Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEGUNAAN MEMPELAJARI MATA KULIAH BOTANI DALAM


BIDANG KEFARMASIAN DAN KESEHATAN

Dosen pengampu: Ade Sukma Hamdani S.Farm, M.Si, Apt

Nama: Dianita gadis pratama


Nim: 200806009

PRODI FARMASI

FAKULTAS

KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB


2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga

makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak

terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan dukungan

baik materi maupun pikirannya.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata kuliah botani farmasi. Karena

keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki, maka dalam pembuatan makalah ini kami

berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi terutama dari media internet

dan beberapa sumber lainnya.Terlaksananya penyusunan ini tak lepas dari pengawasan dan

bimbingan serta kerjasama pihak lain, maka sepantasnya kami penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada orang yang telah berjasa dalam penulisan ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang botani farmasi ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mataram, 22 april
2021

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................4

C. Tujuan.......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5

A. Pengertian dan Peran Botani.....................................................................5

B. Mamfaat Mempelajai Ilmu Botani dalam Bidang

Keparmasian atau Kesehatan....................................................................7

C. Sejarah Botani...........................................................................................9

BAB III PENUTUP......................................................................................13

A. Kesimpulan..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Setiap orang tentunya akan berusaha melakukan banyak hal

demi terjaganya kesehatan yang mereka miliki. Namun, terkadang kita baru

menyadari arti pentingnya kesehatan setelah kesehatan kita terganggu. Saat itu

terjadi, tentunya kita akan berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan

permasalahan kesehatan yang sedang kita alami. Salah satu solusi permasalahan

kesehatan yang tentunya tidak asing lagi bagi kita adalah obat. Obat menjadi

salah satu primadona solusi bagi setiap orang yang memiliki permasalahan

kesehatan. Namun, tentunya tidak hanya obat saja yang dapat dijadikan solusi

untuk permasalahan kesehatan yang kita alami. Saat ini telah banyak sekali

tumbuhan yang dijadikan sebagai obat, dimana di dalam tumbuhan tersebut

terkandung zat-zat yang memiliki khasiat dan solusi untuk permasalahan

kesehatan yang kita alami. Oleh karena itu, tumbuhan dapat dijadikan sebagai

suatu solusi alternatif dalam hal masalah kesehatan.

Tanaman obat didefinisikan sebagai jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi

dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun

maupun mencegah berbagai penyakit. Berkhasiat obat sendiri mempunyai arti

mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak

memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan /
sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Tanaman obat yang

dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh

secaraliar. Pada kesempatan kali ini, tanaman obat yang akan dibahas adalah

tanaman Euphorbia milii dan tanaman Alpini galanga.

1. Euphorbia milii Deskripsi Euphorbia milii

Euphorbia miliiTumbuhan Euphorbia milii merupakan tumbuhan semak yang

tumbuh menyemak dan tegak di atas tanah. Tanaman Euphorbia milii ini dapat

tumbuh hingga mencapai ketinggian 40180 cm. Euphorbia

miliijugamerupakantumbuhantahunan.Euphorbia sangat menyukai sinaran panas

matahari secara langsung. Jika diletakkan di bawah naungan, euphorbia hanya

akan semarak dengan daun tidak dengan bunga sedangkan jika diletakkan di

bawah matahari langsung maka dapat membantu euphorbia tersebut untuk

menghasilkan bunga.

Euphorbia termasuk tanaman yang memiliki toleransitinggiterhadap suhu udara.

Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah yang bersuhu hangat pada siang

hari hingga dataran tinggi dengan suhu relatif rendah.Batassuhu yang dapat

diterima euphorbia adalah 21-27 C. kisaran suhu di Indonesia, terutama di

dataran rendah cocok bagi pertumbuhan euphorbia. Bahkan, kebanyakan

euphorbia yang tumbuh di dataran rendah (di bawah 600 m dpl) lebih bagus

pertumbuhannya dibandingkan dengan yang tumbuh di dataran tinggi.

Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga euphorbiajuga adalahjenis

tanaman yangpeka terhadapcahaya pada malamhari.Adanya cahaya malam hari


menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat atau

memacu tumbuhnya tunas samping.

Berikut ini merupakan ciri-ciri tanaman Euphorbia milii :

Akar Tipe perakaran Euphorbia milii adalah berakar tunggang karena tanaman

ini termasuk tanaman dikotil. Akan tetapi biasanya tanaman ini diperbanyak

dengan cara stek sehingga kebanyakan akarnya serabut dangkal yang tumbuh

menyebar. Warna akar Euphorbia milii berwarna putih kecoklatan dan apabila

sudah tua akan berwarna coklat. Akar Euphorbia milii merupakan akar yang

tumbuh langsung dari pangkal batang.

Batang Euphorbia milii termasuk dalam kelompok tumbuhan terna. Tumbuhan

terna merupakan tumbuhan dimana pada semasa muda batangnya tidak berkayu,

namun ketika sudah tumbuh dewasa, batangnya akan mengeras dan berkayu.

Euphorbia milii memiliki batang yang berwarna cokelat kehitaman, dimana pada

tanaman ini batang berbentuk bulat dengan duri yang tersusun rapat di

permukaanya. Batang Euphorbia milii mengandung eksudat putih atau biasa

disebut getah putih. Eksudat ini berasal dari jaringan xylem tanaman. Tipe

percabangan tanaman Euphorbia milii termasuk ke dalam tipe percabangan

monopodial, yakni tipe percabangan dimana batang pokok terlihat jelas pada

tanaman. Arah tumbuh batang Euphorbia milii sebagian besar tegak ke atas,

namun ada beberapa spesies yang memiliki arah tumbuh melengkung

Daun Jenis daun Euphorbia milii adalah jenis daun tunggal, dimana tiap daun

Euphorbia milii hanya memiliki satu pulvinus. Euphorbia milii memiliki daun
yang bertepi rata, berbentuk memanjang, dengan bentuk daun melancip di ujung

dan semakin mengecil seiring menuju pangkal daun. Euphorbia milii memiliki

permukaan daun yang halus, dengan bentuk tulang daun menyirip yang

menonjol. Warna daun Euphorbia milii berwarna hijau. Susunan daun Euphorbia

milii merupakan susunan daun yang saling berhadapan pada batang

Bunga Bunga Euphorbia milii termasuk ke dalam jenis bunga sejati yang

sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Tipe bunga

yang tumbuh pada Euphorbia milii adalah rasemosa typeumbella karena pada

ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang cabang dan di setiap cabangnya

terdapat bunga yang letaknya sama. Bunga Euphorbia milii sebenarnya adalah

seludang bunga dari tanaman ini Bunga Euphorbia milii termasuk ke dalam

golongan bunga aktinomorf (memiliki banyak sumbu simetri).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian dan Peran Botani ?


2. Jelaskan Mamfaat Mempelajari Botani dalam Bidang Kefarmasian atau
Kesehatan ?
3. Bagaimanakah Sejarah Botani ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Botani.

2. Untuk Mengetahui Mamfaat Mempelajari Botani dalam Bidang

Kefarmasian atau Kesehatan.

3. Untuk Mengetahui Sejarah Botani


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Peran Botani

Botani adalah studi ilmiah tentang tanaman, yang meliputi ganggang,

jamur, lumut, lumut kerak, pakis dan tanaman berbunga.

Beberapa ahli botani mempelajari bagaimana tanaman berinteraksi

dengan lingkungan mereka, sementara yang lain melakukan percobaan

untuk menemukan bagaimana tanaman tumbuh dalam keadaan yang

berbeda. Ahli botani profesional semua memiliki gelar sarjana, tapi ada

komunitas dinamis dengan ahli botani amatir.

