Disusun oleh:
Ari Adrianto 17521087/2017
Bayu Setiawan 17521030/2017
2015b; Aguirre Sierra 2017). Selain itu, tanaman lahan basah berperan penting
dalam menyediakan permukaan untuk degradasi oleh bakteri. Meskipun
kontribusi tanaman lahan basah terhadap efisiensi pengolahan dan pembangkit
listrik, makrofit, terutama tanaman yang muncul, telah diidentifikasi sebagai
penyebab hilangnya air yang signifikan dalam CW-MFC melalui
evapotranspirasi. Efisiensi pengolahan dapat dipengaruhi karena volume air
limbah yang mengalir melalui sistem menurun karena kehilangan air terutama
ketika laju evapotranspirasi melebihi 2,5 mm / d (Białowiec dkk. 2014; Oon dkk.
2017). Selain itu, tingkat oksigen terlarut (DO) dalam reaktor berkurang karena
konsumsi DO melebihi produksi di malam hari (tidak adanya cahaya).
Fotosintesis dan respirasi pabrik mengubah dinamika oksigen reaktor yang pada
akhirnya akan menyebabkan fluktuasi tegangan (Doherty et al. 2015a, 2015b).
Penelitian Oon et al (2015) menyatakan sistem akar pada kompartemen elektroda
katoda dapat meningkatkan konsentrasi oksigen dan akibatnya meningkatkan
reaksi sel.
Sedangkan, pada sistem Microbial Fuel Cells. Kinerja sistem Microbial
Fuel Cells dapat ditingkatkan dengan menggunakan variasi bahan pada elektroda.
Penelitian Govind, 2015 membuktikan bahwa kinerja sistem Microbial Fuel Cells
dapat ditingkatkan menggunakan bahan elektroda carbon. Elektroda karbon
memiliki keunggulan yakni kelenturan dalam ukuran, bentuk, dan biaya
komersialisasi yang lebih murah. Sedangkan, hasil penelitian menunjukkan
bahwa elektroda karbon memiliki efisiensi tertinggi pada bagian anoda dan
katoda. Pada analisis elektroda anoda karbon, diperoleh bahwa penelitian Logan
et.al, 2007 menunjukkan bahwa efisiensi elektroda material jenis carbon brush
memiliki luaran kekuatan listrik sebesar 2400 mW/m 2. Sedangkan pada penelitian
lainnya menunjukkan bahwa efisiensi bahan elektroda graphite, active carbon
cloth, dan carbon mesh memiliki efisiensi masing-masing sebesar 1410 mW/m 2,
0,51 mW/m2, dan 893 mW/m2.
5
Tabel 1. Elektroda anoda karbon, tipe MFC, sumber bakteri dan keluaran daya
Tabel 2. Elektroda katoda karbon, tipe MFC, katalis, dan keluaran daya
menjadi energi listrik. Mikroba dalam sistem MFC harus berada pada kondisi pH
ytang sesuai dan memiliki nutrisi yang cukup agar dapat menghasilkan energi
(Logan dan Regan, 2006). Studi literatur membuktikan, bahwa kandungan gula
pada sistem MFC sangat penting sebagai penghasil karbon. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemanfatan air limbah tahu dengan kandungan gula dan
laktosa sebesar 0,8% mampu menghasilkan beda potensial sebesar 25,5 mV/100
mL dan 33,3 mV/100 mL (Inayati, 2015 dan Ismawati, 2015).
Selain itu, peran bakteri pada MFC juga dapat meningkatkan kinerja
teknologi. Dalam mekanismenya, air limbah wudhu memiliki kandungan
beberapa bakteri pengotor yang dihasilkan dari pemakaian oleh manusia. Salah
satu bakteri yang dihasilkan dari sisa air wudhu adalah eschericia coli. Studi
penelitian Morozan et.al, 2007 melakukan pengujian pengaruh MFC berbasis
elektroda karbon terhadap bakteri eschericia coli sebagai bakteri dan biru metilen
sebagai mediator electron. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa reaksi
yang terjadi mampu memberikan output daya listrik yang lebih tinggi. Selain itu,
kombinasi biokompabilitas untuk bakteri akan memberikan output daya yang jauh
lebih tinggi,
Sedangkan, mekanisme arah aliran air limbah air wudhu dengan memasuki
air bekas wudhu akan masuk ke dalam sistem dari atas dan keluar dari bawah.
Pada tahap awal air bekas wudhu melewati akar tumbuhan, disini terjadi proses
penyaringan oleh akar-akar tumbuhan tersebut, residu-residu besar akan terasing
oleh akar dan mikroorganisme yang ada pada akar tumbuhan akan terbawa oleh
air. Setelah air melewati akar-akar tumbuhan, air akan melewati katoda yang
berada dibawah, katoda akan mereduksi oksigen maka dari itu katoda perlu
ditempatkan pada permukaan sistem agar mendapatkan supply oksigen. Kemudian
air akan melewati filter 1 sebelum melewati anoda. Pada anoda terdapat molase
yang akan mengelilingi anoda, molase ini bertujuan sebagai substrat dari mikroba-
mikroba yang dibawa oleh air sekaligus menjadi bahan baku reaksi oksidasi,
mikroba-mikroba yang dibawa oleh air tadi akan membantu proses oksidasi pada
anoda. Dari sini akan dihasilkan aliran elektron dari anoda ke katoda dengan kata
lain akan menghasilkan energi listrik. Air yang telah melewati anoda akan
disaring kembali, sebelum air keluar dan didistribusikan kembali untuk
7
penggunaan air wudhu. Air yang telah melewati anoda akan disaring kembali
pada filter 2 dan masuk kedalam heater. Sedangkan, hasil analisis ekonomi yang
didapatkan menunjukkan penggunaan teknologi CW-MFC dapat mengemat
pemakaian air dua kali lebih baik. Oleh karena itu, untuk memenuhi tingkat
kualitas air yang baik, diharapkan inovasi ini dapat mengurangi pencemaran air
sekaligus menekan biaya operasional pada penggunaan instalasi air wudhu
khususnya di area Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia .