PENDAHULUAN
hasil Riset Kesehsatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 mengatakan bahwa
stres bersifat universal, berarti semua orang dapat merasakannya dengan cara
cukup tinggi, sekitar 75% orang di Amerika mengalami stres berat dan mengalami
prevalensi stres mencapai 1,33 juta atau sebanyak 14% dari total penduduk
dengan orang yang mengalami stres akut atau stres berat mencapai 1-3%, dan
sebanyak 59 remaja atau sekitar 81% dari 72 remaja mengalami stres (Tentama,
2014).
bahwa stres merupakan kondisi seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan yang
ketika ia merasakan perbedaan antara tuntutan fisik dan psikologis dari suatu
kondisi dan sumber daya dari sistem biologis, psikologis atau sosialnya (Sarafino,
2012).
1
2
stres. Pertama, faktor lingkungan, yaitu stres yang muncul pada individu dalam
kehidupan sehari-sehari. Kedua, faktor kognitif dengan stres yang muncul pada
kejadian. Ketiga, faktor kepribadian yang berarti strategi dari individu dalam
mengatasi masalah yang dipengaruhi oleh yang optimis dan pesimis. Dan faktor
yang berbeda.
Semua orang bisa mengalami stres dengan berbagai bidang profesi yang
tuntutan yang muncul, berasal dari organisasi atau akademik, jika tidak dapat
mahasiswa tertekan.
stres adalah skripsi. Karena untuk mendapatkan gelar sarjana bagi mahasiswa,
penyusunan skripsi dapat digunakan sebagai salah satu metodenya yang akan
menjadi stres, karena dituntut untuk lebih mandiri dan disiplin waktu untuk
menyusun skripsi antara lain sulitnya bertemu dengan dosen pembimbing karena
waktu yang tidak cocok antara mahasiswa dan dosen, serta adanya kesulitan
dihadapi oleh mahasiswa, yaitu stres ringan, stres sedang, dan stres berat yang
mengalami stres ringan sebanyak oleh 88 mahasiswa (72 %), stres sedang 32
mahasiswa (26 %), dan stres berat 3 mahasiswa (2 %). Dari penelitian di atas,
dapat penulis simpulkan bahwa tingkat stres yang paling tinggi yang dialami oleh
sedangkan tingkat stres sangat berat secara umum tidak ada mahasiswa yang
mahasiswa (10,8%). Dalam penelitian tersebut, tingkat stres yang paling tinggi
25 orang (39,4%) mengalami stres sedang dan 10 orang (15,9%) mengalami stres
ringan. Maka didapatkan simpulan dari penelitian tersebut bahwa mahasiswa yang
mengalami stres dalam menyusun skripsi yang paling tinggi pada tingkat stres
berat.
Stres yang dialami oleh mahasiswa ini tidak hanya menimbulkan dampak
terhadap stimulus yang menjadi sumber stres. Maka akan ada respon yang
berbeda dari setiap mahasiswa, meski memiliki sumber stres yang sama
(Gunawati, 2010).
yang dialami oleh mashasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi juga terjadi
tingkat akhir tersebut menarik diri dari lingkungannya bahkan ada yang memilih
jalan bunuh diri, seperti beberapa informasi yang beredar di sekitar Jatinangor
Padjadjaran”
skripsi.
Padjadjaran.
mengenai gambaran tingkat stres yang sedang dihadapi oleh setiap mahasiswa
dalam menyusun skripsi dan mengetahui gejala yang dirasakan oleh mahasiswa.
mengenai gambaran tingkat stres mahasiswa dalam menyusun skripsi dan dapat
skripsi.
sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Skripsi merupakan salah satu
bukti kemampuan akademik mahasiswa sesuai dengan bidang studi yang dijalani.
Skripsi sampai saat ini masih menjadi kendala utama dalam menyelesaikan studi.
kuliah lainnya. Hal ini menyebabkan mahasiswa tidak fokus untuk mengerjakan
dosen pembimbing dikarenakan waktu yang tidak cocok antara mahasiswa dan
dosen, kesulitan mahasiswa dalam mencari judul dan kesulitan mahasiswa dalam
mencari literatur.
Stres dapat terjadi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
lingkungan adalah stres yang muncul pada mahasiswa dalam kehidupan sehari-
hari. Faktor kognitif adalah stres yang muncul tergantung dari mahasiswa
membuat penilaian secara kognitif pada suatu kejadian. Faktor kepribadian adalah
Mahasiswa tingkat akhir yang mengalami stres dapat dilihat dari beberapa
gejala yang dikemukakan oleh Abdullah, N & Dan, S (2011) yaitu gejala fisik
dan psikis. Gejala fisik seperti merasa lelah atau kehilangan energi, darah tinggi,
sakit kepala, sering buang air kecil, jantung berdebar-debar, rasa mual, nafsu
makan hilang. Gejala psikis yang ditampilkan oleh mahasiswa yang stres seperti
mudah marah, depresi, cemas, merasa murung, mudah sedih, kurang bisa
yang mengalami stres memiliki gejala yang berbeda meskipun dengan masalah
yang sama. Gejala stres yang dialami akan mempengaruhi tingkat stres
Stres Scale (DASS) diklasifikasikan menjadi lima tingkat yaitu normal apabila
gejala stres yang ada dalam DASS tidak pernah dialami dengan skor 0-7. Stres
ringan apabila gejala stres yang tercantum pada DASS jarang dialami dengan skor
8-9. Selanjutnya, stres sedang dengan gejala stres yang ada dalam DASS
terkadang dialami atau skor dengan rentang 10-12. Lalu, stres berat apabila gejala
8
stres yang ada dalam DASS dialami dengan kapasitas terkadang hingga sedang
dan memiliki skor 13-16. Terakhir, stres sangat berat apabila gejala stres yang ada
Tingkat Stres
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Stres 1. Tingkat normal (0-7)
Stres Mahasiswa Fakultas
1. Faktor lingkungan Keperawatan Universitas 2. Tingkat ringan (8-9)
2. Faktor kognitif Padjadjaran
3. Tingkat sedang (10-
1. Gejala Fisik 12)
3. Faktor
kepribadian 4. Tingkat berat (13-16)
2. Gejala Psikis
4. Faktor sosial- 5. Tingkat sangat berat
budaya (17+)
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti