Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

(Komponen Penelitian)
Dosen Pembimbing : Dr. Rafael Paun,SKM.,M.Kes

OLEH KELOMPOK 3:
1. ESTER MARGARITHA BUKA (PO530320119161)
2. EVITA ISABELWULANDARI BEDA (PO530320119162)
3. FABIOLA GLORIA SERANIAN (PO530320119163)
4. FENDI OBEHETAN (PO530320119164)
5. ERLITA FERNIATI MAIRO (PO530320119160)
6. DESRI PENTAU (PO53032-110159)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KUPANG


PRODI DIII
KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat-Nya yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Banyak
hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Komponen penelitian”. Kami mohon
maaf jika dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Kupang, Maret 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................
Daftar isi...........................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................
1.1 Latar belakang............................................................................................
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................

Bab II Pembahasan..........................................................................................
2.2.1Variabel penelitian, defenisioperasional beserta skala
pengukurannya..................................................................................................
2.2.2 Desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian..........................
Bab III Penutup................................................................................................
3.3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.3.2 Daftar pustaka ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses penelitian adalah suatu upaya untuk pengumpulan,pengolahan penyajian ddan
analisa data yang di lakukan secara sistematis teliti dan mendalam, dalam rangka mendapatkan
jalab keluar atau jawaban terhadap suatu masalah yang di temukan.cara penyelesaian ataupun
jawaban yang di ajukan suatu penelitian adalah atas dasar pengkajian yang seksama terhadap
suatu pokok persoalan yang di hadapi yakni pengumpulan data, pengolahan,penyajian dan
analisa data dari berbagai permasalahan yang ada karena inti pokok dari penelitian adalah
mencari penyelesaian ataupun jawaban dari berbagai permasalahan yang di hadapi yang sesuai
dengan kaidah ilmu pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Bagaimana Variabel penelitian, defenisioperasional beserta skala
pengukurannya
2. Jelaskan Bagaimana Desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang komponen penelitian
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Bagaimana Variabel penelitian, defenisioperasional
beserta skala pengukurannya
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Bagaimana Desain penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Variabel penelitian, defenisioperasional beserta skala pengukurannya
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatuyang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2016:38)
Menurut Winarno (2013), Variabel dibeda-bedakan jenisnya berdasarkan
kedudukannya dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian yang mempelajari hubungan
sebab-akibat antar variabel, dapat diidentifikasi beberapa jenis variabel, yaitu: variabel terikat,
variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening.
Hubungan antar variabel tersebut dalam penelitian ditunjukkan dalam gambar diagram di bawah
ini.

Variabel penelitian adalah objek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel
penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan
variabel antara atau intervening.

Adapun penjelasan masing-masing variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a) Variabel Terikat 

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau output. Variabel
terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen, adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat tidak
dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari
variabel bebas. Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak kita jelaskan. Dalam
eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasikan/dimainkan oleh
pembuat eksperimen.

Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel berikut: (1) Hubungan antara
kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya tendangan pemain sepakbola (Y), (2) Hubungan
antara kekuatan otot lengan (X) dengan ketepatan servis pemain bola voli (Y). Bertolak dari dua
contoh di depan, peneliti bertanya: apa yang akan terjadi pada Y jika X dibuat lebih besar atau
lebih kecil? Dalam hal ini peneliti memandang Y sebagai variabel terikat, karena Y akan berubah
sebagai akibat dari diubahnya X. Disebut dependent karena nilai Y akan berubah (terikat/
tergantung) pada nilai variabel bebas (X).

b) Variabel Bebas 

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebagai sebab
munculnya variabel variabel terikat. Variabel bebas sering disebut juga dengan variabel stimulus,
prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,
diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya (pengaruhnya) dengan variabel lain.

Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel berikut: (1) Hubungan
antara kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya tendangan pemain sepakbola (Y), (2)
Hubungan antara kekuatan otot lengan (X) dengan ketepatan servis pemain bola voli (Y).
Bertolak dari dua contoh di depan, peneliti bertanya: apa yang akan terjadi pada Y jika X dibuat
lebih besar atau lebih kecil? Dalam hal ini peneliti memandang Y sebagai variabel terikat, karena
Y akan berubah sebagai akibat dari diubahnya X. Disebut dependent karena nilai Y akan berubah
(terikat/ tergantung) pada nilai variabel bebas (X).

