Anda di halaman 1dari 12

RAKORNAS PENGENDALIAN

INFLASI TAHUN 2020


OPTIMALISASI APBD & PENGUATAN PENGEMBANGAN
MODEL KERJASAMA ANTARDAERAH DALAM UPAYA
MENDUKUNG PEN & STABILITAS HARGA
KARAKTERISTIK INFLASI

Inflasi merupakan fenomena moneter dan fenomena fiskal


yang dialami oleh semua negara. Karakteristik inflasi di
1 Indonesia masih cenderung bergejolak, terutama
dipengaruhi oleh sisi suplai (penawaran) berkenaan
dengan gangguan produksi, distribusi maupun kebijakan
pemerintah. Laju inflasi yang tinggi membuat daya beli
masyarakat menjadi turun dan kesejahteraan akan
menjadi berkurang.

Pemerintah bersama Bank Indonesia telah menyepakati


Sasaran Inflasi
2 Tahun 2019 sebesar 3,5%,
Tahun 2020 sebesar 3,0% dan
Tahun 2021 sebesar 3,0%,
dengan deviasi masing-masing ± 1% (Peraturan Menteri
Keuangan No. 124/PMK.010/2017).

Salah satu upaya pengendalian inflasi menuju inflasi yang


rendah dan stabil adalah dengan membentuk dan
3 mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat dan pelaku
usaha agar mengacu pada sasaran inflasi yang telah
ditetapkan.

2
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2020 tentang Menjaga


1
Ketahanan Pangan Nasional untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok
dan Surat Edaran Nomor: 511.2/3149/SJ tentang Satuan Tugas Ketahanan
Pangan di Daerah. Kedua regulasi ini ditujukan untuk memastikan ketersediaan pasokan
Dalam rangka mengendalikan kebutuhan pokok pangan dapat berkelanjutan sehingga dapat menjamin stabilisasi harga
pergerakan laju inflasi di daerah dimasa 11 bahan pangan di daerah.
pandemi Covid 19 Kementerian Dalam
Untuk mewujudkan Keterjangkauan Harga di era Pandemi Covid-19, Menteri Dalam
Negeri sebagai anggota Kelompok
2 Negeri bersama Menteri Keuangan RI telah menerbitkan Surat Keputusan
Kerja Nasional Tim Pengendalian Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri No.119/2813/SJ dan Menteri
Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Keuangan Nomor KMK 177/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyelesaian
telah menerbitkan regulasi yang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2020.
diarahkan kepada “4 K”
(Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan Membuat aplikasi ketahananpangan.kemendagri. go.id yang merupakan
Harga, Kelancaran Distribusi dan 3 pengawasan Kemendagri terkait ketersediaan bahan pokok di daerah menjaga
Komunikasi yang effektif), yaitu: kelancaran distribusi.

Melakukan Komunikasi Efektif dengan Kemenko Perekonomian dan


Bank Indonesia melalui sinergitas kebijakan dan program serta
komunikasi efektif yang dilakukan dengan Pemerintah daerah melalui rapat
4 koordinasi terkait dengan perencanaan daerah dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi daerah.

3
PERAN PEMERINTAH DAERAH

1 Menjamin ketersediaan stok pangan dan energi;

2 Mencegah terjadinya ekonomi biaya tinggi (high cost economy);

3 Quick response untuk mengatasi masalah infrastruktur distribusi pangan daerah;

Merumuskan terobosan kebijakan untuk mendukung pengendalian harga disertai


4
alokasi anggaran yang memadai;

Mempercepat realisasi APBD untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan


5
dalam rangka pengendalian harga;

Memberi perhatian tidak hanya pada pencapaian pertumbuhan ekonomi namun juga
6
pengendalian inflasi;

Menjamin keterjangkauan barang dan jasa di daerah serta pemberian subsidi pada
7
sektor pelayanan publik.

4
ALOKASI ANGGARAN DAN REALISASI APBD PROVINSI
DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

triliun rupiah triliun rupiah


PROVINSI
PROVINSI
PROVINSI & KAB/KOTA
400 336,27
1.400 350 323,22 68,43%
66,55% 300 54,93%
250 221,19
1.181,76 200 184,71
1.200 1.116,90 150
100
51,83% 50
1.000 0
PENDAPATAN BELANJA
800 743,34 ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
612,55
600 triliun rupiah KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA
900 793,68 845,49
400 800 65,79%
700 50,60%
600 522,15
200 500 427,84
400
300
200
0 100
PENDAPATAN BELANJA 0
PENDAPATAN BELANJA

ANGGARAN REALISASI PERSENTASE ANGGARAN REALISASI PERSENTASE

Sumber Data : Laporan Pemda (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan Daerah, 2020 – 30 September 2020, 18.00 WIB. 5
TREN 3 BULAN TERAKHIR PERSENTASE REALISASI BELANJA
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2019-2020

PROVINSI
PROVINSI
PROVINSI & KAB/KOTA 60% 54,93%
46,33%
60% 50% 42,03%
52,56%
40%
51,91% 43,99%
30% 37,90%
50% 51,83%
45,76% 20%
40,77% 10%
40% 42,90% 0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
37,62%
TA 2019 TA 2020
30%
KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA
20% 60% 51,49%
50% 45,30%
39,99%
40% 50,60%
10% 42,44%
30% 37,50%
20%
0% 10%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER 0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
TA 2019 TA 2020 TA 2019 TA 2020

Sumber Data : Laporan Pemda (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan Daerah, 2020 – 30 September 2020, 18.00 WIB. 6
PERSENTASE REALISASI BELANJA APBD PROVINSI SE-INDONESIA TA 2020
Rata-Rata APBN = 60,77%
Rata-Rata Provinsi = 54,93%

3 Provinsi
8,82% 8 Provinsi
23,53%

23
Provinsi
67,65%

REALISASI DIATAS RATA-RATA APBN (60,77%)

REALISASI < 60,77% dan > 40%

REALISASI DIBAWAH 40%

Sumber Data : Laporan Pemda (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan Daerah, 2020 – 30 September 2020, 18.00 WIB. 7
AGREGAT SIMPANAN RROVINSI & KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI
POSISI SEPTEMBER 2020

27.258,09
miliar rupiah TOTAL = 252.781,56

21.671,40

21.123,52

19.942,64
30.000,00

15.453,08
25.000,00

12.834,18

11.597,53

10.552,97
20.000,00

8.855,83

8.651,15

7.796,22

7.225,69

7.133,38

6.671,06

6.021,08

5.979,44

4.979,59
15.000,00

4.787,67

4.151,90

4.066,08

3.885,58

3.751,26

3.750,22

3.627,30

3.261,29

2.791,44

2.423,54

2.299,01

2.106,35

2.000,41

1.765,24

1.629,62

1.337,45
1.400,38
10.000,00

5.000,00

Simpanan Pemda tertinggi di Perbankan Posisi September 2020 berada pada bank yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur dengan nilai
mencapai Rp27,26 T. Sementara itu, terendah berada pada Bank yang berlokasi di Provinsi Gorontalo dengan nilai sebesar Rp1,34 T.
Ket:
❑ Jumlah dana simpanan pemda sebagaimana tersebut di atas, merupakan saldo simpanan berdasarkan lokasi dimana bank-bank berada. Sehingga saldo
simpanan pemda diperbankan pada suatu daerah bisa jadi tidak hanya milik dari pemda setempat, namun ada kemungkinan milik pemda lain yang
membuka rekening pada bank-bank di daerah tersebut.
Sumber Data : kompilasi cat kemenkeu dan BI, 30 September 2020 (data diolah) 8
UPAYA DALAM PENGENDALIAN INFLASI DI DAERAH
Ketiga, menjamin ketersediaan pasokan, keterjangkauan
Pertama, optimalisasi Anggaran harga, kelancaran distribusi, dan adanya komunikasi yang
3 efektif melalui:
Pendapatan dan Belanja Daerah
1 (APBD) dengan memperluas area a. Menjaga distribusi ketersediaan stock bahan pangan di wilayah
tanam, pengaturan kalender tanam dan masing-masing, dan melaporkannya ke Sekretariat TPID per
pengembangan produk-produk triwulan kepada Kemendagri yang ditembuskan kepada Menteri
pertanian serta mempercepat terkait;
penyediaan data dan informasi neraca b. selalu update terkait ketersediaan bahan pokok pangan dan harga
pangan. melalui aplikasi ketahananpangan.kemendagri. go.id
c. Mendayagunakan BUMD, Koperasi, Toko Tani Indonesia, dan pihak
swasta sebagai Lembaga pemasok pangan dan bekerjasama dalam
Kedua, mendorong terjalinnya pendistribusiannya secara online.
2 Kerjasama perdagangan dan d. Mengikutsertakan masyarakat dalam ketersediaan pasokan melalui
penyediaan infrastruktur program kegiatan pertanian yaitu Lumbung Pangan Masyarakat,
pendukung melalui perencanaan Pemberdayaan Pekarangan Lestari, dan Pengembangan Usaha
program kerja (RKPD) dan peningkatan Pangan Masyarakat/ Lembaga Distribusi Pangan.
kapasitas pengelolaan kerja sama
antardaerah dengan memberdayakan Keempat, Memperkuat pengawasan terhadap penyediaan
Pokja Tim Pengendalian Inflasi Daerah maupun penyaluran bahan pangan dengan melibatkan
(TPID) 4 peran Satuan Tugas (Satgas Pangan) serta masyarakat di
wilayah masing-masing.

