mL, setelah 30 hari
pada suhu 25 oC, konsentrasinya turun
menjadi 75 mg/mL
a. Dengan menganggap mengikuti orde
satu, kapan obat tersebut turun hingga
separuh dari konsentrasi semula?
b. Dengan menganggap mengikuti orde
nol, kapan obat tersebut turun hingga
separuh dari konsentrasi semula?
c. Berapa kali dari waktu paruh yang
diperlukan agar 99% obat terurai,
dengan menganggap kinetika orde satu?

Anda mungkin juga menyukai