c) Variabel Moderator 

Variabel moderator merupakan variabel antara, adalah sebuah tipe khusus


variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang diangkat untuk menentukan apakah ia
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas primer dan variabel terikat. Variabel moderator
adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk mengungkap apakah faktor
tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jika peneliti ingin
mempelajari pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y tetapi ragu-ragu apakah
hubungan antara X dan Y tersebut berubah karena variabel Z, maka Z dapat dianalisis sebagai
variabel moderator.

d) Variabel Kontrol 

Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dapat dipelajari sekaligus dalam waktu
yang sama. Beberapa di antara variabel tersebut harus dinetralkan pengaruhnya untuk menjamin
agar variabel yang dimaksud tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel-variabel yang pengaruhnya harus dinetralkan disebut sebagai variabel kontrol.
Jadi, variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh
peneliti karena jika tidak dinetralkan diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Variabel kontrol berbeda dengan variabel moderator. Penetapan suatu
variabel menjadi variabel moderator adalah untuk dipelajari (dianalisis) pengaruhnya, sedangkan
penetapan variabel kontrol adalah untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya.

e) Variabel Antara (Intervening) 

Uraian tentang variabel di depan merupakan variabel-variabel yang konkret (nyata).


Variabel bebas, variabel moderator, dan variabel kontrol masing-masing dapat dimanipulasi oleh
peneliti dan dapat diamati (diukur) pengaruhnya terhadap variabel terikat. Apabila suatu variabel
yang ingin diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat ternyata tidak dapat diamati (diukur)
karena terlalu abstrak, maka variabel tersebut biasanya dipandang sebagai variabel antara
(intervening). Jadi variabel antara adalah faktor yang secara teoretik mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat tetapi tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau dimanipulasi.
Pengaruh variabel intervening terhadap variabel terikat hanya dapat diinferensikan berdasarkan
pengaruh variabel bebas dan/atau variabel moderator terhadap variabel terikat.

f) Variabel Diskrit 

Variabel diskrit: disebut juga variabel nominal atau variabel kategori karena hanya dapat
dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan yakni "ya" dan "tidak". Misalnya ya wanita, tidak
wanita, atau dengan kata lain: "wanita-pria", "hadir-tidak hadir", "atas-bawah". Angka-angka
digunakan dalam variabel diskrit ini yang dapat dioperasikan untuk menghitung frekuensi yang
muncul, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan
sebagai frekuensi. Dengan demikian data penelitian dengan variabel diskrit merupakan penanda
kategori, yang tidak dapat dioperasikan berbentuk penambahan, pengurangan, perkalian atau
pembagian. Keberadaannya terbatas pada penentuan sebagai frekuensi.

g) Variabel Kontinum 

Variabel kontinum dapat dipisahkan menjadi tiga jenis variabel kecil, yaitu: 

1. Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tata urutan berdasarkan tingkatan
misalnya sangan tinggi, tinggi, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel "lebih kurang"
karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain. Contoh: Agung terpandai,
Nico pandai, Ganang tidak pandai.
2. Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding dengan variabel
lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya: Suhu udara di luar
31° C. Suhu tubuh kita 37° C. Maka selisih suhu adalah 6° C. Jarak Surabaya-Blitar 162
km, sedangkan Surabaya-Malang 82 km. Maka selisih jarak Malang-Blitar, yaitu 80 km. 
3. Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ratio memiliki harga nol mutlak
yang dapat dioperasikan berbentuk perkalian sekian kali. Contoh: Berat Pak Rudi 70 kg,
sedangkan anaknya 35 kg. Maka Pak Rudi beratnya dua kali anaknya.
Sumber: https://www.kajianpustaka.com/2020/09/pengertian-dan-jenis-variabel-
penelitian.html?m=1\
2. Definisi oprasional variabel
Definisi operasionalisasi adalah proses mendefinisikan variable dengan tegas, sehingga
menjadi faktor-faktor yang dapat diukur. Sedangkan operasionalisasi vaiabel adalah pengertian
variabel ( yang diungkap dalam definisi konsep ) tersebut, secara operasional, secara praktik,
secara riil, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian atau obyek yang diteliti.
Operasionalisasi variabeldiperlukanguna menentukanjenisdanindikator darivariabel-
variabelyang terkaitdalampenelitianini.Disamping itu,
operasionalisasivariabelbertujuanuntukmenentukan skala pengukurandari masing-masing
variabel,sehinggapengujianhipotesisdenganmenggunakanalat bantudapatdilakukandengantepat.
Operasional variabel merupakan konsep-konsep yang berupa kerangka yang kemudian
diubah menjadi kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dapat
diuji kebenarannya oleh orang lain. Merupakan penjelasan dari teoritis variabel untuk diamati
dan diukur, contohnya seperti “Pengaruh Persepsi Merek dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen” (Penelitian terhadap KFC), definisi variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Operasionalisasi Variabel penelitian
Variabel X1
Variabel Dimensi Indikator
Persepsi Merek 1. Cepat Melayani Konsumen
Kinerja
2. Sopan melayani konsumen

1. Ramah terhadap konsumen


Pelayanan
2. Jasa pesan antar tepat waktu

1. Produk bermutu
Ketahanan
2. Produk tahan lama

1. Nama merek mudah diingat


Kehandalan
2. Terkenal dengan Fried Chicken

1. Varian paket beragam


Karakteristik produk
2. Varian menu beragam

Bagian-bagian produk 1. Produk mudah di ingat


2. Produk beragam
1. Membuat Produk berkualitas
Kesesuaian spesifikasi 2. Menggunakan bahan baku
berkualitas

1. Produk berkualitas
Hasil
2. Produk bermutu

Sumber : Sugiarto dan Sitinjak (2004:98)


Tabel 2.2
Operasionalisasi Variabel penelitian
Variabel X2
Variabel Dimensi Indikator
1. Pelayanan kasir cepat
Bukti Langsung 2. Karyawan KFC bersikap senyum dalam
melayani

1. Karyawan KFC rajin dalam melayani


Kehandalan
2. Karyawan KFC tanggap dalam melayani

1. Karyawan terampil dalam melayani


Daya tanggap
2. Karyawan KFC cekatan dalam melayani
Kualitas
Pelayanan 1. Konsumen percaya pelayanan jasa pesan
Kepercayaan antar sampai ke konsumen
2. Karyawan KFC menjaga kebersihan gerai

1. Karyawan KFC membantu konsumen jika


kesulitan mencari tempat duduk
Empati 2. Karyawan KFC senantiasa menolong
konsumen untuk membawakan
pesanannnya

Sumber : Lupiyoadi dan Hamdani (2006:182)


Tabel 2.3
Operasionalisasi Variabel penelitian
Variabel Y
Variabel Dimensi Indikator
Kepuasan 1. Konsumen puas dengan produk KFC
Konsumen Kualitas Produk 2. Konsumen puas dengan varian menu
KFC

Kualitas pelayanan 1. Konsumen puas dengan Pelayanan


KFC
2. Konsumen puas dengan kinerja KFC

1. Konsumen yakin dengan produk KFC


Emosional 2. Konsumen puas dengan keramahan
yang diberikan KFC

1. Harga KFC bersaing


Harga
2. Harga KFC terajngkau

1. KFC memberikan produk bermutu


Biaya
2. KFC memberikan produk berkualitas

Sumber : Lupiyoadi dan Hamdani (2006:158)


Sumber : https://www.academia.edu/37547233/Operasionalisasi_variabel

3. Skala pengukuran
Skala (scale) adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan dalam hal
terkait variabel minat yang kita pelajari (Uma Sekaran, 2006:15). Seadangkan skala pengukuran
merupakan alat  ukur yang digunakan untuk mengkuantifikasi infoemasai yang diberikan oleh
konsumen jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam suatu
kuesioner (Juliansyah Noor, 2015:125).
Ada empat tipe skala dasar dalam penelitian yakni skala nominal, skala ordinal, skala
interval dan  skala rasio. Tingkat kerumitan akan meningkat secara progresif yang bergerak dari
arah skala nominal ke rasio. Artinya, informasi mengenai variabel dapat diperoleh secara lebih
rinci jika menggunakan skala interval dan rasio jika dibandingkan dengan menggunakan skala
nominal dan skala ordinal.
1. Skala Nominal
Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk
menempatkan subyek pada kategori atau kelompok tertentu. Digunakan untuk
mengklasifikasikan obyek baik individu maupun kelompok misalnya berdasarkan kategori
gender (laki-laki dan perempuan), agama, pekerjaan, area geografis dan lain-lain. Dalam
mengidentifikasi kategori digunakan simbol simbol berupa angka sebagai label kategori
sederhana tanpa nilai intrinsik. Contoh kategori pria diberi kode nomor 1 dan wanita dengan
kode nomor 2 untuk kategori gender. Informasi yang didapat dari skala nominal adalah untuk
menghitung persentase (atau frekuensi) laki-laki dan perempuan dalam sampel responden.
Contoh sederhana misalnya apabila kita mempunyai kuesioner sebanyak 100 buah
dimana sebanyak 55 orang mengisi kode nomor 1 untuk laki-laki dan 45 mengisi kode nomor 2
yang berarti perempuan maka analisis data akhir survei menunjukkan bahwa dari 100 responden
ternyata menunjukkan 55 orang laki-laki atau 55% dan 45 orang adalah perempuan atau
45%.  Skala ini adalah skala dasar, kategorial dan mentah serta memberikan informasi lain
mengenai kedua kelompok. 
2. Skala Ordinal
Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel yang
menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam
beberapa cara. Skala ini memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang
dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Apabila jawaban pertanyaan dalam kuesioner berupa
peringkat berupa simbol 1 untuk sangat tidak setuju, simbol 2 untuk tidak setuju, simbol 3 untuk
netral, simbol 4 untuk setuju dan simbol 5 untuk sangat setuju. Simbol angka 1 sampai dengan 5
hanyalah merupakan peringkat tidak mengekspresikan jumlah. Biasanya jawaban kuesioner
menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap.
Contoh aplikasi dalam kuesioner: Menurut pendapat anda, urutkan nama-nama provinsi  yang
paling tepat untuk tujuan investasi pembukaan pabrik kelapa sawit. Kota yang paling anda
anggap sesuai diberi angka 1, berikutnya 2, dan seterusnya.

____Aceh ____Jambi
____Sumatera Utara  ____Sumatera Selatan
____Riau ____Bengkulu
 ____Sumatera Barat ____Lampung
Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase responden yang sangat tidak
menyetujui sampai sangat menyetujui suatu pernyataan. Pengetahuan tersebut akan sangat
berguna dalam membantu mendesain kebijakan yang lebih dapat diterima oleh semua pihak.
Dari contoh sederhana di atas dapat kita lihat bahwasanya skala ordinal menyediakan lebih
banyak informasi jika dibandingkan dengan skala nominal. Kalau skala nominal hanya
membedakan kategori untuk mendapatkan informasi, maka skala ordinal melangkah lebih jauh
dengan cara mengurutkan tingkatannya walaupun skala ini tidak memberi petunjuk apapun
mengenai besaaran perbedaan antar tingkatan.
3. Skala Interval
Skala interval (interval scale), adalah skala yang mempunyai karakteristik seperti yang
dimiliki skala nominal dan ordinal ditambah dengan interval yang tetap yang memungkinkan kita
melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala
interval menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel. Oleh
karena itu skala interval lebih kuat dibandingkan dengan dua skala sebelumnya yakni skala
nominal dan skala ordinal dan bisa diukur tendensi sentralnya (central tendency) dengan
perhitungan rata-rata aritmatika. Ukuran dispersinya adalah kisaran (range), standar deviasi
(standart deviation) dan varians (variance). Skala interval digunakan jika respon untuk berbagai
macam item pertanyaan yang mengukur suatu variabel bisa dihasilkan dengan skala yang kita
tetapkan (bisa lima point, tujuh point atau lainnya) yang kemudian dapat diterapkan pada seluruh
item.
Contoh aplikasi dalam kuesioner: Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting
motivasi bekerja ini buat anda. Beri jawaban 1 bila anda sangat tidak setuju; 2 bila anda tidak
setuju; 3 bila anda tidak berpendapat; 4 bila anda setuju, dan; 5 bila anda sangat setuju.

sangat tidak tidak Setuju sangat


tidak setuju setuju berpendapat 4 setuju
1 2 3 5
Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting motivasi bekerja ini buat anda.
a Menghidupi 1 2 3 4 5
keluarga dengan
rejeki yang halal 
b Sudah dicita-citakan 1 2 3 4 5
sejak kecil
c Sarana 1 2 3 4 5
mengengembangkan
kreatifitas 
d Sarana aktualisasi 1 2 3 4 5
diri

4. Skala Rasio
Skala rasio (ratio scale) mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala
nominal, skala ordinal maupun skala interval dengan kelebihan mempunyai nilai 0 (nol) empiris
absolut. Nilai 0 empiris absolut terjadi pada saat suatu karakteristik yang sedang diukur tidak
ada. Perbandingan berat badan adalah merupakan contoh yang sederhana dn mudah dari skala
rasio.  Misalnya seseorang yang mempunyai berat 120 kg adalah dua kali berat seseorang yang
mempunyai berat 60 kg. Perkalian dan pembagian angka tersebut (120 dan 60) dengan angka
apapun akan menghasilkan rasio 2:1. Ukuran tendensi sentral skala rasio bisa mean aritmatik
atau geometrik, dan ukuran dispersi bisa standar deviasi, varians atau koefisien variasi. Beberapa
contoh skala rasio diantaranya adalah berkaitan dengan penghasilan, jumlah organisasi yang
diikuti, umur aktual dan lain-lain.