9
DUKUNGAN APBD TERKAIT PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

Butir V.69 Lampiran I PMDN 33/2019 dan Butir V.69 Lampiran I PMDN 33/2019 dan
Butir E.77.x Lampiran PMDN 64/2020 Butir E.77.x Lampiran PMDN 64/2020

Dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian di daerah Pemerintah Daerah mensinergikan program dan
dan mengatasi permasalahan ekonomi sektor riil serta kegiatan dalam penyusunan APBD Tahun
menjaga stabilitas harga barang dan jasa yang terjangkau Anggaran 2020 dengan kebijakan pemerintah, antara
oleh masyarakat, pemerintah daerah menyediakan lain peningkatan nilai tukar petani,
anggaran untuk: pemberdayaan UKM maupun pengendalian
a. Mendukung tugas Tim Pengendali Inflasi inflasi daerah, guna melaksanakan urusan Pemerintah
Daerah (TPID), Pemerintah Daerah Daerah di bidang sistem resi gudang sebagaimana diatur
menyediakan alokasi anggaran dalam APBD dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 9 Tahun
Tahun Anggaran 2021 sesuai dengan ketentuan 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang
peraturan perundang-undangan terkait.; Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi
Gudang;
b. Pengendalian harga barang dan jasa yang
menjadi kebutuhan masyarakat, seperti:
penyediaan 9 (sembilan) bahan pokok, melalui Belanja
tidak terduga yang dapat digunakan sesuai
kebutuhan.
c. Peningkatan nilai tukar petani, pemberdayaan UKM
maupun pengendalian inflasi daerah.
10
BENTUK KERJA SAMA

Kerjasama Wajib Kerjasama Sukarela Kerjasama Pihak Ketiga


Kerja sama antar daerah yang berbatasan dalam Dilaksanakan oleh daerah yang berbatasan atau Kerjasama dimaksud bisa dalam bentuk sewa,
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang tidak berbatasan untuk penyelenggaraan urusan pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, Bangun
memiliki eksternalitas lintas daerah, penyediaan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Guna Serah (BOT) dan Bangun Serah Guna atau
layanan publik yang lebih efisien jika dikelola namun dipandang lebih efektif dan efisien jika Kerjasama Penyediaan Infrastruktur.
bersama dilaksanakan dengan bekerjasama
Contoh Kerjasama Wajib Contoh Kerjasama Sukarela Contoh Kerjasama Pihak Ketiga
Di Pemda Jawa Barat dan Pemda Jawa Kerjasama Pemda DKI dengan Pemda Kerjasama Pemda DKI dengan Pemda
Tengah yaitu 9 Pemda yang bekerjasama di daerah Bangka Barat (daerah ini tidak berbatasan dan
Bangka Barat (daerah ini tidak berbatasan dan
berbatasan (KUNCI BERSAMA) yaitu Kab. lintas daerah, yang sifatnya tidak mengikat).
lintas daerah, yang sifatnya tidak mengikat).
Kuningan, Cirebon, Ciamis, Majalengka, Pangandaran,
Cilacap, Brebes, Kota Banjar dan Kota Cirebon.
Kerja Sama antara Provinsi Jawa Timur Kerja Sama antara Provinsi Jawa Timur
dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
Kerja Sama KARTAMANTUL (Yogyakarta,
sektor Perikanan (tandon ikan) sektor Perikanan (tandon ikan)
Sleman, dan Bantul)

Kerja Sama SUBOSUKAWONOSRATEN Kerja sama antara Provinsi Sumatera Barat Kerja sama antara Provinsi Sumatera Barat
(Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dengan Provinsi Kepulauan Riau dan Kota dengan Provinsi Kepulauan Riau dan Kota
Sragen, dan Klaten) Batam tentang Kerja Sama Daerah dalam Bidang Batam tentang Kerja Sama Daerah dalam Bidang
Distribusi dan Ketersediaan Pangan, Pariwisata dan Distribusi dan Ketersediaan Pangan, Pariwisata dan
Kerja Sama BANJARBAKULA (Banjarmasin, Perdagangan Perdagangan
Banjar Baru, dan Barito)

Kerja Sama PATUNGRAYAAGUNG (Palembang,


Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir)

11
TERIMAKASIH

12

Anda mungkin juga menyukai