Dosen pembimbing
Disusun oleh:
Aulia syohifa
(E.0105.18.006)
2020-2021
A. Definisi
Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai
akibat kontraksi uterus dengan frekuensi. (marisah,2011)
Partus normal adalah proses lahirnya bayi dengan letak belakang kepala dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
24 jam(nuraisah,2012)
Kehamilan kembar atau gemeli adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih(Rohani, dkk.
2011)
B. Etiologi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah: bangsa, umur, dan paritas, sering
mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur.
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi: profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari 2.
c. Faktor keturunan
d. Faktor yang lain belum diketahui.
C. Patofisologi
Mekanisme terjaidnya kehamilan kembar adalah ketika sperma bertemu dengan ovum
di tuba fallopi, fertilisasi bergabungnya ovum dan sperma, ovum yang telah dibuahi
bergerak turun dari tuba fallopi uterus. Nidasi dan pertumbuhan fetus, selama proses
inikembar ini dapat terbentuk. Kehamilan kembar dapat fraternal atau identikal.
Kebanyakan kembar fraternal berkembang dari telur dan sperma yang terpisah.
Kembar fraternal memiliki plasenta dan kantung amnion terpisah. Berbeda dengan
kembar identikal, dapat terjadi ketika telur yang dibuahi membelah lebih awal saat
kehamilan dan berkembang menjadi 2 fetus. Kembar identik memiliki 1 plasenta, tapi
fetus biasanya memiliki kantung amnion yang berpisah(Rohani, dkk 2011)
D. Pathway
E. Penatalaksanaan
1. Kehamilan
- Perawatan antenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul , dan bila diagnosis telah ditegakan
pemeriksaan ulang harus lebih sering (1x seminggu pada kehamilan lebih dari
32 minggu)
- Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari
karena akan merangsang partus prematurus.
- Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan
- Periksa darah lengkap Hb, dan golongan darah.
2. Persalinan
- Bila anak pertama letaknya membujur, kala 1 diawasi seperti biasa, ditolong
seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis
- Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk
menentukan keadaan anak kedua.
- Biasanya 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur,
ketuban dipecahkan secara perlahan lahan supaya air tidakmengalir deras
keluar.
- Waspadalah atas kemunginan terjadinya pendarahan postpartum
- Bila ada kelainan letak anak kedua misalnya melintang atau terjadi prolaps
tali pusat dan solutio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif
obsterik.
F. Komplikasi
a. Trimester I
- Emesis sampai hiperemesis gravidarum
- Anemia selama hamil
- Abortus
b. Trimester II
- Persalinan prematur
- Kehamilan dengan hidramnion
- Pre-eklamsi sampai eklamsia
- Kelainan letak
- Antepartum bleeding karena plasenta previa atau retensio plasenta
- Gangguan pertumbuhan janin
- Pertumbuhan janin terhambat
- Pertumbuhan prematuritas
- Terjadi anomali pertumbuhan
c. Komplikasi pasca partus
- Atonia uteri atau perdarahan pasca partus
- Retensio atau rest plasenta
- Sindrom trans fuse
- Satu janin tumbuh
- Polisistemia
d. Komplikasi saat infartu
- Inersia uteri primer/ sekunder
- Perpanjangan kala II
- KPD (ketuban pecah dini)
- Prolapsus tali pusat
- Persalinan interlocking
- Seksio cesarea
A. Pengkajian
Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan ,
orientasi, sosio-kultural, riwayat diagnostik, dan sistem pengobatan , faktor sistem
keluarga)
Pemeriksaan fisik
- Kesadaran umum : composmentis, anamnesia, apatis, somnolen, spoor atau
sub koma
- Pemeriksaan khusus obstetric (abdomen)
Inspeksi
Palpasi: pada kasus ibu bersalin gemeli biasanya terjadi kontraksi uterus yang
ditandi dengan rasa nyeri dibagian perut, menahan sakit dan kedaan umum
lemah
Leopold 1 : untuk menentukan letak punggung janin, umur kehamilan ,
menentukan letak kepala dan bokong
Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin, untuk mendengarkan
atau menghituk detak jantung janin
Leopold III : untuk menentukan bagian terendah janin, dan untuk mengetahui
apakah kepala janin sudah masuk ke area pintu atas panggul
Leopold IV: untuk mengonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat
dibagian bawah perut, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah
janin yang telah masuk ke PAP
Auskultasi: terdengarnya detak jantung janin menunjukan janin hidup dan
tanda pasti kehamilan
B. Analisa Data
Do:
Kehamilan ganda
1. Otot menelan lemah
2. Otot pengunyah lemah Perubahan hormon
3. Membrane mukosapucat
4. Diare Mual, muntah, anoreksia
Defisit nutrisi
DS Bangsa, umur, keturunan Gangguan
- desakan berkemih(urgensi)
Eliminasi
- urin menetes (dribbling)
- sering buang air kecil 2 ovum dibuahi sperma Urine
- nokturia
- mengompol
DO : 2 zigote
- Distensi kandung kemih
- berkemih tidak tuntas (hesitancy)
- volume residu urin meningkat Kehamilan ganda
Uterus membesar sesuai
usia kehamilan
Tekanan abdomen
meningkat
Sering berkemih
Kurang informasi
Defisit pengetahuan
Ds:-Merasa bingung Bangsa, umur, keturunan Ansietas
-mengeluh pusing
-Anoreksia Kehamilan ganda
-palpitasi
Ansietas
-merasa tidak berdaya
Do:-tampak gelisah
-tampak tegang
-sulit tidur
-frekuensinadimeningkat
-diaforesis
-suara bergetar
-sering berkemih
Mal presentasi
Pembedahan SC
Risiko infeksi
C. Diagnosis Keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d mual muntah berlebih, anoreksia
2. Gangguan eliminasi urine b.d tekanan abdomen meningkat (sering berkemih)
3. Defisit pengetahuan b.d kurang informasi
4. Ansietas b.d Bayi prematur
5. Risiko infeksi d.d pembedahan SC
D. Intervensi keperawatan
-makanan yang
menarik dapat
membantu
meningkatkan
nafsu makan pada
pasien
-dengan
mengkonsumsi
makanan tinggi
serat dapat
melancarkan pola
eliminasi pada
klien
-dengan
mengajarkan posisi
duduk guna
memberikan
kenyamanan untuk
pasien
-dengan
mengajarkan diet
yang telah
doprogramkan
guna
mempertahankan
kadar gula didalam
tubuh dan agar
berat badan tetap
dalam batas normal
- untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
2. Setelah dilakukan observasi: Observasi:
tindakan keperawatan -Identifikasi kebiasaan -Untuk mengetahui
selama 2x24 jam BAB/BAK sesuai usia kebiasaan
pasien menunjukan BAB/BAK pasien
kriteria hasil: -Memonior intergritas
1. Desakan berkemih kulit -Mengetahui
bagaimana
(urgensi) menurun
integritas kulit
2. Distensi kandung Trapeutik: pasien
-Buka pakaian yang
kemih (menurun)
diperlukan untuk Trapeutik:
3. Berkemih tidak memudahkan elimnasi -Untuk
mempermudah
tuntas hesitancy -Dukung pengguaan pada saatn pasien
toilet/commode/pispot/uri eliminasi
(menurun)
nal secara konsisten
4. Volume residu urine -Untuk membantu
-Jaga privasi selama pasien dalam
(menurun)
eliminasi menggunakan
5.urin toilet/commode/pis
-Ganti pakaian pasien pot/urinal secara
menetes/dribbling
setelah eliminasi, jika konsisten
(menurun) perlu
-menjaga privasi
6. Nokturia (menurun)
-Bersihkan alat bantu selama eliminasi
7. Mengompol BAK/BAB setelah
digunakan -untuk menjaga
(menurun)
kebersihan dan
8. Enuresis (menurun) -Latih BAK/BAB sesuai kenyamanan pasien
jadwal, jika perlu dari pakaian kotor
9.disuria (menurun)
setelah eliminasi
10.anuria (menurun) -Sediakan alat bantu (mis.
