Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


DENGAN MASALAH OBSTRUKTIF KRONIK EKSASERBASI PENYAKIT PARU
DI SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh
WISNU ANDHA MARGINA
1920206031

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2020-2021
ASUHAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : Tn. Cohen


Umur : 75 Tahun
DX : PPOK (Emfisema)

II. KELUHAN UTAMA


- Tuan Cohen mengeluh sakit punggung bagian bawah yang membuatnya
semakin tidak nyaman sambil berjalan ke kamar mandi.
- Pasien menggambarkan rasa sakit sebagai nyeri tumpul dan beri peringkat
nyeri “6” pada skala nyeri 0-10.
- Setelah berjalan pasien sesak nafas
- Bunyi napas saat ekspirasi terdengar secara bilateral
III. RIWAYAT KESEHATAN
Mr. Cohen adalah pria 75 tahun yang dirawat dengan penyakit obstruktif kronik
eksaserbasi penyakit paru (emfisema). Dia telah menjaga agar kepala tempat tidur
tetap tegak dari siang dan malam untuk memperlancar nafasnya yang berakibat sakit
punggung. Acetaminophen (Tylenol) tidak efektif dalam mengurangi rasa sakitnya,
sehingga penyedia layanan kesehatan telah meresepkan oxycodone / acetaminophen
(Percocet) satu untuk dua tablet PO setiap empat sampai enam jam sesuai kebutuhan
untuk nyeri. Tn. Cohen menggunakan 2 liter oksigen oleh kanula hidung. Dia bisa
menerima perawatan pernapasan albuterol (AccuNeb, Proventil, Ventolin) setiap
enam jam sesuai kebutuhan. Tuan Cohen membutuhkan seseorang untuk berjalan di
sampingnya ketika dia berjalan karena dia memiliki gaya berjalan yang tidak stabil
dan sering perlu berhenti untuk mengatur napas.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
- Comphos Menthis
2. Tanda-tnda Vital
TD : 150/78MmHg SPO2 : 90% - 94%
Nadi : 90x/mnt RR : 26x/mnt

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Tidak terkaji

VI. THERAPY SAAT INI


- Obat Percocet
- Obat albuterol
- terpasang oksigen 2 L melalui nasal canul

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : agen cidera Nyeri akut
- Tuan Cohen mengeluh sakit biologis
punggung bagian bawah
- Pasien menggambarkan rasa sakit
sebagai nyeri tumpul dan beri
peringkat nyeri “6” pada skala
nyeri 0-10.
Do:

- P : akibat posisi kepala tetap


tegak di tempat tidur
Q : nyeri tumpul
R : Nyeri menetap
S : Skala 6
T : Terus menerus

2. Ds : hiperventilasi, Ketidakefektif
- pasien mengatkan mengalami an pola nafas 
sesak nafas
-
Do:
- Bunyi napas saat ekspirasi
terdengar secara bilateral
terpasang oksigen 2 L/mnt
melalui nasal canule
- RR : 26x/mnt
- TD :150/78 mmHg
- SPO2 : 86%
3. Ds : Ketidakseimbang Intoleransi
- pasien mengatkan mengalami an antara suplai aktivitas
sesak nafas setelah berjalan dan kebutuhan
oksigen
Do:
- sesak nafas
- TD :150/78 mmHg
- ND : 90x/mnt
- RR : 26x/mnt
- SPO2 : 86%

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan :
Ds :
- Tuan Cohen mengeluh sakit punggung bagian bawah
- Pasien menggambarkan rasa sakit sebagai nyeri tumpul dan beri peringkat nyeri
“6” pada skala nyeri 0-10.
Do:
- P : akibat posisi kepala tetap tegak di tempat tidur
Q : nyeri tumpul
R : Nyeri menetap
S : Skala 6
T : Terus menerus

2. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan:

Ds :
- pasien mengatkan mengalami sesak nafas
-
Do:
- Bunyi napas saat ekspirasi terdengar secara bilateral terpasang oksigen 2 L/mnt
melalui nasal canule
- RR : 26x/mnt
- TD :150/78 mmHg
- SPO2 : 86%RR : 28x/mnt
- TD :160/84 mmHg
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan :

Ds :
- pasien mengatkan mengalami sesak nafas setelah berjalan

Do:
- sesak nafas
- TD :150/78 mmHg
- ND : 90x/mnt
- RR : 26x/mnt

SPO2 : 86%
ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan asuhan NIC
cidera biologis keperawatan selama 3x Manajemen nyeri:Akut
24 (1410)
Diharapkan pasien Observasi
mampu mengontrol 1. Identifikasi lokasi,
Tingkat Nyeri karakteristik, durasi,
Dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas ,
1. keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun dari 2. Identifikasi skala nyeri
indikator 4 cukup 3. Identifikasi respon nyeri
meningkt ke indikator non verbal
2 cukup menurun Teraupetik
2. Meringis menurun 1. Berikan terapi non
dari indikator 3 farmakologis untuk
sedang ke indikator 1 mengurangi nyeri
menurun 2. Fasilitasi istirahat tidur
3. Gelisah menurun dari Edukasi
indikator 4 cuku 1. Jelaskan, penyebab,
meningkat ke periode dan pemicu nyeri
indikator 2 cukup 2. Anjurkan monitor nyeri
menurun secara mandiri
4. Perasaaan depresi 3. Ajarkan teknik
(tertekan) megalami nonfarmakologis untuk
penurun dari indikator mengurangi nyeri
4 cukup meningkat ke Kolaborasi
indikator 2 cukup Kolaborasi pemberian
menurun analgetik jika perlu
5. Muntah mengalami
penurunan dari
indikator 3 sedang ke
indikator 1 menurun
6. Mual mengalami
penurunan dari
indikator 3 sedang ke
indikator 1 menurun
7. Pola nafas mengalami
peningkatan dari
indikator 3 sedang ke
indikator 5 membaik
Tekanan darah
mengalami peningkatan
dari indikator 3 sedang ke
indikator 5 membaik
2. Ketidakefektifan Pola Setelah dilakukan asuhan NIC
nafas berhubungan keperawatan selama 3x Therapy Oksigenasi (3320)
dengan hiperventilasi 24 Observasi
Diharapkan pasien 1. Monitor kecepatan aliran
mampu mencapai: pola oksigen
nafas efektif 2. Monitor tanda-tanda
Kriteria Hasil : hipoventilasi
1. Ventilasi semenit 3. Monitor posisi alat terapi
menglami peningkatan oksigen
dari indikator 2 cukup Teraupetik
menurun ke indikator 1. Bersihkan sekret pada
4 cukup meningkat mulut, hidung dan trakea
2. Tekanan ekspirasi jika erlu
meningkat dari 2. Pertahankan kepatenan
indikator 2 cukup jalan nafas
menurun ke indikator 3. Berikan oksigen tambahan,
4 cukup meningkat jika perlu
3. Tekanan inspirasi Edukasi
meningkat dari 1. Ajarkan kelurga untuk
indikator 2 cukup memonitor dan membantu
menurun ke indikator menggunakan oksigen
4 cukup meningkat Kolaborasi
4. Pernapasan cuping 1. Kolaborasi penentuan
hidung mengalami dosis oksigen
penurunan dari Kolaborasi penggunaan
indikator 3 sedang ke oksigen saat aktivitas atau
indikator 1 membaik saat tidur
5. Frekuensi napas
mengalami
peningkatan dari
indikator 3 sedang ke
indikator 5 membaik
Kedalaman napas
meningkat dari
indikator 3 sedang ke
indikator 5 membaik
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan NIC
b/d keperawatan selama 3x 1. Observasi adanya
ketidakseimbangan 24 pembatasan klien dalam
antara suplai dan Diharapkan pasien beraktivitas
kebutuhan oksigen mampu mencapai 2. Monitor nutrisi dan
konservasi energi sumber energi yang
Dengan Kriteria : adekuat
1. Menyadari 3. Monitor tanda – tanda
keterbatasan energi fisik
peningkatan dari 4. Bantu untuk mendapatkan
indikator 3 sedang ke kursi roda, krek
indikator 5 menurun 5. Bantu untuk
2. Melaporkan kekuatan mengidentifikasi dan
untuk beraktivitas mendapatkan sumber yang
peningkatan dari 3 diperlukan untuk aktivitas
sedang ke indikator 5 yang diinginkan
menurun 6. Bantu pasien/keluarga
3. Mengatur aktivitas untuk mengidentifikasi
untuk konservasi kekurangan dalam
energi peningkatan beraktivitas
dari indikator 2 cuku Kolaborasi
meningkat ke 7. Kolaborasi dengan tenaga
indikator 4 cukup rehabilastasi medik dalam
menurun merencanakan program
Toleransi terhadap terapi yang repat
aktivitas
Dengan Kriteria :
1. Saturasi oksigen
ketika beraktivitas
peningkatan dari
indikator 3 sedang
ke indikator 5
menurun
2. Frekuensi
pernafasan ketika
beraktivitas
peningkatan dari 3
sedang ke
indikator 5
menurun
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Nyeri akut Rabu 24 maret 2021 Rabu 24 maret 2021
Pukul 08.00 wib Pukul 14.00 wib
Ketidakefektifan - Mengidentifikasi lokasi, S :
pola karakteristik, durasi, frekuensi, - Pasien mengatakan
nafas berhubungan kualitas , intensitas nyeri merasa nyeri
dengan dibaagian punggung
hiperventilasi Pukul 08.30 Wib
- Pasien mengatakan
- Mengidentifikasi skala nyeri
nyeri berkurang dari
Pukul 10.00 wib skala 6 ke skala 42
- Memberikan terapi non
farmakologis untuk O :
mengurangi nyeri (relaksasi - pasien terlihat merasa
nafas dalam) kesakitan
- pasien terlihat tidak
Pukul 10.30 Wib nyaman
- Menjelaskan, penyebab, - pasien dapat
periode dan pemicu nyeri melakukan teknik
relaksasi dengan
mandiri
- pemberian obat
Percotet