Pada dasarnya, botani mempelajari tentang tumbuhan, dari mulai

tumbuhan tingkat rendah seperti lumut dan ganggang, hingga tumbuhan

tingkat tinggi seperti tumbuhan berbunga dan tumbuhan yang berkayu

keras.

Botani mulai muncul pada masa yunani kuno, ketika mereka mulai

bercocok tanam dengan cara yang lebih teratur dan sistematis. Ahli

botani paling terkenal mungkin Charles Darwin. Dikenal oleh dunia

melalui teori evolusi, Darwin menulis beberapa buku yang berfokus

pada pengembangan tanaman dan pemupukan tanaman.

Botani penting terutama karena itu adalah studi ilmiah tanaman, yang
pada gilirannya digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Ahli botani mempelajari tanaman dari semua jenis dan menerapkan

pengetahuan mereka tentang karakteristik dan ciri-ciri tanaman, tanaman

dan bunga untuk mempengaruhi bidang kedokteran, antara lain ilmu

pengetahuan dan kosmetik.

Tanaman mendukung fungsi sehari-hari dasar kehidupan manusia

dengan menyediakan makanan dan gizi, melengkapi obat-obatan dan

produk kosmetik dan melayani sebagai bahan penting dalam berbagai

obat-obatan.

Botani mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan dengan berbagai

cara. Produk-produk seperti makanan, obat-obatan, kayu, kain, alkohol

dan karet semuanya berasal dari tanaman; botani telah memungkinkan

teknologi ini dan banyak lagi.

Botani adalah kunci untuk pengembangan biofuel, seperti biomassa dan

gas metana, yang merupakan bahan alternatif untuk bahan bakar fosil.

Ilmu ini juga penting untuk produktivitas ekonomi karena termasuk studi

tanaman dan teknik pertumbuhan yang ideal untuk membantu petani

meningkatkan produksi dan membuat praktek mereka lebih efisien.

Botani juga penting dalam bidang perlindungan lingkungan. Botanis

mendokumentasikan berbagai jenis tanaman yang ada di bumi dan dapat

terdengar peringatan ketika populasi mulai menurun. Botanis dapat


mempengaruhi studi disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu kehidupan, ilmu

komunikasi, ekologi, dan evolusi biologi.

B. Mamfaat Mempelajari Botani dalam Bidang Kefarmasian atau

Kesehatan

Fitokimia merupakan cabang yang penting dalam ilmu botani yang

mempelajari senyawa biokimia pada tumbuhan dan pemanfaatannya.

Beberapa dari senyawa ini memiliki manfaat bagi manusia, dan

beberapa bersifat racun bagi hewan dan manusia. Banyak obat-obatan

medis dan rekreasi, seperti tetrahydrocannabinol, kafein, dan nikotin

datang langsung dari kerajaan tumbuhan. Lainnya adalah senyawa kimia

turunan sederhana dari produk alami botani, seperti aspirin yang berasal

dari senyawa penghilang rasa sakit asam salisilat yang awalnya berasal

dari kulit pohon dedalu. Mungkin ada banyak obat baru untuk penyakit

yang disediakan oleh tumbuhan, menunggu untuk ditemukan. Stimulan

populer seperti kopi, cokelat, tembakau, dan teh juga berasal dari

tumbuhan. Minuman beralkohol sebagian besar berasal dari fermentasi

hasil tumbuhan seperti barley (bir), beras (sake), dan anggur. Dari ilmu

fitokimia dapat diketahui berbagai macam hal seperti senyawa kimia

antosianin yang berperan sebagai pigmen pada anggur merah dan

senyawa capsaicin yang berperan dalam memberikan rasa pedas pada

cabai.
Tanaman tertentu juga menyediakan banyak bahan-bahan alami, seperti

katun, kayu, kertas, minyak sayur, beberapa jenis tali, dan karet.

Selulosa merupakan sumber serat terbesar dari tumbuhan yang

digunakan pada berbagai bidang seperti bahan bangunan hingga

produksi bahan bakar bioetanol. Produksi sutra tidak akan mungkin

tanpa budi daya murbei. Tebu, gula bit dan tanaman lainnya yang

mengandung gula dapat difermentasi atau tanaman dengan kandungan

minyak seperti kelapa sawit dan jarak dapat diolah menjadi biodiesel

dan digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak.

Tumbuhan juga dapat membantu manusia memahami perubahan pada

lingkungan. Tumbuhan merespon perubahan iklim dan lingkungan dan

mampu mempengaruhi fungsi dan produktivitas ekosistem. Ilmu

dendrokronologi mempelajari cincin pertumbuhan pada penampang

melintang kayu dan digunakan untuk memantau kondisi iklim sepanjang

pertumbuhan pohon tersebut. Fosil tumbuhan yang terperangkap di

lapisan sedimen dapat digunakan untuk memantau kondisi iklim hingga

jutaan tahun yang lalu. Kerapatan stomata yang ditemukan pada fosil

daun tumbuhan darat purba dapat digunakan untuk memperkirakan

konsentrasi karbon dioksida. Perubahan iklim lainnya seperti penipisan

ozon mampu menyebabkan paparan sinar ultra violet yang dapat

mengurangi laju pertumbuhan. Studi tumbuhan secara ekologi dan

komunitas dapat digunakan untuk menentukan perubahan vegetasi,


kerusakan habitat, hingga ancaman kepunahan.

C. Sejarah Botani

Nepenthes inermis pertama kali dikumpulkan pada tanggal 7

September 1918, oleh H. A. B. Bünnemeijer di Gunung Talang, pada

ketinggian 2.590 m di atas permukaan laut.[note a] Dua koleksi lanjutan

dikumpulkan oleh Bünnemeijer di Bukit Gombak pada tanggal 16

November 1918, pada ketinggian 2300 m[note b] dan 2330 m.[note

c] Spesimen keempat diambil pada tanggal 26 April 1920, dari

ketinggian 1800 m di Gunung Kerinci.[1][note d] Spesimen akhir ini,

Bünnemeijer 9695, kemudian ditunjuk sebagai lektotipe dari N. inermis

oleh Matthew Jebb dan Martin Cheek.[4]

Ilustrasi dari tiga spesimen herbarium asli N. inermis Bünnemeijer

Nepenthes inermis pertama kali dideskripsikan dalam isu De Tropische

Natuur yang diterbitkan pada tahun 1927.[1][5] Setahun kemudian, B.

H. Danser secara resmi mendeskripsikan N. inermis dalam monograf

"The Nepenthaceae of the Netherlands Indies".[note e] Dia menulis :

"Spesies baru ini mudah dibedakan dari yang lain oleh kantong aneh

tanpa peristom dan dengan tutup sangat sempit. Mungkin hal ini sangat

erat kaitannya dengan N. Bongso."[1]

Beberapa spesimen dikumpulkan oleh Bünnemeijer diberi label dengan

nama vernakular lokal galoe-galoe antoe dan kandjong baroek. Danser


mencatat bahwa nama ini berasal dari bahasa Minangkabau dan juga

digunakan untuk merujuk kepada spesies lain, tetapi menyatakan bahwa

maknanya tidak jelas baginya.[1]

Pada tahun 1986, Mitsuru Hotta dan Rusjdi Tamin memasukkan bahan

tumbuhan N. dubia dan N. inermis dalam

deskripsi N. bongso mereka.[2][6] Dalam sebuah studi tahun 1993,

mangsa Nepenthes dan infauna kantong,[7] penulis yang sama, bersama

dengan M. Kato dan T. Itino , mengidentifikasi N. inermis dari Gunung

Gadut sebagai N. bongso.[6] Meskipun kebingungan taksonomi ini,

N. bongso berbeda jauh dalam morfologi kantong dari N. inermis dan

tidak dapat dibingungkan dengan itu.

Anda mungkin juga menyukai