Kateter eksternal, urinal) -untuk menjaga
11. Frekuensi BAK
jika perlu lebersihan alat
(membaik) BAB/BAK
Edukasi
12. Karakteristik urine
-Anjurkan BAK/BAB -untuk
(membaik secara rutin membiasakan
pasien BAK/BAB
-Anjurkan kekamar sesuai jadwal
mandi/toilet, jika perlu
-untuk membantu
dan mempermudah
eliminasi
Edukasi
-untuk melatih
kelancaran
eliminasi pasien
-untuk
membiasakan
pasien eliminasi di
kekamar mandi
3. Setelah dilakukan Observasi Observasi
tindakan keperawatan -identifikasi kesiapan dan -untuk mengetahui
selama 3x24 jam kemampuan menerima kesiapan klien
diharapkan tingkat informasi dalam menerima
pengetahuan informasi
meningkat dengan -identifikasi faktor faktor - untuk mengetahui
kriteria hasil : yang dapat meningkatkan faktor apa saja
1.perilaku sesuai dan menurunkan motivasi yang meningkatkan
anjuran (meningkat) perilaku hidup sehat dan dan menurunkan
2. kemampuan bersih motivasi perilaku
menggambarkan hidup sehat dan
pengalaman Terapeutik: bersih
sebelumnya -sediakan materi dan
(meningkat) media penkes Terapeutik
3. pertanyaan tentang -jadwalkan pendidikan -agar klien mudah
masalah yang dihadapi kesehatan sesuai menerima materi
(menurun) kesepakatan yang disampaikan
4. persepri yang keliru -agar memenuhi
(menurun) Edukasi batas waktu yang
5. menjalani -jelaskan faktor risiko telah ditentukan
pemeriksaan yang yang dapat mempengaruhi
tidak tepat (menurun) kesehatan Edukasi
6. perilaku (membaik) -ajarkan perilaku hidup -untuk mengetahui
sehat dan bersih faktor pemicu yang
mempengaruhi
kesehatan
-untuk membuat
tubuh btidak
mudah sakit
4. Setelah dilakukan ReduksiAnsietas Observasi
tindakan keperawatan
selama ...x24jam Observasi -Untuk mengetahui
diharapkan Tingkat kondisi, waktu dan
ansietas menurun -Identifikasi saat tingkat stresor
dengan kriteria hasil:
1. Verbalisasi ansietas berubah -Untuk mengetahui
kebingungan tanda tanda verbal
(menurun) -Monitor tanda-tanda dan non verbal
2. Perilaku gelisah ansietas
(menurun) ansietas
3. Perilaku tegang Terapeutik
(menurun) -Agar pasien
4. Keluhan pusing Terapeutik percaya dan
(menurun) nyaman
5. Anoreksia -Pahami situasi yang
(menurun) Edukasi
6. Diaforesis membuat ansietas -Untuk mengurangi
(menurun) ansietas
7. Tremor (menurun)
8. Konsentrasi Kolaborasi
(membaik) Edukasi -Untuk meredakan
9. Pola tidur
rasa cemas
(membaik) -Anjurkan
10. Frekuensi napas,
nadi, tekanan darah mengungkapkan perasaan
(membaik)
11. Kontak mata dan persepsi
(membaik)
12 . Pola berkemih Kolaborasi
(membaik)
-Pemberianobat ansietas
5. Setelah dilakukan Pencegahan infeksi Observasi
asuhan keperawatan
selama 2 x 24 jam, Ovservasi -Untuk mengetahui
- Monitor tanda gejala
klien tidak mengalami
infeksi lokal dan sistemik tanda gejala infeksi
infeksi dengan kriteria
hasil: Terapeutik local dan sistemik
- Batasi jumlah
1. Kebersihan tangan pengunjung
(meningkat)
-Berikan perawatan kulit Terapeutik
2. Kebersihan badan
pada edema
(meningkat)
3. Demam (menurun) -Untuk mencegah
-Cuci tangan sevelum dan
4. Kemerahan
sesudah kontak dengan terjadinya infeksi
(menurun)
pasien
5. Nyeri (menurun)
6. Bengkak (menurun) baru
7. Vesikel (menurun)
8. Cairan berbau Edukasi -Untuk
busuk (menurun) -Jelaskan tanda gejala
9. Sputum berwarna infeksi membersihkan
hijau (menurun)
10. Drainase purulen -Ajarkan cara mencuci cairan yang
(menurun)
tangan dengan benar berlebih
11. Periode malaise
(menurun)
12. Letargi (menurun) -Agar mengurnagi
13. Kadar sel darah
putih (membaik) terjadinya
14. Kultur darah,
kontaminasi akibat
urine,sputum, are luka, bakteri
feses (membaik)
15. Nafsu makan
(membaik)
Edukasi
-Agar klien
memahami tanda
gejala infeksi
-Untuk mencegah
terjadinya infeksi
baru