A : Masalah nyeri akut


teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
kolaborasi dengan dokter
pemberian analgetik,

2. Ketidakefektifan Rabu 24 maret 2021 Rabu 24 maret 2021


pola Pukul 08.00 wib Pukul 14.00 wib
nafas berhubungan - Monitor kecepatan aliran S:
dengan oksigen - Pasien mengatakan
hiperventilasi masih merasa sesak
Pukul 08.45 wib nafas
- Monitor tanda-tanda
hipoventilasi O:
- Terpasang Oksigen 2
Pukul 10.00 wib liter/mnt
- Monitor posisi alat terapi
- RR 26x/mnt
oksigen
- SPO2 93%
Pukul 10.30 wib - Memberikan obat
- Mempertahankan kepatenan albuterol
jalan nafas
A: masalah pola nafas
tidak efektif teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
- kolaborasi dengan
kelurga untuk
memonitor dan
membantu
menggunakan oksigen
saat sesak mendadak

3. Intoleransi aktivitas Rabu 24 maret 2021 Rabu 24 maret 2021


b/d Pukul 08.00 wib
ketidakseimbangan - Mengobservasi adanya Pukul 14.00 wib
antara suplai dan pembatasan klien dalam
kebutuhan oksigen beraktivitas S:

Pukul 08.30 wib - Pasien mengatakan


- Memonitor tanda-tanda fisik sesak nafas setelah
berjalan
Pukul 09.00 wib
- Membantu untuk mendapatkan O:
kursi roda, krek
- pasien terlihat sesak
- SPO2 : 93%
pukul 09.10 wib
- Membantu untuk A: masalah Intoleransi
mengidentifikasi dan aktivitas teratasi sebagian
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas P: Lanjutkan intervensi
yang diinginkan
- Dengan bantu
pasien/keluarga
Pukul 09.20 wib untuk
- Memonitor nutrisi dan sumber mengidentifikasi
energi yang adekuat kekurangan dalam
Pukul 09.25 wib
beraktivitas
- Berkolaborasi dengan tenaga
rehabilastasi medik dalam
merencanakan program terapi
yang repat

Anda mungkin juga menyukai