Kesimpulan: Sifat masing-masing skala (Uma Sekaran, 2006:21)


Sifat Pokok
Skala Perbedaa Urutan Jarak Titik Ukuran Ukuran Beberapa
n Awal Tendensi Dispersi Uji
Khas Sentral Signifikansi
Nominal Ya Tidak Tidak Tidak Modus - X2

Ordinal Ya Ya Tidak Tidak Median Kisaran Korelasi


semi urutan
antarkuarti tingkatan
l
Interval Ya Ya Ya Tidak Mean Standar t,F
Aritmatik deviasi,
varians,
koefisien
variansi
Rasio Ya Ya Ya Ya Mean Standar t,F
Aritmatik deviasi
atau atau
geometrik varians
atau
koefisien
variansi
Catatan: Titik awal skala interval bisa dengan 1 atau angka apa saja (arbitary), skala rasio
mempunyai titik awal 0, yang memiliki arti.
Sumber:
https://www.academia.edu/28859512/PENGUKURAN_VARIABEL_DEFINISI_OPERASION
AL_DAN_SEKALA

2.2 Desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian


Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian
diantaranya dalam menentukan instrumen pengambilan data, penentuan sampel,
pengumpulan data serta analisa data. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan
dapat melakukan penelitian dengan baik karena tidak memiliki pedoman penelitian yang
jelas.
Dalam desain penelitian, terdapat beberapa tipe desain penelitian yang bisa kita
gunakan. Tipe-tipe desain peneitian tersebut, ialah
1. Casual Comperative Research
disebut juga dengan penelitian sebab akibat merupakan salah satu ide berpikir
ilmiah untuk menyusun suatu riset metodologi.
2. Riset Experimental
Research that allows for the causes of behavior to be determined. Untuk menggambarkan
riset eksperimental bisa dilakukan pada dua kelompok dimana kelompok satu disebut
kontrol tanpa diberi perlakukan apapun sedangkan pada kelompok ke dua diberikan
perlakuan (treatment).Penelitian etnographi adalah penelitian yang memfokuskan diri
pada budaya dari sekelompok orang. Umumnya penelitian etnogarhi meneliti tentang
budaya secara umum. Penelitian ini lebih terfokus pada organisasi yang mendefenisikan
grup of people.
3. Historical Research
Historikal riset dilakukan dengan membaca buku-buku dan literatur serta
mengikuti pola dari literatur maupun buku yang kita baca. Penelitian ini memerlukan
history atau sejarah awal pertama terbentuknya topik yang ingin kita cari. Pada umumnya
history atau sejarah tersebut tidak terekam sifatnya tidak autentik.
4. Action Research
merupakan penelitian yang berfokus langsung pada tindakan sosial.
5. Survey Research
Penelitian survei termasuk ke dalam penelitian yang bersifat kuantitatif untuk
meneliti perilaku suatu individu atau kelompok. Pada umumnya penelitian survei
menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Penelitian survei adalah penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok.
6. Correlation Research
Penelitian ini dialakukan untuk melihat hubungan diantara dua variable.
Korelasi tidak menjamin adanya kausaliti (hubungan sebab akibat), tetapi kausaliti
menjamin adanya korelasi.

Tipe-Tipe Desain Penelitian


Ada beberapa terminologi antara metode penelitian dengan metodologi penelitian
yang hingga saat ini masih banyak orang rancu memahaminya. Metode adalah bagian
dari metodologi baik berupa metode, teknik, prosedur, dan berbagai macam alat (tools),
dengan tahap-tahap terntentu dalam suatu penelitian disebut dengan metodologi. Metode
penelitian atau yang bisa juga disebut dengan desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ada beberapa macam. Cara mengkatagorisasikan penelitian bisa dilakukan
dengan melihat metode penelitian ataupun dengan melihat riset desainnya atau ada juga
yang membaginya berdasarkan dikotonomi penelitian dasar dan penelitian aplikatif.
Metode penelitian dan metodologi penelitian, keduanya berbeda namun saling
terkait satu sama lainnya. Pada bab sebelumnya telah disinggung bahwa metode
penelitian merupakan suatu teknik atau prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisa
data. Terkadang metode penelitian ini disebut juga dengan desain penelitian. Apabila
metode penelitian tadi disusun menjadi suatu metodologi penelitian maka ada langkah
tertentu untuk mengumpulkan data dan mengolah data agar tidak terjadi kerancuan
Metode penelitian atau desain penelitian merupakan bagian dari metodologi.
Metodologi penelitian bisa digunakan ke berbagai macam riset desain. Ada beberapa
macam desain penelitian yang bisa kita pilah sesuai dengan penelitian yang ingin kita
lakukan, antara lain
1. metode correlational
2. metodecausal comperative
3. metode experimental
4. metode ethnographic
5. metode historica research
6. metode survey
7. action research
Dalam bidang ilmu teknologi informasi desain penelitian yang paling banyak
digunakan adalah desain eksperimental dan studi kasus (case study).
 Desain eksperimental merupakan suatu rancangan percobaan (dengan tiap
langkah tindakan yang bertul-betul terdefenisikan) sehingga informasi yang
berhubungan dapat di kumpulkan.
 Studi kasus( case study) merupakan suatu pendekatan untuk
mempelajari,menerangkan,atau menginterprestasi suatu kasus dalam konteksnya
secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar
Macam – macam Desain Penelitian
1. STUDY CROSS SECTIONAL
Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (poin time approach).Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subjek penelitian diamati pada
waktu yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor resiko
dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu
yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya).

Kelebihan penelitian Cross Sectional :


 Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat
diperoleh dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel
yang banyak, baik variabel resiko maupun variabel efek.
Kekurangan penelitian Cross Sectional :

 Diperlukan subjek penelitian yang besar


 Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat
 Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderunga
2. STUDY CASE CONTROL
Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko
dipelajari dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek
(penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko
diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Study Case Control ini didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada
sehingga memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok
kasus yangg menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan
kelompok yang tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control
ini adalah diketahui penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.

Kelebihan penelitian Case Control


 Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
 Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian
lebih tajam dibanding hasil rancangan cross sectional
 Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen (kohort)
 Tidak memerlukan waktu lama ( lebih ekonomis )

Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control

 Pengukuran variabel yang retrospective, objektivitas, dan reabilitasnya kurang karena


subjek penelitian harus mengingatkan kembali faktor-faktor resikonya.
 Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidakdapat dikendalikan.
 Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-benar sesui dengan kelompok
kasusu karena banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan.

3. STUDY COHORT
Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan
sekelompok penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok
penduduk yang diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni
yang terpapar dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor
penyebab. Penelitian cohort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab)
telah diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya.

Kelebihan Penelitian Cohort :


 Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek dan
kelompok kontrol) sejak awal penelitian.
 Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu ke
waktu yang lain.
 Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu
ke waktu.
Kekurangan Penelitian Cohort:
 Memerlukan waktu yang cukup lama
 Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit
 Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan
mengganggu analisis hasil
 Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya
efek (mungkin penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian untuk mencari apa yang menjadi penyebab merosotnya kewibawaan ulama
tersebut. Jadi di sini diteliti apa yang berada di balik fakta, kenapa fakta tersebut ada dan apa
penyebabnya tujuan penelitian erat sekali hubungannya dengan hipotesa. Hubungan tersebut
saling mempengaruhi dan dapat digambarkan sebagai berikut: tujuan penelitian menyebabkan
munculnya pertanyaan “mengapa”. Jawaban sementara dari pertanyaan tersebut dirumuskan
menjadi hipotesa dan kebenarannya akan diuji dengan penelitian itu sendiri.

BAB III
PENUTUP
3.3.1 Kesimpulan
Proses penelitian adalah suatu upaya untuk pengumpulan,pengolahan penyajian ddan
analisa data yang di lakukan secara sistematis teliti dan mendalam, dalam rangka mendapatkan
jalan keluar atau jawaban terhadap suatu masalah yang di temukan.
3.3.2 Daftar pustaka
https://metodologipenelitiana.wordpress.com/desain-penelitian-1/
https://ejournal.uinib.ac.id./jurnal/index.pdp/almunir/article/download/722/596
https://www.kajianpustaka.com/2020/09/pengertian-dan-jenis-variabel-
penelitian.html?m=1\
https://www.academia.edu/37547233/Operasionalisasi_variabel

https://www.academia.edu/28859512/PENGUKURAN_VARIABEL_DEFINISI_OPERASION
AL_DAN_SEKALA

Anda mungkin juga menyukai